Thursday, 12 December 2024

Bestprofit | Emas Turun Setelah Raih Tertinggi 5 Pekan, Dipicu Profit Taking

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (13/12) – Pada hari Kamis, 12 Desember, harga emas mengalami penurunan lebih dari 1%, setelah sempat mencatatkan level tertinggi dalam lima pekan pada awal sesi. Penurunan ini dipicu oleh aksi ambil untung para investor yang melakukan penyesuaian posisi menjelang pertemuan penting Federal Reserve AS yang dijadwalkan minggu depan. Artikel ini akan membahas penyebab penurunan harga emas tersebut, dampaknya terhadap pasar, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.

Emas Capai Level Tertinggi Lima Pekan Sebelum Mengalami Penurunan

Pada awal sesi perdagangan Kamis, harga emas sempat melambung tinggi hingga mencapai level tertinggi sejak awal November, yaitu sekitar $2.728 per ons. Kenaikan harga ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk ketegangan geopolitik dan proyeksi data ekonomi AS yang lemah, yang pada umumnya meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Namun, setelah mencapai puncaknya, harga emas mulai terkoreksi tajam. Pada pukul 01:40 siang waktu timur AS (1840 GMT), harga emas spot tercatat turun sebesar 1,2% menjadi $2.684,15 per ons. Di sisi lain, harga emas berjangka AS ditutup lebih rendah sekitar 1,7% pada $2.709,40 per ons. Penurunan ini menunjukkan bahwa meskipun emas sempat menguat, investor mulai membukukan keuntungan dan menyesuaikan posisi mereka menjelang pertemuan Federal Reserve AS yang sangat dinantikan minggu depan.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Harga Emas

  1. Aksi Ambil Untung oleh Investor
Setelah beberapa pekan berturut-turut menunjukkan kenaikan harga, banyak investor yang mulai mengambil keuntungan dari posisi long mereka. Aksi ini adalah respons alami terhadap pergerakan harga yang tajam, di mana banyak investor memilih untuk menjual emas ketika harga sudah cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
  1. Menunggu Keputusan Federal Reserve
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas saat ini adalah ketidakpastian terkait kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve AS. Pertemuan Federal Reserve yang dijadwalkan pada minggu depan diprediksi akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah suku bunga di masa depan. Jika Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga atau memberikan sinyal dovish, emas biasanya akan mendapatkan dorongan positif. Namun, jika Fed mempertahankan suku bunga tinggi atau mengambil kebijakan hawkish, hal ini dapat menekan harga emas.
  1. Penguatan Dolar AS
Emas cenderung bergerak berlawanan arah dengan dolar AS. Pada Kamis, dolar AS menguat, memberikan tekanan pada harga emas. Penguatan dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi daya tarik investasi emas.
  1. Data Ekonomi AS yang Meningkatkan Optimisme
Selain pertemuan Federal Reserve, beberapa data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan juga turut mempengaruhi sentimen pasar. Kuatnya data ketenagakerjaan dan inflasi yang lebih terkendali membuat investor merasa lebih optimistis terhadap prospek ekonomi global. Optimisme ini berimbas pada pengurangan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Dampak Penurunan Harga Emas terhadap Pasar

Penurunan harga emas sebesar lebih dari 1% ini memberikan dampak signifikan pada pasar logam mulia dan pasar keuangan global secara keseluruhan. Emas, yang sering dipandang sebagai aset pelindung nilai dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, kini kembali menunjukkan volatilitasnya setelah sempat stabil dalam beberapa pekan terakhir.
  1. Investor Beralih ke Aset Lain
Penurunan harga emas dapat membuat beberapa investor beralih ke aset lain yang dianggap lebih menarik, seperti saham atau obligasi. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh keputusan Federal Reserve dalam pertemuan mendatang juga bisa mendorong investor untuk mencari peluang investasi di pasar lain yang lebih dinamis.
  1. Menurunnya Permintaan Emas Fisik
Penurunan harga emas juga dapat berdampak pada permintaan emas fisik, baik untuk perhiasan maupun investasi dalam bentuk koin dan batangan. Meskipun permintaan emas fisik dapat meningkat ketika harga turun, investor dan konsumen cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pembelian ketika harga mulai mengalami penurunan tajam.
  1. Volatilitas Pasar Logam Mulia
Volatilitas harga emas dapat memperburuk ketidakpastian di pasar logam mulia, yang dapat mempengaruhi harga logam lainnya seperti perak, platinum, dan palladium. Ketika harga emas bergerak turun dengan cepat, seringkali logam mulia lainnya mengikuti tren tersebut, mengingat korelasi yang erat antara harga emas dan logam mulia lainnya.

Perspektif Pasar Jelang Pertemuan Federal Reserve

Menjelang pertemuan Federal Reserve yang dijadwalkan pada 17-18 Desember, fokus pasar akan tertuju pada kemungkinan keputusan suku bunga dan pernyataan yang akan dikeluarkan oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Pasar mengharapkan adanya penurunan suku bunga atau setidaknya indikasi dari kebijakan dovish yang akan menjaga suku bunga rendah dalam jangka panjang. Penurunan suku bunga cenderung mendukung emas, karena biaya peluang untuk memegang emas (yang tidak menghasilkan bunga atau dividen) menjadi lebih rendah. Namun, jika Fed memilih untuk tetap mempertahankan suku bunga tinggi atau mengindikasikan bahwa mereka akan lebih hawkish dalam kebijakan mereka, maka emas mungkin akan menghadapi tekanan lebih lanjut, dan harga emas bisa turun lebih dalam.

Apa yang Dapat Diharapkan dari Harga Emas ke Depan?

Dalam jangka pendek, harga emas diperkirakan akan terus dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk keputusan suku bunga dari Federal Reserve, sentimen pasar terhadap inflasi, serta ketegangan geopolitik global. Meskipun harga emas mengalami penurunan pada 12 Desember, banyak analis memperkirakan bahwa emas masih akan tetap menarik bagi investor jangka panjang yang mencari perlindungan dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Jika Federal Reserve mengubah arah kebijakan moneter mereka, khususnya jika mereka menurunkan suku bunga, maka harga emas bisa mengalami lonjakan yang signifikan. Sebaliknya, jika Fed tetap pada jalur hawkish, maka pasar emas bisa mengalami tekanan lebih lanjut.

Kesimpulan

Penurunan harga emas sebesar lebih dari 1% pada 12 Desember 2024 mencerminkan volatilitas yang terus terjadi di pasar logam mulia. Meskipun emas sempat mencatatkan level tertinggi lima pekan, investor melakukan aksi ambil untung menjelang pertemuan Federal Reserve. Keputusan Fed minggu depan akan menjadi katalisator utama bagi pergerakan harga emas dalam waktu dekat. Seiring dengan faktor-faktor ekonomi dan geopolitik lainnya, pasar emas tetap berada dalam ketidakpastian, tetapi peluang investasi di logam mulia ini tetap menarik bagi mereka yang menginginkan perlindungan dari risiko ekonomi global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 11 December 2024

Bestprofit | Inflasi Dorong Optimisme Pemangkasan, Emas Menguat

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (12/12) – Harga emas mencatatkan kenaikan signifikan pada hari Rabu (11 Desember 2024) setelah data inflasi AS menunjukkan angka yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Kenaikan harga emas ini seiring dengan meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang, memberikan dorongan lebih lanjut bagi daya tarik logam mulia tersebut sebagai aset lindung nilai. Sementara itu, investor juga menantikan data Indeks Harga Produsen (PPI) untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter The Fed.

Kenaikan Harga Emas Terkini

Pada hari Rabu, harga emas spot tercatat naik 0,9% menjadi $2.717,29 per ons pada pukul 01:41 p.m. ET (1841 GMT), mendekati level tertinggi yang tercatat sebelumnya. Pada tanggal 31 Oktober 2024, harga emas spot bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di angka $2.790,15 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mencatatkan kenaikan yang signifikan, ditutup 1,4% lebih tinggi pada $2.756,70 per ons. Kenaikan ini terjadi setelah investor bereaksi positif terhadap angka inflasi yang diumumkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Inflasi AS: CPI Sesuai Ekspektasi

Salah satu faktor yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah data inflasi terbaru yang dirilis pada 11 Desember 2024. Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa harga konsumen AS (CPI) naik 0,3% secara bulanan pada bulan November 2024. Angka ini sesuai dengan perkiraan yang dilakukan oleh ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang memprediksi adanya kenaikan 0,3%. Secara tahunan, harga konsumen mengalami kenaikan 2,7% pada bulan November, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2,6% pada bulan Oktober 2024. Kenaikan harga yang moderat ini memberikan sinyal bahwa inflasi masih berada dalam kisaran yang terkendali, meskipun ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bagi para investor dan analis pasar, angka inflasi yang sesuai dengan ekspektasi ini menjadi pertanda bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed mungkin masih dapat diteruskan, khususnya dalam bentuk pemangkasan suku bunga untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Implikasi bagi Kebijakan Moneter The Fed

Kenaikan harga emas yang terlihat pada 11 Desember tidak terlepas dari proyeksi pasar mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve. Dengan inflasi yang cenderung stabil dan dalam rentang yang dapat diterima, banyak investor yang berasumsi bahwa The Fed mungkin akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada minggu depan. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed seringkali dianggap sebagai faktor yang mendukung harga emas, karena penurunan suku bunga mengurangi biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan bunga atau dividen. Selain itu, pemangkasan suku bunga biasanya diikuti oleh penurunan nilai dolar AS, yang juga meningkatkan daya tarik emas bagi investor internasional. Oleh karena itu, investor emas cenderung bereaksi positif terhadap berita yang menunjukkan kemungkinan The Fed akan mengambil langkah tersebut.

