BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/8) - Minyak mentah dan logam pertahankan
keuntungan di tengah melemahnya dolar, sementara yuan menguat dalam
perdagangan luar negeri setelah œselloff selama dua hari. Indeks
berjangka Asia bervariasi.
Minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,4 persen ke level $
43,45 per barel pada pukul 08:48 pagi waktu Tokyo, memperpanjang
kenaikan 0,5 persen kemarin. Emas hampir mendekati kenaikan tertinggi
dalam empat pekan, sementara tembaga berjangka berada dei level $ 2,3530
per pon setelah menguat 0,8 persen pada sesi terakhir. Dolar masih
mendekati evel terlemahnya bulan ini terhadap yen, seiring kenaikan 1
persen yuan di Hong Kong. Indeks saham berjangka Jepang jatuh, sementara
kontrak pada indeks saham Australia naik 0,4 persen.
Saham AS membalikkan kerugian sebanyak 1,5 persen pada Rabu terkait
turunnya greenback yang memicu rebound di beberapa komoditas dan indeks
Standard & Poor 500 kembali naik di atas harga rata-rata selama 200
hari terakhir. Kekhawatiran devaluasi yuan akan member dampak terhadap
inflasi global menenggelamkan nilai dolar, melemparkan pertanyaan akan
prospek kenaikan suku bunga AS.(sdm)
Sumber: Bloomberg
Wednesday, 12 August 2015
Emas Melonjak Seiring Devaluasi Yuan Mendorong Meningkatnya Permintaan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/8) - Investor kembali beralih ke emas sebagai aset safe haven.
Pasca
penurunan bulanan terbesar dalam dua tahun terakhir, emas meningkat
hampir setiap hari pada bulan Agustus ini. Devaluasi nilai tukar yuan
oleh pemerintah China telah memicu permintaan safe haven dan menambah
kekhawatiran bahwa akan lebih banyak negara yang menurunkan nilai tukar
mata uang mereka. Emas berjangka di New York naik untuk hari kelima,
peningkatan terpanjang sejak Mei lalu, tertinggi dalam tiga pekan
terakhir.
Keputusan
pemerintah China pada Selasa kemarin untuk mendevaluasi yuan memicu
kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara Asia,
ekonomi terbesar kedua di dunia terus mengalami kemerosotan. Vietnam
melebarkan kisaran harga mata uangnya pada Rabu, menggarisbawahi risiko
devaluasi yang menyeret turun nilai tukar mata uang emerging market dari
Brasil hingga Korea Selatan.
Bullion sering digunakan sebagai aset lindung, dan cenderung naik ketika mata uang melemah.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember naik 1,4 persen untuk menetap di
level $1,123.60 per ons pukul 1:41 di Comex di New York, pasca mencapai
level $1,125.50, tertinggi sejak 20 Juli lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg
Saham AS Turun Seiring Kekhawatiran atas Pertumbuhan Ekonomi China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/8) - Saham
AS turun, dengan Indeks Standard & Poor 500 menghapus gain secara
singkat pada tahun 2015, di tengah kekhawatiran bahwa perlambatan
ekonomi China akan membebani pertumbuhan global.
Perusahaan dengan
penjualan yang cukup besar di China memperpanjang penurunan setelah
kemarin melakukan aksi jual. Saham Yum! Brands Inc dan Wynn Resorts Ltd
melemah setidaknya 2,9 %. Saham Citigroup Inc dan Bank of America Corp
merosot lebih dari 2 %. Saham Alibaba Group Holding Ltd anjlok sebesar 6
% untuk semua waktu terendah, dan saham Yahoo! Inc turun 5,3 %.
Indeks S&P 500
turun 0,8 % ke level 2,068.44 pada pukul 12:43 siang waktu New York, di
bawah harga rata-rata selama 200 hari terakhir, setelah sebelumnya jatuh
sebanyak 1,5 %. Sementara itu, Indeks Dow Jones Industrial Average
berada pada level 6 bulan terendah, turun 138,19 poin atau 0,8 % ke
level 17,264.65. Sedangkan Indeks Nasdaq Composite turun 0,9 % ke level
satu bulan terendah.
Indeks S&P 500
kemarin merosot tajam dalam lebih dari dua minggu terakhir seiring
mendevaluasi mata uang China, memicu kekhawatiran bahwa perekonomian
terbesar di dunia kedua menurun. Indeks saham AS membalikkan gain
terbesarnya sejak aksi jual pada bulan Oktober silam, memangkas kenaikna
pada hari Senini sebesar tiga perempat dan sebelumnya menghapus
penurunan minggu sebelumnya. (knc)
Sumber : Bloomberg
IHSG Koreksi Tajam, Saham Kapitalisasi Besar Jadi Pilihan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/8) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi masih melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu seiring belum ada sentimen positif yang dapat mengangkat IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG terus menembus level support dengan menguji level 4.424. IHSG berpotensi menguat secara teknikal akan tetapi harus menyentuh level level 4.649 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
"Target resistance yang perlu digapai berada di level 4.649 agar dapat mengembalikan kekuatan naik IHSG," kata William.
Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menilai aksi jual pelaku pasar akibat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS dan aksi devaluasi Yuan mulai terlihat berlebihan sehingga IHSG masuk ke jenuh jual.
"IHSG akan bergerak di level support 4.445-4.370-4.290 dan resistance 4.705-4.775-4.825-4.925 pada perdagangan saham Kamis pekan ini," kata Yuganur.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan IHSG memiliki utang gap di level 4.216-4.292 yang belum tertutup di awal Januari 2014 sehingga dapat menganggu peluang pembalikan arah naik IHSG. IHSG akan bergerak di level support 4.435-4.465.
