Tuesday, 3 December 2024

Bestprofit | Emas Menguat Saat Dolar Melemah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (4/12) – Emas kembali menunjukkan tren positif pada pertengahan sore hari Selasa (3/12), didorong oleh pelemahan dolar AS yang membuat logam mulia ini mengalami kenaikan harga. Kontrak emas untuk pengiriman Februari tercatat naik sebesar US$8,50, mencapai US$2.667,00 per ons. Kenaikan ini terjadi setelah sebelumnya harga emas mengalami penurunan yang cukup signifikan setelah mencapai rekor tertinggi pada akhir Oktober lalu. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, terutama terkait dengan dolar AS dan imbal hasil obligasi.

Kenaikan Emas Dipicu Pelemahan Dolar

Pada Selasa pagi, harga emas bergerak naik seiring dengan pelemahan dolar AS. Indeks dolar ICE yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, terakhir tercatat turun 0,35 poin menjadi 106,1. Pelemahan dolar ini memberikan angin segar bagi emas karena logam mulia cenderung bergerak seiring dengan tren nilai tukar dolar. Ketika dolar melemah, emas menjadi lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar, yang dapat meningkatkan permintaan untuk emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenaikan harga emas pada hari tersebut juga didorong oleh data ekonomi dan sentimen pasar yang lebih luas. Meskipun inflasi masih menjadi masalah utama di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, penurunan nilai dolar memberi dorongan bagi harga emas yang sempat terkoreksi setelah mencatatkan rekor tertinggi pada akhir Oktober.

Harga Emas Turun Setelah Mencapai Rekor Tertinggi

Sebelum mengalami kenaikan pada Selasa (3/12), harga emas sempat terkoreksi setelah mencapai harga tertinggi dalam sejarah, yakni US$2.800,80 per ons pada 30 Oktober. Harga emas yang melambung tinggi pada saat itu didorong oleh beberapa faktor, termasuk ketidakpastian politik di AS pasca pemilihan umum dan kekhawatiran inflasi yang terus meningkat. Namun, setelah mencapai level tertinggi tersebut, harga emas mengalami penurunan yang cukup tajam, seiring dengan penguatan dolar AS yang terjadi setelah pemilu. Dolar AS yang menguat pada waktu itu disebabkan oleh ekspektasi pasar bahwa kebijakan moneter Federal Reserve akan terus mengarah pada kenaikan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang masih jauh dari target. Hal ini membuat investor lebih memilih aset-aset yang dianggap lebih aman dan menghasilkan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi dan dolar, yang pada gilirannya menekan permintaan terhadap emas. Namun, dengan pelemahan dolar pada awal Desember, pasar kembali melihat emas sebagai aset yang menarik, terutama bagi investor yang ingin menghindari ketidakpastian ekonomi global.

Peran Inflasi dan Kebijakan The Fed

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Inflasi yang terus berada di atas target 2% yang ditetapkan oleh The Fed menjadi perhatian utama pasar. Meski The Fed telah menaikkan suku bunga beberapa kali untuk menanggulangi inflasi, namun angka inflasi yang masih tinggi mengindikasikan bahwa ketegangan ekonomi global belum sepenuhnya mereda. Kebijakan suku bunga yang lebih tinggi dari The Fed pada awal tahun ini sempat mempengaruhi minat investor terhadap emas. Dengan suku bunga yang lebih tinggi, imbal hasil obligasi menjadi lebih menarik, sehingga investor mulai beralih dari emas yang tidak memberikan imbal hasil langsung. Meskipun demikian, dengan tren pelemahan dolar dan pergerakan pasar yang lebih fluktuatif, emas tetap dilihat sebagai aset yang dapat melindungi nilai kekayaan dalam situasi ketidakpastian ekonomi.

Imbal Hasil Obligasi Beragam

Selain dolar, pergerakan imbal hasil obligasi juga turut mempengaruhi harga emas. Pada hari yang sama, imbal hasil obligasi pemerintah AS menunjukkan tren yang beragam. Imbal hasil obligasi dua tahun AS tercatat turun 3,3 basis poin menjadi 4,159%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik sedikit 0,4 poin menjadi 4,202%. Meskipun pergerakan imbal hasil ini tidak terlalu signifikan, namun hal ini menunjukkan bahwa pasar obligasi dan pasar emas saling berhubungan. Secara historis, emas sering kali dianggap sebagai pelindung nilai ketika imbal hasil obligasi rendah atau ketika pasar khawatir tentang inflasi. Ketika imbal hasil obligasi naik, investor cenderung lebih memilih obligasi karena memberikan pengembalian yang lebih tinggi, yang dapat menurunkan permintaan terhadap emas. Namun, ketika imbal hasil obligasi menurun atau stagnan, emas menjadi pilihan yang lebih menarik karena tidak terpengaruh oleh perubahan suku bunga dan dapat menjadi instrumen investasi yang lebih aman dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Prospek Emas di Masa Mendatang

Melihat tren saat ini, prospek harga emas tetap menunjukkan potensi kenaikan, meskipun harga sempat terkoreksi setelah mencapai level tertinggi pada akhir Oktober. Dengan melemahnya dolar dan ketidakpastian global yang masih ada, banyak analis percaya bahwa harga emas akan terus berada dalam kisaran yang tinggi sepanjang sisa tahun 2024. Namun, risiko utama yang dapat mempengaruhi harga emas ke depan adalah kebijakan moneter dari The Fed, terutama jika inflasi tetap sulit dikendalikan dan suku bunga lebih lanjut dinaikkan. Selain itu, pasar obligasi yang fluktuatif dan ketidakpastian ekonomi global juga akan terus memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas.

Kesimpulan

Harga emas menunjukkan kenaikan yang signifikan pada Selasa (3/12) berkat melemahnya dolar AS. Kenaikan harga emas ini menjadi indikasi bahwa pasar masih mempertimbangkan emas sebagai aset yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Meskipun harga emas sempat terkoreksi setelah mencapai rekor tertinggi pada akhir Oktober, namun dengan pelemahan dolar dan pergerakan imbal hasil obligasi yang beragam, prospek emas tetap terlihat positif. Investor yang ingin melindungi kekayaan mereka dari inflasi dan fluktuasi pasar bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam emas sebagai instrumen yang relatif stabil di tengah ketidakpastian global.  
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 2 December 2024

Bestprofit | Emas Turun, Dolar dan Imbal Hasil Menguat

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (3/12) – Pada perdagangan sore hari Senin (2/12), harga emas mengalami penurunan yang signifikan, terutama dipengaruhi oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan ini terjadi karena meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (Fed) tidak akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter mereka yang dijadwalkan pada akhir bulan ini. Seiring dengan itu, harga emas berjangka untuk pengiriman Februari tercatat turun sebesar US$21,70, diperdagangkan pada level US$2.659,30 per ons. Penurunan harga emas ini mencerminkan perubahan dinamika pasar yang lebih luas, yang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi AS dan kebijakan moneter global.

Pengaruh Penguatan Dolar terhadap Harga Emas

Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan harga emas pada Senin (2/12) adalah penguatan dolar AS. Dolar menguat seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, yang terjadi setelah rilis data inflasi dan keputusan pasar yang menunjukkan bahwa Fed kemungkinan akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya. Ketika dolar menguat, harga emas cenderung turun. Hal ini disebabkan oleh emas yang diperdagangkan dalam dolar AS, yang menjadi lebih mahal bagi investor internasional ketika nilai tukar dolar meningkat. Sebagai logam yang dianggap sebagai tempat penyimpanan nilai, harga emas seringkali bergerak berlawanan arah dengan nilai tukar dolar. Oleh karena itu, fluktuasi dolar memiliki dampak langsung terhadap harga emas di pasar global.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Ekspektasi Federal Reserve Tetap Tidak Mengubah Suku Bunga

Seiring dengan penguatan dolar, pasar juga mengamati perkembangan yang terjadi di sekitar kebijakan moneter Federal Reserve. Data ekonomi yang baru-baru ini dirilis, terutama terkait dengan inflasi, memberikan gambaran bahwa Fed mungkin tidak akan mengambil langkah drastis seperti menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan mendatang. Inflasi AS, yang diukur menggunakan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 2,3% pada bulan Oktober, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2,1% pada bulan September. Angka ini masih berada di atas target inflasi 2% yang diinginkan oleh Fed, sehingga memperkuat pandangan bahwa bank sentral AS akan berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait suku bunga.

Dampak Kenaikan Imbal Hasil Obligasi terhadap Harga Emas

Selain penguatan dolar, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Imbal hasil obligasi jangka pendek, khususnya obligasi dua tahun, tercatat naik menjadi 4,202% pada Senin (2/12), sementara obligasi 10 tahun juga mengalami kenaikan menjadi 4,193%. Kenaikan imbal hasil obligasi ini mencerminkan pandangan pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Ketika imbal hasil obligasi naik, obligasi menjadi lebih menarik bagi investor karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi. Sebaliknya, emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti obligasi. Oleh karena itu, kenaikan imbal hasil obligasi dapat menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas, yang pada akhirnya menekan harga emas itu sendiri.