Data PPI sebagai Petunjuk Kebijakan Moneter Selanjutnya

Sebelum keputusan suku bunga The Fed diumumkan, pasar akan mengamati dengan seksama data Indeks Harga Produsen (PPI) yang dijadwalkan rilis dalam beberapa hari mendatang. PPI adalah indikator penting yang mengukur perubahan harga yang diterima oleh produsen untuk barang dan jasa yang mereka jual. Angka PPI seringkali digunakan untuk mengukur tekanan inflasi yang lebih awal dalam rantai pasokan ekonomi. Jika data PPI menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan dalam harga produsen, ini dapat memicu kekhawatiran inflasi lebih lanjut, yang mungkin membuat The Fed mempertimbangkan untuk mempertahankan atau bahkan menaikkan suku bunga. Sebaliknya, jika PPI menunjukkan kenaikan yang lebih moderat atau stagnasi, hal ini akan semakin memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk mendukung pemulihan ekonomi. Investor akan memantau data PPI ini dengan cermat karena angka tersebut dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang tekanan inflasi yang dihadapi oleh perekonomian AS dan, pada gilirannya, menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve. Jika PPI tidak menunjukkan lonjakan inflasi yang signifikan, maka harapan pasar akan lebih condong kepada pemangkasan suku bunga, yang akan terus mendukung kenaikan harga emas.

Emas Sebagai Aset Lindung Nilai

Dalam lingkungan ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang dinamis, emas tetap menjadi salah satu aset pilihan bagi investor yang mencari perlindungan terhadap risiko inflasi dan gejolak pasar. Salah satu daya tarik utama emas adalah kemampuannya untuk mempertahankan nilai dalam situasi ekonomi yang tidak menentu. Meskipun pasar saham dan aset lainnya dapat terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi, emas seringkali dianggap sebagai tempat yang lebih aman untuk menyimpan nilai. Sebagai contoh, dalam periode ketegangan geopolitik, krisis keuangan, atau kebijakan moneter yang lebih longgar, banyak investor yang beralih ke emas untuk melindungi kekayaan mereka. Kenaikan harga emas pada 11 Desember adalah bukti bahwa banyak investor yang mempercayakan dana mereka pada logam mulia ini sebagai pelindung nilai.

Prospek Jangka Pendek dan Jangka Panjang untuk Harga Emas

Ke depan, prospek harga emas akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter The Fed dan data ekonomi yang akan datang, terutama PPI dan laporan pasar tenaga kerja. Jika The Fed memangkas suku bunga, harga emas kemungkinan akan terus mendapat dukungan, mengingat penurunan suku bunga biasanya menyebabkan pelemahan dolar AS dan meningkatkan minat terhadap aset yang lebih aman seperti emas. Namun, jika data ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat dan inflasi yang tidak terkontrol, The Fed mungkin akan memutuskan untuk menaikkan suku bunga atau mempertahankan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat menekan harga emas. Dalam jangka panjang, faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, kebijakan fiskal global, dan perkembangan ekonomi dunia juga akan memainkan peran penting dalam menentukan harga emas.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas pada 11 Desember 2024 mencerminkan respons pasar terhadap data inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, yang meningkatkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Harga emas yang mendekati level tertinggi yang pernah tercatat ini menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap logam mulia tersebut sebagai aset lindung nilai. Ke depannya, data Indeks Harga Produsen (PPI) dan keputusan kebijakan suku bunga The Fed akan menjadi faktor kunci yang akan menentukan arah pergerakan harga emas, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 10 December 2024

Bestprofit | Emas Naik Menanti Data CPI AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (11/12) – Pada hari Selasa (10 Desember 2024), harga emas mengalami lonjakan signifikan selama sesi perdagangan Amerika Utara, dengan pembeli mengejar angka $2.700 per ounce untuk pertama kalinya sejak 25 November 2024. Pada saat penulisan, emas (XAU/USD) diperdagangkan pada harga $2.694, mencatatkan kenaikan sebesar 1,32%. Kenaikan harga logam kuning ini menarik perhatian banyak investor dan pelaku pasar, yang semakin meyakini bahwa ada kemungkinan besar Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang.

Pengaruh Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga terhadap Harga Emas

Salah satu faktor utama yang mendorong harga emas naik adalah ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan mereka pada 17-18 Desember 2024. Pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dapat membuat instrumen investasi dengan hasil tetap, seperti obligasi pemerintah, kurang menarik, sementara emas sebagai aset safe-haven menjadi lebih menarik.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketika suku bunga diturunkan, biaya pinjaman menjadi lebih murah, yang dapat meningkatkan konsumsi dan investasi. Namun, pemangkasan suku bunga juga berpotensi menurunkan nilai mata uang domestik, yang pada gilirannya dapat mendukung harga emas. Emas sendiri tidak terpengaruh oleh suku bunga langsung, tetapi logam kuning cenderung menguat dalam kondisi suku bunga rendah karena investor mencari alternatif investasi yang lebih aman dan bernilai. Futures pasar, yang dipantau oleh banyak analis dan pelaku pasar, menunjukkan bahwa ada peluang 86% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan mendatang. Data ini, yang diperoleh melalui CME FedWatch Tool, memberikan keyakinan lebih bagi investor emas, yang merasa bahwa penurunan suku bunga dapat membawa lebih banyak likuiditas ke pasar dan mendorong harga emas lebih tinggi.

Dinamika Data Ekonomi AS: Optimisme Usaha Kecil dan Fokus pada Angka Inflasi

Meskipun pemangkasan suku bunga menjadi faktor utama yang mendasari lonjakan harga emas, data ekonomi AS yang dirilis pada hari itu juga turut memberikan gambaran tentang kondisi perekonomian. Survei terbaru dari National Federation of Independent Business (NFIB) menunjukkan bahwa usaha kecil di AS semakin optimis terhadap prospek ekonomi. Meskipun sektor usaha kecil menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan dan pemulihan, pasar tetap cenderung fokus pada perkembangan lebih lanjut terkait inflasi. Data inflasi adalah faktor penting dalam keputusan kebijakan moneter Federal Reserve, dan pedagang serta investor terus memperhatikan rilis angka inflasi yang akan diumumkan pada hari Rabu dan Kamis, yang mencakup angka inflasi konsumen dan produsen. Laporan inflasi ini dapat memberikan indikasi yang lebih jelas mengenai tingkat tekanan inflasi di AS dan dampaknya terhadap kebijakan Fed. Jika inflasi tetap tinggi, meskipun ada optimisme di kalangan usaha kecil, Fed mungkin akan lebih hati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut. Namun, banyak analis yang memperkirakan bahwa Fed akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga untuk mendukung perekonomian yang masih menghadapi tekanan inflasi meskipun ada tanda-tanda perbaikan. Pemangkasan suku bunga diharapkan dapat memperkuat daya beli konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat memicu permintaan terhadap logam mulia seperti emas.

