Tuesday, 30 September 2025

Bestprofit | Emas Meroket, AS Terancam

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (1/10) – Emas menguat di sesi Asia pada pagi hari ini, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran global terhadap stabilitas ekonomi dan politik Amerika Serikat. Pemerintah federal AS berada di ambang penutupan karena Kongres diperkirakan akan melewatkan tenggat waktu penting untuk mendanai badan-badan federal. Dalam konteks ini, para investor berbondong-bondong mengalihkan dana mereka ke aset safe haven seperti emas, mendorong harga logam mulia ini ke level yang lebih tinggi.

Ketegangan Politik AS Memicu Kekhawatiran Pasar

Situasi di Washington semakin memanas setelah pembicaraan antara Presiden Trump dan para pemimpin Kongres berakhir tanpa mencapai kesepakatan mengenai pendanaan pemerintah. Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan shutdown pemerintah federal, yang akan berdampak langsung pada berbagai sektor pelayanan publik dan perekonomian domestik.

Penutupan pemerintahan (government shutdown) adalah situasi di mana badan-badan federal terpaksa menghentikan operasional mereka karena tidak adanya dana operasional yang sah. Dalam sejarah AS, shutdown telah terbukti menimbulkan ketidakpastian ekonomi, mengganggu pasar keuangan, dan memperlemah kepercayaan investor.

Harga Emas Spot dan Berjangka Melonjak

Merespons kekhawatiran ini, harga emas spot naik 0,1% menjadi $3.860,88 per ons (oz). Ini merupakan sinyal bahwa investor sedang mencari perlindungan dari volatilitas pasar yang mungkin timbul akibat kebuntuan politik di Washington.

Lebih mencolok lagi, harga emas berjangka Comex untuk bulan depan mencatat lonjakan signifikan, berakhir 16,59% lebih tinggi di kuartal ketiga. Ini menjadi rekor kenaikan bersih kuartalan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kinerja ini mencerminkan sentimen kuat terhadap logam mulia sebagai aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Permintaan Aset Safe Haven Meningkat

Agustina Patti, ahli strategi pasar dari Exness, menjelaskan dalam sebuah pernyataan email bahwa penguatan harga emas ini didorong oleh meningkatnya permintaan global terhadap aset safe haven. Emas, bersama dengan aset lain seperti obligasi pemerintah AS dan franc Swiss, secara tradisional dianggap sebagai instrumen yang relatif aman di tengah gejolak pasar.

“Ketika ketidakpastian meningkat—baik karena faktor politik, ekonomi, maupun geopolitik—investor cenderung menarik dana mereka dari aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke logam mulia,” ujar Patti.

Fokus Global Tertuju pada Washington

Selama beberapa minggu ke depan, fokus pasar kemungkinan besar akan tetap tertuju pada perkembangan di Washington. Ketidakpastian mengenai nasib anggaran federal AS dapat menjadi pemicu volatilitas yang lebih besar di pasar global. Jika kesepakatan pendanaan tidak tercapai, shutdown bisa berlangsung dalam waktu yang lama, memperburuk sentimen konsumen dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.

Hal ini pada gilirannya akan memperkuat narasi bahwa emas merupakan pilihan investasi yang bijaksana di tengah turbulensi politik dan ekonomi.

Kondisi Global Mendukung Tren Kenaikan Emas

Selain faktor domestik di AS, ada juga elemen global yang memperkuat tren kenaikan emas. Ketegangan geopolitik di beberapa wilayah, seperti konflik di Timur Tengah dan ketidakpastian terkait hubungan dagang antara AS dan mitra dagangnya, juga mendorong permintaan terhadap emas.

Selain itu, pelonggaran kebijakan moneter oleh beberapa bank sentral besar, termasuk Federal Reserve, mendorong imbal hasil obligasi ke level rendah. Ini membuat emas, yang tidak memberikan bunga atau dividen, menjadi lebih menarik secara relatif.

Arah Kebijakan The Fed dan Pengaruhnya pada Harga Emas

Meski fokus saat ini tertuju pada dinamika politik AS, arah kebijakan moneter Federal Reserve juga akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas ke depan. Jika The Fed memutuskan untuk menahan atau memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, hal ini akan semakin mendukung harga emas.

Suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost untuk memegang emas dan biasanya mendorong pelemahan dolar AS, dua faktor yang mendukung kenaikan harga logam mulia.

Prospek Harga Emas di Kuartal Keempat

Dengan mencatatkan lonjakan 16,59% selama kuartal ketiga, pelaku pasar kini menantikan apakah momentum tersebut akan berlanjut di kuartal keempat. Banyak analis memperkirakan bahwa selama ketidakpastian tetap tinggi, permintaan terhadap emas akan tetap solid.

Namun, potensi koreksi teknikal juga harus diperhitungkan, terutama jika terjadi terobosan dalam negosiasi anggaran di Kongres AS atau munculnya sentimen positif yang meredam permintaan safe haven.

Beberapa lembaga riset memperkirakan bahwa harga emas dapat mencapai kisaran $4.000/oz jika krisis politik di AS terus berlanjut dan ekonomi global mengalami perlambatan.

Investasi Emas: Antara Perlindungan dan Spekulasi

Lonjakan harga emas ini memicu diskusi mengenai peran emas dalam portofolio investasi modern. Di satu sisi, emas dikenal sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian. Namun, fluktuasi harga yang tajam juga membuka peluang spekulasi, terutama bagi investor jangka pendek.

Para analis menyarankan agar investor tetap berhati-hati dan tidak terburu-buru mengikuti euforia pasar. Diversifikasi aset dan manajemen risiko yang cermat tetap menjadi kunci, terutama di tengah kondisi global yang sangat dinamis.

Kesimpulan: Ketidakpastian adalah Bahan Bakar Emas

Secara keseluruhan, penguatan emas di sesi Asia merupakan refleksi dari kekhawatiran global terhadap stabilitas politik dan ekonomi AS. Dengan Kongres yang kemungkinan besar gagal mencapai kesepakatan anggaran dan ancaman shutdown federal semakin nyata, investor memilih untuk mengamankan aset mereka di logam mulia.

Kinerja kuat emas selama kuartal ketiga—ditandai oleh kenaikan lebih dari 16%—menggambarkan bagaimana logam ini tetap menjadi pilihan utama dalam menghadapi ketidakpastian. Apakah tren ini akan berlanjut atau tidak akan sangat tergantung pada langkah-langkah yang diambil oleh para pembuat kebijakan di Washington dan arah kebijakan moneter global.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 29 September 2025

Bestprofit | Emas Loyo di Awal Perdagangan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (30/9) – Harga emas sedikit terkoreksi pada awal perdagangan Asia setelah mencatat rekor tertinggi. Namun, ketidakpastian politik dan faktor fundamental lainnya membuat logam mulia ini tetap menarik bagi investor.