Koreksi Harga Emas Setelah Puncak Tertinggi

Sejak tercatat mencapai rekor tertinggi di level US$2.800,80 pada akhir Oktober, harga emas telah mengalami koreksi dan bergerak dalam kisaran yang lebih sempit. Koreksi ini sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penguatan dolar dan ekspektasi pasar mengenai kebijakan moneter Fed. Selain itu, ketidakpastian terkait situasi politik dan ekonomi di AS, terutama pasca pemilihan umum, turut mempengaruhi sentimen pasar. Meskipun ada gejolak politik yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi dan kebijakan moneter, pasar tampaknya lebih fokus pada data ekonomi yang memberikan petunjuk tentang arah kebijakan Fed di masa depan.

CME FedWatch Tool: Peluang Pemangkasan Suku Bunga Menurun

Salah satu indikator yang digunakan oleh pasar untuk memperkirakan kebijakan Fed adalah CME FedWatch Tool, yang memberikan probabilitas terkait perubahan suku bunga berdasarkan data pasar. Berdasarkan alat ini, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 18 Desember kini tercatat sekitar 62%. Ini menurun signifikan dibandingkan dengan 83% yang tercatat sebulan sebelumnya. Harapan bahwa Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah semakin meningkat, dengan probabilitas mencapai 38% pada hari Senin, dibandingkan dengan 17% sebulan lalu. Penurunan harapan pemangkasan suku bunga ini memberi sinyal bahwa pasar semakin yakin bahwa Fed akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya tanpa perubahan besar pada pertemuan mendatang.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat ke depan, prospek harga emas masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan moneter Federal Reserve hingga perkembangan ekonomi global. Meskipun harga emas mengalami penurunan pada Senin (2/12), potensi ketidakpastian ekonomi yang lebih luas, termasuk ketegangan perdagangan dan gejolak politik, dapat kembali mendongkrak permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Selain itu, meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Fed menurun, inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian politik di AS dapat mempengaruhi keputusan investor untuk tetap melibatkan emas dalam portofolio mereka sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, meskipun ada tekanan bearish jangka pendek, harga emas dapat kembali mendapatkan daya tarik jika ketidakpastian makroekonomi meningkat.

Kesimpulan

Harga emas yang turun pada perdagangan Senin (2/12) disebabkan oleh beberapa faktor utama, termasuk penguatan dolar AS, ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang, serta kenaikan imbal hasil obligasi AS. Meskipun harga emas mengalami koreksi setelah mencapai level tertingginya pada akhir Oktober, faktor-faktor ekonomi yang lebih luas, seperti inflasi dan ketidakpastian politik, masih dapat memberikan peluang bagi harga emas untuk kembali menguat di masa depan. Sebagai logam mulia yang dianggap sebagai lindung nilai, emas tetap menjadi perhatian bagi para investor, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 1 December 2024

Bestprofit | Emas Menuju Penurunan Bulanan Terbesar Sejak 2023

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (2/12) – Harga emas mengalami lonjakan sekitar 1% pada hari Jumat, 29 November, meskipun secara keseluruhan berada di jalur untuk mencatatkan kinerja bulanan terburuk sejak September 2023. Kenaikan harga emas tersebut didorong oleh dua faktor utama: pelemahan dolar AS dan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, meskipun prospek suku bunga yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Donald Trump memberikan tekanan pada logam mulia ini.

Kenaikan Harga Emas Dipengaruhi oleh Pelemahan Dolar AS

Pada pukul 10.01 GMT, harga emas spot tercatat naik 0,9% menjadi $2.664,11 per ons. Kenaikan ini memberikan sedikit harapan bagi para investor emas yang sebelumnya menghadapi penurunan tajam akibat penguatan dolar AS. Meskipun harga emas berjangka AS juga naik 0,9% menjadi $2.664,50, penurunan mingguan tetap diperkirakan sekitar 2% setelah aksi jual yang terjadi pada awal minggu ini. Dolar AS yang mengalami pelemahan pada hari Jumat menjadi faktor pendorong utama kenaikan harga emas. Indeks dolar AS (DXY) turun ke titik terendah sejak 12 November, meskipun tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 2% sepanjang bulan November. Gejolak yang terjadi di pasar valuta asing ini memberi ruang bagi emas untuk menguat, karena harga emas seringkali bergerak terbalik dengan pergerakan dolar.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Tantangan Emas Bulan November: Kinerja Terburuk Sejak September 2023

Meskipun ada kenaikan pada akhir minggu tersebut, bulan November menunjukkan kinerja yang kurang menguntungkan bagi harga emas. Harga emas batangan telah turun lebih dari 3% sepanjang bulan ini, mencatatkan penurunan bulanan terburuk sejak September 2023. Penurunan ini terjadi karena investor memprediksi bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum AS akan membawa dampak terhadap prospek tarif dan suku bunga yang lebih tinggi di bawah pemerintahannya. Dalam hal ini, pasar memperkirakan bahwa kemenangan Trump dapat memperpanjang periode suku bunga tinggi di AS, yang pada gilirannya dapat meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil seperti halnya obligasi atau saham, menjadi kurang menarik saat suku bunga lebih tinggi. Dampak dari prediksi ini terlihat pada penurunan harga emas sepanjang bulan November, meskipun ada dorongan sesaat pada akhir bulan ini.

Ketegangan Geopolitik Memengaruhi Harga Emas

Selain pergerakan dolar AS, faktor geopolitik juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Emas sering dianggap sebagai aset safe haven atau tempat berlindung yang aman bagi investor, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi atau politik. Dalam hal ini, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina tetap menjadi faktor yang mempengaruhi harga emas. Pada 29 November, ketegangan di Timur Tengah sedikit mereda setelah adanya pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon Selatan. Militer Israel melaporkan bahwa kedatangan tersangka terdeteksi di beberapa wilayah di Lebanon Selatan, yang dianggap sebagai pelanggaran gencatan senjata dengan Hizbullah. Meskipun situasi ini sedikit mereda, ketegangan geopolitik di kawasan tersebut tetap memengaruhi pasar. Selain itu, perang Rusia-Ukraina terus memberikan dampak besar pada pasar global, termasuk harga emas. Pada bulan November, Rusia melancarkan serangan besar terhadap infrastruktur energi Ukraina, yang menambah ketidakpastian geopolitik di Eropa Timur. Investor tetap cemas tentang dampak jangka panjang dari ketegangan ini terhadap ekonomi global, dan hal ini terus meningkatkan minat terhadap emas sebagai aset pelindung nilai.

Dampak Suku Bunga Tinggi terhadap Emas

Salah satu alasan utama mengapa harga emas mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir adalah pengaruh suku bunga yang lebih tinggi. Ketika suku bunga naik, biaya peluang untuk memegang emas juga meningkat. Emas tidak menghasilkan bunga atau dividen, sehingga ketika suku bunga naik, aset lain seperti obligasi menjadi lebih menarik bagi investor. Oleh karena itu, ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama di bawah pemerintahan Trump memberikan tekanan pada harga emas. Namun, meskipun harga emas turun, masih ada kekhawatiran bahwa ketidakpastian ekonomi dan politik di masa depan dapat membuat harga emas kembali menguat. Dalam hal ini, permintaan untuk emas sebagai aset safe haven tetap tinggi, meskipun ada tekanan dari suku bunga yang lebih tinggi.

Investor Menunggu Data Ekonomi AS yang Akan Datang

Para investor juga menunggu rilis data ekonomi utama AS yang dijadwalkan pada minggu depan, termasuk laporan pekerjaan. Data ini akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang apakah ada kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang, yang bisa berdampak pada pergerakan harga emas. Jika data ekonomi menunjukkan pelambatan ekonomi yang signifikan, hal ini bisa membuka peluang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga, yang dapat menguntungkan emas. Sebaliknya, jika data menunjukkan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan, suku bunga yang lebih tinggi mungkin tetap bertahan, yang dapat menghambat kenaikan harga emas.