Bagaimana Pedagang dan Investor Merespons Pergerakan Harga Emas

Pergerakan harga emas yang tajam pada hari Selasa juga dapat dilihat sebagai reaksi terhadap ekspektasi pasar mengenai langkah kebijakan moneter yang akan datang. Para pedagang yang lebih cermat akan menyesuaikan posisi mereka berdasarkan hasil pertemuan Fed dan data ekonomi yang lebih lanjut. Sementara itu, investor yang lebih konservatif bisa saja memilih untuk menambah porsi kepemilikan emas mereka sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan potensi penurunan nilai mata uang akibat kebijakan suku bunga yang lebih longgar. Secara keseluruhan, harga emas seringkali dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap keputusan moneter dan data ekonomi. Dengan sentimen pasar yang sudah terfokus pada kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, emas menjadi lebih menarik bagi para investor yang mengincar aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Peran Federal Reserve dalam Menentukan Arah Pasar Emas

Sebagai bank sentral terbesar di dunia, keputusan kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve memiliki dampak signifikan terhadap pasar global, termasuk harga emas. Kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh Fed menjadi salah satu faktor utama yang menentukan pergerakan harga logam mulia ini. Jika Fed memangkas suku bunga pada Desember mendatang, hal ini bisa menyebabkan penurunan tajam dalam nilai dolar AS. Seiring dengan melemahnya dolar, emas yang diperdagangkan dalam mata uang AS akan menjadi lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain. Akibatnya, permintaan terhadap emas dapat meningkat, mendorong harga lebih tinggi. Namun, ada juga risiko bahwa jika data inflasi menunjukkan tekanan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, Fed mungkin memutuskan untuk menahan pemangkasan suku bunga atau bahkan menaikkannya untuk mengendalikan inflasi. Dalam skenario seperti ini, harga emas bisa terkoreksi atau bahkan menurun karena biaya pinjaman yang lebih tinggi bisa meredam permintaan terhadap aset non-produktif seperti emas.

Outlook Harga Emas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dalam jangka pendek, banyak analis yang memproyeksikan harga emas akan tetap berada dalam tren kenaikan, terutama jika ekspektasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga Federal Reserve terbukti akurat. Dengan data inflasi yang sangat penting untuk arah kebijakan moneter lebih lanjut, investor akan terus memantau setiap rilis data ekonomi yang dapat memberikan petunjuk mengenai ke arah mana kebijakan Fed akan bergerak. Untuk jangka panjang, harga emas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor global lainnya, termasuk gejolak geopolitik, fluktuasi nilai mata uang utama, serta ketegangan dalam pasar saham dan obligasi. Jika ketidakpastian global tetap tinggi, maka emas tetap akan menjadi pilihan investasi yang menarik, mengingat statusnya sebagai aset safe-haven yang dapat melindungi nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik.

Kesimpulan

Harga emas mengalami lonjakan signifikan pada sesi perdagangan Amerika Utara Selasa lalu, didorong oleh ekspektasi pasar yang kuat bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember. Sementara data ekonomi AS menunjukkan optimisme di kalangan usaha kecil, perhatian pasar tetap tertuju pada rilis angka inflasi yang dapat memengaruhi keputusan kebijakan Fed selanjutnya. Dalam konteks ini, emas dipandang sebagai instrumen yang aman dan menarik bagi investor yang khawatir tentang ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter. Pemangkasan suku bunga yang lebih lanjut oleh Fed dapat terus mendukung kenaikan harga emas dalam waktu dekat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 9 December 2024

Bestprofit | Emas Cetak Rekor 2 Pekan, Tiongkok Borong

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (10/12) – Harga emas melesat pada hari Senin, 9 Desember, mencapai level tertinggi dalam dua minggu, naik lebih dari 1%. Kenaikan harga emas ini terjadi setelah bank sentral Tiongkok (People’s Bank of China/PBOC) kembali membeli logam kuning tersebut setelah jeda selama enam bulan. Selain itu, optimisme pasar juga meningkat karena adanya antisipasi bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mereka minggu depan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mendukung lonjakan harga emas, perkembangan pasar logam mulia lainnya, serta proyeksi masa depan harga emas.

Pemulihan Pembelian Emas oleh Bank Sentral Tiongkok

Salah satu faktor utama yang memicu lonjakan harga emas pada Senin, 9 Desember, adalah kembalinya pembelian emas oleh bank sentral Tiongkok. Tiongkok, yang merupakan pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia pada tahun 2023, sempat menghentikan pembelian besar-besaran emas sejak Mei 2023 setelah melakukan akumulasi hampir selama 18 bulan berturut-turut. Namun, dengan pengumuman pembelian emas baru-baru ini, optimisme mengenai permintaan emas kembali membaik, terutama di pasar Tiongkok yang sangat besar. Pembelian emas oleh bank sentral sering kali menjadi indikator positif bagi pasar emas karena mencerminkan pandangan jangka panjang mengenai nilai dan stabilitas mata uang. PBOC, dengan kebijakan moneter yang hati-hati dan terkadang misterius, telah lama menjadi faktor utama yang memengaruhi harga emas global. Melihat tren ini, banyak analis pasar memprediksi bahwa Tiongkok kemungkinan akan terus memperkuat cadangan emasnya dalam beberapa bulan mendatang, yang akan memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga emas global.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Optimisme Penurunan Suku Bunga Federal Reserve

Faktor lain yang turut mendorong kenaikan harga emas adalah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada pertemuan mendatang. Suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor karena biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih rendah. Emas, sebagai logam mulia, sering kali dilihat sebagai aset yang aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi, dan penurunan suku bunga oleh Fed dapat memperkuat daya tarik ini. Dengan banyaknya kekhawatiran tentang ekonomi global dan inflasi yang masih tinggi di beberapa negara, pasar semakin meyakini bahwa Fed akan melanjutkan siklus pelonggaran moneternya. Selain itu, pelemahan dolar AS sebagai dampak dari penurunan suku bunga juga dapat berkontribusi pada kenaikan harga emas, karena harga emas biasanya bergerak terbalik dengan dolar.

Harga Emas Spot dan Perkembangan Pasar Logam Mulia Lainnya

Pada pukul 01:41 siang waktu timur AS (18.41 GMT), harga emas spot naik sebesar 1,1% menjadi $2.662,98 per ons. Harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan signifikan, ditutup 1% lebih tinggi pada level $2.685,50 per ons. Ini menunjukkan bahwa pasar semakin positif terhadap prospek emas dalam jangka pendek, dengan volume perdagangan yang cukup tinggi. Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Harga perak spot tercatat naik 3% menjadi $31,90 per ons, sementara harga platinum naik 1,5% menjadi $943,85 per ons. Paladium juga turut mengalami lonjakan harga, naik sebesar 2,2% menjadi $977,15 per ons. Kenaikan harga logam mulia ini menunjukkan bahwa investor mulai beralih ke aset-aset yang dianggap aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Tiongkok Sebagai Pemain Kunci Pasar Emas Global

Pada tahun 2023, Tiongkok berhasil menjadi pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia, dengan pembelian lebih dari 100 ton emas. Ini menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus memperkuat posisi cadangan emasnya. Pemerintah Tiongkok melihat emas sebagai aset yang sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan nasional, mengingat ketidakpastian geopolitik dan ketegangan perdagangan global. Pembelian emas oleh Tiongkok juga dapat dilihat sebagai upaya diversifikasi cadangan devisa mereka. Sebagai negara yang memiliki cadangan dolar AS terbesar di dunia, Tiongkok berusaha mengurangi ketergantungannya pada dolar dan beralih ke aset yang lebih stabil seperti emas. Selain itu, dengan situasi internasional yang semakin tidak menentu, termasuk ketegangan perdagangan dengan AS dan negara-negara Barat, Tiongkok memandang emas sebagai pelindung nilai yang lebih aman.

Proyeksi Harga Emas ke Depan

Melihat tren yang ada, banyak analis dan ekonom memperkirakan bahwa harga emas akan tetap mengalami volatilitas dalam beberapa bulan ke depan, tergantung pada perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter AS. Penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed dan pembelian emas yang lebih banyak oleh bank sentral, terutama dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan Rusia, dapat memberi dorongan tambahan bagi harga emas untuk naik. Namun, ada juga faktor yang dapat menekan harga emas, seperti pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan atau kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral lainnya. Jika inflasi global dapat dikendalikan dan ekonomi global mengalami pemulihan yang lebih stabil, maka permintaan untuk emas sebagai aset safe haven bisa berkurang. Selain itu, harga dolar AS juga akan tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi harga emas. Dolar AS yang lebih kuat dapat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, yang bisa menurunkan permintaan global. Oleh karena itu, perkembangan lebih lanjut dari kebijakan moneter AS dan faktor-faktor makroekonomi lainnya akan sangat menentukan arah pergerakan harga emas di masa depan.