1. Emas Menguat ke Rekor Baru, Lalu Melemah Tipis

Emas berjangka Comex untuk pengiriman Oktober ditutup 1,2% lebih tinggi pada hari Senin, mencetak rekor tertinggi baru di tengah sentimen pasar yang positif terhadap logam mulia. Kenaikan tersebut mencerminkan kepercayaan investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

Namun, pada awal perdagangan Asia hari Selasa, emas mengalami pelemahan tipis. Emas spot tercatat turun 0,1% menjadi $3.828,26 per ons. Penurunan ini dinilai sebagai bentuk koreksi teknis setelah lonjakan tajam pada sesi sebelumnya.

Koreksi teknis semacam ini merupakan bagian wajar dari pergerakan harga di pasar komoditas, di mana para pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung (profit-taking) setelah reli signifikan.

2. Kegagalan Perundingan Pemerintah AS Meningkatkan Ketidakpastian

Salah satu faktor yang menjaga daya tarik emas meski terjadi pelemahan harga adalah ketidakpastian politik di Amerika Serikat. Perundingan antara pihak legislatif dan eksekutif di Gedung Putih semalam gagal menghasilkan kesepakatan yang bisa mencegah potensi penutupan pemerintahan (government shutdown).

Potensi penutupan pemerintah AS biasanya memicu kekhawatiran pasar, yang pada gilirannya mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Investor cenderung mengalihkan dana mereka dari aset berisiko seperti saham ke aset yang dianggap lebih stabil, seperti emas, dolar AS, dan obligasi pemerintah.

Menurut Hani Abuagla, analis pasar senior di XTB MENA, “Ketidakpastian politik di Washington menambah daya tarik emas.” Hal ini menegaskan bahwa sentimen pasar saat ini sangat sensitif terhadap perkembangan politik, khususnya di ekonomi terbesar dunia.


Kunjungi juga : bestprofit futures

3. Safe Haven: Mengapa Emas Tetap Menarik di Tengah Volatilitas?

Dalam situasi ketidakpastian, emas selalu menjadi pilihan utama investor sebagai safe haven. Aset ini telah lama dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, krisis keuangan, serta gejolak politik dan ekonomi global.

Faktor-faktor berikut ini berkontribusi terhadap daya tarik emas saat ini:

  • Inflasi global yang masih tinggi di banyak negara, meski bank sentral telah menaikkan suku bunga secara agresif.

  • Krisis geopolitik di berbagai kawasan, seperti konflik di Timur Tengah dan ketegangan antara AS dan Tiongkok.

  • Ketidakstabilan ekonomi global, termasuk kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat.

Dalam konteks ini, permintaan terhadap emas tetap tinggi meskipun terjadi koreksi teknis jangka pendek.

4. Dukungan dari Bank Sentral dan Arus Masuk Investasi

Selain ketidakpastian politik, harga emas juga mendapat dukungan dari arus masuk investasi dan pembelian emas oleh bank sentral di berbagai negara.

Hani Abuagla mencatat bahwa arus masuk yang konsisten ke dalam produk investasi berbasis emas, serta pembelian stabil oleh bank sentral, telah memperkuat reli emas dalam beberapa bulan terakhir.

Beberapa alasan mengapa bank sentral terus membeli emas meliputi:

  • Diversifikasi cadangan devisa, menjauh dari ketergantungan terhadap dolar AS.

  • Perlindungan terhadap risiko geopolitik dan ketidakpastian makroekonomi.

  • Penguatan posisi mata uang lokal, dengan menjadikan emas sebagai aset cadangan yang relatif stabil.

Menurut data World Gold Council, sejumlah bank sentral besar seperti Tiongkok, India, dan Turki telah menambah cadangan emas mereka secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

5. Analisis Teknikal: Apakah Koreksi Akan Berlanjut?

Secara teknikal, harga emas yang sempat mencetak rekor tertinggi dan kemudian turun tipis dapat menandakan beberapa hal:

  • Koreksi sehat setelah reli yang terlalu cepat.

  • Konsolidasi harga sebelum melanjutkan tren naik.

  • Awal potensi pembalikan tren, jika pelemahan berlanjut dan menembus level support penting.

Analis teknikal memperhatikan level-level kunci seperti:

  • Resistance: $3.850–$3.880 per ons (level tertinggi baru).

  • Support: $3.780–$3.800 per ons (area konsolidasi sebelumnya).

Jika harga emas bertahan di atas level support tersebut, maka kemungkinan besar tren bullish masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Sebaliknya, jika terjadi penembusan ke bawah, bisa memicu tekanan jual lebih lanjut.

6. Outlook Jangka Pendek dan Faktor yang Perlu Diperhatikan

Meski saat ini emas mengalami sedikit tekanan, outlook jangka pendek tetap positif dengan mempertimbangkan beberapa faktor:

  1. Ketidakpastian politik di AS masih berlanjut, terutama menjelang pemilu presiden tahun depan dan kemungkinan penutupan pemerintah.

  2. Data ekonomi AS yang akan dirilis minggu ini—seperti PCE Inflation dan laporan tenaga kerja—akan memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve.

  3. Kebijakan bank sentral global, terutama apakah mereka akan mulai melonggarkan kebijakan moneter atau tetap hawkish.

  4. Sentimen pasar terhadap risiko, di mana ketegangan geopolitik atau kejadian tak terduga bisa meningkatkan permintaan terhadap safe haven.

7. Kesimpulan: Koreksi Emas Bersifat Sementara?

Meskipun emas mencatat sedikit penurunan di awal perdagangan Asia, banyak analis menilai bahwa pelemahan ini bersifat sementara dan merupakan bagian dari dinamika pasar normal. Koreksi teknis setelah reli besar adalah hal yang wajar, terutama ketika investor mengambil untung dari lonjakan harga.

Namun, faktor-faktor fundamental seperti ketidakpastian politik di AS, pembelian emas oleh bank sentral, dan tekanan ekonomi global memberikan dukungan yang kuat bagi harga emas dalam jangka menengah hingga panjang.