Kinerja Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, harga logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mencatatkan kenaikan pada hari Jumat, meskipun semuanya diperkirakan akan mengalami penurunan bulanan. Harga perak spot naik 1,5% menjadi $30,71 per ons, sedangkan platinum naik 1,5% menjadi $944,70 per ons, dan paladium naik 1,4% menjadi $987,08 per ons. Namun, meskipun ada lonjakan harga jangka pendek, ketiga logam mulia ini tetap mengalami penurunan sepanjang bulan November, seiring dengan penurunan harga emas dan penguatan dolar AS.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, harga emas mengalami kenaikan 1% pada 29 November, yang didorong oleh pelemahan dolar AS dan ketegangan geopolitik yang masih ada. Namun, harga emas tetap berada di jalur untuk mencatatkan kinerja bulanan terburuk sejak September 2023, akibat penguatan dolar AS dan ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Donald Trump. Ketidakpastian geopolitik, terutama terkait dengan ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina, serta data ekonomi AS yang akan datang, tetap menjadi faktor kunci yang akan mempengaruhi arah harga emas di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 28 November 2024

Bestprofit | Emas Naik Menyusul Pemangkasan Suku Bunga Fed Desember

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (29/11) – Harga emas berjangka mengalami kenaikan pada hari Kamis (28 November) setelah mengalami bulan yang penuh volatilitas. Harga logam mulia tersebut naik sebesar 0,3% menjadi $2.646,60 per troy ons. Beberapa faktor utama yang mendasari pergerakan harga emas ini termasuk ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih dovish dari Federal Reserve (Fed) serta kondisi ketidakpastian geopolitik yang berlanjut, yang memberikan dukungan untuk emas sebagai aset safe haven.
 

1. Kenaikan Harga Emas di Tengah Pemangkasan Suku Bunga Federal Reserve

 

Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan melanjutkan kebijakan pemangkasan suku bunga pada pertemuan mereka di bulan Desember. Analis ING mencatat bahwa alat pemantau Federal Reserve (Fed Watch Tool) yang disediakan oleh CME Group menunjukkan bahwa pasar saat ini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) mencapai 68%. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dari sekitar 56% pada minggu sebelumnya. 
 
Kunjungi juga : bestprofit futures

 
Kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Fed biasanya cenderung meningkatkan daya tarik emas. Hal ini terjadi karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi imbal hasil yang diperoleh dari instrumen investasi berbunga, seperti obligasi. Sebagai akibatnya, investor sering beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas, yang tidak memberikan imbal hasil tetapi menawarkan potensi pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Emas, sebagai logam mulia yang diperdagangkan secara internasional, biasanya mendapatkan perhatian lebih ketika suku bunga lebih rendah karena biaya peluang kepemilikan emas menjadi lebih rendah. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah umumnya menandakan kebijakan moneter yang lebih longgar, yang sering kali merangsang permintaan terhadap komoditas seperti emas sebagai bentuk lindung nilai dari kemungkinan ketidakstabilan ekonomi atau inflasi. 
 

2. Inflasi yang Lebih Tinggi Bisa Melemahkan Kasus Pemangkasan Suku Bunga

 

Namun, meskipun ada ekspektasi pemangkasan suku bunga, data inflasi yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan angka yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Inflasi yang lebih tinggi dapat memperlemah alasan bagi Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Jika inflasi tetap tinggi, Fed mungkin akan ragu untuk melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut karena khawatir inflasi dapat menjadi tidak terkendali. Berdasarkan data inflasi terbaru, konsumen di AS menghadapi kenaikan harga di beberapa sektor, yang dapat mengurangi daya beli mereka. Hal ini bisa menambah tantangan bagi pembuat kebijakan yang mencoba menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan upaya untuk menurunkan inflasi. Dalam situasi ini, meskipun harga emas bisa naik sementara karena ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, faktor inflasi yang lebih tinggi dapat membatasi ruang bagi logam mulia ini untuk bergerak lebih jauh. 
 

3. Ketidakpastian Geopolitik Tetap Memberikan Dukungan untuk Emas

 

Selain faktor ekonomi domestik AS, ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan di berbagai belahan dunia juga memberikan kontribusi pada kekuatan harga emas. Meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi, dan situasi di Eropa juga terus menyumbang pada volatilitas pasar global. Konflik dan ketidakpastian politik di berbagai wilayah dunia sering kali memicu permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Saat ketidakpastian meningkat, investor cenderung mencari instrumen yang dapat memberikan perlindungan terhadap potensi kerugian dalam pasar saham atau obligasi. Emas, dengan reputasinya yang panjang sebagai tempat berlindung selama masa ketegangan global, sering dipilih sebagai alternatif yang lebih stabil dibandingkan dengan aset lainnya yang lebih terpengaruh oleh perubahan kondisi pasar. Selain ketidakpastian politik di Timur Tengah, krisis energi dan situasi ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa juga berpotensi memberikan dampak yang lebih besar pada ekonomi global. Semua faktor ini terus mengarah pada ketidakpastian ekonomi yang dapat meningkatkan daya tarik emas. 
 

4. Pergerakan Harga Emas dan Faktor-Faktor Pengaruhnya ke Depan

 

Ke depan, harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk kebijakan moneter dari Bank Sentral AS, perkembangan inflasi, dan dinamika geopolitik global. Salah satu faktor utama yang akan menentukan arah pergerakan harga emas adalah keputusan suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve dalam pertemuannya pada bulan Desember. Meskipun pasar telah memperkirakan pemangkasan suku bunga, kebijakan terkait inflasi yang lebih tinggi dapat memperlambat langkah Fed untuk melanjutkan pelonggaran moneternya. Di sisi lain, ketidakpastian politik dan ekonomi di berbagai bagian dunia tetap menjadi pendorong utama permintaan emas. Investor yang cemas tentang masa depan pasar saham atau potensi penurunan ekonomi dapat mencari ketenangan dengan berinvestasi dalam emas, yang dipandang sebagai aset yang lebih stabil dan aman. 
 

5. Prospek Emas dalam Jangka Menengah: Pengaruh Suku Bunga dan Geopolitik

 

Dalam jangka menengah, harga emas berpotensi tetap terkendali dalam kisaran yang lebih tinggi karena adanya kombinasi antara ketidakpastian geopolitik dan kebijakan suku bunga yang longgar. Meskipun ada kemungkinan bahwa kebijakan suku bunga lebih rendah dapat memberi dorongan pada harga emas, faktor-faktor lain seperti inflasi dan stabilitas pasar juga akan memainkan peran penting dalam menentukan sentimen investor. Jika ketegangan politik di Timur Tengah atau Eropa semakin memburuk, investor dapat semakin condong untuk berinvestasi dalam emas sebagai tempat berlindung dari potensi kerugian. Di sisi lain, jika inflasi terus menunjukkan angka yang tinggi atau ekonomi global memperlihatkan tanda-tanda perlambatan yang lebih jelas, maka daya tarik emas sebagai aset safe haven akan semakin menguat. Namun, tantangan terbesar bagi pasar emas adalah ketidakpastian terkait dengan kebijakan moneter. Jika Federal Reserve memilih untuk lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut, atau jika data ekonomi menunjukkan bahwa inflasi sudah mulai terkendali, maka ini bisa membatasi potensi kenaikan harga emas dalam jangka pendek. 
 

Kesimpulan

 

Harga emas berjangka pada 28 November mengalami kenaikan yang dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang berlanjut, baik di Timur Tengah maupun di Eropa, juga mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven. Meskipun inflasi yang lebih tinggi dapat membatasi ruang untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut, kombinasi dari kebijakan moneter yang longgar dan ketegangan geopolitik global kemungkinan akan terus memberikan dukungan bagi harga emas dalam beberapa bulan mendatang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 27 November 2024

Bestprofit | Emas Pulih Saat Dolar AS Melemah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (28/11) – Harga emas mengalami pemulihan pada hari Rabu setelah sebelumnya merosot ke level terendah mingguan di $2.605. Pemulihan harga emas ini didorong oleh melemahnya Dolar AS, sebagai respons terhadap rilis data ekonomi AS yang menunjukkan perlambatan dalam beberapa sektor ekonomi. Bersamaan dengan itu, imbal hasil obligasi Treasury AS yang menurun juga berkontribusi pada pemulihan harga emas. Pergerakan harga emas pada hari tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 0,13%, dengan XAU/USD diperdagangkan pada harga $2.636.

Dampak Data Ekonomi AS terhadap Dolar dan Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah fluktuasi nilai tukar Dolar AS. Data ekonomi yang dirilis menunjukkan tren yang lebih lemah dalam perekonomian AS, yang memengaruhi kekuatan Dolar. Melemahnya Dolar AS memberikan dampak langsung terhadap harga emas, yang sering dipandang sebagai aset yang lebih aman dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai mata uang utama.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Salah satu data ekonomi yang signifikan adalah rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, yang merupakan indikator inflasi utama yang digunakan oleh Federal Reserve (Fed). Angka PCE yang sesuai dengan ekspektasi menunjukkan bahwa inflasi tetap terjaga pada tingkat yang dapat diterima oleh bank sentral. Data ini mendukung pendekatan bertahap yang diambil oleh Fed, yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang. Penurunan suku bunga akan membuat biaya pinjaman lebih rendah, yang pada gilirannya dapat menguntungkan aset seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pengaruh Imbal Hasil Obligasi AS terhadap Harga Emas

Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS juga turut memberikan dukungan bagi pemulihan harga emas. Obligasi Treasury AS sering dianggap sebagai aset aman, namun dengan imbal hasil yang rendah, daya tarik emas sebagai alternatif investasi yang lebih aman semakin meningkat. Ketika imbal hasil obligasi menurun, logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas, menjadi lebih menarik bagi para investor yang mencari perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi. Pada hari Rabu, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan, yang menyebabkan Dolar AS melemah. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Dolar terhadap enam mata uang utama dunia, jatuh sebesar 0,78%, mencatatkan nilai 106,04. Penurunan ini menciptakan atmosfer yang lebih mendukung bagi harga emas untuk kembali pulih, mengingat emas sering kali bergerak berlawanan arah dengan Dolar.