Rekomendasi Saham
Dengan kondisi IHSG masuk jenuh jual, Yuganur merekomendasikan akumulasi di beberapa saham berkapitalisasi besar penggerak indeks untuk melanjutkan kenaikan berikutnya. Saham-saham pilihan itu antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sedangkan Reza memilih saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Bank Mandiri Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Ia menilai, koreksi cukup tajam di emiten bank BUMN ini akibat pelemahan rupiah dan efek regional dapat digunakan untuk kesempatan akumulasi antisipasi kenaikan kembali ke level harga Rp 9.250.
Yuganur merekomendasikan masuk di level pertama Rp 8.750, level kedua Rp 8.650, dan cut loss point Rp 8.450. "Rekomendasi beli dengan trading target Rp 9.250," kata Yuganur. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG terus menembus level support dengan menguji level 4.424. IHSG berpotensi menguat secara teknikal akan tetapi harus menyentuh level level 4.649 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
"Target resistance yang perlu digapai berada di level 4.649 agar dapat mengembalikan kekuatan naik IHSG," kata William.
Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menilai aksi jual pelaku pasar akibat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS dan aksi devaluasi Yuan mulai terlihat berlebihan sehingga IHSG masuk ke jenuh jual.
"IHSG akan bergerak di level support 4.445-4.370-4.290 dan resistance 4.705-4.775-4.825-4.925 pada perdagangan saham Kamis pekan ini," kata Yuganur.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan IHSG memiliki utang gap di level 4.216-4.292 yang belum tertutup di awal Januari 2014 sehingga dapat menganggu peluang pembalikan arah naik IHSG. IHSG akan bergerak di level support 4.435-4.465.
Rekomendasi Saham
Dengan kondisi IHSG masuk jenuh jual, Yuganur merekomendasikan akumulasi di beberapa saham berkapitalisasi besar penggerak indeks untuk melanjutkan kenaikan berikutnya. Saham-saham pilihan itu antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sedangkan Reza memilih saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Bank Mandiri Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Ia menilai, koreksi cukup tajam di emiten bank BUMN ini akibat pelemahan rupiah dan efek regional dapat digunakan untuk kesempatan akumulasi antisipasi kenaikan kembali ke level harga Rp 9.250.
Yuganur merekomendasikan masuk di level pertama Rp 8.750, level kedua Rp 8.650, dan cut loss point Rp 8.450. "Rekomendasi beli dengan trading target Rp 9.250," kata Yuganur. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Tuesday, 11 August 2015
Devaluasi Yuan Tekan Bursa Jepang dan Pasar Saham Global
BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/8) - Bursa
saham Jepang dibuka turun, menyusul penurunan ekuitas global, setelah
China mendevaluasi mata uangnya yang meningkat kekhawatiran tentang
perlambatan pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia serta meredam
prospek bagi eksportir.
Indeks Topix turun 0,3% ke level
1,682.55 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo, dengan semua tapi delapan dari
33 kelompok industri yang turun. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun
0,3% ke level 20,650.18. Yen menguat 0,3% ke level 19,54 per yuan dalam
perdagangan di luar negeri setelah kemarin mengalami penguatan terbesar
sejak bulan Desember setelah yuan mengalami devaluasi terbesar dalam dua
dekade terakhir. Langkah ini memicu kekhawatiran perang mata uang baru
dan memicu sell-off di bursa saham global.
Perubahan kebijakan China menyusul
laporan ekonomi bulan ini yang menunjukkan penurunan dalam pengiriman ke
luar negeri, data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan serta
melambatnya pertumbuhan kredit. Langkah untuk mendukung eksportir dan
meredam perlambatan ekonomi yang lebih dalam sejak tahun 1990
mempertinggi risiko devaluasi mata uang yang kompetitif setelah
permintaan global berkurang.
China akan melaporkan penjualan ritel
dan output pabrik pada hari Rabu, yang dapat memberikan petunjuk lebih
lanjut terkait tingkat perlambatan. Risalah dari pertemuan terbaru Bank
of Japan juga akan di rilis pada hari Rabu.
Kontrak pada indeks Standard & Poor
500 naik 0,2% setelah indeks yang mendasari merosot 1% pada hari Selasa
di New York. Produsen otomotif dan barang-barang mewah tergelincir,
dengan penurunan tertajam yuan dalam setidaknya 20 tahun terakhir
dipandang sebagai pengikisan daya beli konsumen China. Indeks Eropa
Stoxx 600 turun 1,6%. Saham-saham emerging-market memasuki bear
market.(frk)
Sumber: Bloomberg
Penurunan Saham Global Seret Saham AS Akibat Devaluasi Yuan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/8) - Saham
AS terkoreksi, menyusul kenaikan terbesar ekuitas acuan sejak Mei lalu
seiring China mendevaluasi nilai tukar mata uangnya memicu kekhawatiran
di pasar global bahwa pertumbuhan ekonomi China terus melambat.
Indeks
S&P 500 turun 0.9 persen ke level 2,084.35 puku 16:00 waktu New
York, dengan indeks bertahan di atas harga rata-rata selama 200 hari
terakhir.
China
mendevaluasi yuan sebesar 1,9 persen, terbesar dalam dua dekade
terakhirr, pasca data bulan ini menunjukkan kinerja ekspor turun tajam,
pertumbuhan sektor manufaktur lebih lemah dari perkiraan dan pertumbuhan
kredit melambat. Langkah tersebut memberikan sentimen negative pada
pasar global, memicu aksi jual dalam mata uang emerging-market,
komoditas, saham produsen kendaraan dan saham barang mewah dengan
eksposur ke Cina.
