Best Profit (8/7) - Harga emas naik pada penutupan perdagangan Senin
(Selasa pagi waktu Jakarta), mendekati level tertinggi dalam 8 tahun.
Pendorong kenaikan harga emas ini karena lonjakan kasus Corona mendorong
kenaikan permintaan akan instrumen safe haven.
Mengutip CNBC,
Selasa (7/7/2020), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD
1.783,75 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,2
persen menjadi USD 1.793,50 per ounce.
"Investor ragu, mereka
merasa bahwa pemulihan ekonomi ini kembali terganggu angka positif
Corona. Jadi mungkin pemulihan akan lebih lama, dan itu seharusnya
mendukung harga emas," kata Edward Moya, analis senior OANDA. best profit
Dalam
empat hari pertama bulan Juli saja, 15 negara bagian AS telah
melaporkan rekor peningkatan kasus Corona yang baru. Sementara kasus
terus meningkat di negara-negara lain termasuk India, Australia dan
Meksiko.
Mengesampingkan lonjakan kasus Corona baru, saham AS naik
setelah pertumbuhan yang tak terduga di sektor layanan AS dan pada
harapan pemulihan yang dipimpin China dari kemerosotan ekonomi yang
disebabkan oleh wabah Corona.
"Risiko terbesar saat ini adalah
jika data terus berkinerja lebih baik, itu mungkin akan menggagalkan
kenaikan harga emas," tambah Moya. best profit
Sebelumnya,
harga emas menorehkan tonggak penting pada perdagangan pekan lalu
karena memberikan sinyal untuk bisa melampaui level USD 1.800 per ounce.
Pada pekan lalu, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi dalam 8
tahun yaitu di angka mencapai USD 1.785,46 per ounce.
Nampaknya
tren kenaikan ini tak akan terbentung. Sebagian besar analis dan pelaku
pasar yakin harga emas akan terus bullish pada pekan ini mengikuti
kenaikan yang telah ditorehkan pekan sebelumnhya.
Mengutip Kitco,
Senin (6/7/2020), terdapat 17 analis di Wall Street diwawancarai oleh
Kitco. Dari jumlah tersebut, 12 analis atau 70 persen yakin bahwa harga
emas akan naik. Tiga analis atau 18 persen memperkirakan harga emas akan
turun. Sedangkan sisanya atau 12 persen harga emas stabil. best profit
Selain
itu, 1.940 investor ritel atau pelaku pasar ikut dalam jajak pendapat
online Kitco. Dari jumlah tersebut, 1.287 responden atau 66 persen
percaya bahwa harga emas akan naik di minggu ini. Sedangkan 373 investor
lainnya, atau 19 persen mengatakan harga emas akan tertekan. Di luar
itu, 280 pelaku pasar atau 14 persen menyatakan netral.
Kenaikan
harga logam mulia atau emas ini tidak hanya sesuai dengan momentum dalam
hitungan teknikal. Namun para analis melihat bahwa pelaku pasar memang
mendukung secara signifikan gerak logam mulia ini.
Menurut para
analis, investor akan dengan cepat masuk untuk membeli emas di saat
harga mengalami penurunan meskipun hanya sedikit.
Bahkan ketika
data tenaga kerja di AS menunjukkan kenaikan pada bulan Juni lalu tidak
cukup kuat untuk menekan harga emas. Harga emas tetap berada di jalur
kenaikan yang moderat. best profit
Sumber : Liputan6