Sentimen Pasar yang Menyambut Hari Libur Thanksgiving

Pasar juga dipengaruhi oleh faktor musiman, khususnya mendekati liburan Thanksgiving di AS. Biasanya, menjelang liburan panjang, aktivitas pasar ekuitas sedikit melambat karena banyak investor yang memilih untuk mengambil cuti atau mengurangi posisi perdagangan mereka. Sentimen pasar yang sedikit suram ini dapat mendorong aliran dana menuju aset yang lebih aman, seperti emas, untuk menghindari volatilitas yang dapat terjadi selama liburan. Meskipun pasar ekuitas AS cenderung lebih tenang menjelang Thanksgiving, ketidakpastian global tetap menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan investasi. Di tengah ketegangan geopolitik, terutama terkait dengan konflik Israel-Lebanon dan Rusia-Ukraina, investor cenderung mencari perlindungan dalam bentuk aset yang tidak bergantung pada hasil imbalan atau bunga, seperti emas.

Stabilitas Ekonomi AS dan Prospek Emas di Masa Depan

Walaupun data ekonomi yang dirilis menunjukkan beberapa tanda perlambatan, ekonomi AS tetap menunjukkan kekuatan. Salah satu indikator utama yang mendukung pandangan ini adalah rilis estimasi kedua Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal ketiga, yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih solid dari yang diperkirakan sebelumnya. Di sisi lain, data pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat, dengan jumlah klaim tunjangan pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan. Namun, meskipun ada tanda-tanda stabilitas, potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada Desember mendatang tetap menjadi faktor yang akan mempengaruhi arah pergerakan harga emas. Jika Fed benar-benar menurunkan suku bunga, emas cenderung mendapatkan dukungan karena suku bunga yang lebih rendah membuat biaya peluang memegang emas menjadi lebih murah dibandingkan dengan aset yang memberikan bunga atau imbal hasil.

Gejolak Geopolitik dan Ketidakpastian Global

Walaupun harga emas pulih pada hari Rabu, faktor ketidakpastian geopolitik tetap membayangi pasar. Meskipun Lebanon dan Israel telah menyetujui gencatan senjata, konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung dapat menjadi pemicu ketegangan lebih lanjut yang mendorong permintaan terhadap logam mulia. Dalam situasi krisis atau ketidakpastian global, emas sering kali dianggap sebagai “safe haven” yang dapat memberikan perlindungan terhadap fluktuasi pasar dan inflasi. Harga emas juga cenderung sensitif terhadap dinamika geopolitik. Ketika ketegangan internasional meningkat, seperti yang terjadi dengan konflik di Timur Tengah atau ketegangan antara negara-negara besar, investor lebih cenderung beralih ke emas karena sifatnya yang tidak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah atau perkembangan ekonomi tertentu.

Peluang Penurunan Suku Bunga pada Desember dan Prospek Emas

Menurut data dari CME FedWatch Tool, pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 70% bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan Desember. Penurunan suku bunga akan memperkuat daya tarik emas karena logam mulia ini tidak memberikan hasil bunga atau dividen. Dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung mencari aset yang dianggap lebih aman dan tidak terpengaruh oleh suku bunga, dan emas menjadi pilihan yang menarik. Prospek suku bunga yang lebih rendah akan memberikan dorongan tambahan bagi harga emas, yang selama ini telah dipengaruhi oleh keputusan moneter Fed. Emas akan terus menjadi primadona bagi para investor yang mencari perlindungan terhadap potensi risiko inflasi atau ketidakpastian ekonomi di masa depan.

Kesimpulan

Harga emas mengalami pemulihan yang signifikan setelah turun ke level terendah mingguannya di $2.605. Pemulihan ini didorong oleh melemahnya Dolar AS, penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS, dan data ekonomi AS yang menunjukkan tren stabil meskipun ada perlambatan di beberapa sektor. Penurunan suku bunga yang diharapkan pada Desember mendatang semakin memperkuat prospek emas sebagai aset yang menarik bagi investor. Meskipun begitu, ketidakpastian geopolitik dan kondisi pasar global tetap menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 25 November 2024

Bestprofit | Emas Turun Dampak Gencatan Senjata di Timur Tengah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (26/11) – Pada hari Senin, 25 November 2024, harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan tajam dalam sesi perdagangan Amerika Utara. Penurunan ini terjadi setelah berita tentang potensi gencatan senjata antara Lebanon dan Israel mulai tersebar, yang mengurangi ketegangan geopolitik di kawasan tersebut dan meningkatkan minat terhadap aset-aset yang lebih berisiko. Selain itu, keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan juga memengaruhi pasar logam mulia tersebut. Harga emas diperdagangkan pada level $2.620, turun lebih dari 3% dari harga sebelumnya.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas

Gencatan Senjata Lebanon-Israel Memicu Penurunan Minat terhadap Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari tersebut adalah berita terkait gencatan senjata yang hampir tercapai antara Lebanon dan Israel. Sebuah laporan dari Axios mengungkapkan bahwa kedua negara tersebut hampir menyetujui persyaratan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan Hizbullah. Hal ini menciptakan ekspektasi bahwa ketegangan geopolitik yang telah mengarah pada ketidakpastian di Timur Tengah akan mereda, yang pada gilirannya mengurangi permintaan untuk emas sebagai aset pelindung (safe haven). Emas dikenal sebagai aset yang cenderung menarik perhatian para investor ketika ketidakpastian global meningkat, terutama dalam hal konflik geopolitik atau krisis ekonomi. Namun, ketika berita tentang gencatan senjata tersebar dan ketegangan mereda, minat terhadap emas berkurang karena investor mulai beralih ke aset yang lebih berisiko yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham atau mata uang berisiko.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS

Faktor lain yang turut memengaruhi harga emas adalah penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahan Trump. Banyak pelaku pasar yang menyambut positif pengumuman ini karena pandangan Bessent mengenai kebijakan ekonomi AS yang dianggap lebih moderat dibandingkan dengan kebijakan yang ada sebelumnya. Menurut Giovanni Staunovo, seorang analis Komoditas UBS, beberapa pelaku pasar melihat Bessent sebagai sosok yang tidak terlalu negatif mengenai perang dagang dengan China. Bessent dikenal dengan pendekatan bertahap dalam menerapkan tarif, yang dapat membantu meredakan ketegangan perdagangan global. Salah satu kebijakan yang diusung oleh Bessent adalah kebijakan “tiga-tiga”, yang bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran AS sebesar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan, mencapai tingkat PDB tahunan sebesar 3%, serta meningkatkan produksi minyak mentah AS sebanyak 3 juta barel per hari. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki keadaan ekonomi domestik, namun bagi pasar emas, kebijakan tersebut berpotensi mengurangi ketidakpastian ekonomi global, yang biasanya mendukung kenaikan harga emas.

Penurunan Harga Emas Dibawah SMA 50 Hari

Harga emas yang sempat mencatatkan rekor tertinggi pada beberapa minggu sebelumnya kini menghadapi penurunan signifikan. Pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh penurunan harga yang menembus level penting, yaitu di bawah Simple Moving Average (SMA) 50 hari yang berada pada $2.664. Penurunan harga ini membuka peluang bagi potensi penurunan lebih lanjut, mengingat SMA sering dijadikan indikator penting dalam analisis teknikal. Jika harga emas tetap berada di bawah level ini, para investor dapat menganggapnya sebagai sinyal bearish, yang dapat memperburuk sentimen pasar terhadap emas.

Imbal Hasil Rendah Emas dalam Kondisi Risiko Tinggi

Emas adalah logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, seperti halnya obligasi atau saham yang dapat memberikan dividen atau bunga. Hal ini menjadikan emas lebih menarik dalam situasi di mana ada ketidakpastian dan investor mencari perlindungan dari inflasi atau ketegangan geopolitik. Namun, ketika minat terhadap aset berisiko meningkat, seperti yang terjadi pada hari Senin, investor cenderung meninggalkan emas dan beralih ke aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi. Pada saat pasar mulai merespons berita positif seperti gencatan senjata dan kebijakan ekonomi yang lebih stabil, permintaan terhadap emas menurun. Investor mulai melihat kembali saham-saham yang tertekan oleh ketidakpastian sebelumnya atau instrumen lainnya yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Hal ini menciptakan tekanan penurunan harga emas.

Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Harga Emas

Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah AS dapat berpengaruh besar terhadap harga emas. Kebijakan yang mengarah pada pemulihan ekonomi, seperti yang diperkirakan dari penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan, dapat meredakan kekhawatiran pasar dan mengurangi ketertarikan terhadap emas. Sebagai contoh, jika kebijakan fiskal yang diterapkan berhasil mengurangi defisit anggaran atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka investor akan cenderung mengalihkan investasi mereka dari emas ke aset lain yang memberikan hasil lebih tinggi. Selain itu, penurunan ketegangan dagang dengan China, yang diprediksi terjadi dengan pendekatan lebih bertahap dari Bessent, juga berpotensi menurunkan permintaan emas. Ketika ekonomi global kembali stabil dan hubungan dagang membaik, risiko ekonomi yang memicu lonjakan harga emas dapat mereda.

Pergerakan Harga Emas Ke Depan

Dengan harga emas yang telah turun lebih dari 3% pada hari Senin, banyak yang bertanya-tanya apakah tren penurunan ini akan berlanjut ataukah harga emas akan pulih dalam waktu dekat. Sejumlah faktor akan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah pergerakan harga emas ke depan, di antaranya adalah perkembangan lebih lanjut mengenai gencatan senjata Lebanon-Israel, kebijakan ekonomi pemerintahan Trump, serta data ekonomi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Analis pasar akan mengawasi dengan cermat data ekonomi penting seperti Keyakinan Konsumen, Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), serta klaim pengangguran awal yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang keadaan perekonomian AS. Selain itu, inflasi juga menjadi faktor yang harus diperhatikan, terutama Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang menjadi pengukur inflasi pilihan bagi Federal Reserve. Jika data ini menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih kuat, maka minat terhadap emas sebagai aset pelindung mungkin akan berkurang lebih lanjut.

Kesimpulan

Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan yang signifikan pada 25 November 2024, dipicu oleh berita tentang gencatan senjata antara Lebanon dan Israel serta penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS. Perkembangan ini mengurangi ketegangan geopolitik dan memperburuk minat terhadap aset yang lebih berisiko. Selain itu, penurunan harga emas yang telah jatuh di bawah SMA 50 hari membuka potensi penurunan lebih lanjut. Meskipun harga emas dapat mengalami fluktuasi, perkembangan kebijakan ekonomi dan data ekonomi AS akan terus menjadi faktor penting yang memengaruhi arah harga emas ke depannya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 21 November 2024

Bestprofit | Emas Sentuh Level Tertinggi dalam Seminggu

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (22/11) – Harga emas spot mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu minggu pada hari Kamis, melanjutkan kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut. Kenaikan harga ini dipicu oleh permintaan yang meningkat terhadap aset safe haven setelah perkiraan pendapatan Nvidia yang kurang menggembirakan dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Harga emas spot tercatat naik sebesar 0,6%, mencapai $2.666,00 per ons, sementara harga emas berjangka AS juga naik 0,6% menjadi $2.668,60.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Lonjakan Permintaan Aset Safe Haven

Emas dikenal sebagai aset safe haven, yaitu instrumen investasi yang dianggap aman dan stabil selama krisis ekonomi atau ketidakpastian politik. Ketika ketegangan global meningkat, para investor cenderung beralih ke emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Dengan situasi yang semakin tegang antara Rusia dan Ukraina, ketidakpastian global yang timbul meningkatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai. Meningkatnya premi risiko geopolitik ini berkontribusi pada kenaikan harga emas, yang juga dipengaruhi oleh keputusan Amerika Serikat yang memveto resolusi gencatan senjata PBB di Gaza. Pada saat yang sama, laporan keuangan Nvidia, yang meramalkan prospek pendapatan yang kurang menggembirakan, turut berperan dalam menggerakkan pasar. Saham global merosot setelah laporan tersebut gagal memberikan dorongan positif kepada investor. Ketidakpastian pasar saham ini turut mendorong investor untuk melirik logam mulia seperti emas sebagai alternatif investasi yang lebih aman.

Dampak Ketegangan Geopolitik terhadap Harga Emas

Ketegangan geopolitik selalu menjadi faktor penting yang memengaruhi harga emas. Meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah menjadi faktor dominan yang memengaruhi harga emas dalam beberapa minggu terakhir. Dengan situasi yang semakin memanas di Ukraina, pasar emas terpengaruh oleh ketidakpastian yang timbul dari konflik tersebut. Selain itu, ketegangan di wilayah Timur Tengah, yang dipicu oleh situasi di Gaza, turut memperburuk sentimen investor. Ketika konflik-konflik ini muncul, investor sering kali mencari perlindungan dalam bentuk aset yang dianggap lebih aman, seperti emas. Menurut analisis David Meger, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Ukraina adalah salah satu faktor utama yang berperan dalam lonjakan harga emas. Meningkatnya ketegangan ini meningkatkan permintaan terhadap emas, yang kemudian berkontribusi pada kenaikan harga logam mulia tersebut.

Kinerja Harga Emas Minggu Ini

Harga emas spot telah mengalami lonjakan 4% sepanjang minggu ini, mencatatkan kinerja terbaiknya sejak bulan April. Ini terjadi setelah harga emas mengalami penurunan tajam pada minggu sebelumnya, yang merupakan penurunan terbesar dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Penurunan harga emas pada saat itu sebagian besar dipicu oleh lonjakan dolar AS yang disebabkan oleh euforia pasar setelah hasil pemilu Presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump. Pada saat itu, pasar memperkirakan bahwa kebijakan yang diusulkan oleh Trump, yang dikenal dengan sebutan “Trump Trade”, dapat memicu volatilitas pasar global dan inflasi. Hal ini menurunkan harapan bahwa bank sentral dapat melonggarkan kebijakan moneter.

Prospek Kebijakan Moneter dan Dampaknya terhadap Emas

Para ekonom memprediksi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada bulan Desember, meskipun ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga pada tahun 2025 lebih kecil. Penurunan suku bunga ini bisa berpotensi memengaruhi harga emas, karena suku bunga yang lebih rendah membuat emas. Namun, ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Desember telah menurun secara signifikan. Meski demikian, ketidakpastian ekonomi global dan kemungkinan kebijakan moneter yang lebih longgar tetap menjadi faktor yang mendukung permintaan terhadap emas. Harga emas juga dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan dari pejabat-pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan berpidato dalam waktu dekat. Para investor akan terus mengamati pernyataan tersebut untuk melihat apakah ada petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter Fed, yang dapat memengaruhi prospek harga emas.

Harga Logam Mulia Lainnya

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang signifikan. Harga perak spot stabil di $30,85 per ons, sementara harga platinum tetap tidak berubah di $961,30. Paladium, di sisi lain, mencatatkan kenaikan 1,5%, mencapai $1.036,50 per ons. Meskipun emas tetap menjadi fokus utama, pergerakan harga logam mulia lainnya juga memengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas spot pada sesi keempat berturut-turut ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan laporan keuangan yang mengecewakan dari Nvidia. Permintaan terhadap aset safe haven, khususnya emas, semakin kuat di tengah ketegangan Rusia-Ukraina dan ketidakpastian ekonomi global. Ke depannya, investor akan terus memantau perkembangan ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter yang dapat memengaruhi harga emas lebih lanjut.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 20 November 2024

Bestprofit | Emas Naik di Tengah Ancaman Nuklir Rusia

https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (21/11) – Pada pertengahan sore hari Rabu (20/11), harga emas mengalami lonjakan yang signifikan, naik untuk hari ketiga berturut-turut. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan internasional yang mendorong minat terhadap aset safe-haven seperti emas. Keputusan Pemerintah Amerika Serikat yang mengizinkan Ukraina untuk menembakkan rudal buatan AS ke Rusia, ditambah dengan respons Moskow yang menurunkan ambang batas kebijakannya terkait penggunaan senjata nuklir, menciptakan ketidakpastian global yang memicu aksi beli terhadap emas.