Sebuah
reli komoditas dari minyak hingga tembaga membantu indeks S&P 500
melompat sebesar 1,3 persen pada hari Senin. Transaksi mereka sebagian
besar berbalik pada hari ini terkait kekhawatiran permintaan dari China,
konsumen terbesar energi dan logam dunia, akan memperlambat dan
pelemahan yuan akan mengikis daya beli konsumen China. Kekhawatiran yang
sama tentang pertumbuhan ekonomi China mengirim indeks turun sebanyak 4
persen bulan lalu dari rekor tertingginya pada bulan Mei lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg
Emas Meningkat Seiring Penurunan Komoditas Menghidupkan Kecemasan Deflasi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/8) - Emas
menyerah sebagian besar keuntungan sebelumnya seiring krisis di pasar
komoditas menghidupkan kembali kekhawatiran deflasi, memotong daya tarik
logam mulia sebagai penyimpan nilai.
Indeks
Bloomberg Komoditi dari 22 komponen mengalami penurunan intraday
terbesar dalam satu bulan terakhir, dipimpin oleh penurunan dalam gandum
dan minyak. Investor membuang bahan baku pasca China secara mengejutkan
pasar dengan mendevaluasi mata uangnya, membuat impor biji-bijian,
energi dan logam lebih mahal. Emas sebelumnya naik seiring langkah China
yang mendorong permintaan untuk aset haven, namun seiring komoditas
memperdalam kerugiannya, emas kupas penguatannya.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,3 persen untuk menetap di
level $1,107.70 per ons pukul 13:42 di Comex di New York, pasca
menyentuh level $1,119.10, tertinggi sejak 20 Juli lalu. Volume
transaksi 30 persen lebih tinggi dari moving average 100-hari untuk hari
ini, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.
Harga
emas telah anjlok sebesar 6,5 persen pada Juli lalu, mencapai level
terendahnya dalam lima tahun terakhir. Petunjuk dari Federal Reserve
bahwa pembuat kebijakan segera mungkin akan menaikkan suku bunga tahun
ini telah meredam permintaan emas karena tidak membayar bunga, tidak
seperti aset bersaing. Logam ini menuju kerugian ketiga berturut-turut
di tengah laju inflasi tahunan yang rendah, penguatan dolar dan ekuitas
AS.
Juga
di Comex, perak berjangka untuk pengiriman September turun 0,1 persen
menjadi $15,284 per ons. Di New York Mercantile Exchange, paladium juga
turun, sementara platinum naik. (izr)
Sumber: Bloomberg
Harga Emas Terangkat Devaluasi Yuan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/8) - Langkah devaluasi mata uang China, Yuan membawa berkah bagi harga emas. Harga logam mulia ini diperdagangkan naik dan membukukan keuntungan untuk sesi keempat berturut-turut usai terimbas keputusan mengejutkan China yang menurunkan nilai mata uangnya.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 3,60 (3,2 persen) menjadi US$ 1.107,70 per ounce.
Cina adalah salah satu importir logam dan komoditas terbesar di dunia dan kebijakan soal mata uang meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi negara ini. Saat ini, China menyumbang hampir sepertiga dari permintaan emas global.
Harga terangkat karena pedagang emas memilih membeli emas yang bertujuan untuk mengimbangi nilai tukar Yuan yang lebih rendah, sebagai salah satu alasan logam mulia diperdagangkan lebih tinggi.
"Devaluasi Yuan bisa berarti bahwa investor China yang telah rugi di pasar saham dan sekarang takut akan kelanjutan Yuan akan memilih untuk membeli emas," tulis Richard Perry, Analis Pasar Hantec Markets, dalam sebuah catatan melansir laman Marketwatch, Rabu (12/8/2015).
Untuk beberapa saat, pergerakan mata uang China ikut memunculkan keraguan tentang waktu yang dipilih Federal Reserve menaikkan suku bunganya, meski pasar telah mengantisipasi itu terjadi pada September.
Kenaikan suku bunga menjadi anugerah bagi pergerakan mata uang, sementara penundaan kenaikan suku bunga akan dapat melemahkan dolar, dan meningkatkan daya tarik komoditas denominasi dolar seperti emas. (Nrm/Igw)
Sumber : Liputan6
Emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 3,60 (3,2 persen) menjadi US$ 1.107,70 per ounce.
Cina adalah salah satu importir logam dan komoditas terbesar di dunia dan kebijakan soal mata uang meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi negara ini. Saat ini, China menyumbang hampir sepertiga dari permintaan emas global.
Harga terangkat karena pedagang emas memilih membeli emas yang bertujuan untuk mengimbangi nilai tukar Yuan yang lebih rendah, sebagai salah satu alasan logam mulia diperdagangkan lebih tinggi.
"Devaluasi Yuan bisa berarti bahwa investor China yang telah rugi di pasar saham dan sekarang takut akan kelanjutan Yuan akan memilih untuk membeli emas," tulis Richard Perry, Analis Pasar Hantec Markets, dalam sebuah catatan melansir laman Marketwatch, Rabu (12/8/2015).
Untuk beberapa saat, pergerakan mata uang China ikut memunculkan keraguan tentang waktu yang dipilih Federal Reserve menaikkan suku bunganya, meski pasar telah mengantisipasi itu terjadi pada September.