Dengan kombinasi antara sentimen risiko global dan dorongan permintaan institusional, emas kemungkinan besar akan tetap menjadi aset yang sangat diminati, terutama jika kondisi geopolitik dan ekonomi tidak menunjukkan tanda-tanda stabil dalam waktu dekat.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Sunday, 28 September 2025

Bestprofit | Emas Menguat, Pasar Nantikan Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (29/9) – Harga emas kembali menunjukkan penguatan pada awal perdagangan Asia. Kenaikan ini terjadi seiring dengan meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga acuannya. Harapan ini memberikan dorongan pada daya tarik emas, yang dikenal sebagai logam mulia tanpa bunga (non-yielding asset).

Kondisi ini dipertegas oleh data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada Jumat lalu, menunjukkan bahwa pengukur inflasi pilihan The Fed—yaitu indeks harga PCE (Personal Consumption Expenditures)—berada sesuai dengan ekspektasi pasar. Reaksi pasar atas data ini pun cukup signifikan, dengan harga emas spot naik sebesar 0,3% menjadi $3.769,37 per ounce.

Stabilitas Inflasi AS Jadi Sinyal Pelonggaran

Data PCE bulan Agustus menunjukkan bahwa inflasi tahunan naik menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,6%, sementara inflasi inti (core PCE) tetap stabil di angka 2,9%. Core PCE sendiri tidak memasukkan harga makanan dan energi yang cenderung fluktuatif, dan merupakan indikator inflasi yang paling diperhatikan oleh The Fed.

Menurut tim riset dari Sucden Financial, data ini memberikan gambaran bahwa tekanan inflasi di Amerika Serikat cukup terkendali. “Data menunjukkan gambaran inflasi yang stabil,” ungkap tim tersebut dalam laporannya. Mereka juga menambahkan bahwa situasi ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed dapat melonggarkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Mengapa Suku Bunga Penting bagi Emas?

Emas adalah aset yang tidak menghasilkan bunga atau imbal hasil. Oleh karena itu, ketika suku bunga tinggi, investor cenderung lebih memilih instrumen investasi seperti obligasi atau deposito yang memberikan return tetap. Sebaliknya, saat suku bunga turun atau ekspektasi terhadap suku bunga melemah, emas menjadi lebih menarik karena opportunity cost untuk memegang emas menjadi lebih rendah.

Dalam konteks saat ini, jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, maka hal ini akan menjadi katalis kuat bagi harga emas untuk terus menguat. Investor global cenderung melakukan rotasi aset dari instrumen pendapatan tetap ke aset lindung nilai (safe haven) seperti emas.

Prospek The Fed dan Sikap Pasar

Pasar saat ini sedang memantau dengan cermat setiap pernyataan dari pejabat The Fed. Beberapa pernyataan dovish (bernuansa pelonggaran) dari anggota Federal Reserve selama dua pekan terakhir telah memicu spekulasi bahwa suku bunga bisa dipangkas lebih awal dari perkiraan sebelumnya, bahkan mungkin pada kuartal pertama tahun depan.

Menurut FedWatch Tool dari CME Group, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan Maret kini telah naik menjadi lebih dari 40%. Ekspektasi ini tentu akan memengaruhi keputusan investor dalam memilih alokasi aset mereka.

Faktor Global yang Mendukung Kenaikan Harga Emas

Selain faktor suku bunga AS, sejumlah kondisi global juga berperan dalam mendukung kenaikan harga emas:

  1. Ketidakpastian Geopolitik: Konflik yang masih berlangsung di beberapa wilayah seperti Timur Tengah, serta tensi antara AS dan Tiongkok, membuat emas tetap menarik sebagai aset safe haven.

  2. Kondisi Ekonomi Global yang Rentan: Meskipun beberapa negara telah menunjukkan pemulihan pasca pandemi, ketidakpastian ekonomi global tetap tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat di Eropa dan Asia meningkatkan permintaan terhadap aset aman.

  3. Meningkatnya Cadangan Emas oleh Bank Sentral: Dalam beberapa tahun terakhir, banyak bank sentral dunia, terutama dari negara berkembang, terus menambah cadangan emas mereka sebagai langkah diversifikasi.

Sentimen Pasar terhadap Emas: Masih Positif

Meski telah mengalami reli yang cukup panjang sejak awal tahun, sentimen terhadap emas di kalangan investor institusi maupun ritel masih relatif positif. Banyak analis memperkirakan bahwa jika The Fed benar-benar mulai memangkas suku bunga, maka harga emas bisa menembus level resistance berikutnya.

Beberapa analis bahkan memprediksi bahwa emas dapat mencapai level $3.800/oz atau lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang, dengan asumsi bahwa tekanan inflasi tetap terkendali dan The Fed memulai siklus pelonggaran moneter.

Perbandingan dengan Aset Lain

Di tengah ketidakpastian pasar, emas mulai kembali bersaing dengan aset lainnya seperti dolar AS dan obligasi pemerintah. Biasanya, dolar AS dan emas memiliki hubungan yang berlawanan. Ketika dolar menguat, emas cenderung melemah karena harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Namun, dalam beberapa kasus seperti saat ini, keduanya bisa bergerak searah jika pelonggaran kebijakan moneter menjadi narasi dominan.

Obligasi pemerintah AS juga mengalami tekanan karena ekspektasi penurunan suku bunga. Yield obligasi 10 tahun yang sebelumnya sempat mendekati 5% kini mulai menurun, seiring dengan turunnya permintaan terhadap aset pendapatan tetap dan meningkatnya ekspektasi suku bunga rendah.

Tantangan yang Bisa Membatasi Penguatan Emas

Meskipun prospek jangka pendek terlihat positif, penguatan harga emas tetap menghadapi beberapa tantangan, di antaranya:

  • Kebijakan The Fed yang Bisa Berubah Cepat: Jika data inflasi atau tenaga kerja di bulan-bulan mendatang menunjukkan kenaikan tajam, The Fed bisa saja membatalkan rencana pelonggaran.

  • Kuatnya Dolar AS: Jika dolar kembali menguat akibat aliran modal masuk ke AS, maka harga emas bisa kembali mengalami tekanan.

  • Volatilitas Pasar Saham: Jika pasar saham kembali mencatat reli, sebagian investor bisa keluar dari emas untuk mencari keuntungan di pasar ekuitas.

Kesimpulan: Emas Masih Jadi Pilihan Menarik

Dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, harga emas mendapatkan dukungan kuat sebagai aset lindung nilai. Data inflasi yang stabil di AS memberikan sinyal positif bahwa The Fed memiliki ruang untuk melakukan pelonggaran kebijakan tanpa khawatir memicu lonjakan inflasi.

Namun, investor perlu tetap waspada terhadap perkembangan data ekonomi selanjutnya, karena arah kebijakan The Fed sangat bergantung pada dinamika inflasi dan pasar tenaga kerja.