Harga Emas Naik Signifikan

Emas untuk pengiriman Desember terakhir tercatat naik sebesar US$20,90 menjadi US$2.651,90 per ons pada akhir perdagangan Rabu. Lonjakan ini menunjukkan bahwa investor semakin melirik emas sebagai tempat yang lebih aman untuk menempatkan uang mereka di tengah ketegangan geopolitik yang semakin memanas. Keputusan Presiden AS, Joe Biden, yang mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal buatan Amerika untuk menyerang wilayah Rusia, semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut. Reaksi cepat dari Rusia, yang menurunkan ambang batas kebijakannya mengenai penggunaan senjata nuklir, menambah kekhawatiran global tentang potensi eskalasi konflik yang lebih besar.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Ketegangan Geopolitik Mendorong Permintaan Safe-Haven

Ketegangan internasional ini memicu permintaan terhadap aset safe-haven, salah satunya adalah emas. Emas telah lama dikenal sebagai tempat penyimpanan nilai yang aman, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan politik. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak investor yang mulai mengalihkan dana mereka dari aset berisiko seperti saham dan obligasi, menuju aset yang lebih stabil seperti emas. Peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, yang semakin melibatkan negara-negara besar seperti AS dan negara-negara Eropa, memicu investor untuk mencari perlindungan. Emas dipandang sebagai pilihan yang tepat dalam situasi seperti ini karena tidak terpengaruh oleh perubahan nilai tukar atau fluktuasi ekonomi yang tajam.

Dolar AS Menguat Meski Emas Naik

Meskipun harga emas naik, dolar AS juga mengalami penguatan pada hari yang sama. Indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,55 poin menjadi 106,75, menunjukkan bahwa permintaan untuk dolar masih cukup kuat. Biasanya, dolar yang lebih kuat cenderung memberi tekanan negatif pada harga komoditas yang dihargai dalam dolar, seperti emas. Ini terjadi karena dolar yang lebih mahal membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, dalam situasi ketegangan geopolitik yang meningkat, peran dolar sebagai mata uang cadangan global tetap memberikan daya tarik tersendiri. Bahkan meskipun dolar menguat, emas berhasil mempertahankan kenaikannya karena permintaan terhadap aset safe-haven lebih dominan. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada faktor penghambat seperti penguatan dolar, faktor risiko yang datang dari ketegangan internasional cukup kuat untuk mendorong harga emas naik.

Imbal Hasil Treasury AS Juga Naik

Selain penguatan dolar, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menunjukkan kenaikan yang signifikan. Obligasi dua tahun AS terakhir terlihat membayar 4,31%, naik 1,9 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik 1,1 poin menjadi 4,413%. Peningkatan imbal hasil obligasi ini seringkali dilihat sebagai indikator bahwa investor sedang menilai prospek ekonomi jangka pendek dan kebijakan moneter dari Federal Reserve. Namun, meskipun imbal hasil obligasi meningkat, yang biasanya akan membuat investasi di pasar obligasi lebih menarik daripada emas, investor tampaknya tetap lebih tertarik untuk membeli emas sebagai bentuk perlindungan dari ketidakpastian geopolitik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, faktor risiko geopolitik bisa lebih memengaruhi harga emas daripada dinamika pasar obligasi.

Peran Emas sebagai Aset Safe-Haven

Emas sebagai aset safe-haven telah terbukti menjadi pilihan utama bagi banyak investor dalam menghadapi ketidakpastian global. Aset ini cenderung mengalami kenaikan ketika terjadi ketegangan geopolitik atau finansial, seperti yang terjadi sekarang. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap emas cenderung meningkat setiap kali ketegangan internasional meningkat, seperti yang terlihat dalam kasus krisis keuangan, perang, atau ketegangan politik. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, investor lebih cenderung memilih emas daripada instrumen investasi lainnya yang lebih berisiko. Dengan kata lain, emas bukan hanya menjadi komoditas yang diburu saat inflasi tinggi, tetapi juga saat ketegangan global meningkat. Emas tidak terikat pada kebijakan moneter suatu negara atau kinerja pasar saham, yang menjadikannya pilihan yang sangat menarik dalam keadaan pasar yang volatile.

Dampak Ketegangan Rusia-Ukraina terhadap Ekonomi Global

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian global. Konflik ini telah menyebabkan lonjakan harga energi, gangguan pasokan barang, dan ketidakpastian yang lebih luas di pasar internasional. Ketegangan yang berkepanjangan di kawasan Eropa Timur dapat menyebabkan gejolak yang lebih besar di pasar keuangan global, yang pada gilirannya mendorong permintaan terhadap emas. Investor yang khawatir tentang dampak dari eskalasi konflik ini cenderung mencari perlindungan dalam bentuk emas. Selain itu, ketegangan geopolitik juga mengarah pada kekhawatiran terhadap kebijakan moneter global, terutama yang diambil oleh Federal Reserve AS, yang mempengaruhi nilai tukar dolar dan imbal hasil obligasi. Ketegangan yang berlanjut di Ukraina juga bisa memperburuk kondisi ekonomi global, yang akan semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven.

Outlook Pasar Emas

Melihat kondisi pasar yang ada, harga emas diperkirakan akan terus dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik yang berkembang, khususnya terkait dengan konflik Rusia-Ukraina. Ketidakpastian yang timbul dari situasi ini kemungkinan besar akan mendorong lebih banyak investor untuk membeli emas sebagai bentuk perlindungan dari potensi risiko yang ada. Namun, faktor lain seperti kebijakan moneter dari bank sentral besar, terutama Federal Reserve, juga akan memengaruhi arah pergerakan harga emas. Jika Federal Reserve melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi untuk menanggulangi inflasi, maka ini bisa memberi tekanan pada harga emas karena investor lebih tertarik pada instrumen pendapatan tetap yang memberikan hasil lebih tinggi. Sebaliknya, jika ketegangan geopolitik terus meningkat dan memperburuk perekonomian global, maka permintaan terhadap emas kemungkinan akan tetap kuat.

Kesimpulan

Harga emas yang menguat pada hari Rabu, 20 November, mencerminkan meningkatnya ketegangan internasional yang mendorong permintaan terhadap aset safe-haven. Ketegangan yang timbul dari keputusan Pemerintah AS yang mengizinkan Ukraina menembakkan rudal ke Rusia, serta respons Moskow terkait senjata nuklir, semakin memperburuk ketidakpastian global. Walaupun dolar AS dan imbal hasil obligasi meningkat, permintaan terhadap emas tetap tinggi, mencerminkan peran emas sebagai pelindung nilai dalam menghadapi ketegangan geopolitik dan ekonomi yang berkembang. Ke depannya, ketegangan internasional dan kebijakan moneter AS akan terus menjadi faktor penentu dalam pergerakan harga emas.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 19 November 2024

Bestprofit | Emas Naik di Tengah Ketegangan dan Melemahnya Imbal Hasil

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (20/11) – Pada Selasa sore, 19 November 2024, harga emas mengalami kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, didorong oleh pelemahan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan meningkatnya ketegangan internasional. Emas untuk pengiriman Desember terakhir tercatat naik sebesar US$16,30 menjadi US$2.360,90 per ons, menjadikannya sebagai salah satu komoditas yang menarik bagi para investor yang mencari pelaburan aman di tengah ketidakpastian pasar global. Kenaikan harga emas ini juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting, termasuk kebijakan luar negeri Pemerintah AS yang melibatkan Ukraina, serta dinamika pasar mata uang dan obligasi. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, termasuk dampak dari kebijakan AS terhadap Rusia, pergerakan imbal hasil obligasi AS, dan posisi dolar AS di pasar global.

Kenaikan Emas Didorong oleh Ketegangan Internasional

Salah satu faktor utama yang mendasari kenaikan harga emas pada hari Selasa adalah ketegangan internasional yang meningkat, khususnya terkait dengan keputusan Pemerintah Presiden Joe Biden untuk mengizinkan Ukraina menyerang target di Rusia dengan menggunakan rudal yang dipasok oleh AS. Keputusan ini, yang diumumkan pada akhir pekan, menandakan eskalasi dalam konflik antara Ukraina dan Rusia, yang selama ini telah menarik perhatian dunia.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Bagi banyak analis pasar, keputusan ini memiliki dampak langsung terhadap hubungan antara AS dan Rusia. Moskow menganggap keputusan tersebut sebagai langkah yang meningkatkan potensi pertempuran langsung antara NATO dan Rusia. Dalam konteks ini, ketegangan geopolitik yang semakin memburuk seringkali mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti emas, sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian dan potensi krisis.

Emas Sebagai Aset Aman dalam Ketidakpastian Geopolitik

Emas selama ini dikenal sebagai aset safe haven, yang cenderung mengalami kenaikan harga saat ada ketidakpastian di pasar keuangan atau ketegangan internasional. Dalam situasi yang penuh risiko geopolitik, seperti yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini, para investor cenderung beralih ke emas sebagai cara untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Keputusan AS yang memungkinkan Ukraina menyerang Rusia dapat memicu kekhawatiran lebih lanjut akan dampak konflik tersebut terhadap stabilitas ekonomi global, yang pada gilirannya memperkuat permintaan terhadap emas. Ketegangan ini tidak hanya memburuknya hubungan diplomatik, tetapi juga dapat memperburuk kondisi ekonomi global, mengingat Rusia merupakan salah satu eksportir energi utama dunia. Pembatasan pasokan energi dan ketidakpastian terkait dengan harga minyak dan gas alam dapat menyebabkan inflasi global dan memperburuk tekanan ekonomi di banyak negara, termasuk AS dan negara-negara Eropa. Semua faktor ini dapat memperkuat permintaan terhadap emas sebagai bentuk lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.