Kenaikan suku bunga menjadi anugerah bagi pergerakan mata uang, sementara penundaan kenaikan suku bunga akan dapat melemahkan dolar, dan meningkatkan daya tarik komoditas denominasi dolar seperti emas. (Nrm/Igw)
Sumber : Liputan6
IHSG Koreksi Tajam, Cermati Delapan Saham
BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/8) - Mata uang China Yuan mengalami devaluasi dapat menjadi peluang bagi pelaku pasar untuk mengincar sektor saham yang dapat menahan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan sentimen negatif dari devaluasi Yuan yaitu pelemahan rupiah sudah cukup terdiskon dalam harga pasar. Hal ini menjadi sentimen untuk mencari saham yang dapat menahan penurunan IHSG lebih lanjut.
"IHSG akan bergerak di level support 4.620-4.590 dan resistance 4.775-4.825-4.925 pada perdagangan saham Rabu pekan ini," ujar Yuganur dalam ulasannya, Rabu (12/8/2015).
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menilai IHSG penuh dengan tekanan. Hal itu ditunjukkan dari level support 4.720 telah berhasil dijebol. IHSG pun mencoba menguji support selanjutnya di kisaran 4.616.
"Target resistance terdapat pada level 4.772. Hari ini IHSG jika terjadi pelemahan maka sifatnya sudah cukup terbatas," ujar William.
Dalam riset PT Bahana Securities menyebutkan, IHSG akan melemah di kisaran 4.592-4.652 pada perdagangan saham Rabu pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG melemah tajam 126,35 poin (2,66 persen) ke level 4.622,59. Indeks saham LQ45 turun 3,32 persen ke level 781,11. Seluruh indeks saham acuan tertekan pada perdagangan hari ini. Level tersebut merupakan level terendah dalam 18 bulan terakhir. Tercatat, IHSG sempat berada di level 4.620 pada 28 Februari 2014 lalu.
Rekomendasi Saham
Yuganur menuturkan, kondisi pelemahan rupiah sudah cukup terdiskon dalam harga pasar sehingga rekomendasi untuk mengakumulasi saham yang dapat menahan penurunan IHSG lebih lanjut.
"Rekomendasi mengambil posisi terutama di sektor konstruksi dan properti yang cenderung menguat dahulu," kata Yuganur.
Saham-saham pilihannya pun antara lain saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Sedangkan William memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur mengatakan, pihaknya melihat gerak saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ada proses secara teknikal kembali pulih dalam pembentukan minor uptren baru tersebut. Saham PT Waskita Karya Tbk dinilai berpotensi untuk naik hingga menguji level psikologis resistance atas di Rp 1.900.Yuganur merekomendasikan masuk di level pertama Rp 1.775, level kedua Rp 1.745, dan cut loss point Rp 1.725.
"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 1.850-Rp 1.900 untuk saham PT Waskita Karya Tbk," kata Yuganur. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan sentimen negatif dari devaluasi Yuan yaitu pelemahan rupiah sudah cukup terdiskon dalam harga pasar. Hal ini menjadi sentimen untuk mencari saham yang dapat menahan penurunan IHSG lebih lanjut.
"IHSG akan bergerak di level support 4.620-4.590 dan resistance 4.775-4.825-4.925 pada perdagangan saham Rabu pekan ini," ujar Yuganur dalam ulasannya, Rabu (12/8/2015).
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menilai IHSG penuh dengan tekanan. Hal itu ditunjukkan dari level support 4.720 telah berhasil dijebol. IHSG pun mencoba menguji support selanjutnya di kisaran 4.616.
"Target resistance terdapat pada level 4.772. Hari ini IHSG jika terjadi pelemahan maka sifatnya sudah cukup terbatas," ujar William.
Dalam riset PT Bahana Securities menyebutkan, IHSG akan melemah di kisaran 4.592-4.652 pada perdagangan saham Rabu pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG melemah tajam 126,35 poin (2,66 persen) ke level 4.622,59. Indeks saham LQ45 turun 3,32 persen ke level 781,11. Seluruh indeks saham acuan tertekan pada perdagangan hari ini. Level tersebut merupakan level terendah dalam 18 bulan terakhir. Tercatat, IHSG sempat berada di level 4.620 pada 28 Februari 2014 lalu.
Rekomendasi Saham
Yuganur menuturkan, kondisi pelemahan rupiah sudah cukup terdiskon dalam harga pasar sehingga rekomendasi untuk mengakumulasi saham yang dapat menahan penurunan IHSG lebih lanjut.
"Rekomendasi mengambil posisi terutama di sektor konstruksi dan properti yang cenderung menguat dahulu," kata Yuganur.
Saham-saham pilihannya pun antara lain saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Sedangkan William memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur mengatakan, pihaknya melihat gerak saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ada proses secara teknikal kembali pulih dalam pembentukan minor uptren baru tersebut. Saham PT Waskita Karya Tbk dinilai berpotensi untuk naik hingga menguji level psikologis resistance atas di Rp 1.900.Yuganur merekomendasikan masuk di level pertama Rp 1.775, level kedua Rp 1.745, dan cut loss point Rp 1.725.
"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 1.850-Rp 1.900 untuk saham PT Waskita Karya Tbk," kata Yuganur. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Monday, 10 August 2015
Penguatan Ekuitas AS Angkat Bursa Asia, Minyak Mengalami Rebound
BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/8) - Bursa
saham Asia dibuka naik untuk hari ketiga setelah ekuitas AS mengalami
lonjakan terbesar sejak Mei lalu serta sektor komoditas mempertahankan
pemulihan mereka dari level terendah dalam 13 tahun terakhir.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% ke
level 141,99 pada pukul 09:02 pagi di Tokyo. Penguatan dalam minyak
mentah pada Senin kemarin membantu mengangkat Indeks Bloomberg Commodity
dari level terendah sejak tahun 2002, sedangkan gangguan yang terjadi
dalam pertambangan meningkatkan harga tembaga dan hujan yang berlebihan
menaikkan prospek untuk harga hasil panen. Rebound dalam minyak mentah
mewarnai spekulasi atas inflasi, dengan Wakil Ketua Federal Reserve
Stanley Fischer mengatakan melambatnya pertumbuhan harga di AS tidak
akan bertahan lama.
