Monday, 2 December 2024

Bestprofit | Emas Turun, Dolar dan Imbal Hasil Menguat

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (3/12) – Pada perdagangan sore hari Senin (2/12), harga emas mengalami penurunan yang signifikan, terutama dipengaruhi oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan ini terjadi karena meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (Fed) tidak akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter mereka yang dijadwalkan pada akhir bulan ini. Seiring dengan itu, harga emas berjangka untuk pengiriman Februari tercatat turun sebesar US$21,70, diperdagangkan pada level US$2.659,30 per ons. Penurunan harga emas ini mencerminkan perubahan dinamika pasar yang lebih luas, yang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi AS dan kebijakan moneter global.

Pengaruh Penguatan Dolar terhadap Harga Emas

Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan harga emas pada Senin (2/12) adalah penguatan dolar AS. Dolar menguat seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, yang terjadi setelah rilis data inflasi dan keputusan pasar yang menunjukkan bahwa Fed kemungkinan akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya. Ketika dolar menguat, harga emas cenderung turun. Hal ini disebabkan oleh emas yang diperdagangkan dalam dolar AS, yang menjadi lebih mahal bagi investor internasional ketika nilai tukar dolar meningkat. Sebagai logam yang dianggap sebagai tempat penyimpanan nilai, harga emas seringkali bergerak berlawanan arah dengan nilai tukar dolar. Oleh karena itu, fluktuasi dolar memiliki dampak langsung terhadap harga emas di pasar global.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Ekspektasi Federal Reserve Tetap Tidak Mengubah Suku Bunga

Seiring dengan penguatan dolar, pasar juga mengamati perkembangan yang terjadi di sekitar kebijakan moneter Federal Reserve. Data ekonomi yang baru-baru ini dirilis, terutama terkait dengan inflasi, memberikan gambaran bahwa Fed mungkin tidak akan mengambil langkah drastis seperti menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan mendatang. Inflasi AS, yang diukur menggunakan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 2,3% pada bulan Oktober, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2,1% pada bulan September. Angka ini masih berada di atas target inflasi 2% yang diinginkan oleh Fed, sehingga memperkuat pandangan bahwa bank sentral AS akan berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait suku bunga.

Dampak Kenaikan Imbal Hasil Obligasi terhadap Harga Emas

Selain penguatan dolar, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Imbal hasil obligasi jangka pendek, khususnya obligasi dua tahun, tercatat naik menjadi 4,202% pada Senin (2/12), sementara obligasi 10 tahun juga mengalami kenaikan menjadi 4,193%. Kenaikan imbal hasil obligasi ini mencerminkan pandangan pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Ketika imbal hasil obligasi naik, obligasi menjadi lebih menarik bagi investor karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi. Sebaliknya, emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti obligasi. Oleh karena itu, kenaikan imbal hasil obligasi dapat menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas, yang pada akhirnya menekan harga emas itu sendiri.

Koreksi Harga Emas Setelah Puncak Tertinggi

Sejak tercatat mencapai rekor tertinggi di level US$2.800,80 pada akhir Oktober, harga emas telah mengalami koreksi dan bergerak dalam kisaran yang lebih sempit. Koreksi ini sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penguatan dolar dan ekspektasi pasar mengenai kebijakan moneter Fed. Selain itu, ketidakpastian terkait situasi politik dan ekonomi di AS, terutama pasca pemilihan umum, turut mempengaruhi sentimen pasar. Meskipun ada gejolak politik yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi dan kebijakan moneter, pasar tampaknya lebih fokus pada data ekonomi yang memberikan petunjuk tentang arah kebijakan Fed di masa depan.

CME FedWatch Tool: Peluang Pemangkasan Suku Bunga Menurun

Salah satu indikator yang digunakan oleh pasar untuk memperkirakan kebijakan Fed adalah CME FedWatch Tool, yang memberikan probabilitas terkait perubahan suku bunga berdasarkan data pasar. Berdasarkan alat ini, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 18 Desember kini tercatat sekitar 62%. Ini menurun signifikan dibandingkan dengan 83% yang tercatat sebulan sebelumnya. Harapan bahwa Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah semakin meningkat, dengan probabilitas mencapai 38% pada hari Senin, dibandingkan dengan 17% sebulan lalu. Penurunan harapan pemangkasan suku bunga ini memberi sinyal bahwa pasar semakin yakin bahwa Fed akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya tanpa perubahan besar pada pertemuan mendatang.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat ke depan, prospek harga emas masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan moneter Federal Reserve hingga perkembangan ekonomi global. Meskipun harga emas mengalami penurunan pada Senin (2/12), potensi ketidakpastian ekonomi yang lebih luas, termasuk ketegangan perdagangan dan gejolak politik, dapat kembali mendongkrak permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Selain itu, meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Fed menurun, inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian politik di AS dapat mempengaruhi keputusan investor untuk tetap melibatkan emas dalam portofolio mereka sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, meskipun ada tekanan bearish jangka pendek, harga emas dapat kembali mendapatkan daya tarik jika ketidakpastian makroekonomi meningkat.

Kesimpulan

Harga emas yang turun pada perdagangan Senin (2/12) disebabkan oleh beberapa faktor utama, termasuk penguatan dolar AS, ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang, serta kenaikan imbal hasil obligasi AS. Meskipun harga emas mengalami koreksi setelah mencapai level tertingginya pada akhir Oktober, faktor-faktor ekonomi yang lebih luas, seperti inflasi dan ketidakpastian politik, masih dapat memberikan peluang bagi harga emas untuk kembali menguat di masa depan. Sebagai logam mulia yang dianggap sebagai lindung nilai, emas tetap menjadi perhatian bagi para investor, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!