Pelemahan Dolar AS Membantu Kenaikan Harga Emas

Selain faktor geopolitik, pelemahan dolar AS juga menjadi salah satu alasan utama di balik naiknya harga emas. Meskipun indeks dolar ICE hanya mengalami kenaikan marginal sebesar 0,05 poin menjadi 106,33 pada perdagangan terakhir, pergerakan dolar yang lebih lemah sering kali membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar. Emas diperdagangkan dalam dolar AS, sehingga ketika nilai dolar melemah, harga emas cenderung naik, karena emas menjadi lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Sebaliknya, jika dolar menguat, harga emas akan cenderung turun. Dalam hal ini, meskipun dolar sedikit menguat, dampak dari ketegangan internasional dan permintaan terhadap aset safe haven lebih dominan, yang pada akhirnya mendorong harga emas naik.

Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

Faktor lain yang turut mendukung kenaikan harga emas adalah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang telah mengalami tren penurunan dalam beberapa hari terakhir. Pada perdagangan terakhir, imbal hasil obligasi dua tahun AS tercatat turun 1,5 basis poin menjadi 4,274%, sementara obligasi 10 tahun turun 4,3 poin menjadi 4,378%. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan pelambatan ekonomi di masa depan. Imbal hasil obligasi yang lebih rendah sering kali menjadi sinyal bagi investor bahwa pasar percaya inflasi akan melambat atau bahwa ekonomi akan mengalami penurunan. Dalam kondisi ini, investor cenderung mencari aset yang lebih aman dan stabil, seperti emas, yang tidak bergantung pada tingkat bunga atau hasil obligasi. Ketika imbal hasil obligasi menurun, daya tarik emas sebagai tempat penyimpanan nilai meningkat, mendorong harga emas naik.

Dampak Ketegangan Internasional terhadap Pasar Keuangan Global

Selain ketegangan AS-Rusia, ketidakpastian global yang lebih luas juga turut berperan dalam kenaikan harga emas. Ketegangan yang melibatkan negara-negara besar, seperti Rusia dan AS, dapat menciptakan dampak domino terhadap pasar saham dan mata uang global. Ketika pasar saham tertekan oleh kekhawatiran atas ketidakpastian geopolitik atau inflasi yang tinggi, investor sering kali beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas, untuk menjaga nilai kekayaan mereka. Di sisi lain, meskipun dolar AS mengalami sedikit penguatan, ketidakpastian dalam ekonomi global cenderung membuat investor lebih berhati-hati dan memilih aset yang dapat melindungi mereka dari risiko pasar yang tinggi. Emas, yang sering kali dipandang sebagai pelindung terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, semakin diminati dalam situasi seperti ini.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat faktor-faktor yang telah dibahas, prospek harga emas dalam jangka pendek tampaknya akan terus dipengaruhi oleh dinamika politik dan ekonomi global, termasuk kebijakan luar negeri AS, ketegangan internasional, dan pergerakan imbal hasil obligasi. Jika ketegangan Rusia-Ukraina terus berkembang atau jika ada eskalasi baru dalam konflik tersebut, harga emas bisa terus naik karena meningkatnya permintaan untuk aset safe haven. Namun, di sisi lain, faktor-faktor lain seperti kebijakan moneter AS dan pergerakan dolar juga perlu diperhatikan. Jika Federal Reserve AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menanggulangi inflasi, hal ini bisa membatasi kenaikan harga emas, karena investor mungkin lebih tertarik pada instrumen keuangan dengan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah AS.

Kesimpulan

Harga emas yang terus naik pada 19 November 2024 menunjukkan bagaimana faktor-faktor ekonomi dan geopolitik berinteraksi untuk mempengaruhi pasar. Ketegangan internasional yang meningkat, khususnya terkait dengan konflik Rusia-Ukraina, serta penurunan imbal hasil obligasi AS, memberikan dorongan positif bagi harga emas. Dalam jangka pendek, harga emas kemungkinan akan tetap didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan keinginan investor untuk mencari pelaburan yang lebih aman. Namun, pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada dinamika pasar yang terus berubah, baik dari segi kebijakan moneter AS maupun perkembangan lebih lanjut dalam konflik internasional yang ada.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 18 November 2024

Bestprofit | Emas Melonjak di Tengah Pelemahan Dolar dan Tensi Rusia-Ukraina

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (19/11) – Pada hari Senin, 18 November, harga emas mencatatkan lonjakan signifikan setelah enam hari berturut-turut mengalami penurunan. Lonjakan ini terjadi seiring dengan berakhirnya tren penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh eskalasi konflik Rusia-Ukraina, yang memicu kembali permintaan akan emas sebagai instrumen investasi safe haven. Kenaikan harga emas ini mencerminkan kondisi pasar yang sangat sensitif terhadap perkembangan ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini.

Kenaikan Harga Emas pada Senin (18/11)

Harga emas spot tercatat naik 1,8% menjadi $2.608,19 per ons pada pukul 01:44 p.m. ET (1844 GMT). Lonjakan ini membawa harga emas kembali menjauh dari level terendah dua bulan yang tercatat pada hari Kamis sebelumnya. Begitu pula dengan harga emas berjangka AS yang ditutup naik 1,7% pada $2.614,60 per ons. Kenaikan ini datang setelah harga emas mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari sebelumnya, yang sebagian besar dipengaruhi oleh penguatan dolar AS dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve (Fed).
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penurunan Harga Emas Sebelumnya dan Dampaknya

Emas, yang dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang aman (safe haven), sempat mengalami penurunan mingguan terbesarnya dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Penurunan harga emas tersebut terjadi pada minggu sebelumnya, yang sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi kebijakan ekonomi yang lebih agresif dari pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump. Proposal tarif yang diusulkan oleh Trump memicu kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya bisa mendorong Fed untuk memperlambat laju pemotongan suku bunga. Di tengah kekhawatiran tersebut, indeks dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam satu tahun pada hari Kamis, yang membuat harga emas tertekan karena dolar yang lebih kuat mengurangi daya tarik emas bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Namun, pada hari Senin, dolar AS mengalami koreksi, turun sekitar 0,4% setelah sebelumnya menguat sebesar 1,6% pada minggu lalu. Pelemahan dolar AS ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong harga emas kembali melesat.

Dolar AS dan Dampaknya Terhadap Harga Emas

Dolar AS yang lebih lemah menjadikan emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Sebagai contoh, penurunan dolar AS memberikan peluang bagi pembeli di luar Amerika Serikat untuk memperoleh emas dengan harga yang lebih kompetitif. Emas, yang dianggap sebagai aset yang stabil selama periode ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, seringkali dipilih oleh investor untuk melindungi nilai kekayaan mereka di tengah gejolak pasar. Namun, meskipun harga emas kembali menguat, pasar masih memperhatikan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral AS (Fed). Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan kembali melakukan pemotongan suku bunga pada bulan Desember. Pemotongan suku bunga ini, yang diharapkan dapat meredakan tekanan inflasi, bisa memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, meskipun ada ekspektasi untuk pemotongan suku bunga, data terbaru menunjukkan bahwa upaya untuk mengembalikan inflasi ke target 2% belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Ketidakpastian Geopolitik: Konflik Rusia-Ukraina

Salah satu faktor yang turut mendorong kenaikan harga emas pada hari Senin adalah meningkatnya ketidakpastian geopolitik terkait dengan eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Ketegangan yang berkepanjangan antara kedua negara ini, yang melibatkan sejumlah negara besar lainnya, terus memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi global. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, banyak investor beralih ke aset safe haven seperti emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Ketidakpastian geopolitik juga memperburuk sentimen pasar yang sudah rapuh akibat perlambatan ekonomi global, krisis energi, dan gangguan rantai pasokan. Dalam situasi seperti ini, emas sering kali dianggap sebagai pilihan investasi yang lebih aman dibandingkan dengan aset lain, seperti saham atau obligasi yang rentan terhadap fluktuasi pasar.