Kesimpulan

Harga emas mencapai titik tertinggi dalam dua minggu pada 9 Desember berkat pembelian kembali oleh bank sentral Tiongkok dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Pembelian emas oleh Tiongkok, yang sebelumnya sempat terhenti, dipandang sebagai sinyal positif bagi permintaan emas global. Di sisi lain, penurunan suku bunga AS berpotensi mendorong lebih banyak investor untuk beralih ke emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Kenaikan harga emas ini juga diikuti oleh logam mulia lainnya, seperti perak, platinum, dan paladium, yang turut mengalami kenaikan harga. Meskipun demikian, pasar emas tetap dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal yang dapat mengubah arah pergerakannya, seperti kebijakan moneter global, kekhawatiran inflasi, dan kondisi pasar mata uang internasional. Dengan kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, harga emas kemungkinan akan terus menjadi perhatian bagi para investor yang mencari perlindungan dari potensi risiko ekonomi. Ke depannya, pembelian emas oleh bank sentral, khususnya Tiongkok, serta keputusan kebijakan suku bunga oleh Fed, akan terus menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas di pasar global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 8 December 2024

Bestprofit | Emas Naik, Tiongkok Tambah Cadangan Emas

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (9/12) – Pada Senin (9/12), harga emas mengalami lonjakan signifikan setelah Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mengumumkan bahwa mereka menambah cadangan emas batangan sebesar 160.000 troy ons pada bulan November. Pembelian tersebut mengakhiri jeda panjang enam bulan yang telah berlangsung sejak April 2023. Langkah ini memberikan pilar utama dukungan bagi harga emas yang sudah mencatatkan kenaikan yang solid di tahun ini.

Emas Menguat: Dampak Pembelian Tiongkok

Harga emas batangan tercatat naik 0,6% dan diperdagangkan sedikit di bawah $2.650 per ons, setelah pengumuman dari PBOC. Bank sentral Tiongkok mencatatkan pembelian emas pertama mereka setelah lebih dari setengah tahun, yang sebelumnya sempat menghentikan akuisisi selama 18 bulan berturut-turut. Hal ini tentu saja memberikan dampak signifikan pada pasar emas, yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh faktor-faktor makroekonomi dan ketegangan geopolitik global. Penambahan emas oleh Tiongkok ini memperlihatkan upaya mereka untuk terus mendiversifikasi cadangan devisa negara. Emas selama ini dianggap sebagai aset yang lebih aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Selain itu, langkah ini juga dilihat sebagai cara untuk menjaga nilai mata uang yuan agar tetap stabil di tengah potensi depresiasi.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Tiongkok Sebagai Pembeli Emas Terbesar di 2023

Tiongkok telah menjadi pemimpin dalam permintaan emas global sepanjang tahun 2023. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh World Gold Council, negara ini tercatat sebagai pembeli emas terbesar selama kuartal pertama tahun ini. Tiongkok memimpin dalam akumulasi emas batangan, yang menunjukkan bahwa negara tersebut sangat serius dalam mengelola cadangan emasnya. Walaupun harga emas saat ini berada pada level yang cukup tinggi, secara historis, Tiongkok tampaknya tidak ragu untuk terus menambah cadangan emasnya. Pembelian ini mungkin tidak hanya terkait dengan kebutuhan diversifikasi aset, tetapi juga untuk memitigasi risiko fluktuasi mata uang yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Tiongkok.

Kondisi Pasar Emas Global: Sentimen Positif dan Negatif

Harga emas telah mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2023, terutama pada bulan Oktober, ketika harga emas batangan menembus level tertinggi sepanjang masa di atas $2.790 per ons. Kenaikan harga tersebut didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk kebijakan pelonggaran moneter yang diambil oleh Federal Reserve AS serta meningkatnya permintaan untuk emas sebagai aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik, terutama yang terkait dengan perang di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah. Namun, setelah mencapai puncaknya, harga emas sedikit mereda pada bulan November dan Desember. Hal ini disebabkan oleh penguatan dolar AS, yang dipicu oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS 2024. Meskipun demikian, harga emas tetap mencatatkan kenaikan lebih dari seperempat dibandingkan dengan awal tahun. Selain itu, ketegangan yang terjadi di Suriah selama akhir pekan juga turut mempengaruhi pasar emas. Serangan udara AS terhadap sejumlah target ISIS di Suriah meningkatkan ketidakpastian global. Presiden AS, Joe Biden, memperingatkan bahwa kejatuhan Presiden Bashar al-Assad dari kekuasaan dapat memicu kebangkitan ekstremisme Islam di wilayah tersebut, yang tentunya menambah risiko geopolitik di Timur Tengah.

Dampak Kebijakan Federal Reserve dan Permintaan Safe Haven

Peralihan kebijakan Federal Reserve AS ke arah pelonggaran moneter selama beberapa bulan terakhir telah memberikan dampak besar terhadap harga emas. Pada bulan Oktober, ketika harga emas mencapai rekor tertinggi, investor merespons pelonggaran moneter dengan meningkatkan pembelian emas, yang dipandang sebagai aset pelindung nilai dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, dengan penguatan dolar AS setelah pemilihan Presiden AS, harga emas sedikit tertekan. Dolar yang lebih kuat sering kali membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya, sehingga permintaan terhadap emas sedikit menurun. Meski demikian, harga emas tetap menunjukkan kinerja yang solid, mencatatkan kenaikan lebih dari 25% sepanjang tahun 2023. Selain kebijakan moneter, ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina juga turut mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven. Investor yang khawatir dengan potensi eskalasi konflik internasional cenderung mencari perlindungan dalam bentuk emas. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang Ukraina dan ketegangan yang melibatkan negara-negara besar semakin mengonfirmasi peran emas sebagai alat lindung nilai yang penting.

Prospek Harga Emas ke Depan

Ke depan, harga emas diperkirakan akan tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk kebijakan moneter global, situasi geopolitik, serta keputusan besar yang diambil oleh negara-negara seperti Tiongkok dalam mengelola cadangan devisa mereka. Meskipun harga emas saat ini telah berada pada level yang cukup tinggi, ada kemungkinan bahwa permintaan untuk logam mulia ini akan tetap stabil atau bahkan meningkat, tergantung pada bagaimana situasi ekonomi global dan ketegangan internasional berkembang. Tiongkok, sebagai pemain utama di pasar emas dunia, akan terus memantau dan menyesuaikan kebijakan cadangan emas mereka sesuai dengan perubahan kondisi ekonomi global. Langkah-langkah seperti yang diambil pada bulan November menunjukkan bahwa Tiongkok tetap mempertahankan komitmen untuk menambah cadangan emas mereka dalam upaya memperkuat perekonomian domestik dan melindungi nilai mata uang mereka. Selain itu, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Ukraina kemungkinan besar akan tetap menjadi faktor pendukung bagi permintaan emas sebagai investasi safe haven. Oleh karena itu, meskipun harga emas telah mencatatkan beberapa penurunan sejak puncaknya, prospek untuk logam mulia ini tetap positif dalam jangka menengah hingga panjang.

Penutupan

Harga emas yang naik pada Senin (9/12) setelah pengumuman pembelian oleh Bank Rakyat Tiongkok menunjukkan bahwa logam mulia ini tetap menjadi aset yang menarik, baik untuk investor individu maupun lembaga. Langkah-langkah yang diambil oleh Tiongkok menunjukkan bahwa diversifikasi cadangan devisa dan perlindungan terhadap potensi risiko ekonomi dan geopolitik tetap menjadi prioritas utama bagi negara-negara besar. Meskipun harga emas telah menunjukkan volatilitas dalam beberapa bulan terakhir, tetap ada banyak faktor yang mendukung kinerja positif logam mulia ini ke depannya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 5 December 2024

Bestprofit | Emas Turun Meski Dolar Melemah Usai Lonjakan Klaim Pengangguran AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (6/12) – Pada perdagangan sore hari Kamis (5/12), harga emas mengalami penurunan meskipun dolar AS melemah. Meskipun ada pelemahan pada dolar, harga emas untuk pengiriman Februari tercatat turun sebesar US$28,10 menjadi US$2.648,10 per ons. Penurunan harga emas ini terjadi setelah data klaim pengangguran awal di Amerika Serikat (AS) menunjukkan lonjakan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Data tersebut, yang menunjukkan adanya kenaikan klaim pengangguran di minggu lalu, telah memengaruhi pandangan pasar terhadap kondisi ekonomi AS dan prospek kebijakan moneter.

Klaim Pengangguran AS Meningkat Tak Terduga

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas pada Kamis (5/12) adalah laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan adanya lonjakan klaim pengangguran awal. Sebanyak 224.000 klaim pengangguran diajukan pada minggu lalu, lebih tinggi dari estimasi konsensus pasar yang memperkirakan angka tersebut berada di kisaran 215.000 klaim. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan klaim pada minggu sebelumnya yang tercatat sebanyak 215.000 klaim.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenaikan klaim pengangguran ini menunjukkan adanya tekanan pada pasar tenaga kerja di AS, meskipun data tenaga kerja yang lebih luas tetap menunjukkan angka yang relatif positif dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan dalam laporan ketenagakerjaan sektor swasta pada bulan November juga memperkuat spekulasi bahwa pasar tenaga kerja mungkin mulai melambat.

