Monday, 12 January 2015

Saham Energi Tekan Bursa AS Pada Sesi Siang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/1) - Saham AS jatuh, pasca Standard & Poor 500 menbukukan penurunan mingguan back-to-back pertama sejak Oktober tahun lalu, dikarenakan berlanjutnya aksi jual pada minyak mentah sehingga menyeret saham energi jelang data laba perusahaan.
Saham-saham energi turun sebanyak 2,7%, yang tertajam diantara 10 perusahaan di S&P 500, karena minyak mentah turun sebanyak 4%. Tiffany & Co turun 12% setelah peritel perhiasan menurunkan proyeksi tahunan pasca penjualannya mengalami penurunan selama liburan. SanDisk Corp mengalami penurunan tertajam hampir dalam enam bulan terakhir pasca melaporkan hasil awal dibawah perkiraan sendiri.
Indeks S&P 500 turun 0,6% menjadi 2,032.30 pada 12:10 siang di New York. Penurunan dipercepat pasca pasar saham dibuka seiring Indeks acuan jatuh rata-rata selama 50 hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 67,18 poin, atau 0,4 persen, ke 17,670.19. Perdagangan di S & P 500 perusahaan adalah 4,8% di atas rata-rata 30 hari.
Indeks saham turun 0,7% pekan lalu, menyusul penurunan 1,5% di pekan sebelumnya, ditengah kekhawatiran atas melemahnya harga minyak, penurnan upah di AS serta rencana pembelian obligasi ECB tidak akan cukup untuk melawan deflasi.
Investor whipsawed selama seminggu pasca S&P 500 telah naik dan turun lebih dari 1% selama tiga hari yang berbeda, dengan laju harian rata-rata 1,3% untuk seminggu penuh. Volatilitas berlawanan dengan 2014, ketika Indeks saham berfluktuasi 0,53% rata-rata setiap hari pada tahun paling tenang di pasar saham AS sejak tahun 2006 silam.(yds)
Sumber: Bloomberg

Bursa Eropa Ditutup Naik Seiring Saham Perusahaan Kesehatan Catat Gain

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/1) - Saham Eropa catat penguatan untuk ketiga kalinya dalam empat hari terakhir, yang di dorong oleh saham produsen obat dan ekuitas Yunani.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,6 % ke level 339,87 pada penutupan perdagangan hari ini di London, setelah sebelumnya naik sebesar 1,1 % dan turun 0,4 %. Roche Holding AG membantu saham perusahaan perawatan kesehatan naik 0,9 %, dan Indeks ASE Yunani naik 3,8 %, menyelesaikan reli terbesarnya dalam dua hari terakhir sejak November lalu.
Indeks acuan Eropa turun 1 % pekan lalu untuk penurunan kedua, mencatatkan awal penurunan tahunan sejak 2008 lalu. Indeks tersebut turun 3,7 % dari level tujuh tahun tertinggi sejak 5 Desember sampai 9 Januari di tengah penurunan harga minyak dan ekuitas Yunani jelang negara itu melaksanakan pemilu pada 25 Januari nanti.
Indeks Stoxx 600 turun 1,3 % pada 9 Januari lalu di tengah penurunan saham kreditur di Spanyol dan Italia. Indeks IBEX 35 turun tajam sejak September 2012 hari ini, ditutup pada level terendah sejak 16 Oktober lalu. Sementara pada saat yang sama, pedagang membeli safe heaven karena potensi keluarnya Yunani dari zona euro sehingga memicu penurunan saham domino di Spanyol dan Italia. (vck)
Sumber: Bloomberg

Sunday, 11 January 2015

Minyak Melanjutkan Penurunan Ditengah Upaya OPEC Memulihkan Harga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Minyak memperpanjang penurunan dari level terendah dalam lebih dari 5 1/2 tahun terakhir seiring Venezuela dan Iran menyerukan kepada para anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) untuk berkerja bersama dalam membanti pemulihan pasar minyak mentah.

Kontrak berjangka minyak turun seebsar 1.5% di London setelah mengalami penurunan mingguan ke-7. Harga minyak perlu balik ke level $100 per barel untuk keseimbangan ekonomi, hal itu disampaikan oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan kerjasama diantara para anggota OPEC dapat menstabilkan harga minyak,

Tahun lalu minyak mentah mengalami penurunan hampir 50% ditengah melonjaknya pasokan global dan tanda-tanda merosotnya permintaan. OPEC sedang menghadapi melonjaknya produksi minyak  AS dengan menentang pemangkasan produksi, hal tersebut merupakan sinyal yang membiarkan harga turun ke level terendahnya dari laju output Amerika dalam lebih dari 3 dekade terakhir.

