Monday, 9 December 2024

Bestprofit | Emas Cetak Rekor 2 Pekan, Tiongkok Borong

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (10/12) – Harga emas melesat pada hari Senin, 9 Desember, mencapai level tertinggi dalam dua minggu, naik lebih dari 1%. Kenaikan harga emas ini terjadi setelah bank sentral Tiongkok (People’s Bank of China/PBOC) kembali membeli logam kuning tersebut setelah jeda selama enam bulan. Selain itu, optimisme pasar juga meningkat karena adanya antisipasi bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mereka minggu depan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mendukung lonjakan harga emas, perkembangan pasar logam mulia lainnya, serta proyeksi masa depan harga emas.

Pemulihan Pembelian Emas oleh Bank Sentral Tiongkok

Salah satu faktor utama yang memicu lonjakan harga emas pada Senin, 9 Desember, adalah kembalinya pembelian emas oleh bank sentral Tiongkok. Tiongkok, yang merupakan pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia pada tahun 2023, sempat menghentikan pembelian besar-besaran emas sejak Mei 2023 setelah melakukan akumulasi hampir selama 18 bulan berturut-turut. Namun, dengan pengumuman pembelian emas baru-baru ini, optimisme mengenai permintaan emas kembali membaik, terutama di pasar Tiongkok yang sangat besar. Pembelian emas oleh bank sentral sering kali menjadi indikator positif bagi pasar emas karena mencerminkan pandangan jangka panjang mengenai nilai dan stabilitas mata uang. PBOC, dengan kebijakan moneter yang hati-hati dan terkadang misterius, telah lama menjadi faktor utama yang memengaruhi harga emas global. Melihat tren ini, banyak analis pasar memprediksi bahwa Tiongkok kemungkinan akan terus memperkuat cadangan emasnya dalam beberapa bulan mendatang, yang akan memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga emas global.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Optimisme Penurunan Suku Bunga Federal Reserve

Faktor lain yang turut mendorong kenaikan harga emas adalah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada pertemuan mendatang. Suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor karena biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih rendah. Emas, sebagai logam mulia, sering kali dilihat sebagai aset yang aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi, dan penurunan suku bunga oleh Fed dapat memperkuat daya tarik ini. Dengan banyaknya kekhawatiran tentang ekonomi global dan inflasi yang masih tinggi di beberapa negara, pasar semakin meyakini bahwa Fed akan melanjutkan siklus pelonggaran moneternya. Selain itu, pelemahan dolar AS sebagai dampak dari penurunan suku bunga juga dapat berkontribusi pada kenaikan harga emas, karena harga emas biasanya bergerak terbalik dengan dolar.

Harga Emas Spot dan Perkembangan Pasar Logam Mulia Lainnya

Pada pukul 01:41 siang waktu timur AS (18.41 GMT), harga emas spot naik sebesar 1,1% menjadi $2.662,98 per ons. Harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan signifikan, ditutup 1% lebih tinggi pada level $2.685,50 per ons. Ini menunjukkan bahwa pasar semakin positif terhadap prospek emas dalam jangka pendek, dengan volume perdagangan yang cukup tinggi. Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Harga perak spot tercatat naik 3% menjadi $31,90 per ons, sementara harga platinum naik 1,5% menjadi $943,85 per ons. Paladium juga turut mengalami lonjakan harga, naik sebesar 2,2% menjadi $977,15 per ons. Kenaikan harga logam mulia ini menunjukkan bahwa investor mulai beralih ke aset-aset yang dianggap aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Tiongkok Sebagai Pemain Kunci Pasar Emas Global

Pada tahun 2023, Tiongkok berhasil menjadi pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia, dengan pembelian lebih dari 100 ton emas. Ini menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus memperkuat posisi cadangan emasnya. Pemerintah Tiongkok melihat emas sebagai aset yang sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan nasional, mengingat ketidakpastian geopolitik dan ketegangan perdagangan global. Pembelian emas oleh Tiongkok juga dapat dilihat sebagai upaya diversifikasi cadangan devisa mereka. Sebagai negara yang memiliki cadangan dolar AS terbesar di dunia, Tiongkok berusaha mengurangi ketergantungannya pada dolar dan beralih ke aset yang lebih stabil seperti emas. Selain itu, dengan situasi internasional yang semakin tidak menentu, termasuk ketegangan perdagangan dengan AS dan negara-negara Barat, Tiongkok memandang emas sebagai pelindung nilai yang lebih aman.

Proyeksi Harga Emas ke Depan

Melihat tren yang ada, banyak analis dan ekonom memperkirakan bahwa harga emas akan tetap mengalami volatilitas dalam beberapa bulan ke depan, tergantung pada perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter AS. Penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed dan pembelian emas yang lebih banyak oleh bank sentral, terutama dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan Rusia, dapat memberi dorongan tambahan bagi harga emas untuk naik. Namun, ada juga faktor yang dapat menekan harga emas, seperti pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan atau kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral lainnya. Jika inflasi global dapat dikendalikan dan ekonomi global mengalami pemulihan yang lebih stabil, maka permintaan untuk emas sebagai aset safe haven bisa berkurang. Selain itu, harga dolar AS juga akan tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi harga emas. Dolar AS yang lebih kuat dapat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, yang bisa menurunkan permintaan global. Oleh karena itu, perkembangan lebih lanjut dari kebijakan moneter AS dan faktor-faktor makroekonomi lainnya akan sangat menentukan arah pergerakan harga emas di masa depan.

Kesimpulan

Harga emas mencapai titik tertinggi dalam dua minggu pada 9 Desember berkat pembelian kembali oleh bank sentral Tiongkok dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Pembelian emas oleh Tiongkok, yang sebelumnya sempat terhenti, dipandang sebagai sinyal positif bagi permintaan emas global. Di sisi lain, penurunan suku bunga AS berpotensi mendorong lebih banyak investor untuk beralih ke emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Kenaikan harga emas ini juga diikuti oleh logam mulia lainnya, seperti perak, platinum, dan paladium, yang turut mengalami kenaikan harga. Meskipun demikian, pasar emas tetap dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal yang dapat mengubah arah pergerakannya, seperti kebijakan moneter global, kekhawatiran inflasi, dan kondisi pasar mata uang internasional. Dengan kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, harga emas kemungkinan akan terus menjadi perhatian bagi para investor yang mencari perlindungan dari potensi risiko ekonomi. Ke depannya, pembelian emas oleh bank sentral, khususnya Tiongkok, serta keputusan kebijakan suku bunga oleh Fed, akan terus menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas di pasar global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!