Imbal Hasil Obligasi AS Naik

Salah satu dampak dari lonjakan klaim pengangguran ini adalah pergerakan imbal hasil obligasi AS. Pasar obligasi bereaksi terhadap data klaim pengangguran ini dengan mengirimkan imbal hasil ke arah yang lebih tinggi. Imbal hasil obligasi 2 tahun AS, yang sering dianggap sebagai indikator dari sentimen pasar terkait kebijakan moneter, tercatat naik sebesar 3,3 basis poin menjadi 4,171%. Sementara itu, imbal hasil obligasi 10 tahun juga mencatatkan kenaikan sebesar 1,1 basis poin, menjadi 4,192%. Kenaikan imbal hasil obligasi ini mengindikasikan adanya harapan pasar bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang ketat meskipun ada tanda-tanda perlambatan dalam pasar tenaga kerja. Kenaikan imbal hasil obligasi, yang biasanya diikuti dengan penguatan dolar, justru tidak berhasil mendorong penguatan harga emas. Ini mengindikasikan bahwa pasar emas tidak terlalu sensitif terhadap fluktuasi imbal hasil obligasi AS dalam jangka pendek.

Dampak Pelemahan Dolar AS terhadap Harga Emas

Di sisi lain, dolar AS juga mengalami penurunan setelah data klaim pengangguran diumumkan. Indeks dolar ICE tercatat turun 0,35 poin menjadi 105,97. Penurunan ini mencerminkan adanya kekhawatiran di pasar terkait prospek pertumbuhan ekonomi AS, terutama setelah data klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan tersebut. Meskipun dolar melemah, harga emas tetap mengalami koreksi, yang menimbulkan pertanyaan tentang kekuatan emas sebagai aset safe haven dalam situasi ketidakpastian ekonomi. Secara umum, emas cenderung bergerak seiring dengan pergerakan dolar. Ketika dolar melemah, emas biasanya mendapat dorongan karena menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, dalam situasi ini, meskipun dolar melemah, emas justru bergerak turun. Ini bisa mencerminkan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar emas, seperti proyeksi kenaikan suku bunga The Fed atau ketidakpastian ekonomi yang lebih luas.

Laporan Ketenagakerjaan AS yang Akan Datang

Kendati harga emas mengalami koreksi pada Kamis (5/12), para pelaku pasar masih menunggu rilis laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan November yang dijadwalkan pada hari Jumat (6/12). Laporan ini diharapkan menunjukkan adanya kenaikan 214.000 pekerjaan baru, meningkat signifikan dari hanya 12.000 pekerjaan yang tercatat pada bulan Oktober. Kenaikan yang signifikan ini diharapkan akan memberikan sinyal positif tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kebijakan moneter The Fed. Jika data ketenagakerjaan untuk bulan November menunjukkan angka yang lebih baik dari ekspektasi, maka hal ini bisa memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi mereka. Sementara itu, jika laporan tersebut menunjukkan angka yang lebih lemah, hal ini dapat meningkatkan ketidakpastian di pasar dan mendorong harga emas naik sebagai aset yang lebih aman.

Pergerakan Emas yang Terus Dipengaruhi oleh Kebijakan The Fed

Salah satu faktor utama yang terus memengaruhi harga emas adalah kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed. Dalam beberapa bulan terakhir, kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan oleh The Fed telah menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Tingginya suku bunga membuat biaya kesempatan untuk memegang emas yang tidak menghasilkan bunga menjadi lebih tinggi, sehingga menurunkan daya tarik emas sebagai aset investasi. Namun, di sisi lain, ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi resesi di beberapa negara besar, bisa memicu lonjakan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Oleh karena itu, meskipun harga emas mengalami penurunan pada Kamis (5/12), para analis percaya bahwa emas masih memiliki potensi untuk kembali menguat, tergantung pada perkembangan kebijakan The Fed dan situasi ekonomi global.

Prospek Emas di Tahun 2024

Melihat ke depan, prospek harga emas pada tahun 2024 tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan moneter The Fed, kondisi pasar tenaga kerja AS, dan situasi geopolitik global. Meskipun ada kemungkinan suku bunga tetap tinggi pada awal tahun 2024, ketidakpastian ekonomi yang sedang berkembang dapat memicu permintaan terhadap emas sebagai pelindung nilai. Selain itu, dinamika pasar tenaga kerja di AS juga akan terus menjadi perhatian utama. Jika ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan yang lebih jelas, hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap emas, terutama jika investor mencari aset yang lebih aman. Di sisi lain, jika ekonomi AS tetap tumbuh kuat, hal ini mungkin akan membuat kebijakan suku bunga tetap ketat, yang bisa menekan harga emas.

Kesimpulan

Pada perdagangan Kamis (5/12), harga emas bergerak turun meskipun dolar AS melemah, setelah data klaim pengangguran AS menunjukkan lonjakan yang lebih besar dari yang diperkirakan. Meskipun ada faktor-faktor yang mendukung harga emas, seperti pelemahan dolar dan ketidakpastian ekonomi global, pasar emas tetap dipengaruhi oleh kebijakan moneter The Fed dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi. Para pelaku pasar kini akan fokus pada laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat (6/12), yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter dan kondisi ekonomi AS ke depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 4 December 2024

Bestprofit | Emas Naik Tipis Usai Data Ketenagakerjaan AS Membaik

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-10.jpg

Bestprofit (5/12) – Harga emas mengalami kenaikan tipis pada hari Rabu, 4 Desember 2024, setelah data ekonomi menunjukkan kenaikan moderat dalam jumlah tenaga kerja swasta di Amerika Serikat. Sementara itu, para investor terus mencerna pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan menantikan laporan data ketenagakerjaan nonpertanian yang akan dirilis pada hari Jumat. Dalam konteks ini, faktor ekonomi, kebijakan moneter, dan ketegangan geopolitik menjadi katalis utama yang memengaruhi harga emas.

Kenaikan Harga Emas: Dampak Data Ketenagakerjaan dan Komentar Powell

Harga emas spot tercatat naik 0,4% menjadi $2.654,03 per ons pada pukul 02:15 p.m. ET (1915 GMT), sementara harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3% pada level $2.676,20 per ons. Meskipun terjadi kenaikan harga, perubahan tersebut terbilang tipis, mencerminkan ketidakpastian di pasar yang lebih besar. Kenaikan harga emas ini dipicu oleh pengumuman data ketenagakerjaan yang lebih rendah dari ekspektasi, serta pengaruh dari pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengenai prospek ekonomi dan kebijakan moneter AS.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Berdasarkan laporan dari ADP, jumlah tenaga kerja swasta meningkat sebanyak 146.000 pada bulan November, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan ekonom yang mengharapkan tambahan 150.000 posisi. Laporan ini memberikan gambaran mengenai keadaan pasar tenaga kerja AS, yang bisa memengaruhi keputusan Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga.

Pernyataan Powell: Dampak Kebijakan Suku Bunga terhadap Harga Emas

Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, menyatakan bahwa kinerja ekonomi AS saat ini memberi ruang bagi bank sentral untuk mengambil langkah yang lebih berhati-hati terkait kebijakan suku bunga di masa depan. Dalam konferensinya, Powell menekankan bahwa meskipun ekonomi masih menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang stabil, pihaknya akan tetap fokus pada inflasi yang mendekati target 2% dan dinamika pasar tenaga kerja yang berkembang. Pernyataan Powell ini memberikan petunjuk bahwa Federal Reserve mungkin akan lebih agresif dalam melakukan penurunan suku bunga pada pertemuan mendatang. Seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga, investor semakin optimis bahwa harga emas akan terus mengalami apresiasi. Emas, sebagai aset yang tidak membayar bunga, biasanya mendapat keuntungan saat suku bunga rendah atau di lingkungan suku bunga yang lebih longgar. Penurunan suku bunga ini dipandang sebagai dukungan bagi harga emas, yang berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Pengaruh Laporan Penggajian Nonpertanian dan Data Inflasi AS

Sementara itu, investor kini fokus pada laporan penggajian nonpertanian AS yang akan diumumkan pada hari Jumat. Data ini menjadi salah satu indikator utama yang dapat memengaruhi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve ke depannya. Selain laporan penggajian, data inflasi yang dijadwalkan dirilis minggu depan juga akan menjadi fokus perhatian para investor. Emas Sebagai Aset Safe Haven di Tengah Ketidakpastian Geopolitik Selain faktor ekonomi domestik AS, faktor geopolitik juga berperan dalam mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven. Ketegangan yang terjadi di berbagai belahan dunia, seperti kekacauan politik di Korea Selatan, ketidakstabilan pemerintahan di Prancis, serangan pesawat nirawak Rusia di Ukraina, serta potensi perang antara Israel dan Lebanon, turut menambah kekhawatiran investor. Semua ketegangan ini membuat banyak investor mencari perlindungan dalam bentuk emas, yang dianggap lebih stabil dalam situasi ketidakpastian global. Kekhawatiran akan eskalasi ketegangan politik dan ekonomi global seringkali meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset yang relatif aman. Emas telah lama dikenal sebagai “safe haven” kecenderungan ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global.