Indeks Topix Jepang menguat 0,5% setelah
naik ke posisi tertinggi delapan tahun pada hari Senin. Indeks Kospi
Korea Selatan naik 0,8%. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,3%.
Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,1%. Pasar saham di Hong Kong dan
China belum dibuka.
Indeks Shanghai Composite melonjak 4,9%
pada Senin kemarin, yang terbesar dalam sebulan, di tengah spekulasi
bahwa pemerintah akan mempercepat merger antara perusahaan milik negara.
Presiden Xi Jinping menyebutkan reformasi perusahaan milik negara pada
beberapa kesempatan baru-baru ini, yang mungkin mengindikasikan
rancangan dari ide-ide teratas untuk reformasi BUMN telah terbentuk,
analis dari China International Capital Corp yang dipimpin oleh Hanfeng
Wang menulis dalam sebuah laporan.
Kontrak pada indeks Standard & Poor
500 sedikit berubah. Indeks yang mendasari naik 1,3% pada hari Senin
setelah Warren Buffett Berkshire Hathaway Inc. setuju untuk membeli
Precision Castparts Corp. serta reli dalam saham-saham komoditas yang
terkait.(frk)
Sumber: Bloomberg
Jepang Nikkei 225 Menuju Ke Level Tertinggi Dalam Dua Dekade
BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/8) - Ekuitas
Jepang naik, dengan Nikkei 225 Stock Average berada di jalur untuk
penutupan tertingginya dalam hampir dua dekade, seiring saham global
yang menguat di tengah rebound harga komoditas.
Indeks
Nikkei 225 menguat 0,5 persen ke level 20,912.43 pada 09:01 pagi waktu
setempat, menuju level penutupan tertinggi sejak Desember 1996. Indeks
Topix naik 0,6 persen ke level 1,700.66, yang mana berada di jalur untuk
penutupan tertinggi sejak Juli 2007, setelah hampir semua industri
kecuali empat industri dari 33 kelompok industri alami kenaikan. Indeks
Bloomberg Komoditi melonjak ke level terbesar sejak Februari US seiring
menguatnya harga minyak sebanyak 2,5 persen dan tembaga menguat 2,6
persen, mengirim saham AS ke level tertinggi sejak Mei.
Pada
hari Senin, Minyak mentah alami kenaikan dari harga tetap terendahnya
selama hampir lima bulan terkait dengan naiknya impor minyak China ke
rekor pada bulan Juli. Pembelian luar negeri oleh China meningkat
menjadi 30.710.000 metrik ton pada bulan Juli, lebih tinggi dari tingkat
Desember sebanyak 30,4 juta ton, rekor bulanan sebelumnya.
Kontrak
pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah setelah dasar
ukuran melonjak 1,3 persen pada hari Senin di New York. Saham material
mengalami kenaikan tertinggi tahun ini setelah tembaga alami reli dari
level terendah dalam enam tahun. Logam ini kehilangan 16 persen tahun
ini dalam prospek untuk menaikan output global dan melambatnya
permintaan di China, yang merupakan pengguna terbesar. Stoxx Europe 600
Index menguat 0,7 persen.(sdm)
sumber: Bloomberg
Reli Saham Komoditas Dongkrak Saham AS
BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/8) - Saham
AS menguat mengirim indeks acuan melonjak tajam dalam tiga bulan
terakhir pasca Warren Buffett™s Berkshire setuju untuk mengakuisisi
Precision Castparts Corp dan reli saham komoditas terkait.
Indeks S&P 500 naik sebesar 1.3 persen ke level 2,104.13 pukul 4 sore di New York, penguatan terbesar sejak Mai lalu.
Saham
China membukukan kenaikan terbesar dalam satu bulan terakhir di tengah
spekulasi pemerintah Beijing akan mempercepat merger perusahaan milik
negara (BUMN) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Investor juga
berspekulasi China akan bertindak untuk menopang pertumbuhan ekonomi
menyusul penurunan ekspor melebihi dari perkiraan.
Indeks
S&P 500 turun sebesar 1,3 persen pekan lalu sementara indeks Dow
membukukan penurunan terpanjang dalam empat tahun terakhir, di tengah
kemerosotan saham media dan bioteknologi dan Apple Inc jatuh ke fase
koreksi. Koreksi tajam indeks S&P 500 diikuti sebagian besar indeks
pasar berkembang tahun ini, sementara nafsu makan spekulan untuk
volatilitas pasar saham telah mencapai level tertingginya dalam sembilan
tahun terakhir. Indeks menutup perdagangan hari ini 1,3 persen di bawah
rekor tertinggi bulan Mei lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg
Orang Ini Lebih Kaya dari Warren Buffet dan Bill Gates
BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/8) - Kekayaan miliarder Warren Buffett dan Bill Gates tidak ada artinya
dibanding seorang pemodal asal Jerman pada era Renaissance (sekitar abad
14 sampai 17), Jacob Fugger.
Di puncak kariernya, pada abad ke-16, Fugger menjadi bankir para raja, meyakinkan Paus kala itu untuk melegalkan peminjaman uang yang berujung pada pasar surat utang saat ini. Fuger juga berhasil mengakumulasikan kekayaannya di tengah perekonomian Eropa dan memonopoli bisnis perak.