Dalam jangka pendek hingga menengah, selama ketidakpastian global tetap tinggi dan suku bunga berada dalam tekanan turun, emas diperkirakan masih akan mempertahankan daya tariknya di mata investor global.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
bestprofit futures
 

Thursday, 25 September 2025

Bestprofit | Emas Melemah Jelang Data AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (26/9) – Emas melemah tipis pada awal perdagangan Asia hari ini karena para investor bersiap menjelang rilis data ekonomi utama dari Amerika Serikat. Fokus utama tertuju pada laporan inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) bulan Agustus, yang dipandang sebagai indikator penting bagi arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).

Menurut Konstantinos Chrysikos, Kepala Manajemen Hubungan Pelanggan di Kudotrade, penurunan harga emas ini lebih bersifat teknikal dan sementara. Ia menambahkan bahwa pasar saat ini berada dalam fase penyesuaian posisi menjelang rilis data yang sangat dinantikan tersebut.

Harga Emas Spot Turun Tipis

Harga emas spot tercatat turun 0,2% menjadi $3.741,60 per ounce pada awal sesi Asia. Penurunan ini mencerminkan kehati-hatian pasar dalam mengambil posisi sebelum kejelasan arah kebijakan moneter AS. Meskipun penurunan ini tergolong kecil, pergerakan harga emas kerap sensitif terhadap perubahan sentimen pasar terkait suku bunga dan inflasi.

Sejak awal bulan ini, emas telah mengalami fluktuasi yang moderat, terutama karena ketidakpastian global dan sikap wait-and-see pelaku pasar menjelang rilis data ekonomi utama seperti PCE, laporan ketenagakerjaan, dan risalah pertemuan The Fed.

Fokus Pasar Beralih ke Data Inflasi PCE

Indeks PCE merupakan indikator inflasi yang paling diperhatikan oleh The Fed karena mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga di AS. Data PCE bulan Agustus akan dirilis hari ini dan diperkirakan akan memberikan sinyal penting apakah tekanan inflasi mulai mereda atau masih cukup kuat untuk mendorong bank sentral mempertahankan sikap hawkish-nya.

Jika angka inflasi yang dirilis lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mengadopsi kebijakan yang lebih dovish, atau setidaknya menahan diri dari kenaikan suku bunga lebih lanjut. Sebaliknya, angka yang lebih tinggi dari ekspektasi akan memperkuat argumen untuk kebijakan moneter yang lebih ketat, yang pada gilirannya bisa menekan harga emas lebih dalam.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Sikap Dovish Dapat Menopang Emas

Chrysikos menekankan bahwa data PCE yang lemah dapat menguntungkan emas karena akan meningkatkan harapan bahwa The Fed mungkin menghentikan siklus kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal ini akan menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan memperlemah dolar, dua faktor utama yang biasanya memberikan tekanan pada harga emas.

“Data yang lebih lemah dapat meningkatkan ekspektasi sikap dovish dari bank sentral dan menguntungkan aset non-imbal hasil seperti emas,” ujarnya dalam sebuah email.

Sebagai aset yang tidak memberikan bunga, emas cenderung mendapatkan keuntungan ketika suku bunga turun atau ketika ada ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah dibandingkan instrumen berimbal hasil seperti obligasi.

Sentimen Pasar Masih Rentan

Meskipun penurunan harga emas saat ini masih terbatas, sentimen pasar secara umum masih rentan terhadap volatilitas. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh data inflasi AS, tetapi juga oleh ketegangan geopolitik, dinamika suku bunga global, dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi di berbagai kawasan, termasuk Tiongkok dan Eropa.

Pasar juga menantikan sinyal tambahan dari pejabat The Fed yang dijadwalkan akan berbicara di beberapa forum publik minggu ini. Pernyataan mereka dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter dan sikap The Fed terhadap data ekonomi terbaru.

Emas dan Dolar AS: Hubungan Terbalik

Harga emas biasanya memiliki hubungan terbalik dengan dolar AS. Ketika dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain, yang biasanya menurunkan permintaan. Sebaliknya, dolar yang melemah cenderung membuat emas lebih menarik sebagai alternatif lindung nilai dan penyimpan nilai.

Dengan data PCE yang akan segera dirilis, para trader mata uang juga bersiap menghadapi potensi pergerakan signifikan dalam indeks dolar. Perubahan dalam ekspektasi suku bunga AS secara langsung memengaruhi nilai tukar dolar, yang pada akhirnya berdampak pada harga emas dunia.

Emas Sebagai Lindung Nilai Terhadap Ketidakpastian

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang populer. Investor institusional maupun ritel seringkali beralih ke emas saat kondisi pasar tidak menentu, baik karena kekhawatiran inflasi, pelemahan ekonomi, atau krisis geopolitik.

Saat ini, kekhawatiran terhadap potensi resesi global dan konflik yang terus berlangsung di beberapa wilayah dunia, seperti Timur Tengah dan Eropa Timur, memberikan dukungan struktural bagi permintaan emas jangka menengah hingga panjang.

Namun, dalam jangka pendek, pergerakan harga emas masih sangat dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga AS. Oleh karena itu, data ekonomi seperti PCE dan Non-Farm Payroll (NFP) akan terus menjadi penggerak utama harga logam mulia ini.

Strategi Investor Menjelang Akhir Tahun

Memasuki kuartal terakhir tahun ini, banyak investor mulai menata ulang portofolio mereka berdasarkan ekspektasi makroekonomi. Jika inflasi AS terus menunjukkan tanda-tanda melandai dan The Fed mulai mengisyaratkan akhir dari siklus pengetatan, emas berpotensi mendapatkan kembali momentum bullish-nya.

Namun, jika data ekonomi tetap kuat dan The Fed menegaskan perlunya menjaga suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, harga emas bisa terus berada di bawah tekanan.

Investor jangka panjang mungkin melihat ini sebagai peluang akumulasi, sementara trader jangka pendek akan cenderung mengambil posisi berdasarkan rilis data dan sentimen pasar harian.

Kesimpulan

Penurunan tipis harga emas pada perdagangan awal Asia hari ini mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar menjelang rilis data inflasi PCE AS bulan Agustus. Data ini diperkirakan akan menjadi penentu utama arah kebijakan Federal Reserve dalam beberapa bulan ke depan.

Jika data menunjukkan pelonggaran tekanan inflasi, maka ekspektasi terhadap sikap dovish The Fed akan meningkat dan dapat mendorong harga emas lebih tinggi. Sebaliknya, jika inflasi tetap tinggi, tekanan terhadap emas kemungkinan akan berlanjut.