Perkembangan Harga Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami fluktuasi pada hari tersebut. Harga perak spot naik 1% menjadi $31,33 per ons, mencerminkan peningkatan minat terhadap logam mulia tersebut. Meskipun perak sering mengikuti pergerakan harga emas, harga perak lebih sensitif terhadap perubahan sentimen pasar dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Hal ini menjadikannya lebih volatile, tetapi tetap dianggap sebagai alternatif investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi. Di sisi lain, harga platinum mengalami penurunan sebesar 1,3% menjadi $940,6 per ons. Penurunan harga platinum ini terjadi meskipun ada minat terhadap logam mulia, yang sering digunakan dalam industri otomotif dan perhiasan. Sementara itu, paladium, yang juga digunakan dalam industri otomotif, naik sebesar 0,5% menjadi $976,56 per ons.

Kesimpulan: Prospek Harga Emas ke Depan

Secara keseluruhan, meskipun harga emas mengalami kenaikan tipis pada hari Rabu, faktor-faktor ekonomi dan geopolitik tetap menjadi pengaruh utama terhadap pergerakan harga emas di masa mendatang. Data ketenagakerjaan AS, pernyataan Federal Reserve, serta laporan penggajian nonpertanian dan inflasi yang akan datang, diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas. Sementara itu, ketidakpastian geopolitik dan ketegangan internasional kemungkinan besar akan terus mendukung permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 3 December 2024

Bestprofit | Emas Menguat Saat Dolar Melemah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (4/12) – Emas kembali menunjukkan tren positif pada pertengahan sore hari Selasa (3/12), didorong oleh pelemahan dolar AS yang membuat logam mulia ini mengalami kenaikan harga. Kontrak emas untuk pengiriman Februari tercatat naik sebesar US$8,50, mencapai US$2.667,00 per ons. Kenaikan ini terjadi setelah sebelumnya harga emas mengalami penurunan yang cukup signifikan setelah mencapai rekor tertinggi pada akhir Oktober lalu. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, terutama terkait dengan dolar AS dan imbal hasil obligasi.

Kenaikan Emas Dipicu Pelemahan Dolar

Pada Selasa pagi, harga emas bergerak naik seiring dengan pelemahan dolar AS. Indeks dolar ICE yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, terakhir tercatat turun 0,35 poin menjadi 106,1. Pelemahan dolar ini memberikan angin segar bagi emas karena logam mulia cenderung bergerak seiring dengan tren nilai tukar dolar. Ketika dolar melemah, emas menjadi lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar, yang dapat meningkatkan permintaan untuk emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenaikan harga emas pada hari tersebut juga didorong oleh data ekonomi dan sentimen pasar yang lebih luas. Meskipun inflasi masih menjadi masalah utama di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, penurunan nilai dolar memberi dorongan bagi harga emas yang sempat terkoreksi setelah mencatatkan rekor tertinggi pada akhir Oktober.

Harga Emas Turun Setelah Mencapai Rekor Tertinggi

Sebelum mengalami kenaikan pada Selasa (3/12), harga emas sempat terkoreksi setelah mencapai harga tertinggi dalam sejarah, yakni US$2.800,80 per ons pada 30 Oktober. Harga emas yang melambung tinggi pada saat itu didorong oleh beberapa faktor, termasuk ketidakpastian politik di AS pasca pemilihan umum dan kekhawatiran inflasi yang terus meningkat. Namun, setelah mencapai level tertinggi tersebut, harga emas mengalami penurunan yang cukup tajam, seiring dengan penguatan dolar AS yang terjadi setelah pemilu. Dolar AS yang menguat pada waktu itu disebabkan oleh ekspektasi pasar bahwa kebijakan moneter Federal Reserve akan terus mengarah pada kenaikan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang masih jauh dari target. Hal ini membuat investor lebih memilih aset-aset yang dianggap lebih aman dan menghasilkan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi dan dolar, yang pada gilirannya menekan permintaan terhadap emas. Namun, dengan pelemahan dolar pada awal Desember, pasar kembali melihat emas sebagai aset yang menarik, terutama bagi investor yang ingin menghindari ketidakpastian ekonomi global.

Peran Inflasi dan Kebijakan The Fed

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Inflasi yang terus berada di atas target 2% yang ditetapkan oleh The Fed menjadi perhatian utama pasar. Meski The Fed telah menaikkan suku bunga beberapa kali untuk menanggulangi inflasi, namun angka inflasi yang masih tinggi mengindikasikan bahwa ketegangan ekonomi global belum sepenuhnya mereda. Kebijakan suku bunga yang lebih tinggi dari The Fed pada awal tahun ini sempat mempengaruhi minat investor terhadap emas. Dengan suku bunga yang lebih tinggi, imbal hasil obligasi menjadi lebih menarik, sehingga investor mulai beralih dari emas yang tidak memberikan imbal hasil langsung. Meskipun demikian, dengan tren pelemahan dolar dan pergerakan pasar yang lebih fluktuatif, emas tetap dilihat sebagai aset yang dapat melindungi nilai kekayaan dalam situasi ketidakpastian ekonomi.

Imbal Hasil Obligasi Beragam

Selain dolar, pergerakan imbal hasil obligasi juga turut mempengaruhi harga emas. Pada hari yang sama, imbal hasil obligasi pemerintah AS menunjukkan tren yang beragam. Imbal hasil obligasi dua tahun AS tercatat turun 3,3 basis poin menjadi 4,159%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik sedikit 0,4 poin menjadi 4,202%. Meskipun pergerakan imbal hasil ini tidak terlalu signifikan, namun hal ini menunjukkan bahwa pasar obligasi dan pasar emas saling berhubungan. Secara historis, emas sering kali dianggap sebagai pelindung nilai ketika imbal hasil obligasi rendah atau ketika pasar khawatir tentang inflasi. Ketika imbal hasil obligasi naik, investor cenderung lebih memilih obligasi karena memberikan pengembalian yang lebih tinggi, yang dapat menurunkan permintaan terhadap emas. Namun, ketika imbal hasil obligasi menurun atau stagnan, emas menjadi pilihan yang lebih menarik karena tidak terpengaruh oleh perubahan suku bunga dan dapat menjadi instrumen investasi yang lebih aman dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Prospek Emas di Masa Mendatang

Melihat tren saat ini, prospek harga emas tetap menunjukkan potensi kenaikan, meskipun harga sempat terkoreksi setelah mencapai level tertinggi pada akhir Oktober. Dengan melemahnya dolar dan ketidakpastian global yang masih ada, banyak analis percaya bahwa harga emas akan terus berada dalam kisaran yang tinggi sepanjang sisa tahun 2024. Namun, risiko utama yang dapat mempengaruhi harga emas ke depan adalah kebijakan moneter dari The Fed, terutama jika inflasi tetap sulit dikendalikan dan suku bunga lebih lanjut dinaikkan. Selain itu, pasar obligasi yang fluktuatif dan ketidakpastian ekonomi global juga akan terus memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas.

Kesimpulan

Harga emas menunjukkan kenaikan yang signifikan pada Selasa (3/12) berkat melemahnya dolar AS. Kenaikan harga emas ini menjadi indikasi bahwa pasar masih mempertimbangkan emas sebagai aset yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Meskipun harga emas sempat terkoreksi setelah mencapai rekor tertinggi pada akhir Oktober, namun dengan pelemahan dolar dan pergerakan imbal hasil obligasi yang beragam, prospek emas tetap terlihat positif. Investor yang ingin melindungi kekayaan mereka dari inflasi dan fluktuasi pasar bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam emas sebagai instrumen yang relatif stabil di tengah ketidakpastian global.  
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 2 December 2024

Bestprofit | Emas Turun, Dolar dan Imbal Hasil Menguat

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (3/12) – Pada perdagangan sore hari Senin (2/12), harga emas mengalami penurunan yang signifikan, terutama dipengaruhi oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan ini terjadi karena meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (Fed) tidak akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter mereka yang dijadwalkan pada akhir bulan ini. Seiring dengan itu, harga emas berjangka untuk pengiriman Februari tercatat turun sebesar US$21,70, diperdagangkan pada level US$2.659,30 per ons. Penurunan harga emas ini mencerminkan perubahan dinamika pasar yang lebih luas, yang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi AS dan kebijakan moneter global.