Brent untuk penyelesaian Februari turun sebesar 75 sen ke level $49.36 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London dan berada pada level $49.52 pukul 11:30 pagi ini waktu Sydney. Tanggal 9 Januari lalu kontrak berjangka Brent turun 85 sen dan ditutup pada level $50.11, level terendah sejak April 2009 silam. Acuan minyak mentah Eropa tersebut diperdagangkan lebih tinggi seebsar $1.85 dibanding WTI (West Texas Intermediate).

WTI untuk pengiriman Februari turun sebesar 81 sen atau 1.7% ke level $47.55 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Tanggal 9 Januari lalu WTI turun 43 sen ke level $48.36. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Bursa Saham Asia Dibuka Melemah Pasca Penurunan Upah di AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Mayoritas Bursa Saham Asia melemah ditengah kekhawatiran rencana stimulus Eropa tidak dapat menyelesaikan pelambatan pertumbuhan ekonomi Eropa dan setelah secara mengejutkan upah warga Amerika merosot sehingga membayangi outlook suku bunga AS.

Sebanyak 2 saham melemah untuk setiap yang menguat pada Indeks MSCI Asia Pacific dengan bercokol pada level 470.28 pukul 9:07 pagi ini waktu Seoul. Bursa Saham Tokyo hari ini libur. Bursa Saham AS dan Eropa memberikan tekanan kepada ekuitas global, hal tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam 3 hari terakhir terkait kekhawatiran bahwa kenaikan pembelian obligasi oleh ECB (European Central Bank) tidak akan cukup untuk mendongkrak perekonomian dan setelah rilis data menunjukkan pendapataan perjam di AS turun drastis terhadap rata-ratanya sejak mencapai rekor pada 2006 silam.

Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0.5%, dengan volume 42% dibawah rata-rata 30 intraday, sementara Indeks NZX 50 Selandia Baru menguat 0.3%. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0.2%.

Di lain pihak Federal Reserve menyepakati untuk tidak menaikkan suku bunga sebelum akhir April tahun ini, sedangkan beberapa anggota The Fed merasa khawatir laju inflasi masih dibawah target seiring dengan turunnya harga minyak mentah, menurut hasil pertemuan The Fed bulan Desember yang dirilis pekan lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Harga Emas Bisa Ambruk ke US$ 1.000 per Ounce di 2015?

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Sepanjang 2015, harga emas diprediksi anjlok hingga menyentuh US$ 1.000 per ounce. Itu lantaran penguatan dolar yang diprediksi akan terus menjadi tekanan bagi logam mulia tersebut.

Sebanyak tujuh dari 10 analis yang mengikuti Kitco Gold Survey juga memprediksi harga emas akan merosot hingga US$ 1.000 per ounce.

Mengutip laman International Business Times, Senin (12/1/2015), sebagian besar partisipan mengatakan, kemungkinan ambruknya harga emas juga disebabkan analisis pergerakannya belakangan ini. Logam mulia tersebut terus diperdagangkan di bawah rata-rata perdagangannya dalam 200 hari di level  US$ 1.268 per ounce.

CEO US Global Investor Frank Holmes mengatakan prediksi ekonom Nouriel Roubini pada 2013 bahwa harga emas akan jatuh hingga US$ 1.000 per ounce sebelum akhir 2015 kemungkinan besar akan menjadi kenyataan. Sebabnya, harga emas kini berada di level yang rentan dan tingkat volatilitas yang cukup tinggi.

Dolar AS yang terus menguat akan menyebabkan tekanan berkelanjutan pada emas di 2015.

"Permintaan akan komoditas berdenominasi dolar seperti emas tampak melemah di tengah penguatan mata uang tersebut. Penguatan dolar membuat logam mulia tersebut menjadi lebih mahal bagi para investor di negata lain, mengurangi cahaya labanya," terang Holmes.

Namun Axel Merk dari Merk Investments mengatakan, satu-satunya skenario di mana prediksi Roubini menjadi kenyataan adalah saat para investor menjadi sangat cemas saat menghadapi The Fed yang tengah berencana menaikkan suku bunganya.