Dampak Kebijakan Suku Bunga Terhadap Emas

Kebijakan suku bunga menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan arah pergerakan harga emas. Suku bunga yang lebih tinggi membuat instrumen keuangan yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi dan saham, menjadi lebih menarik. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas akan lebih menarik karena tidak ada biaya kesempatan yang besar untuk menahan emas tersebut. Dengan adanya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemotongan suku bunga pada Desember, hal ini dapat memberikan dukungan bagi harga emas. Namun, pasar juga harus mempertimbangkan dampak dari kebijakan moneter yang lebih ketat, yang bisa menekan permintaan terhadap emas.

Pergerakan Harga Logam Lainnya

Selain emas, beberapa logam mulia lainnya juga mencatatkan kenaikan harga yang signifikan pada hari Senin. Harga perak spot tercatat naik 2,8% menjadi $31,05 per ons, sementara harga platinum juga mengalami kenaikan 2,8% menjadi $964,87 per ons. Kenaikan harga ini menunjukkan bahwa investor semakin mencari perlindungan dalam aset-aset logam mulia lainnya di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat. Paladium, yang digunakan dalam industri otomotif dan elektronik, juga melonjak 5,3% menjadi $1.001,29 per ons. Kenaikan harga logam mulia ini tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor global yang memengaruhi pasar, termasuk kebijakan moneter, ketegangan geopolitik, serta prospek ekonomi global yang semakin tidak menentu. Dalam situasi seperti ini, logam mulia sering kali dianggap sebagai pilihan yang lebih aman bagi investor yang mencari perlindungan dari risiko-risiko yang ada.

Prospek Harga Emas di Masa Depan

Melihat ke depan, prospek harga emas masih akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga yang diambil oleh Fed, perkembangan konflik geopolitik, dan dinamika pasar mata uang global. Jika ketidakpastian geopolitik terus berlanjut, atau jika terjadi ketegangan ekonomi yang lebih besar, harga emas dapat terus mendapatkan dukungan. Namun, jika kebijakan moneter AS mulai mengarah pada normalisasi suku bunga yang lebih cepat dari yang diperkirakan, hal ini dapat menekan permintaan emas. Secara keseluruhan, pasar emas menunjukkan volatilitas yang tinggi dan bisa terus dipengaruhi oleh berbagai faktor. Para investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter, dan ketegangan geopolitik untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

Kesimpulan

Harga emas yang melonjak pada hari Senin (18/11) menggambarkan bagaimana ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dapat memengaruhi pasar logam mulia. Pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketegangan di Ukraina memberikan dorongan positif bagi harga emas, yang tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian global. Meskipun ada tantangan terkait kebijakan moneter yang lebih ketat, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven tetap kuat. Di masa mendatang, harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan politik dan ekonomi yang terus berubah.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 17 November 2024

Bestprofit | Emas Turun, Tertekan Reli Dolar

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (15/11) – Pada pertengahan sore hari Kamis, 14 November 2024, harga emas diperdagangkan pada level terendahnya dalam dua bulan terakhir, mencatatkan penurunan untuk sesi kelima berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang melanjutkan reli pasca-pemilu serta kenaikan ukuran inflasi di Amerika Serikat (AS). Sementara itu, hasil laporan ekonomi lainnya juga menunjukkan tanda-tanda penguatan ekonomi AS yang lebih lanjut, menambah tekanan pada logam mulia ini.

Emas di Level Terendah Sejak September 2024

Emas untuk pengiriman Desember tercatat turun sebesar $11,40 menjadi $2.575,10 per ons, mencapai titik terendah sejak 11 September 2024. Harga ini mencerminkan tren penurunan yang telah berlangsung selama lima sesi berturut-turut, sebuah pergerakan yang jarang terjadi dalam pasar emas. Penurunan harga emas ini sebagian besar dipicu oleh dolar AS yang kembali menguat, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Peningkatan Inflasi AS Mendorong Kenaikan Dolar

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan emas adalah penguatan dolar AS. Setelah data ekonomi terbaru dirilis, dolar melanjutkan reli dan tercatat mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Indeks dolar ICE, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, tercatat naik 0,19 poin menjadi 106,67. Ini adalah level tertinggi indeks dolar sejak Oktober 2022. Penguatan dolar ini didorong oleh laporan terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 0,2% dibandingkan bulan September. Meskipun angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar, namun kenaikan tersebut tetap menunjukkan adanya tekanan inflasi yang lebih besar di ekonomi AS. PPI adalah indikator penting untuk mengukur inflasi di tingkat produsen dan sering kali digunakan sebagai indikator awal untuk memprediksi harga konsumen. Kenaikan PPI ini, yang lebih tinggi dari 0,1% yang tercatat pada bulan September sebelumnya, memberikan sinyal bahwa inflasi di AS mungkin masih akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Ini menambah ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve) bisa jadi akan terus mempertahankan kebijakan moneter ketat, yang mengarah pada penguatan dolar.

Data Inflasi AS yang Lebih Tinggi dari Perkiraan

Tidak hanya PPI yang menunjukkan angka yang lebih tinggi, namun angka PPI inti, yang mengabaikan fluktuasi harga barang-barang volatile seperti makanan dan energi, naik lebih dari yang diperkirakan. PPI inti tercatat naik 0,3% pada bulan Oktober, lebih tinggi dari angka sebelumnya yang hanya naik 0,2%. Kenaikan ini melebihi ekspektasi konsensus pasar yang memprediksi kenaikan hanya sebesar 0,2%. Data inflasi ini memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar emas. Biasanya, ketika inflasi meningkat, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset lindung nilai. Namun, dalam situasi ini, penguatan dolar dan ekspektasi lebih lanjut akan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve justru memberikan dampak negatif terhadap harga emas. Dolar yang kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sementara suku bunga yang lebih tinggi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil lebih tidak menarik bagi investor.

Pengaruh Imbal Hasil Obligasi Terhadap Harga Emas

Selain penguatan dolar dan data inflasi, imbal hasil obligasi AS juga memainkan peran penting dalam penurunan harga emas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS, terutama obligasi jangka pendek, menunjukkan pergerakan yang signifikan pada sesi perdagangan ini. Imbal hasil obligasi dua tahun AS tercatat meningkat sedikit sebesar 0,4 basis poin menjadi 4,296%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun sedikit sebesar 5,8 basis poin menjadi 4,41%. Kenaikan imbal hasil obligasi jangka pendek menunjukkan bahwa investor lebih memilih untuk berinvestasi dalam instrumen yang lebih aman dan memberikan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah AS. Kondisi ini mengurangi permintaan terhadap emas yang lebih cenderung dianggap sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil langsung, membuat harga emas semakin tertekan.

Dolar yang Menguat: Dampaknya Terhadap Emas dan Pasar Keuangan Global

Penguatan dolar AS memiliki dampak yang luas di pasar keuangan global, tidak hanya terhadap emas, tetapi juga terhadap berbagai aset lainnya. Dengan dolar yang lebih kuat, harga komoditas berdenominasi dolar, seperti minyak dan emas, cenderung turun karena menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Hal ini dapat menurunkan permintaan untuk logam mulia dan komoditas lainnya. Sementara itu, penguatan dolar juga dapat memengaruhi negara-negara berkembang yang memiliki utang dalam dolar. Kenaikan dolar berarti peningkatan beban utang bagi negara-negara ini, yang bisa memengaruhi stabilitas ekonomi mereka. Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak pada aliran modal global dan meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan internasional.

Potensi Kenaikan Suku Bunga AS Masih Menjadi Risiko untuk Emas

Dengan lonjakan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan ekspektasi pasar yang mengarah pada kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve, harga emas bisa terus tertekan. Kenaikan suku bunga cenderung memperkuat dolar dan membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas, menjadi kurang menarik bagi investor. Para analis memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan terus mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi hingga tanda-tanda signifikan dari penurunan inflasi terlihat. Sebagai hasilnya, emas kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat, meskipun ada potensi rebound jika ada perubahan kebijakan atau tanda-tanda perlambatan ekonomi AS.

Kesimpulan: Ketidakpastian Ekonomi dan Tekanan terhadap Emas

Saat ini, pasar emas menghadapi berbagai tantangan yang datang dari penguatan dolar, data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi, dan potensi kebijakan moneter yang lebih ketat di AS. Semua faktor ini telah menyebabkan harga emas turun ke level terendah dalam dua bulan terakhir. Meskipun emas sering dianggap sebagai aset pelindung di tengah inflasi, saat ini penguatan dolar dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi telah mengurangi daya tariknya. Investor akan terus memantau perkembangan ekonomi AS, terutama terkait dengan kebijakan The Fed dan data inflasi yang akan datang. Meskipun emas menghadapi tekanan dalam jangka pendek, volatilitas pasar yang terus berlanjut mungkin akan memberikan peluang bagi mereka yang ingin memanfaatkan fluktuasi harga emas. Namun, bagi investor jangka panjang, dinamika pasar ini menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter yang ketat mungkin akan terus menjadi tantangan besar bagi harga emas dalam waktu dekat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!