Pengaruh Penguatan Dolar terhadap Harga Emas

Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan harga emas pada Senin (2/12) adalah penguatan dolar AS. Dolar menguat seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, yang terjadi setelah rilis data inflasi dan keputusan pasar yang menunjukkan bahwa Fed kemungkinan akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya. Ketika dolar menguat, harga emas cenderung turun. Hal ini disebabkan oleh emas yang diperdagangkan dalam dolar AS, yang menjadi lebih mahal bagi investor internasional ketika nilai tukar dolar meningkat. Sebagai logam yang dianggap sebagai tempat penyimpanan nilai, harga emas seringkali bergerak berlawanan arah dengan nilai tukar dolar. Oleh karena itu, fluktuasi dolar memiliki dampak langsung terhadap harga emas di pasar global.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Ekspektasi Federal Reserve Tetap Tidak Mengubah Suku Bunga

Seiring dengan penguatan dolar, pasar juga mengamati perkembangan yang terjadi di sekitar kebijakan moneter Federal Reserve. Data ekonomi yang baru-baru ini dirilis, terutama terkait dengan inflasi, memberikan gambaran bahwa Fed mungkin tidak akan mengambil langkah drastis seperti menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan mendatang. Inflasi AS, yang diukur menggunakan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 2,3% pada bulan Oktober, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2,1% pada bulan September. Angka ini masih berada di atas target inflasi 2% yang diinginkan oleh Fed, sehingga memperkuat pandangan bahwa bank sentral AS akan berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait suku bunga.

Dampak Kenaikan Imbal Hasil Obligasi terhadap Harga Emas

Selain penguatan dolar, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Imbal hasil obligasi jangka pendek, khususnya obligasi dua tahun, tercatat naik menjadi 4,202% pada Senin (2/12), sementara obligasi 10 tahun juga mengalami kenaikan menjadi 4,193%. Kenaikan imbal hasil obligasi ini mencerminkan pandangan pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Ketika imbal hasil obligasi naik, obligasi menjadi lebih menarik bagi investor karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi. Sebaliknya, emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti obligasi. Oleh karena itu, kenaikan imbal hasil obligasi dapat menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas, yang pada akhirnya menekan harga emas itu sendiri.

Koreksi Harga Emas Setelah Puncak Tertinggi

Sejak tercatat mencapai rekor tertinggi di level US$2.800,80 pada akhir Oktober, harga emas telah mengalami koreksi dan bergerak dalam kisaran yang lebih sempit. Koreksi ini sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penguatan dolar dan ekspektasi pasar mengenai kebijakan moneter Fed. Selain itu, ketidakpastian terkait situasi politik dan ekonomi di AS, terutama pasca pemilihan umum, turut mempengaruhi sentimen pasar. Meskipun ada gejolak politik yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi dan kebijakan moneter, pasar tampaknya lebih fokus pada data ekonomi yang memberikan petunjuk tentang arah kebijakan Fed di masa depan.

CME FedWatch Tool: Peluang Pemangkasan Suku Bunga Menurun

Salah satu indikator yang digunakan oleh pasar untuk memperkirakan kebijakan Fed adalah CME FedWatch Tool, yang memberikan probabilitas terkait perubahan suku bunga berdasarkan data pasar. Berdasarkan alat ini, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 18 Desember kini tercatat sekitar 62%. Ini menurun signifikan dibandingkan dengan 83% yang tercatat sebulan sebelumnya. Harapan bahwa Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah semakin meningkat, dengan probabilitas mencapai 38% pada hari Senin, dibandingkan dengan 17% sebulan lalu. Penurunan harapan pemangkasan suku bunga ini memberi sinyal bahwa pasar semakin yakin bahwa Fed akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya tanpa perubahan besar pada pertemuan mendatang.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat ke depan, prospek harga emas masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan moneter Federal Reserve hingga perkembangan ekonomi global. Meskipun harga emas mengalami penurunan pada Senin (2/12), potensi ketidakpastian ekonomi yang lebih luas, termasuk ketegangan perdagangan dan gejolak politik, dapat kembali mendongkrak permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Selain itu, meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Fed menurun, inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian politik di AS dapat mempengaruhi keputusan investor untuk tetap melibatkan emas dalam portofolio mereka sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, meskipun ada tekanan bearish jangka pendek, harga emas dapat kembali mendapatkan daya tarik jika ketidakpastian makroekonomi meningkat.

Kesimpulan

Harga emas yang turun pada perdagangan Senin (2/12) disebabkan oleh beberapa faktor utama, termasuk penguatan dolar AS, ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang, serta kenaikan imbal hasil obligasi AS. Meskipun harga emas mengalami koreksi setelah mencapai level tertingginya pada akhir Oktober, faktor-faktor ekonomi yang lebih luas, seperti inflasi dan ketidakpastian politik, masih dapat memberikan peluang bagi harga emas untuk kembali menguat di masa depan. Sebagai logam mulia yang dianggap sebagai lindung nilai, emas tetap menjadi perhatian bagi para investor, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 1 December 2024

Bestprofit | Emas Menuju Penurunan Bulanan Terbesar Sejak 2023

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (2/12) – Harga emas mengalami lonjakan sekitar 1% pada hari Jumat, 29 November, meskipun secara keseluruhan berada di jalur untuk mencatatkan kinerja bulanan terburuk sejak September 2023. Kenaikan harga emas tersebut didorong oleh dua faktor utama: pelemahan dolar AS dan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, meskipun prospek suku bunga yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Donald Trump memberikan tekanan pada logam mulia ini.

Kenaikan Harga Emas Dipengaruhi oleh Pelemahan Dolar AS

Pada pukul 10.01 GMT, harga emas spot tercatat naik 0,9% menjadi $2.664,11 per ons. Kenaikan ini memberikan sedikit harapan bagi para investor emas yang sebelumnya menghadapi penurunan tajam akibat penguatan dolar AS. Meskipun harga emas berjangka AS juga naik 0,9% menjadi $2.664,50, penurunan mingguan tetap diperkirakan sekitar 2% setelah aksi jual yang terjadi pada awal minggu ini. Dolar AS yang mengalami pelemahan pada hari Jumat menjadi faktor pendorong utama kenaikan harga emas. Indeks dolar AS (DXY) turun ke titik terendah sejak 12 November, meskipun tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 2% sepanjang bulan November. Gejolak yang terjadi di pasar valuta asing ini memberi ruang bagi emas untuk menguat, karena harga emas seringkali bergerak terbalik dengan pergerakan dolar.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Tantangan Emas Bulan November: Kinerja Terburuk Sejak September 2023

Meskipun ada kenaikan pada akhir minggu tersebut, bulan November menunjukkan kinerja yang kurang menguntungkan bagi harga emas. Harga emas batangan telah turun lebih dari 3% sepanjang bulan ini, mencatatkan penurunan bulanan terburuk sejak September 2023. Penurunan ini terjadi karena investor memprediksi bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum AS akan membawa dampak terhadap prospek tarif dan suku bunga yang lebih tinggi di bawah pemerintahannya. Dalam hal ini, pasar memperkirakan bahwa kemenangan Trump dapat memperpanjang periode suku bunga tinggi di AS, yang pada gilirannya dapat meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil seperti halnya obligasi atau saham, menjadi kurang menarik saat suku bunga lebih tinggi. Dampak dari prediksi ini terlihat pada penurunan harga emas sepanjang bulan November, meskipun ada dorongan sesaat pada akhir bulan ini.

Ketegangan Geopolitik Memengaruhi Harga Emas

Selain pergerakan dolar AS, faktor geopolitik juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Emas sering dianggap sebagai aset safe haven atau tempat berlindung yang aman bagi investor, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi atau politik. Dalam hal ini, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina tetap menjadi faktor yang mempengaruhi harga emas. Pada 29 November, ketegangan di Timur Tengah sedikit mereda setelah adanya pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon Selatan. Militer Israel melaporkan bahwa kedatangan tersangka terdeteksi di beberapa wilayah di Lebanon Selatan, yang dianggap sebagai pelanggaran gencatan senjata dengan Hizbullah. Meskipun situasi ini sedikit mereda, ketegangan geopolitik di kawasan tersebut tetap memengaruhi pasar. Selain itu, perang Rusia-Ukraina terus memberikan dampak besar pada pasar global, termasuk harga emas. Pada bulan November, Rusia melancarkan serangan besar terhadap infrastruktur energi Ukraina, yang menambah ketidakpastian geopolitik di Eropa Timur. Investor tetap cemas tentang dampak jangka panjang dari ketegangan ini terhadap ekonomi global, dan hal ini terus meningkatkan minat terhadap emas sebagai aset pelindung nilai.

Dampak Suku Bunga Tinggi terhadap Emas

Salah satu alasan utama mengapa harga emas mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir adalah pengaruh suku bunga yang lebih tinggi. Ketika suku bunga naik, biaya peluang untuk memegang emas juga meningkat. Emas tidak menghasilkan bunga atau dividen, sehingga ketika suku bunga naik, aset lain seperti obligasi menjadi lebih menarik bagi investor. Oleh karena itu, ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama di bawah pemerintahan Trump memberikan tekanan pada harga emas. Namun, meskipun harga emas turun, masih ada kekhawatiran bahwa ketidakpastian ekonomi dan politik di masa depan dapat membuat harga emas kembali menguat. Dalam hal ini, permintaan untuk emas sebagai aset safe haven tetap tinggi, meskipun ada tekanan dari suku bunga yang lebih tinggi.