Dalam situasi seperti ini, kehati-hatian dalam mengambil posisi sangat diperlukan. Emas masih memiliki daya tarik sebagai aset safe haven, namun pergerakannya akan sangat bergantung pada arah kebijakan moneter AS dan dinamika ekonomi global.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 24 September 2025

Bestprofit | Emas Menguat karena Safe Haven

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (25/9) – Emas kembali menunjukkan performa positif di awal sesi perdagangan Asia, mencerminkan peningkatan permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian global. Lonjakan harga ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik serta risiko ekonomi makro, termasuk kemungkinan penutupan pemerintahan Amerika Serikat.

Permintaan Safe Haven yang Bertahan

Dalam laporan yang dibagikan melalui email, CEO dan manajer aset DHF Capital, Bas Kooijman, menyatakan bahwa permintaan terhadap logam mulia masih bertahan kuat. Menurutnya, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian global.

“Ketegangan geopolitik yang terus meningkat memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven,” ungkap Kooijman. Dalam hal ini, emas tidak hanya berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi atau fluktuasi mata uang, tetapi juga terhadap risiko geopolitik yang sifatnya tidak dapat diprediksi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegangan Geopolitik: NATO dan Rusia

Salah satu faktor utama yang memicu lonjakan minat terhadap emas adalah meningkatnya ketegangan antara NATO dan Rusia. Baru-baru ini, NATO mengecam pelanggaran wilayah udara oleh pesawat tempur Rusia di atas Estonia — sebuah negara anggota NATO. Menurut pernyataan resmi, tindakan tersebut dianggap sebagai bagian dari pola agresi yang lebih luas yang dilakukan oleh Rusia.

NATO menyatakan bahwa mereka siap untuk menggunakan “semua tindakan yang diperlukan” guna melindungi integritas wilayah dan keamanan anggotanya. Retorika ini menandakan potensi eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

Ketidakpastian geopolitik seperti ini biasanya membuat investor enggan mengambil risiko tinggi. Akibatnya, banyak yang memindahkan dananya ke aset-aset yang dianggap lebih aman — dan emas menjadi salah satu pilihan utamanya.

Risiko Penutupan Pemerintahan AS

Selain faktor geopolitik, kekhawatiran tentang penutupan pemerintahan AS (government shutdown) juga mendorong harga emas naik. Pemerintah Amerika Serikat saat ini menghadapi tenggat waktu penting dalam proses pengesahan anggaran. Jika tidak tercapai kesepakatan di Kongres dalam beberapa hari ke depan, sebagian layanan pemerintahan bisa ditutup sementara.

Penutupan pemerintahan seperti ini dapat mengganggu pasar keuangan dan mengurangi kepercayaan terhadap prospek ekonomi AS dalam jangka pendek. Dalam kondisi seperti itu, emas kerap dianggap sebagai aset pelindung nilai yang relatif stabil.

Investor cenderung mengalihkan dananya ke emas ketika ekspektasi terhadap dolar AS dan aset-aset keuangan lainnya menurun. Ini karena emas memiliki nilai intrinsik dan tidak bergantung pada arus kas atau kebijakan pemerintah tertentu.

Harga Emas Spot Naik

Sebagai respons terhadap kondisi pasar yang bergejolak, harga emas spot tercatat naik 0,1% menjadi $3.740,58 per ons. Meskipun kenaikannya relatif kecil dalam persentase, tren naik ini menegaskan bahwa permintaan terhadap emas masih sangat kuat.

Harga emas spot mencerminkan nilai riil emas yang diperdagangkan secara fisik, berbeda dengan kontrak berjangka yang lebih bersifat spekulatif. Kenaikan harga ini juga menunjukkan bahwa pembelian fisik, baik oleh investor institusi maupun individu, terus berlangsung meskipun volatilitas pasar meningkat.

Daya Tarik Emas dalam Jangka Panjang

Secara historis, emas telah menjadi aset yang tahan terhadap krisis, baik ekonomi maupun politik. Selama masa inflasi tinggi, resesi, atau ketidakpastian global, harga emas cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan.

Saat ini, banyak investor dan analis pasar memperkirakan bahwa tren kenaikan harga emas masih akan berlanjut jika kondisi geopolitik dan ekonomi makro global tidak menunjukkan perbaikan. Bahkan, sejumlah analis memprediksi bahwa harga emas bisa mencapai rekor tertinggi baru dalam beberapa bulan ke depan jika tekanan global tidak mereda.

Peran Bank Sentral dan Inflasi

Faktor lain yang turut mendukung penguatan harga emas adalah kebijakan bank sentral global, terutama Federal Reserve AS. Jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya atau menghentikan siklus kenaikan suku bunga, hal ini bisa memberikan dorongan tambahan bagi emas.

Selain itu, inflasi yang masih relatif tinggi di beberapa negara juga mendorong investor untuk mencari aset yang mampu mempertahankan nilainya. Emas, sebagai salah satu aset anti-inflasi, menjadi pilihan yang logis dalam skenario ini.

Pandangan Pasar: Waspada Namun Optimis

Meskipun saat ini pasar masih dibayangi oleh sejumlah risiko, para pelaku pasar tetap optimis terhadap potensi keuntungan dari aset seperti emas. Banyak manajer aset dan analis keuangan menyarankan diversifikasi portofolio dengan alokasi tertentu ke logam mulia, sebagai langkah mitigasi risiko.

Sikap hati-hati ini tercermin dari pergerakan modal global. Dana-dana besar mulai mengurangi eksposur terhadap aset berisiko seperti saham teknologi dan mulai masuk ke aset lindung nilai seperti emas, obligasi pemerintah, dan bahkan mata uang alternatif seperti franc Swiss dan yen Jepang.

Kesimpulan: Emas Tetap Menjadi Pilihan Aman

Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian — baik dari sisi politik, ekonomi, maupun keuangan — emas kembali membuktikan perannya sebagai aset safe haven yang handal. Ketegangan antara NATO dan Rusia, serta potensi penutupan pemerintahan AS, menjadi pemicu utama meningkatnya permintaan terhadap logam mulia ini.

Dengan harga emas spot yang perlahan namun konsisten naik, banyak investor kini meninjau kembali portofolio mereka dan mempertimbangkan kembali posisi emas di dalamnya. Baik dalam jangka pendek maupun panjang, emas tampaknya akan tetap memegang peran penting dalam strategi investasi global.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 23 September 2025

Bestprofit | Emas Terkoreksi Ringan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (24/9) – Emas spot alami koreksi teknis setelah cetak rekor baru, namun permintaan dari bank sentral tetap menjadi penopang utama

Harga emas mengalami pelemahan tipis pada perdagangan sesi Asia pagi hari ini, menandai koreksi teknis setelah logam mulia tersebut kembali mencetak rekor tertinggi baru pada sesi perdagangan sebelumnya. Meskipun harga mengalami tekanan, prospek peningkatan permintaan dari bank sentral global diyakini akan membatasi penurunan lebih lanjut.