"Saya rasa, adalah Goldman Sachs yang dulu pernah mengatakan bahwa mereka merasa emas akan anjlok ke harga US$ 1.000 per ounce," ujarnya.

Dia menjelaskan, bahkan jika harga emas benar menyentuh level tersebut, kondisi itu tak akan bertahan lama.


Sumber : Liputan6

IHSG Tertekan Rupiah dan Minyak Dunia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal cenderung melemah selama sepekan. Minim sentimen positif membuat IHSG cenderung tak bertenaga.
Analis PT MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan ada dua faktor utama yang patut dicermati dan berpengaruh ke IHSG.
"Ada dua hal yakni pergerakan rupiah, lalu harga minyak bumi. Dua faktor perlu kita perhatikan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Dia menerangkan, kondisi rupiah sampai saat ini belum stabil. Dia bilang, rupiah masih mudah melemah karena memang kondisi perekonomian RI belum membaik. Lalu harga minyak dunia jatuh akan menghantam sisi penerimaan negara dari ekpor migas.
"Kalau harga minyak US$40, US$ 45 pendapatan negara turun," papar Edwin.
Pada perdagangan saham pekan ini dia memprediksi IHSG ada pada level support 5.175 dan resistance pada level 5.250.
Senada, Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, IHSG cenderung melemah sepekan ke depan. Penyebabnya, para pemodal memanfaatkan aksi ambil untung dari penguatan pekan lalu.
Kemudian, indeks saham cenderung tertekan karena pelaku pasar sedang fokus pada pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) di Yunani. "Bisa menyebabkan krisis zona Eropa memburuk," ujar Hans.
Hans memprediksi IHSG berada pada level support 5.200-5.169 dan resistance pada 5.250-5.262. "Tapi IHSG masih berpeluang turun 5.113," ujar Hans.

Sumber : Liputan6

Dolar Jatuh Terkait Penurunan Upah di AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Dolar memperpanjang penurunan,sementara Bursa Saham Australia dan minyak mentah menurun setelah secara mengejutkan upah di AS merosot yang membebani outlook suku bunga dan memicu kekhawatiran laju inflasi. Sementara itu, obligasi regional dan emas naik.

Dolar melemah sebesar 0.2% terhadap yen pukul 8:28 pagi ini waktu Tokyo dan euro menguat terhadap mata uang Australia dan Selandia Baru. Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0.5%, sementara Kontrak Berjangka pada Indeks Standard & Poor 500 menguat 0.1% mengikuti pelemahan 0.8% pada Bursa Saham AS yang ditutup pada 9 Januari lalu. Minyak mentah di New York dan London memperpanjang penurunan setelah diakhir pekan lalu ditutup pada level terendahnya dalam 5 ½ tahun terakhir. Sementara imbal hasil obligasi Australia dan Selandia Baru dengan tenor 10 tahun turun 2 basis poin. Emas naik 0.3% pada di spot market kedua negara tersebut.

Penurunan tertajam pada pendapatan perjam di AS sejak mencapai rekornya pada 2006 silam telah membayangi kenaikan lebih besar dari yang diperkriakan sebelumnya mengenai payroll yang dirilis 9 Januari lalu dengan kekhwatiran bahwa penurunan ekonomi Eropa tidak dapat diatasi dengan menambah stimulus yang juga memicu permintaan akan aset safe haven. Bursa Saham AS dan Eropa memebrikan tekanan kepada penurunan ekuitas global, hal itu merupakan yang pertama kalinya dalam 3 hari terkahir. Sementara Australia hari ini dijadwalkan akan merilis data pembelian kartu dan kredit rumah.

Di lain pihak Federal Reserve menyepakati untuk tidak menaikkan suku bunga sebelum akhir April tahun ini, sedangkan beberapa anggota The Fed merasa khawatir laju inflasi masih dibawah target seiring dengan turunnya harga minyak mentah, menurut hasil pertemuan The Fed bulan Desember yang dirilis pekan lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Thursday, 8 January 2015

Harga Minyak Terperosok ke Titik Terendah Sejak 2009

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Harga minyak tergelincir ke level terendah dalam lebih dari lima tahun merespons pernyataan analis yang memperkirakan membanjirnya pasokan minyak global bakal bertahan lebih dari semester I 2015.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (9/1/2015), harga minyak jenis Brent yang menjadi patokan harga internasional untuk pengiriman Februari turun US$ 19 sen menjadi US$ 50,96 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange, atau berada pada level terendah sejak April 2009.

