Bestprofit (26/5) – Harga emas mengalami kenaikan tajam pada hari Jumat, 23 Mei 2025, dengan emas spot melonjak lebih dari 2% dan mencatatkan minggu terbaiknya dalam enam minggu terakhir. Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekonomi global yang mendorong investor mencari aset safe haven.
Harga emas spot tercatat naik sebesar 2,1% menjadi $3.362,70 per ons pada pukul 13.56 ET (17.56 GMT). Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup pada $3.365,80, juga mencatat kenaikan sebesar 2,1%. Dalam satu minggu terakhir, emas batangan berhasil menguat hingga 5,1%, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu terakhir.
Kinerja mingguan ini menandai kekuatan permintaan terhadap logam mulia sebagai bentuk perlindungan terhadap volatilitas pasar dan ketidakpastian kebijakan ekonomi, khususnya dari Amerika Serikat.
Ancaman Tarif dari Trump Menjadi Katalis
Kenaikan harga emas secara signifikan dipicu oleh komentar kontroversial dan tindakan agresif Presiden AS Donald Trump, yang dalam waktu 24 jam terakhir mengumumkan berbagai ancaman kebijakan proteksionis. Salah satu langkah paling signifikan adalah usulan tarif sebesar 50% terhadap impor dari Uni Eropa, yang rencananya akan diberlakukan mulai 1 Juni.
Tidak hanya itu, Trump juga menargetkan perusahaan teknologi besar seperti Apple. Ia menyatakan bahwa iPhone yang dijual di AS namun tidak diproduksi di dalam negeri akan dikenai tarif 25%, menambah ketidakpastian di sektor teknologi dan manufaktur global.
Tai Wong, seorang pedagang logam independen, mengatakan, “Trump telah mengamuk dalam 24 jam terakhir… Hal ini membuat saham berada dalam suasana hati yang buruk, yang bagus untuk emas.” Pernyataan ini merujuk pada tren umum di mana ketidakpastian politik dan gejolak pasar saham mendorong investor menuju aset yang lebih aman seperti emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Pelemahan Dolar Mengangkat Harga Emas
Salah satu faktor pendukung lain bagi harga emas adalah pelemahan dolar AS. Indeks dolar (.DXY) tercatat turun sebesar 0,9%, menjadikan harga emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang asing. Kondisi ini secara otomatis meningkatkan permintaan emas di pasar global.
Hubungan terbalik antara nilai dolar dan harga emas sudah lama menjadi dasar dalam analisis pasar logam mulia. Ketika dolar melemah, investor asing cenderung membeli emas sebagai alternatif investasi yang lebih aman dan terjangkau.
Kebijakan Anggaran AS Menambah Ketidakpastian
Tidak hanya dari sisi kebijakan tarif dan geopolitik, pasar juga bereaksi terhadap pengesahan RUU pajak dan belanja oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dikuasai Partai Republik. Undang-undang ini diperkirakan akan menambah triliunan dolar ke dalam utang nasional, memunculkan kekhawatiran tentang stabilitas fiskal jangka panjang AS.
Kebijakan fiskal ekspansif di tengah kondisi utang yang sudah tinggi sering kali memicu kekhawatiran tentang inflasi dan risiko penurunan peringkat utang negara, yang pada akhirnya mendorong investor untuk mencari perlindungan di logam mulia seperti emas.
Potensi Kenaikan Harga Lebih Lanjut
Menurut Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, harga emas masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi. Ia menyatakan bahwa jika emas dapat menembus batas $3.500 per ons, maka bukan tidak mungkin akan terjadi lonjakan lanjutan hingga $3.800 per ons.
Hal ini menunjukkan adanya momentum teknikal dalam pergerakan harga emas saat ini, selain dukungan fundamental dari kondisi makroekonomi dan geopolitik global.
Kinerja Logam Mulia Lainnya
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan signifikan:
-
Platinum naik sebesar 1,2% menjadi $1.094,05 per ons. Logam ini sempat menyentuh level tertinggi sejak Mei 2023 di awal sesi perdagangan. Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, lonjakan ini disebabkan oleh penurunan persediaan di atas tanah, yang memicu pengetatan pasokan fisik di pasar.
-
Perak spot naik sebesar 1,1% menjadi $33,44 per ons, mencerminkan sentimen positif terhadap logam industri dan investasi.
-
Sementara itu, paladium justru mencatatkan penurunan sebesar 1,6% menjadi $998,89 per ons, meskipun secara mingguan masih membukukan kenaikan. Paladium lebih terpengaruh oleh dinamika permintaan industri otomotif, khususnya dalam produksi catalytic converter.
Emas Sebagai Aset Safe Haven di Tengah Gejolak
Selama bertahun-tahun, emas telah mempertahankan reputasinya sebagai aset safe haven yang andal. Di tengah ketidakpastian geopolitik seperti perang dagang, konflik militer, ketegangan diplomatik, dan ketidakstabilan fiskal, investor cenderung mengalihkan dananya ke dalam emas sebagai bentuk perlindungan nilai.
Kondisi saat ini, dengan ancaman tarif baru dari AS, tekanan terhadap perusahaan-perusahaan besar, serta kebijakan fiskal yang ekspansif, memberikan latar belakang ideal bagi permintaan emas yang tinggi.
Kesimpulan: Momentum Emas Masih Berlanjut
Kenaikan harga emas pada 23 Mei menandai pergeseran signifikan dalam dinamika pasar global. Kombinasi dari:
-
ancaman tarif dagang,
-
pelemahan dolar AS,
-
kekhawatiran atas utang nasional AS,
-
dan tekanan geopolitik,
mendorong investor untuk meningkatkan eksposur terhadap emas dan logam mulia lainnya.
Meskipun pasar logam berpotensi menghadapi koreksi jangka pendek, sentimen jangka menengah hingga panjang terhadap emas tetap positif. Jika ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan berlanjut, harga emas bisa melanjutkan tren naik dan menembus level psikologis berikutnya di $3.500 dan bahkan $3.800.
Dalam situasi seperti ini, emas tidak hanya menjadi pilihan investasi alternatif, tetapi juga instrumen penting untuk diversifikasi portofolio dan perlindungan terhadap risiko makroekonomi global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!