Investor Menunggu Data Ekonomi AS yang Akan Datang

Para investor juga menunggu rilis data ekonomi utama AS yang dijadwalkan pada minggu depan, termasuk laporan pekerjaan. Data ini akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang apakah ada kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang, yang bisa berdampak pada pergerakan harga emas. Jika data ekonomi menunjukkan pelambatan ekonomi yang signifikan, hal ini bisa membuka peluang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga, yang dapat menguntungkan emas. Sebaliknya, jika data menunjukkan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan, suku bunga yang lebih tinggi mungkin tetap bertahan, yang dapat menghambat kenaikan harga emas.

Kinerja Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, harga logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mencatatkan kenaikan pada hari Jumat, meskipun semuanya diperkirakan akan mengalami penurunan bulanan. Harga perak spot naik 1,5% menjadi $30,71 per ons, sedangkan platinum naik 1,5% menjadi $944,70 per ons, dan paladium naik 1,4% menjadi $987,08 per ons. Namun, meskipun ada lonjakan harga jangka pendek, ketiga logam mulia ini tetap mengalami penurunan sepanjang bulan November, seiring dengan penurunan harga emas dan penguatan dolar AS.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, harga emas mengalami kenaikan 1% pada 29 November, yang didorong oleh pelemahan dolar AS dan ketegangan geopolitik yang masih ada. Namun, harga emas tetap berada di jalur untuk mencatatkan kinerja bulanan terburuk sejak September 2023, akibat penguatan dolar AS dan ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Donald Trump. Ketidakpastian geopolitik, terutama terkait dengan ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina, serta data ekonomi AS yang akan datang, tetap menjadi faktor kunci yang akan mempengaruhi arah harga emas di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 28 November 2024

Bestprofit | Emas Naik Menyusul Pemangkasan Suku Bunga Fed Desember

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (29/11) – Harga emas berjangka mengalami kenaikan pada hari Kamis (28 November) setelah mengalami bulan yang penuh volatilitas. Harga logam mulia tersebut naik sebesar 0,3% menjadi $2.646,60 per troy ons. Beberapa faktor utama yang mendasari pergerakan harga emas ini termasuk ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih dovish dari Federal Reserve (Fed) serta kondisi ketidakpastian geopolitik yang berlanjut, yang memberikan dukungan untuk emas sebagai aset safe haven.
 

1. Kenaikan Harga Emas di Tengah Pemangkasan Suku Bunga Federal Reserve

 

Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan melanjutkan kebijakan pemangkasan suku bunga pada pertemuan mereka di bulan Desember. Analis ING mencatat bahwa alat pemantau Federal Reserve (Fed Watch Tool) yang disediakan oleh CME Group menunjukkan bahwa pasar saat ini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) mencapai 68%. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dari sekitar 56% pada minggu sebelumnya. 
 
Kunjungi juga : bestprofit futures

 
Kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Fed biasanya cenderung meningkatkan daya tarik emas. Hal ini terjadi karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi imbal hasil yang diperoleh dari instrumen investasi berbunga, seperti obligasi. Sebagai akibatnya, investor sering beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas, yang tidak memberikan imbal hasil tetapi menawarkan potensi pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Emas, sebagai logam mulia yang diperdagangkan secara internasional, biasanya mendapatkan perhatian lebih ketika suku bunga lebih rendah karena biaya peluang kepemilikan emas menjadi lebih rendah. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah umumnya menandakan kebijakan moneter yang lebih longgar, yang sering kali merangsang permintaan terhadap komoditas seperti emas sebagai bentuk lindung nilai dari kemungkinan ketidakstabilan ekonomi atau inflasi. 
 

2. Inflasi yang Lebih Tinggi Bisa Melemahkan Kasus Pemangkasan Suku Bunga

 

Namun, meskipun ada ekspektasi pemangkasan suku bunga, data inflasi yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan angka yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Inflasi yang lebih tinggi dapat memperlemah alasan bagi Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Jika inflasi tetap tinggi, Fed mungkin akan ragu untuk melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut karena khawatir inflasi dapat menjadi tidak terkendali. Berdasarkan data inflasi terbaru, konsumen di AS menghadapi kenaikan harga di beberapa sektor, yang dapat mengurangi daya beli mereka. Hal ini bisa menambah tantangan bagi pembuat kebijakan yang mencoba menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan upaya untuk menurunkan inflasi. Dalam situasi ini, meskipun harga emas bisa naik sementara karena ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, faktor inflasi yang lebih tinggi dapat membatasi ruang bagi logam mulia ini untuk bergerak lebih jauh. 
 

3. Ketidakpastian Geopolitik Tetap Memberikan Dukungan untuk Emas

 

Selain faktor ekonomi domestik AS, ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan di berbagai belahan dunia juga memberikan kontribusi pada kekuatan harga emas. Meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi, dan situasi di Eropa juga terus menyumbang pada volatilitas pasar global. Konflik dan ketidakpastian politik di berbagai wilayah dunia sering kali memicu permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Saat ketidakpastian meningkat, investor cenderung mencari instrumen yang dapat memberikan perlindungan terhadap potensi kerugian dalam pasar saham atau obligasi. Emas, dengan reputasinya yang panjang sebagai tempat berlindung selama masa ketegangan global, sering dipilih sebagai alternatif yang lebih stabil dibandingkan dengan aset lainnya yang lebih terpengaruh oleh perubahan kondisi pasar. Selain ketidakpastian politik di Timur Tengah, krisis energi dan situasi ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa juga berpotensi memberikan dampak yang lebih besar pada ekonomi global. Semua faktor ini terus mengarah pada ketidakpastian ekonomi yang dapat meningkatkan daya tarik emas. 
 

4. Pergerakan Harga Emas dan Faktor-Faktor Pengaruhnya ke Depan

 

Ke depan, harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk kebijakan moneter dari Bank Sentral AS, perkembangan inflasi, dan dinamika geopolitik global. Salah satu faktor utama yang akan menentukan arah pergerakan harga emas adalah keputusan suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve dalam pertemuannya pada bulan Desember. Meskipun pasar telah memperkirakan pemangkasan suku bunga, kebijakan terkait inflasi yang lebih tinggi dapat memperlambat langkah Fed untuk melanjutkan pelonggaran moneternya. Di sisi lain, ketidakpastian politik dan ekonomi di berbagai bagian dunia tetap menjadi pendorong utama permintaan emas. Investor yang cemas tentang masa depan pasar saham atau potensi penurunan ekonomi dapat mencari ketenangan dengan berinvestasi dalam emas, yang dipandang sebagai aset yang lebih stabil dan aman. 
 

5. Prospek Emas dalam Jangka Menengah: Pengaruh Suku Bunga dan Geopolitik

 

Dalam jangka menengah, harga emas berpotensi tetap terkendali dalam kisaran yang lebih tinggi karena adanya kombinasi antara ketidakpastian geopolitik dan kebijakan suku bunga yang longgar. Meskipun ada kemungkinan bahwa kebijakan suku bunga lebih rendah dapat memberi dorongan pada harga emas, faktor-faktor lain seperti inflasi dan stabilitas pasar juga akan memainkan peran penting dalam menentukan sentimen investor. Jika ketegangan politik di Timur Tengah atau Eropa semakin memburuk, investor dapat semakin condong untuk berinvestasi dalam emas sebagai tempat berlindung dari potensi kerugian. Di sisi lain, jika inflasi terus menunjukkan angka yang tinggi atau ekonomi global memperlihatkan tanda-tanda perlambatan yang lebih jelas, maka daya tarik emas sebagai aset safe haven akan semakin menguat. Namun, tantangan terbesar bagi pasar emas adalah ketidakpastian terkait dengan kebijakan moneter. Jika Federal Reserve memilih untuk lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut, atau jika data ekonomi menunjukkan bahwa inflasi sudah mulai terkendali, maka ini bisa membatasi potensi kenaikan harga emas dalam jangka pendek. 
 

Kesimpulan

 

Harga emas berjangka pada 28 November mengalami kenaikan yang dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang berlanjut, baik di Timur Tengah maupun di Eropa, juga mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven. Meskipun inflasi yang lebih tinggi dapat membatasi ruang untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut, kombinasi dari kebijakan moneter yang longgar dan ketegangan geopolitik global kemungkinan akan terus memberikan dukungan bagi harga emas dalam beberapa bulan mendatang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!