Seperti mengutip Reuters, Selasa (11/8/2015), sebuah buku soal Fugger berjudul "The Richest Man Who Ever Lived" bisa memberikan pelajaran berharga untuk para investor.
Penulisnya, Greg Steinmetz, mengatakan, Fugger berhasil mengubah persepsi umat Kristen. Kala itu, mereka tidak diperbolehkan menarik bunga atas uang yang dipinjamkan. Umat Kristen yang menarik fee atas uang pinjaman bakal terkena pinalti gereja. Hal ini menjadi celah bagi orang Yahudi untuk menjadi peminjam uang.
Fugger lalu mendekati Vatikan supaya peraturan ini berubah. Sampai akhirnya Paus mengatakan, kalau peminjam uang harus mendapat risiko, maka adil jika menarik bunga juga.
Investor, menurut Steinmentz, bisa belajar banyak dari Fugger. "Dia punya keberanian seperti baja. Nalurinya sangat besar karena didukung informasi yang unggul," katanya.
Fugger juga memakai akuntasi modern karena memiliki pemahaman kuat tentang angka. Dia bisa memiliki visi lebih baik dari pesaingnya. Di saat investor lain tidak melihat angka, hanya catatan pendapatan dan laba perusahaan, Fugger justru bisa melihat kesalahannya.
Tapi di balik kesuksesannya, ada pula kegagalan. Beberapa pengiriman barangnya tidak berhasil. Investasinya yang memakai kapal besar tidak pernah kembali.
Fugger juga punya kemampuan untuk meyakinkan para pemodal. Investasi terbesar pertamanya tidak hanya berasal dari uang pribadi dan keluarga, tapi juga teman-temannya.
Seperti Buffet, Fugger menyukai pekerjaannya. Ia menjadi pemodal, investor, dan banker hingga meninggal pada usia 66 tahun pada 1525.
Reporter: Elsa Analet
(Elsa/Gdn)
Sumber : Liputan6
Di puncak kariernya, pada abad ke-16, Fugger menjadi bankir para raja, meyakinkan Paus kala itu untuk melegalkan peminjaman uang yang berujung pada pasar surat utang saat ini. Fuger juga berhasil mengakumulasikan kekayaannya di tengah perekonomian Eropa dan memonopoli bisnis perak.
Seperti mengutip Reuters, Selasa (11/8/2015), sebuah buku soal Fugger berjudul "The Richest Man Who Ever Lived" bisa memberikan pelajaran berharga untuk para investor.
Penulisnya, Greg Steinmetz, mengatakan, Fugger berhasil mengubah persepsi umat Kristen. Kala itu, mereka tidak diperbolehkan menarik bunga atas uang yang dipinjamkan. Umat Kristen yang menarik fee atas uang pinjaman bakal terkena pinalti gereja. Hal ini menjadi celah bagi orang Yahudi untuk menjadi peminjam uang.
Fugger lalu mendekati Vatikan supaya peraturan ini berubah. Sampai akhirnya Paus mengatakan, kalau peminjam uang harus mendapat risiko, maka adil jika menarik bunga juga.
Investor, menurut Steinmentz, bisa belajar banyak dari Fugger. "Dia punya keberanian seperti baja. Nalurinya sangat besar karena didukung informasi yang unggul," katanya.
Fugger juga memakai akuntasi modern karena memiliki pemahaman kuat tentang angka. Dia bisa memiliki visi lebih baik dari pesaingnya. Di saat investor lain tidak melihat angka, hanya catatan pendapatan dan laba perusahaan, Fugger justru bisa melihat kesalahannya.
Tapi di balik kesuksesannya, ada pula kegagalan. Beberapa pengiriman barangnya tidak berhasil. Investasinya yang memakai kapal besar tidak pernah kembali.
Fugger juga punya kemampuan untuk meyakinkan para pemodal. Investasi terbesar pertamanya tidak hanya berasal dari uang pribadi dan keluarga, tapi juga teman-temannya.
Seperti Buffet, Fugger menyukai pekerjaannya. Ia menjadi pemodal, investor, dan banker hingga meninggal pada usia 66 tahun pada 1525.
Reporter: Elsa Analet
(Elsa/Gdn)
Sumber : Liputan6
Pernyataan The Fed Topang Penguatan Harga Emas
BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/8) - Harga emas berjangka ditutup menguat di awal pekan dengan menembus angka di atas US$ 1.100 per ounce. Pernyataan wakil ketua pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) Stanley Fischer kalau bank sentral AS mungkin tidak menaikkan suku bunga AS pada September 2015 pengaruhi harga emas.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 0,9 persen atau US$ 10 menjadi US$ 1.104,10 per ounce. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman September 2015 menguat 3,2 persen menjadi US$ 15,29 per ounce.
Pernyataan Fischer kepada Bloomberg TV telah mengangkat harga emas. Kemungkinan bank sentral AS belum akan menaikkan suku bunga pada September. Padahal para pelaku pasar telah mengansitipasi kenaikan suku bunga pada September.
Ada pun kenaikan suku bunga AS dapat menekan harga emas, dan kehilangan daya tariknya untuk aset berimbal hasil lebih tinggi.Komentar Fischer juga telah membuat dolar AS tertekan. Dengan dolar AS melemah juga menambah sentimen positif untuk emas.
"Saya pikir tidak ada perubahan mendasar di pasar, tetapi saya melihat memang ada sentimen positif untuk angkat harga emas dalam jangka pendek," ujar Peter Hug, Direktur Perdagangan Kitco Metals Inc, seperti dikutip dari Marketwatch, Selasa (11/8/2015).