Berbeda dengan Brent, harga minyak West Texas Intermediate (WTI), yang jadi patokan minyak AS, untuk pengiriman Februari justru naik US$ 14 sen menjadi US$ 48,79 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak telah turun lebih dari setengah sejak Juni akibat melonjaknya produksi di AS dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk mempertahankan kuota produksinya.

Arab Saudi tidak akan menurunkan produksinya, meskipun produsen di luar kelompok OPEC dipersilakan untuk melakukannya, kata Ali Al-Naimi, Menteri Perminyakan Arab Saudi dalam sebuah konferensi di Abu Dhabi bulan lalu.

"Sepertinya mereka akan membiarkan harga terus turun," kata Kepala Strategi Komoditas di RBC Capital  Helima Croft di New York melalui sambungan telepon.

Runtuhnya harga minyak yang begitu cepat juga didorong ramalan Bank of America Corp yang mengatakan tidak ada tanda-tanda yang jelas tentang kapan pelemahan harga minyak akan berakhir.

AS memompa minyak mentah paling terbesar dalam lebih dari tiga dekade, menambah tingginya pasokan global yang diperkuat tambahan 2 juta barel minyak per hari dari  Qatar. (Ndw)


Sumber : Liputan6

Emas Ditutup Naik Ditengah Stimulus AS & Eropa yang Divergen

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Divergen outlook ekonomi antara AS dan Eropa memicu harga emas berayun tajam dalam setahun terakhir akibat para investor menilai prospek kenaikan suku bunga Amerika terhadap outlook akan stimulus global.

Volatilitas emas selama 60 hari mendekati 18.8, level tertinggi sejak Januari 2014 lalu. Kontrak berjangka emas berakhir turun setelah berayun diantara gain dan loss akibat pelambatan pesanan pabrik Jerman telah memicu penurunan euro, sementara klaim pengangguran AS pekan lalu turun.

Bullion selama tahun 2014 lalu mencatat penurunan tahunan secara berturut-turut yang pertama kalinya sejak 1998 silam akibat penguatan perekonomian AS memberikan sinyal prospek akan kenaikan suku bunga, sehingga hal itu menurunkan permintaan emas sebagai tempat lindung nilai. Harga emas telah reli sekitar 7% setelah sempat turun ke level 4 tahun terendah pada November tahun lalu ditengah gejolak politik di Yunani dan perkiraan akan kenaikan stimulus ekonomi di Eropa dan China.

Emas berjangka untuk pengiriman Februari turun 0.2% dan ditutup pada level $1,208.50 per ounce pukul 1:47 siang di Comex, New York, setelah sempat naik sebesar 0.5 %. Sementara tahun lalu emas mengalami penurunan 1.5%. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Bursa AS Reli Untuk Hari Kedua, S&P 500 Menghapus Penurunan Tahun Ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Indeks Standard & Poor 500 catat penguatan di hari kedua, sehingga menghapus penurunan untuk tahun ini, terkait spekulasi bank sentral yang akan mendukung pertumbuhan bahkan ketika perekonomian AS menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Indeks S&P 500 naik 1,8 % ke level 2,062.03 pukul 16:00 sore di New York, pasca reli sebesar 1,2 % kemarin untuk menghentikan aksi jual selama lima hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 320,27 poin, atau 1,8 %, ke level 17,904.79, sehingga menghapus penurunan untuk tahun 2015. Sementara saham perusahaan yang di perdagangan di S&P 500 sebesar 19 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Indeks S&P 500 telah naik 3 % selama dua hari terakhir, setelah melakukan start tahunan terburuk sejak 2008 lalu. Sementara indeks acuan telah rebound dari setengah penurunan setelah turun sebesar 4,2 % selama lima hari terakhir karena minyak mentah yang turun di bawah level $ 48 per barel untuk pertama kalinya sejak 2009 lalu.
Kemarin ekuitas reli mendorong risalah Federal Reserve yang mengisyaratkan adanya perubahan dalam kebijakan suku bunga dan optimisme atas pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sebagian besar pejabat bank sentral sepakat dalam kebijakan baru mereka yang tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir April mendatang dan angka inflasi menyatakan kekhawatiran yang terlalu rendah.
Hasil pertemuan juga menunjukkan beberapa anggota The Fed prihatin terhadap risiko yang ditimbulkan oleh perekonomian di luar negeri. Langkah kebijakan bank sentral asing dapat membantu. (vck)
Sumber: Bloomberg

