Tuesday, 27 May 2025

Bestprofit | Trump Tunda Tarif, Emas Merosot

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (28/5) – Harga emas mengalami penurunan untuk sesi kedua berturut-turut pada Selasa, 27 Mei 2025, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif terhadap Uni Eropa. Keputusan ini membawa angin segar bagi sentimen pasar global dan membuat para investor beralih dari aset-aset aman seperti emas ke aset berisiko seperti saham.

Penurunan Harga Emas di Tengah Pulihnya Selera Risiko

Harga emas spot tercatat turun 1,2% menjadi $3.302,10 per ons pada pukul 02:03 siang waktu Timur (ET) atau 18:03 GMT. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup lebih rendah sebesar 1,9% di $3.300,40 per ons. Penurunan ini terjadi setelah emas mencatatkan kenaikan hampir 5% pada minggu sebelumnya akibat kekhawatiran pasar terhadap ketegangan perdagangan global.

Menurut Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, volatilitas harga emas saat ini disebabkan oleh ketidakpastian seputar kebijakan tarif yang terus berubah-ubah. “Saat ini, pasar mungkin merasa bahwa kesepakatan antara AS dan UE bisa tercapai, dan itu menekan harga emas,” jelasnya.

Tarik Ulur Tarif AS-UE dan Pengaruhnya terhadap Pasar

Keputusan Presiden Trump untuk menunda tarif 50% terhadap impor dari Uni Eropa yang rencananya akan berlaku bulan depan menjadi titik balik penting. Setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada akhir pekan lalu, kedua pihak menyampaikan optimisme terhadap potensi keberhasilan perundingan dagang.

Uni Eropa menyebut komunikasi tersebut sebagai “dorongan baru” bagi proses negosiasi. Reaksi pasar terhadap perkembangan ini sangat positif, terlihat dari menguatnya indeks saham berjangka dan apresiasi nilai tukar dolar AS. Keduanya merupakan faktor utama yang menekan harga emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dolar AS Menguat, Emas Tertekan

Sebagai aset yang dihargai dalam dolar, emas menjadi kurang menarik bagi investor luar negeri ketika dolar menguat. Kenaikan nilai dolar menyebabkan harga emas menjadi lebih mahal dalam mata uang lain, yang pada akhirnya menurunkan permintaan global.

Sentimen risiko yang meningkat juga mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven. Investor yang sebelumnya berlindung pada emas kini kembali melirik pasar saham dan aset berisiko lainnya setelah kekhawatiran terhadap perang dagang AS-UE mereda.

Pandangan The Fed: Suku Bunga Tetap Stabil

Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa suku bunga sebaiknya tetap stabil sampai terdapat kejelasan lebih lanjut tentang dampak dari tarif terhadap inflasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa The Fed masih mengadopsi pendekatan wait-and-see, dan belum tergesa-gesa dalam melakukan penyesuaian suku bunga.

Risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu. Selain itu, data ekonomi penting dari AS seperti estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama, klaim pengangguran mingguan, dan indeks harga inti Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) juga akan menjadi fokus perhatian pasar sepanjang minggu ini.

Prospek Jangka Panjang: Emas Masih Menarik?

Meskipun harga emas mengalami tekanan jangka pendek, beberapa analis tetap optimistis terhadap prospek jangka panjangnya. Bart Melek menegaskan bahwa pandangan bullish terhadap emas belum berubah. “Begitu pasar yakin bahwa Fed akan memangkas suku bunga, emas akan mulai berkinerja baik kembali,” ujarnya.

Emas batangan, yang tidak memberikan imbal hasil bunga, cenderung lebih menarik dalam lingkungan dengan suku bunga rendah karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih kecil. Dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi, emas tetap dipandang sebagai lindung nilai yang kuat dalam jangka panjang.

Logam Mulia Lain Ikut Terkoreksi

Penurunan harga tidak hanya dialami oleh emas. Beberapa logam mulia lainnya juga ikut terkoreksi. Perak spot turun 0,4% menjadi $33,21 per ons, platinum melemah 0,1% menjadi $1.084,02 per ons, dan paladium merosot 1,2% menjadi $975,49 per ons.

Kinerja logam-logam tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi pasar yang lebih luas, termasuk dinamika dolar AS dan perubahan permintaan industri. Perak dan platinum, misalnya, memiliki penggunaan industri yang signifikan, sehingga harga keduanya lebih sensitif terhadap proyeksi ekonomi global.

Kesimpulan: Dinamika Pasar Emas Masih Rentan

Penurunan harga emas dalam dua sesi terakhir mencerminkan bagaimana pasar bereaksi cepat terhadap perubahan kebijakan politik dan perdagangan global. Keputusan Presiden Trump untuk menunda tarif pada Uni Eropa meredakan kekhawatiran pasar dan mendorong investor keluar dari aset safe haven.

Namun, meski tekanan jangka pendek cukup kuat, para analis percaya bahwa emas masih memiliki ruang untuk menguat di masa mendatang, terutama jika The Fed menunjukkan sinyal dovish yang lebih kuat atau ketegangan global kembali meningkat.

Dengan volatilitas yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi yang belum sepenuhnya hilang, emas tetap menjadi instrumen investasi yang relevan dalam portofolio diversifikasi. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan kebijakan moneter dan geopolitik sebagai indikator utama dalam mengantisipasi arah harga emas selanjutnya.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
 

bestprofit futures