Hug menuturkan, pihaknya perlu melihat harga emas dapat sentuh level US$ 1.110 sehingga sentuh level itu ada kemungkinan harga emas kembali naik. (Ahm/Gdn)
Sumber : Liputan6
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 0,9 persen atau US$ 10 menjadi US$ 1.104,10 per ounce. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman September 2015 menguat 3,2 persen menjadi US$ 15,29 per ounce.
Pernyataan Fischer kepada Bloomberg TV telah mengangkat harga emas. Kemungkinan bank sentral AS belum akan menaikkan suku bunga pada September. Padahal para pelaku pasar telah mengansitipasi kenaikan suku bunga pada September.
Ada pun kenaikan suku bunga AS dapat menekan harga emas, dan kehilangan daya tariknya untuk aset berimbal hasil lebih tinggi.Komentar Fischer juga telah membuat dolar AS tertekan. Dengan dolar AS melemah juga menambah sentimen positif untuk emas.
"Saya pikir tidak ada perubahan mendasar di pasar, tetapi saya melihat memang ada sentimen positif untuk angkat harga emas dalam jangka pendek," ujar Peter Hug, Direktur Perdagangan Kitco Metals Inc, seperti dikutip dari Marketwatch, Selasa (11/8/2015).
Hug menuturkan, pihaknya perlu melihat harga emas dapat sentuh level US$ 1.110 sehingga sentuh level itu ada kemungkinan harga emas kembali naik. (Ahm/Gdn)
Sumber : Liputan6
Sunday, 9 August 2015
Saham Jepang Berfluktuasi Seiring Investor Menimbang Laba. Data China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (10/8) - Saham Jepang berayun di antara keuntungan dan kerugian seiring investor menimbang hasil earning positif dengan data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan.
Nissin Food Holdings Co melonjak 4,4 persen setelah laba bersihmereka naik 35 persen.Sektor tekstil memeroleh gainsetelah broker Nomura Holdings Inc meningkatkanprospek pada Toray Industries Inc Mabuchi Motor Co, podusen motor elektronik yang mendapat 62 persen dari pendapatan dari Asia, anjlok 11 persen yang membuat mereka memimpin penurunan di antara perusahaan-perusahaan yang besandar pada China untuk penjualan . Tokyo Electric Power Co jatuh 7,8 persen setelah ditinggalkan oleh Indeks Nikkei 400 JPX-.
Topix naik 0,1 persen ke level 1,680.78 pada pukul 12:44 siangwaktu Tokyo, membalikkan kerugian 0,5 persen. Indeks Nikkei 225 Stock Average menguat kurang dari 0,1 persen ke level 20,733.48, berayun dari penurunan 0,5 persen. China pada akhir pekan melaporkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan ekspor dan kemerosotan tajam dalam harga produsen sejak 2009.(sdm)
Sumber: Bloomberg
Saham China Naik Seiring Spekulasi Merger Imbangi Data Ekonomi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (10/8) - Saham China naik untuk hari kedua seiring spekulasi pemerintah yang akan mempercepat merger antara perusahaan milik negara membayangi data ekonomi yang lebih buruk dari yang diharapkan.
Indeks Shanghai Composite naik 1,8 persen ke level 3,812.02 pada pukul
10:13 waktu setempat. China sedang mempertimbangkan menggabungkan China
Shipping Group dan Cosco Group, dua perusahaan pengiriman terbesar, menurut para pakar dalam masalah ini. Harga produsen turun di bulan Juli ke level terendah sejak 2009 sedangkan ekspor turun lebih dari yang diharapkan, data selama akhir pekan menunjukkan. Indeks Hang Seng China Enterprises dari saham China daratan yang diperdagangkan di Hong Kong turun 0,7 persen.
Indeks
CSI 300 naik 2 persen. Indeks Hang Seng tergelincir 0,7 persen. Volume
perdagangan di Shanghai Composite 15 persen lebih rendah dari rata-rata
30-hari untuk hari ini.
Indeks Shanghai telah kembali pulih 8,7 persen sejak menvapai titik terendah pada bulan Juli seiring langkah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pihak otoritas untuk menopang pasar termasuk melarang pelepasan saham oleh pemegang saham utama, menangguhkan penawaran umum perdana dan mendorong lembaga-lembaga yang dikelola negara untuk mendukung pasar dengan pembelian ekuitas.(sdm)
Sumber: Bloomberg
Bursa Saham Berjangka China Naik
BESTPROFIT FUTURES MALANG (10/8) - Indeks
saham berjangka China naik dalam prospek untuk merger di industri
pelayaran dan seiring dengan data ekonomi yang lemah didukung oleh
spekulasi pemerintah yang akan menambah stimulus.
Kontra
berjangka pada indeks CSI 300 berakhir pada bulan Agustus naik 1,3
persen ke level 3.903 pada pukul 9:17 waktu setempat. China sedang
mempertimbangkan penggabungan China Shipping Group dan COSCO Group, yang
merupakan dua perusahaan pengiriman terbesar, menurut pakar yang akrab
dengan masalah ini. Harga produsen turun di bulan Juli ke level terendah
sejak 2009 sedangkan ekspor turun lebih dari yang diharapkan, menurut
data ekonomi yang dirilis akhir pekan lalu.
Indeks
Shanghai Composite naik 2,3 persen ke level 3,744.21 pada hari Jumat.
Indeks CSI 300 menguat 2 persen. Indeks Hong Kong Hang Seng China
Enterprises bertambah 1,2 persen. Indeks Hang Seng menguat 0,7 persen.