Menurut catatan dari ANZ Research, permintaan emas terus menunjukkan kekuatan, terutama dari sektor resmi, yaitu bank sentral. Fenomena ini menunjukkan pergeseran fundamental dalam dinamika pasar emas global, di mana pembelian institusional dari negara-negara berkembang dan kekuatan ekonomi baru memainkan peran yang semakin besar.

Koreksi Teknis Setelah Rekor Tertinggi

Harga emas spot tercatat turun sebesar 0,1% ke level $3.762,78 per ons troi pada perdagangan pagi di sesi Asia. Pelemahan ini merupakan bentuk koreksi teknis yang umum terjadi setelah fase kenaikan tajam, terutama ketika pasar menyentuh rekor harga tertinggi baru. Sehari sebelumnya, harga emas mencapai level tertinggi sepanjang sejarah, didorong oleh kombinasi ketegangan geopolitik, ketidakpastian makroekonomi global, dan pelemahan dolar AS.

Namun demikian, pelemahan harga pagi ini dinilai bersifat sementara. Investor mengambil sebagian keuntungan setelah lonjakan harga sebelumnya, sembari menanti sinyal lanjutan dari arah kebijakan moneter global, terutama dari Federal Reserve AS.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Permintaan dari Bank Sentral Jadi Faktor Penopang

Salah satu faktor kunci yang membatasi penurunan harga emas adalah permintaan berkelanjutan dari bank sentral berbagai negara. Dalam beberapa tahun terakhir, tren pembelian emas oleh bank sentral mengalami lonjakan signifikan. Bank sentral dari negara-negara berkembang, termasuk Tiongkok, India, Turki, dan Rusia, terus menambah cadangan emas sebagai bagian dari diversifikasi aset dan penguatan stabilitas keuangan nasional.

Menurut analis dari ANZ Research, aliran masuk ke cadangan strategis negara-negara tersebut tetap kuat. “Permintaan telah didukung oleh arus masuk yang kuat ke cadangan strategis negara-negara dalam beberapa tahun terakhir,” tulis mereka dalam laporan riset terbaru.

Langkah Strategis Bank Rakyat Tiongkok

Salah satu langkah strategis terbaru yang patut diperhatikan datang dari Bank Rakyat Tiongkok (PBOC). Bank sentral Tiongkok ini dilaporkan ingin memanfaatkan tren global ini dengan mengukuhkan peran Tiongkok dalam pasar emas global. Salah satu caranya adalah dengan mendorong negara-negara sahabat untuk membeli emas batangan dan menyimpannya di Bursa Emas Shanghai (Shanghai Gold Exchange/SGE).

“Bank Rakyat Tiongkok ingin memanfaatkan pergeseran ini dengan menjadi kustodian cadangan emas asing,” kata para analis ANZ. Hal ini menunjukkan ambisi Tiongkok untuk menjadikan SGE sebagai pusat emas global alternatif yang mampu menyaingi dominasi pasar emas Barat seperti London dan New York.

Dinamika Geopolitik dan Strategi Diversifikasi Aset

Peningkatan permintaan emas dari bank sentral tidak terlepas dari meningkatnya ketidakpastian geopolitik global dalam beberapa tahun terakhir. Konflik di berbagai wilayah seperti Timur Tengah, ketegangan AS-Tiongkok, serta ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global, membuat banyak negara lebih memilih instrumen lindung nilai (hedging) seperti emas.

Emas dipandang sebagai aset aman (safe haven) yang tidak tergantung pada sistem keuangan suatu negara. Dalam konteks ini, bank sentral melihat emas sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, yang dominan dalam cadangan devisa global.

Pergeseran Kekuasaan Pasar Emas: Timur vs Barat

Dorongan Tiongkok untuk menjadikan dirinya sebagai pusat penyimpanan emas internasional melalui Bursa Emas Shanghai menandai pergeseran strategis dalam keseimbangan kekuatan pasar logam mulia. Jika selama puluhan tahun pusat perdagangan dan penyimpanan emas berada di London dan New York, kini kekuatan ekonomi Asia – terutama Tiongkok – mulai menantang dominasi tersebut.

Banyak negara berkembang yang memiliki kedekatan diplomatik dan ekonomi dengan Tiongkok mungkin akan mempertimbangkan tawaran dari PBOC ini. Dengan menyimpan emas di SGE, mereka bisa mendapat manfaat logistik, keamanan, serta akses langsung ke pasar emas Asia yang semakin likuid.

Fundamental Emas Tetap Kuat Meski Ada Volatilitas

Walaupun terjadi pelemahan harga jangka pendek, secara fundamental prospek emas masih sangat kuat. Beberapa faktor yang mendukung antara lain:

  1. Inflasi global yang masih tinggi di banyak negara mendorong investor mencari aset lindung nilai.

  2. Ketidakpastian suku bunga, terutama dari The Fed, membuat pasar bergejolak.

  3. Ketegangan geopolitik yang belum mereda mendorong permintaan aset safe haven.

  4. Diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral global mendorong permintaan emas jangka panjang.

Analis memperkirakan harga emas akan tetap dalam tren naik untuk jangka menengah hingga panjang, meskipun mungkin akan mengalami koreksi teknis sesekali seperti yang terjadi saat ini.

Emas sebagai Instrumen Politik dan Ekonomi Global

Langkah Tiongkok untuk menjadi kustodian emas internasional bukan hanya soal bisnis, tetapi juga soal geopolitik. Dengan mengajak negara sahabat menyimpan emas di Shanghai, Tiongkok memperkuat hubungan ekonomi sekaligus mengurangi dominasi Barat dalam sistem keuangan global. Ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Tiongkok dalam membangun sistem keuangan multipolar.

Bank sentral Tiongkok sendiri diketahui telah menambah cadangan emasnya secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan kini menjadi salah satu pemegang emas terbesar di dunia. Menjadikan Shanghai sebagai pusat penyimpanan emas merupakan langkah lanjutan dalam strategi besar ini.

Outlook Pasar: Apa yang Perlu Diwaspadai?

Meskipun tren jangka panjang mendukung kenaikan harga emas, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan investor dan pelaku pasar:

  • Kebijakan moneter AS: Jika The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih agresif, maka harga emas bisa kembali tertekan.