S&P 500 Hapus Penurunan Thn Ini Seiring Bursa AS Reli Untuk Hari Kedua

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Indeks Standard & Poor 500 menguat di hari kedua, menghapus penurunan untuk tahun ini, terkait spekulasi bank sentral akan mendukung pertumbuhan ekonomi bahkan ketika perekonomian AS menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Indeks S&P 500 naik 1,6 % ke level 2,058.84 pukul 12:03 siang di New York, setelah reli sebesar 1,2 % kemarin untuk menghentikan aksi jual selama lima hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 285,04 poin, atau 1,6 %, ke level 17,869.56, juga menghapus penurunan untuk tahun 2015. Sementara saham perusahaan yang diperdagangan di S&P 500 sebesar 17 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Indeks S&P 500 telah naik sebesar 2,8 % selama dua hari, setelah start terburuk tahunan mereka sejak 2008 lalu. Indeks acuan tersebut rebound lebih dari setengah penurunan setelah turun sebesar 4,2 % selama lima hari terakhir karena pelemahan minyak mentah di bawah level $ 48 per barel untuk pertama kalinya sejak 2009 lalu.
Kemarin ekuitas reli mendorong risalah Federal Reserve yang mengisyaratkan adanya perubahan dalam kebijakan suku bunga dan optimisme atas pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sebagian besar pejabat bank sentral sepakat dalam kebijakan baru mereka yang tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir April mendatang dan angka inflasi menyatakan kekhawatiran yang terlalu rendah.
Hasil pertemuan juga menunjukkan beberapa anggita The Fed prihatin terhadap risiko yang ditimbulkan oleh perekonomian did luar negeri. Langkah kebijakan bank sentral asing dapat membantu. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham Eropa Ditutup Pada Zona Hijau Terkait Optimisme Stimulus Bank Sentral

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Bursa Saham Eropa menguat tajam dalam 3 pekan terakhir, menghapus penurunannya selama tahun 2015 ini ditengah optimisme kebijakan moneter oleh bank sentral yang akan mendukung perekonomian.

Indeks Stoxx Europe 600 reli 2.8% ke level 342.35 pada sesi penutupan perdagangan saham, memperpanjang gain setelah Presiden ECB Mario Draghi menyatakan bahwa kebijakan bank sentral diperkirakan akan mencakup pembelian obligasi pemerintah. Sementara rilis data hari ini menunjukkan pesanan pabrik Jerman bulan November turun melebihi dari proyeksi sebelumnya, sehingga menambah penurunan data inflasi yang dirilis kemarin yang akan mendorong spekulasi ECB akan memulai pelonggaran kuantitatif pada pertemuan 22 Januari mendatang.

Indeks PSI 20 Portugal melonjak 3%, sementara Indeks FTSE MIB Italy menguat 3.7% dan Indeks IBEX 35 Spain naik 2.3%. Indeks ASE Yunani membalikkan gain sebesar 2% dan mengalami pelemahan 2.1%, itu merupakan level penutupan terendah sejak November 2012 lalu.

Indeks Stoxx 600 mengauat tajam sejak 18 Desember lalu setelah kemarin rebound dari 3 hari penurunan. Acuan saham tersebut telah mengalami penurunan 5.5% dari level tertingginya pada 5 Desember hingga 6 Januari lalu akibat saham perusahaan energy yang menurun dan adanya kekhawatiran mengenai Yunani setelah Perdana Menteri Antonis Samaras menyatakan bahwa pemilu bulan ini akan mendorong Yunani keluar dari Zona Eropa.

Sementara itu, di Madrid, Saham Santander SA menguat 3.3% menjelang badan pengatur pasar saham Spanyol menangguhkan sahamnya. Bank terbesar di Spanyol tersebut mengalami kenaikan dana sebesar 7.5 miliar euro ($8.83 miliar). (bgs)

Sumber : Bloomberg

Wednesday, 7 January 2015

The Fed Menunda Kenaikan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Mayoritas anggota Federal Reserve telah menyetujui pedoman kebijakan baru yang memiliki arti bahwa mereka kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga sebelum akhir April tahun ini dan sejumlah anggota The Fed menunjukkan kekhawatiran inflasi yang masih akan rendah, hal tersebut menurut hasil pertemuan The Fed bulan Desember lalu.

