Bestprofit (22/5) – Harga emas spot melonjak ke level tertinggi dalam sepekan pada Rabu (21/5), mencatatkan kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut. Kenaikan ini dipicu oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.
Kenaikan Harga Emas dan Faktor Pemicunya
Pada pukul 13.55 ET (17.55 GMT), harga emas spot tercatat naik 0,7% menjadi $3.312,77 per ons, sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,9% lebih tinggi di angka $3.313,50 per ons. Ini menandai sesi ketiga berturut-turut di mana logam mulia tersebut mengalami kenaikan, menandakan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kondisi global.
Pendorong utama dari kenaikan ini adalah pelemahan dolar AS. Indeks dolar (.DXY), yang mengukur kekuatan mata uang dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,6%. Dolar yang melemah membuat emas menjadi lebih murah dan lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Ketidakpastian Ekonomi Memicu Permintaan Safe Haven
Dalam kondisi ekonomi global yang tidak menentu, investor sering mencari tempat berlindung yang lebih aman untuk aset mereka. Emas, sebagai aset safe haven klasik, kembali menjadi primadona.
Faktor lain yang memicu lonjakan harga adalah ketegangan geopolitik yang meningkat. Laporan CNN pada hari Selasa mengungkapkan bahwa intelijen baru menunjukkan Israel tengah bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Informasi ini muncul di saat AS masih dalam tahap negosiasi dengan Iran terkait program pengayaan uranium, menambah ketegangan di Timur Tengah dan mendorong investor untuk mengamankan kekayaan mereka dalam bentuk emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Kekhawatiran Pasar Atas Ekonomi AS dan Perdebatan RUU Pajak
Di dalam negeri, investor juga mencermati perdebatan di Kongres AS terkait RUU pemotongan pajak yang diajukan oleh Presiden Donald Trump. RUU tersebut telah memicu kekhawatiran akan meningkatnya utang negara secara signifikan, yang berpotensi menekan pertumbuhan jangka panjang dan memperlemah stabilitas fiskal AS.
Indeks utama Wall Street mencatatkan penurunan, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik. Reaksi pasar ini menunjukkan bahwa investor semakin cemas terhadap arah kebijakan ekonomi AS, terutama dalam konteks belanja pemerintah dan potensi inflasi.
Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, menyatakan bahwa pasar saat ini sedang berada dalam fase menunggu dan melihat. “Kami agak terhenti di kisaran tengah antara harga tertinggi dan terendah baru-baru ini, menunggu sinyal lebih banyak mengenai kesepakatan perdagangan dan tarif,” katanya.
Perang Dagang dan Prospek Ekonomi Global
Meskipun ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok sempat mereda, prospek ekonomi global tetap penuh ketidakpastian. Menurut survei Reuters terhadap sejumlah ekonom, pertumbuhan ekonomi AS masih diperkirakan akan melambat. Hal ini semakin memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap pelemahan ekonomi.
Kekhawatiran serupa juga mencuat di pasar internasional. Ketidakpastian mengenai masa depan kebijakan moneter global dan perlambatan pertumbuhan di beberapa ekonomi utama menambah tekanan pada pasar keuangan.
Logam Mulia Lain Juga Naik
Kenaikan harga emas juga diikuti oleh logam mulia lainnya. Perak naik 0,8% menjadi $33,32 per ons, menunjukkan minat yang meningkat terhadap aset-aset alternatif. Platinum mencatatkan lonjakan 1,4% menjadi $1.068,16, level tertinggi sejak Mei 2024. Sementara itu, paladium naik 0,8% menjadi $1.021,40 per ons, tertinggi dalam lebih dari enam bulan terakhir.
Khusus untuk platinum, permintaan tinggi dari Tiongkok menjadi pendorong utama. Negara tersebut dilaporkan mengimpor platinum dalam jumlah terbesar dalam satu tahun terakhir, di tengah kekhawatiran akan kelangkaan pasokan.
Fawad Razaqzada, analis pasar dari City Index dan FOREX.com, menjelaskan bahwa lonjakan harga paladium dipengaruhi oleh kekhawatiran menurunnya permintaan di tengah tekanan industri otomotif global. Namun, sentimen pasar tetap positif karena kekhawatiran pasokan yang ketat.
Emas Tetap Menjadi Instrumen Perlindungan Utama
Ketika dunia dihadapkan pada ketidakpastian, baik dari sisi ekonomi maupun politik, emas tetap menjadi pilihan utama bagi para investor. Rekor tertinggi harga emas batangan yang sempat menyentuh $3.500,05 per ons bulan lalu menunjukkan tingginya permintaan terhadap logam mulia ini.
Lembaga keuangan ANZ dalam catatannya menyebutkan bahwa penurunan harga emas beberapa waktu lalu hanya bersifat sementara dan diperkirakan akan kembali mendorong pembelian investasi. “Kami memperkirakan penurunan harga emas baru-baru ini akan merangsang pembelian investasi, karena ketidakpastian ekonomi makro dan geopolitik masih ada,” tulis ANZ.
Kesimpulan: Emas Menguat di Tengah Ketidakpastian Global
Lonjakan harga emas dalam beberapa hari terakhir merupakan refleksi dari sentimen pasar yang tidak pasti dan semakin berhati-hati. Kombinasi antara pelemahan dolar, kekhawatiran geopolitik seperti potensi konflik Iran-Israel, serta ketidakpastian terhadap kebijakan fiskal AS dan kondisi ekonomi global secara keseluruhan telah mendorong investor untuk kembali ke aset-aset safe haven.
Dengan banyaknya faktor risiko yang masih mengintai, termasuk gejolak politik, ketegangan antarnegara, serta perlambatan ekonomi, kemungkinan besar tren kenaikan harga emas akan berlanjut dalam waktu dekat. Investor dan pelaku pasar akan terus memantau perkembangan global untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mengelola portofolio mereka.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!