Bestprofit (16/5) – Emas kembali menunjukkan penguatan moderat setelah mengalami penurunan tajam di awal minggu ini. Penguatan ini terjadi seiring dengan anjloknya imbal hasil obligasi pemerintah AS menyusul rilis data ekonomi yang mengecewakan. Kondisi tersebut meningkatkan spekulasi pasar akan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed).
Kinerja Harga Emas: Kenaikan Tipis Setelah Koreksi Tajam
Harga emas batangan mengalami kenaikan tipis dan diperdagangkan mendekati level $3.245 per ons. Kenaikan ini menyusul lonjakan sebesar 2% pada hari Kamis setelah laporan menunjukkan bahwa harga produsen di AS mengalami penurunan paling tajam dalam lima tahun terakhir. Data terpisah juga mengungkapkan bahwa penjualan ritel hampir tidak menunjukkan pertumbuhan, yang mencerminkan pelemahan permintaan konsumen.
Kombinasi dari pelemahan indikator ekonomi tersebut memicu penurunan imbal hasil Treasury, sehingga memberikan dorongan bagi harga emas. Imbal hasil yang lebih rendah membuat aset yang tidak menghasilkan bunga seperti emas menjadi lebih menarik bagi investor.
Dukungan dari Kondisi Ekonomi dan Harapan Pelonggaran Moneter
Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah terjadi akibat sinyal melemahnya aktivitas ekonomi dan meredanya tekanan inflasi di AS. Dalam situasi ini, pasar mulai menaikkan taruhan bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kondisi suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung harga emas karena mengurangi biaya peluang dalam memegang logam mulia. Dengan semakin besarnya kemungkinan penurunan suku bunga, emas kembali menarik minat sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian moneter.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Performa Mingguan Masih Negatif, Jauh dari Rekor Tertinggi
Meskipun menunjukkan pemulihan, emas tetap berada dalam jalur penurunan mingguan lebih dari 2%. Harga emas saat ini masih sekitar $250 di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai bulan lalu. Koreksi harga ini mencerminkan tekanan dari perbaikan sentimen risiko di pasar global dan penguatan dolar AS beberapa waktu terakhir.
Pergerakan harga emas yang fluktuatif menunjukkan adanya ketegangan antara faktor fundamental jangka panjang yang mendukung logam mulia dan dinamika jangka pendek di pasar keuangan.
Meredanya Ketegangan AS-Tiongkok Kurangi Permintaan Safe Haven
Salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven adalah meredanya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Perbaikan dalam hubungan kedua negara telah meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko seperti saham dan mata uang negara berkembang.
Situasi ini secara temporer mengurangi daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman, terutama ketika kekhawatiran geopolitik tidak mendominasi narasi pasar.
Faktor Fundamental Tetap Kuat: Permintaan ETF dan Bank Sentral
Meskipun harga emas melemah secara mingguan, tren jangka panjangnya masih menunjukkan kekuatan. Sejak awal tahun, emas batangan telah naik lebih dari 20%. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk:
-
Rebound permintaan dari produk ETF berbasis emas: Arus masuk kembali ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) mencerminkan meningkatnya minat investor institusional terhadap emas.
-
Pembelian emas oleh bank sentral: Bank sentral di berbagai negara, terutama di pasar berkembang, terus menambah cadangan emas mereka sebagai bentuk diversifikasi cadangan devisa.
-
Permintaan spekulatif dari Tiongkok: Investor ritel di Tiongkok menunjukkan minat besar terhadap emas, baik sebagai bentuk investasi maupun lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi domestik.
Faktor-faktor ini memberikan dukungan struktural yang kuat terhadap harga emas dalam jangka menengah hingga panjang.
Komentar The Fed dan Prospek Ekonomi AS
Dalam pernyataan terbaru, Gubernur The Fed Michael Barr menyampaikan bahwa ekonomi AS saat ini berada dalam kondisi yang cukup kuat. Namun, ia juga memperingatkan bahwa gangguan rantai pasokan akibat kebijakan tarif dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya tekanan inflasi di masa depan.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun The Fed mungkin siap memangkas suku bunga untuk mendukung pertumbuhan, ada risiko struktural yang tetap perlu diwaspadai. Hal ini dapat menciptakan ketidakpastian tambahan di pasar, yang pada akhirnya kembali mendukung permintaan terhadap emas.
Kinerja Logam Mulia Lainnya: Stabil di Tengah Volatilitas
Selain emas, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang relatif stabil. Harga spot perak dan paladium hanya mengalami sedikit perubahan, sementara platinum mencatatkan kenaikan tipis. Pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam merespons sinyal ekonomi yang beragam dari AS dan global.
Indeks Spot Dolar Bloomberg tercatat stabil, menunjukkan tidak adanya tekanan besar terhadap dolar AS dalam waktu dekat. Namun, jika dolar mulai melemah secara signifikan akibat pemangkasan suku bunga, ini bisa memberikan dorongan tambahan bagi harga logam mulia, termasuk emas.
Kesimpulan: Emas Masih Relevan sebagai Aset Lindung Nilai
Meskipun emas mengalami tekanan dari faktor jangka pendek seperti perbaikan sentimen risiko global dan penguatan dolar, prospek jangka menengah hingga panjangnya tetap solid. Ketidakpastian terhadap arah kebijakan moneter, kondisi geopolitik yang dinamis, serta permintaan kuat dari bank sentral dan investor institusional menjadikan emas tetap relevan sebagai aset lindung nilai.
Dengan data ekonomi AS yang menunjukkan kelemahan, dan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter yang meningkat, emas berpotensi menguat lebih lanjut dalam waktu dekat. Namun, investor juga harus siap menghadapi volatilitas pasar yang tinggi dan perubahan sentimen yang cepat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!