Å“Mayoritas anggota berpikir terkait acuan menunda kenaikan suku bunga mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan memulai proses normalisasi setidaknya pada beberapa pertemuan berikutnya, menurut hasil pertemuan pada 16-17 Desember lalu (Federal Open Market Committee) yang dirilis hari ini di Washington.

Hasil pertemuan The Fed mengindikasikan dukungan yang luas terhadap komite penilaian Janet Yellen terkait kemungkinan waktu kenaikan suku bunga yang dia katakan saat konferensi pers pasca pertemuan.

Dengan menguatnya perekonomian AS dan tingkat pengangguran menyentuh level 6 tahun terendah, FOMC bulan Desember tahun lalu menurunkan komitmen untuk mempertahankan suku bunga rendah pada Å“waktu yang belum ditentukan. Sebaliknya The Fed menaytakan akan Å“menunda setelah mengkaji waktu untuk menaikkan suku bunga yang pertama kalinya sejak 2006 silam.

Beberapa anggota The Fed pada bulan lalu menunjukkan kekhawatiran terkait outlook inflasi yang masih dibawah target bank sentral selama 31 bulan beturut-turut.

Å“Sejumlah anggota The Fed melihat adanya resiko bahwa inflasi yang masih berada dibawah target sebesar 2% dengan beberapa anggota The Fed menunjukkan kekhawatiran bahwa outcome tersebut dapat menurunkan kredibilitas komitmen The Fed terhadap targetnya, menurut rilis hasil pertemuan The Fed. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Emas Turun Seiring The Fed Mendukung Spekulasi Kenaikan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Harga emas catat penurunan setelah Federal Reserve mengisyaratkan di jalur untuk kenaikan suku bunga pertama sejak 2006 silam, sehingga meningkatkan mata uang dolar dan memangkas permintaan terhadap logam sebagai aset alternatif.
Pelemahan harga minyak dan reli dolar terhadap mata uang utama lainnya dalam enam bulan terakhir memangkas permintaan terhadap emas. Pada tahun 2014, logam mulia membukukan penurunan tahunan secara berturut-turut untuk pertama kalinya sejak tahun 1998 silam karena keuntungan dalam perekonomian AS mengisyaratkan prospek kenaikan suku bunga di tengah peredaman inflasi.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,3 % ke level $ 1,214.78 per ounce pukul 14:50 siang di New York, menurut harga Bloomberg. Sementara logam naik 3,1 % pada tiga sesi sebelumnya karena kekhawatiran perekonomian Eropa.
Emas berjangka untuk pengiriman Februari turun 0,7 % ke level $ 1,210.70 per ounce pada pukul 13:37 siang di Comex New York, sebelum pengumuman The Fed. Sementara keseluruhan perdagangan sebesar 22 % di bawah RSI 100-hari untuk hari ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Menguat 1.2% Pasca Rilis Hasil Pertemuan The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Indeks Standard & Poor 500 reli tajam dalam 3 pekan terakhir, menghentikan aksi jual saham pada 5 hari terakhir setelah rilis data memicu optimisme terkait pekonomian dan hasil pertemuan Federal Reserve mengubah sedikit perkiraan investor terhadap suku bunga.

Indeks S&P 500 melonjak 1.2% ke level 2,025.76 pukul 4 sore waktu New York, setelah 5 hari sebelumnya mengalmai penurunan 4.2%. Sementara Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 211.02 poin atau 1.2% ke level 17,582.66.

Kemarin, ekuitas AS mengawali awal tahun ini dengan keterpurukan sejak 2008 lalu,dengan Indeks S&P 500 melemah 2.7% pada 3 sesi pertama tahun 2015 ini. Penurunan tersebut memangkas kenaikan indeks sejak bullish yang telah mulai sejak Maret 2009 lalu sebesar 196% dan mengikuti kenaikan 11.4% pada 2014 lalu.