Indeks Bloomberg China-US Equity melemah 0,6 persen di New York.
Indeks
Shanghai kembali pulih 6,8 persen sejak mencapai rekor terendah pada
bulan Juli setelah otoritas mengambil langkah-langkah yang belum pernah
terjadi sebelumnya untuk menopang pasar termasuk melarang pelepasan
saham oleh pemegang saham utama, menangguhkan penawaran umum perdana dan
mendorong lembaga-lembaga yang dikelola negara untuk mendukung pasar
dengan pembelian ekuitas.
Indeks
harga produsen turun 5,4 persen dari tahun ke tahun pada bulan lalu,
menurut Biro Statistik Nasional. Penurunan itu yang melebihi estimasi
rata-rata untuk penurunan 5 persen, mempepanjang penurunan selama 41
bulan berturut-turut. Indeks harga konsumen naik 1,6 persen, setelah
lonjakan harga daging babi mengimbangi lambannya pertumbuhan dalam biaya
item non-makanan.(sdm)
Sumber: Bloomberg
Indeks Topix Jepang Merosot di Tengah Lemahnya Data Ekonomi China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (10/8) - Saham
Jepang di buka turun, dengan indeks Topix menuju penurunan pertama dalam
sembilan hari, setelah data ekonomi China yang lebih lemah dari
perkiraan membebani permintaan investor untuk perusahaan-perusahaan yang
bergantung pada penjualan di China.
Indeks Topix turun 0,3% ke level
1,673.44 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo, jatuh untuk pertama kalinya
sejak 28 Juli, setelah lima dari 33 kelompok industri yang terdaftar di
indeks mengalami penurunan. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,5%
ke level 20,624.01. Pada akhir pekan yang lalu, China melaporkan
penurunan yang lebih besar dari perkiraan untuk ekspor dan penurunan
tajam dalam harga produsen sejak tahun 2009.
Pengiriman dari China menyusut 8,3% pada
Juli, lebih dari lima kali penurunan yang diproyeksikan oleh analis,
memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan di ekonomi terbesar di Asia.
Impor China turun 8,1%, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan
8%. Indeks harga produsen turun 5,4%, terbesar sejak Oktober 2009.
Kontrak pada indeks Standard & Poor
500 menambahkan kurang dari 0,1% setelah indeks yang mendasari turun
0,3% pada hari Jumat.
Para pengusaha AS menambahkan 215.000
pekerja di bulan lalu, sedikit di bawah perkiraan ekonom untuk kenaikan
sebesar 225.000, menurut laporan pemerintah hari Jumat. Penghasilan
rata-rata per jam naik kurang dari perkiraan sebesar 2,1% dari tahun
sebelumnya, menunjukkan momentum yang lamban dalam pertumbuhan upah dan
lemahnya prospek untuk inflasi.
Data Jepang pada hari Senin menunjukkan
surplus transaksi berjalan negara pada bulan Juni adalah 558.6 miliar
yen dibandingkan dengan defisit tahun lalu sebesar 363.9 miliar yen.
Para ekonom telah memperkirakan surplus sebesar 785.9 miliar yen.(frk)
Sumber: Bloomberg
Bursa Asia Melemah Terhadap Data China dan Spekulasi Suku Bunga AS
BESTPROFIT FUTURES MALANG (10/8) - Bursa
saham Asia jatuh setelah China melaporkan penurunan yang lebih besar
dari perkiraan ekspor dan harga produsen serta data pekerjaan AS
meningkatkan ekspektasi pedagang untuk kenaikan suku bunga Federal
Reserve di bulan depan.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1% ke
level 140,89 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo. Indeks tersebut telah
merosot dalam tiga minggu terakhir di tengah upaya pemerintah China
untuk membendung penurunan pasar ekuitas dan karena investor
menganalisis data ekonomi AS sebagai petunjuk terkait waktu kenaikan
suku bunga AS untuk pertama kali sejak tahun 2006. Pedagang di suku
bunga berjangka yang memprediksi probabilitas dari kenaikan di bulan
depan sebesar 54%.
Indeks Topix Jepang turun 0,4%. Indeks
Kospi Korea Selatan turun 0,1%. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik
0,1% dan Indeks NZX 50 Selandia Baru sedikit berubah. Pasar saham di
Singapura ditutup untuk liburan.
Data pada hari Jumat menunjukkan
pengusaha AS menambahkan 215.000 pekerjaan pada bulan Juli sementara
tingkat pengangguran bertahan di level terendah tujuh tahun sebesar
5,3%. Gain dalam gaji mengikuti kenaikan 231.000 pada bulan Juni yang
lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Sementara laporan tersebut juga
menunjukkan kenaikan dalam jam kerja, penghasilan rata-rata per jam naik
kurang dari perkiraan sebesar 2,1% dari tahun sebelumnya.
Pengiriman dari China pada Juli menyusut
8,3%, lebih dari lima kali penurunan yang diproyeksikan oleh analis,
memicu kekhawatiran atas ekonomi terbesar di Asia, yang diperkirakan
tumbuh pada kecepatan paling lambat dalam tahun ini sejak tahun 1990.
Harga produsen mencatatkan penurunan tajam sejak 2009, menurut data pada
hari Minggu.
Kontrak pada indeks Hang Seng dan Indeks
Hong Kong Hang Seng China Enterprises turun setidaknya 0,5% pada Jumat
lalu. Berjangka di Indeks FTSE China A50 kehilangan 0,2%, sedangkan pada
Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 menambahkan 2,6% di sebagian besar
perdagangan terakhir.(frk)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)