Saham-saham reli pada saat pembukaan bursa setelah rilis data terkait pasar tenaga kerja dan defisit neraca perdagangan AS telah mendorong kepercayaan pada penguatan perekonomian. Ekuitas AS memperpanjang gain pada sesi 1 akibat pemerintah di koalisi Kanselir Angela Merkel menyatakan bahwa Jerman menutup untuk dilakukannya pembicaraan utang bantuan dengan pemerintah Yunani yang akan datang, sehingga memberikan sinyal tentang pendirian yang lebih  fleksible dari kepengurusannya yang terbuka. (bgs)

Sumber: Bloomberg

Bursa AS Rebound Dari 5-Hari Penurunan Jelang Pertemuan The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Indeks Standard & Poor 500 naik ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir, menghentikan penurunan selama lima hari terakhir, karena data menunjukkan perekonomian AS terus menguat jelang rilis risalah pertemuan terakhir Federal Reserve.
Mayoritas saham memperpanjang kenaikan karena anggota parlemen dalam koalisi Kanselir Angela Merkel mengatakan Jerman akan meninggalkan tempat untuk pembicaraan bantuan utang dengan pemerintah Yunani berikutnya, sehingga menandakan sikap yang lebih fleksibel sibandingkan pemerintahannya telah melakukan secara publik.
Indeks Standard & Poor 500 naik 1,1 % ke level 2,024.03 pukul 12:14 siang di New York. Indeks acuan turun 4,2 % dalam lima hari terakhir dan turun 2,7 % menurpakan start terburuk dari tahun ke tahun sejak 2008 lalu. Sementara Indeks Dow Jones Industrial Average naik 175,19 poin, atau 1 %, ke level 17,546.83. Perdagangan saham perusahaan di S&P 500 sebesar 14 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Risalah pertemuan Federal Open Market Committee pada 16-17 Desember pukul 2 siang waktu Washington dapat memberikan petunjuk terhadap waktu kenaikan suku bunga. Sementara The Fed berjanji untuk bersabar dalam pendekatan untuk menaikkan suku bunga, sedangkan Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan setelah pertemuan nanti bank sentral mungkin akan mempertahankan suku mendekati nol setidaknya untuk kuartal pertama. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham Eropa Ditutup Menguat 0.5% Ditengah Spekulasi Stimulus

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Bursa Saham Eropa ditutup menguat dengan sempat memangkas gain diakhir sesi perdagangan saham ditengah optimisme investor bahwa rilis laporan inflasi kurang dari perkiraan sebelumnya sehingga akan mendorong ECB (European Central Bank) untuk memulai pelongggaran kuantitatif (stimulus).

Indeks Stoxx Europe 600 menguat 0.5% ke level 333.2 pada sesi penutupan, setelah sempat menguat sebesar 1.2%. Indeks acuan tersebut didorong oleh rilis data yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi zona Eropa dibawah 0 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 5 tahun terakhir. Inflasi bulan Desember turun 0.2%, menurut rilis data dari kantor statistik Uni Eropa. Para ekonom sebelumnya telah memprediksi inflasi turun 0.1%.

Acuan ekuitas Eropa mengalami penurunan 5.1% dari level hampir 7 tahun tertingginya yang tercatat bulan lalu ditengah penurunan saham minyak dan gas dan munculnya kekhawatiran mengenai Yunani setelah Perdana Menteri Antonis Samaras menyatakan bahwa pemilu bulan ini akan mendorong Yunani keluar dari Zona Eropa. Hari ini Indeks ASE melemah 1.5%, memperpanjang level penutupan terendahnya sejak 2012 silam.

Indeks FTSE 100 London menguat tajam diantara 18 Bursa Saham di Eropa Barat. Indeks OMX Swedia melemah 2.3% yang merupakan penurunan tertajamnya setelah dibuka kembali dari hari libur kemarin. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Tuesday, 6 January 2015

IHSG Rawan Koreksi, Lirik Enam Saham Pilihan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi melemah meski terbatas. Hal itu dinilai dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengakumulasi saham pada perdagangan Rabu (7/1/2015).

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih dalam jalur uptren, bila terjadi tekanan lanjutan maka sifatnya sudah sangat terbatas. Level IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 5.151 dan resistance 5.247.

"Hari ini IHSG berpotensi mengalami technical rebound," kata William dalam ulasannya, Rabu (7/1/2015).

William menuturkan, IHSG telah menguji level support 5.174, dan berhasil dijebol hingga penutupan perdagangan saham. Penurunan IHSG itu didorong efek global, regional dan harga minyak kembali melemah.

"Awal tahun adalah wajar bila investor mencari saham dengan harga yang dianggapnya murah. Tekanan terjadi maka kesempatan investor untuk akumulasi beli," kata William.

Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko mengatakan, nilai tukar rupiah melemah menjadi hambatan sementara untuk mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan resistance all time high 5.251.

Selain itu, harga minyak turun yang sempat bermain di level US$ 50 per barel baik untuk sektor konstruksi BUMN yang sempat terkoreksi karena membuka ruang lebih untuk anggaran dana infrastruktur yang tidak terpakai untuk subsidi BBM.

"IHSG akan berada di level support 5.165-5.125-5.080 dan resistance di kisaran 5.205-5.251-5.350," kata Yuganur.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG bergerak melemah di kisaran level 5.150-5.186 pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Sejumlah sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain data factory orders Amerika Serikat naik ke level 0,5 persen MoM dibandingkan sebelumnya di -0,7 persen.

Amerika Serikat (AS) juga akan merilis data ISM Non-Manufacturing PMI yang diperkirakan ke level 59,06 dibandingkan sebelumnya di 59,3.

Emas Catat Kenaikan Ke Level 3-Pekan Tertinggi Bersama Perak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Emas dan perak berjangka naik ke level tiga pekan tertinggi setelah kekhawatiran ekonomi Eropa meningkat, sehingga memicu peningkatan permintaan untuk logam mulia sebagai aset safe haven.

Indeks jasa dan manufaktur zona euro menandakan perlambatan pertumbuhan pada kuartal akhir 2014, dan mata uang euro memperpanjang penurunan terhadap dolar AS di tengah oposisi Yunani untuk tindakan penghematan yang dapat mendorong negara itu keluar dari blok mata uang euro. Sementara manajer keuangan mengangkat taruhan bullish pada emas untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir, menurut data pemerintah AS.

Logam telah naik sebesar 7,9 % dari level terendah dalam empat tahun terakhir pada bulan November lalu  terkait kekacauan politik di Yunani dan spekulasi bahwa pemerintah dari Eropa sampai China akan meningkatkan stimulus ekonomi mereka. Sementara kemarin US Mint menjual sebesar 42.000 ons koin emas, lebih tinggi dibandingkan pada Desember lalu sebesar 18.000 ons.

Emas berjangka untuk pengiriman Februari naik 1,3 % untuk menetap di level $ 1,219.40 per ounce pada pukul 1:54 siang di Comex New York. Sebelumnya, harga emas mencapai level $ 1,223.30, merupakan level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 16 Desember lalu. Sementara logam naik untuk sesi ketiga secara berturut-turut, merupakan reli terpanjang sejak 19 Desember lalu. Keseluruhan perdagangan adalah 36 % lebih dari RSI 100-hari, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (vck)

Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Pada Zona Merah Ditengah Penurunan Harga Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Bursa Saham AS melemah, memperpanjang penurunan terlama secara berturut-turut pada Indeks Standard & Poor 500 dalam 13 bulan terakhir seiring menurunnya saham-saham small-cap dan saham-saham perusahaan energi pasca merosotnya harga minyak mentah dibawah $50 per barel.

Indeks S&P 500 melemah 0.9% ke level 2,002.50 pukul 4 sore waktu New York yang merupakan penurunan pada hari ke-5 secara berturut-turut. Indeks Russell 2000 tergelincir 1.7%, setelah sempat menurun 2.4%. Dow Jones turun 131.36 poin atau 0.8% ke level 17,370.29. Perdagangan saham pada Indeks S&P 500 sebesar 47% diatas 30 hari rata-rata pada saat ini.

Kemarin Indeks S&P 500 melemah 1.8%, penurunan tertajam sejak Oktober tahun lalu yang melengkapi penurunan pertama dalam 4 hari terakhir sejak 2013 lalu. Indeks acuan saham tersebut telah mengalami penurunan 4.2% sejak mencatat level tertingginya sepanjang sejarah pada 29 Desember lalu. Hari ini Indeks S&P 500 turun dibawah harga rata-ratanya dalam 100 hari terakhir setelah kemarin turun dalam pergerakan rata-rata selama 50 hari terakhir. (bgs)

Sumber: Bloomberg