  • Penguatan dolar AS: Dolar yang lebih kuat cenderung menekan harga emas karena membuatnya lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

  • Likuiditas pasar global: Jika terjadi penurunan likuiditas global, investor mungkin melepas emas untuk memenuhi kebutuhan dana tunai.

Namun sejauh ini, faktor-faktor pendukung seperti permintaan bank sentral, ketegangan global, dan inflasi masih lebih dominan.

Kesimpulan: Momentum Emas Belum Berakhir

Pelemahan tipis harga emas di sesi Asia pagi ini merupakan bagian dari koreksi teknis yang wajar setelah reli kuat. Permintaan dari bank sentral, terutama langkah strategis Tiongkok, memberikan fondasi kuat bagi stabilitas harga emas dalam jangka panjang.

Dengan meningkatnya ketidakpastian global dan pergeseran struktur pasar emas dunia dari Barat ke Timur, logam mulia ini tetap menjadi aset penting bagi investor dan negara. Terlepas dari volatilitas jangka pendek, tren jangka panjang emas masih berada dalam jalur naik yang kokoh.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Monday, 22 September 2025

Bestprofit | Emas Stabil, The Fed Dukung Kenaikan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (23/9) – Harga emas menunjukkan stabilitas pada perdagangan awal sesi Asia, Senin (23/9), seiring dengan harapan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed). Dalam situasi yang dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global, harga emas terus mendapat dorongan dari ekspektasi pasar akan kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral AS. Kenaikan harga emas ini juga didorong oleh kebijakan pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed pada pekan sebelumnya, yang membuat logam mulia ini semakin menarik bagi para investor.

Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan untuk menyampaikan komentarnya mengenai perekonomian AS pada hari ini, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan bank sentral tersebut. Harga emas spot, yang mencatatkan rekor tertinggi semalam, bertahan stabil dengan hanya mengalami sedikit perubahan di angka $3.747,22 per ons.

Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas, pandangan analis mengenai kebijakan The Fed, serta dampaknya terhadap perekonomian global.

1. Pemangkasan Suku Bunga Federal Reserve Mendorong Harga Emas

Pada pekan sebelumnya, The Fed melakukan pemangkasan suku bunga, yang merupakan langkah penting dalam merespons penurunan pertumbuhan ekonomi dan melemahnya pasar tenaga kerja di AS. Keputusan tersebut memberi sinyal kepada pasar bahwa The Fed siap untuk mendukung perekonomian lebih lanjut dengan menurunkan biaya pinjaman. Hal ini cenderung memperburuk daya tarik aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil tetap, seperti emas, yang sering kali menjadi alternatif investasi ketika suku bunga rendah.

Pemangkasan suku bunga ini juga diiringi dengan panduan dari The Fed bahwa pelonggaran moneter lebih lanjut kemungkinan akan dilakukan jika ekonomi AS tetap tertekan. Ini menambah ekspektasi bahwa harga emas akan terus meningkat karena permintaan untuk logam mulia tersebut diperkirakan akan tetap tinggi.

Fadi Al Kurdi, pendiri sekaligus CEO FFA Kings, dalam sebuah email menjelaskan bahwa pelonggaran moneter lebih lanjut semakin memperkuat permintaan terhadap aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas. Hal ini berarti para investor cenderung beralih ke emas sebagai tempat penyimpanan nilai, mengingat rendahnya suku bunga dan ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung.


Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Emas sebagai Aset Aman di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Emas sudah lama dikenal sebagai salah satu aset yang dapat bertindak sebagai pelindung nilai (safe haven) dalam situasi ketidakpastian ekonomi. Ketika perekonomian global mengalami gejolak, seperti resesi atau ketegangan geopolitik, investor cenderung beralih ke emas sebagai sarana untuk melindungi kekayaan mereka.

Pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed adalah salah satu faktor yang meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi. Hal ini terjadi karena suku bunga rendah menyebabkan investor kurang tertarik untuk menempatkan dana mereka pada instrumen investasi yang memberikan bunga tetap, seperti obligasi. Sebagai alternatif, mereka lebih memilih aset seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil tetapi dianggap lebih aman dari fluktuasi nilai mata uang dan inflasi.

Selain itu, ketegangan geopolitik, perang dagang, dan ketidakpastian politik global juga turut mendukung permintaan emas. Di tengah volatilitas pasar dan kekhawatiran tentang masa depan ekonomi global, emas tetap menjadi pilihan bagi banyak investor sebagai aset yang memiliki nilai jangka panjang dan cenderung tidak terpengaruh oleh perubahan politik atau kebijakan ekonomi di negara tertentu.

3. Kebijakan Moneter dan Implikasinya bagi Pasar Global

Kebijakan moneter yang lebih longgar, seperti pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed, memiliki dampak signifikan tidak hanya pada ekonomi AS tetapi juga pada pasar global. Negara-negara dengan ketergantungan pada dolar AS, termasuk negara berkembang, sering kali terpengaruh oleh perubahan kebijakan The Fed, karena dolar AS berperan penting dalam perdagangan internasional dan aliran modal global.

Ketika The Fed menurunkan suku bunga, ini dapat menyebabkan pelemahan nilai dolar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya tarik emas. Emas diperdagangkan dalam dolar AS, dan ketika dolar melemah, harga emas cenderung naik, membuatnya lebih terjangkau bagi pembeli di luar AS. Oleh karena itu, kebijakan moneter The Fed dapat memicu kenaikan harga emas di pasar internasional.

Namun, kebijakan ini juga memiliki dampak yang lebih luas terhadap ekonomi global. Negara-negara yang bergantung pada utang dalam dolar AS dapat menghadapi kesulitan akibat kenaikan biaya utang yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar dolar. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki cadangan emas yang besar akan merasa lebih aman karena logam mulia tersebut cenderung mempertahankan nilainya bahkan ketika mata uang dunia lainnya berfluktuasi.

4. Ekspektasi Kebijakan The Fed dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Pernyataan Jerome Powell, Ketua The Fed, yang dijadwalkan pada hari Senin (23/9), dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan. Pasar akan mencerna setiap kata-kata Powell untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut di masa depan.

Jika Powell mengisyaratkan bahwa The Fed akan terus melonggarkan kebijakan moneternya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, maka ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut dapat mendorong harga emas ke level yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika Powell mengindikasikan bahwa The Fed akan berhati-hati dalam kebijakan suku bunganya, hal ini bisa mempengaruhi pergerakan harga emas yang mungkin terkoreksi.

Dengan ketidakpastian yang terus melanda pasar global, investor akan terus memantau setiap perkembangan terkait kebijakan moneter AS, karena ini akan sangat memengaruhi arah harga emas di masa mendatang.

5. Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat kondisi saat ini, prospek harga emas dalam jangka pendek hingga menengah terlihat cukup optimistis. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang kemungkinan akan berlanjut dapat memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga emas. Selain itu, ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global juga dapat berperan dalam mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset aman.

Namun, ada beberapa faktor yang bisa menjadi tantangan bagi pergerakan harga emas, salah satunya adalah perubahan kebijakan moneter dari negara-negara besar lainnya, seperti Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ). Jika bank sentral negara-negara tersebut juga mengadopsi kebijakan pelonggaran moneter lebih lanjut, maka fluktuasi pasar bisa memperburuk kondisi pasar global dan mengurangi daya tarik emas.

Kesimpulan

Harga emas tetap stabil di awal sesi Asia pada Senin (23/9) dan diperkirakan akan terus mendapat dorongan dari harapan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga pada pekan lalu, disertai dengan indikasi bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan terus berlanjut, memberikan optimisme bagi harga emas. Seiring dengan ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut, permintaan terhadap emas sebagai aset aman kemungkinan akan tetap tinggi, mendorong harga emas untuk terus meningkat.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Sunday, 21 September 2025

Bestprofit | Emas Dekat Rekor, Menanti The Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (22/9) – Harga emas kembali mencatatkan lonjakan signifikan, menandakan minggu kelima berturut-turut harga logam mulia ini mengalami kenaikan. Katalis utama di balik kenaikan ini adalah keputusan Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu lalu. Langkah ini menjadi pemangkasan pertama yang dilakukan oleh bank sentral AS sepanjang tahun 2025, yang menyebabkan spekulasi bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan terus berlanjut. Bagi para investor, ini memberikan peluang lebih besar bagi emas untuk tumbuh, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil dan sering kali menguntungkan di tengah suku bunga rendah.

Seiring dengan pemangkasan suku bunga, para investor kini lebih cermat dalam menantikan rilis data inflasi utama yang dijadwalkan pada hari Jumat mendatang. Data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed di masa depan. Di sisi lain, pasar juga mulai mencermati berbagai faktor ekonomi global yang dapat mempengaruhi dinamika harga emas, termasuk data ekonomi Eropa dan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) di AS.

Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu lalu memiliki dampak langsung terhadap harga emas. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya kesempatan untuk menahan emas yang tidak menghasilkan bunga atau dividen menjadi lebih rendah. Hal ini membuat emas menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investor, terutama di saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Namun, meskipun harga emas sempat mencatatkan kenaikan tajam, ada koreksi harga setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa kebijakan moneter The Fed akan diambil secara bertahap dan berbasis pertemuan demi pertemuan. Pernyataan ini menurunkan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan segera melonggarkan kebijakan moneter secara agresif. Meskipun begitu, prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut masih tetap mendukung momentum kenaikan harga emas dalam jangka panjang.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Inflasi AS dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Lebih Lanjut

Bagi para pelaku pasar, data inflasi yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang akan menjadi kunci untuk menentukan langkah The Fed selanjutnya. Inflasi adalah salah satu indikator utama yang memengaruhi keputusan kebijakan moneter, dan dalam hal ini, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) menjadi ukuran inflasi favorit bagi The Fed.

Laju pertumbuhan inflasi inti diperkirakan akan melambat, yang memperkuat argumen bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut masih dapat dilakukan. Pelambatan inflasi menunjukkan bahwa tekanan harga tidak terlalu mengkhawatirkan, yang memberi ruang bagi The Fed untuk melanjutkan kebijakan moneter yang lebih longgar. Ini memberikan prospek positif bagi harga emas, yang selama ini sensitif terhadap perubahan kebijakan suku bunga.

Ketegangan Geopolitik dan Permintaan Safe Haven

Selain faktor moneter, harga emas juga didorong oleh ketegangan geopolitik yang terus berlangsung. Konflik-konflik internasional, seperti ketegangan di Timur Tengah, perang dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara besar seperti China, serta dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap ekonomi global, telah meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Emas sering kali dianggap sebagai tempat berlindung yang aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik. Dalam kondisi ini, investor cenderung beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan nilai terhadap inflasi, pelemahan mata uang, atau ketidakstabilan ekonomi global. Meningkatnya ketidakpastian geopolitik di berbagai belahan dunia semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset pelindung.

Pembelian Besar-Besaran oleh Bank Sentral dan ETF Emas

Permintaan terhadap emas juga dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral di seluruh dunia. Bank-bank sentral global, termasuk Bank Sentral China dan Rusia, telah aktif membeli emas dalam jumlah besar sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa mereka. Selain itu, tren meningkatnya pembelian emas oleh investor melalui produk reksa dana berbasis emas atau ETF (Exchange Traded Funds) juga turut mendongkrak harga emas.

Pembelian ini tidak hanya berasal dari negara-negara dengan cadangan devisa besar, tetapi juga dari investor ritel yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka dari potensi risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi global. ETF emas menjadi alternatif bagi para investor yang ingin memiliki eksposur terhadap harga emas tanpa harus membeli fisik logam mulia tersebut.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat tren harga emas yang terus mencatatkan kenaikan, prospek harga emas dalam waktu dekat masih terbilang positif. Harga emas saat ini diperdagangkan sekitar $20 di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada pekan lalu, tetapi para analis tetap optimis bahwa harga emas dapat melanjutkan kenaikannya.

Sejumlah faktor yang mendukung prospek harga emas di antaranya adalah ekspektasi akan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed, peningkatan ketidakpastian geopolitik, serta permintaan yang terus meningkat dari bank sentral dan investor institusional. Para trader masih memperkirakan bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga hampir dua kali lagi sepanjang tahun 2025 ini, yang dapat terus mendorong harga emas naik.

Di sisi lain, para investor juga akan terus memantau perkembangan ekonomi AS dan Eropa. Data ekonomi yang lebih baik dari yang diperkirakan dapat meredakan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global dan mempengaruhi sentimen pasar terhadap emas. Namun, dalam jangka panjang, kekhawatiran terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik kemungkinan akan terus mendukung harga emas.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas yang terjadi selama lima minggu berturut-turut menunjukkan bahwa pasar melihat prospek yang cerah bagi logam mulia ini, didorong oleh kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed, ketegangan geopolitik, dan permintaan yang terus meningkat dari berbagai pihak. Meskipun harga emas sempat terkoreksi setelah pengumuman suku bunga oleh The Fed, prospek jangka panjang tetap optimis dengan banyaknya faktor pendukung yang masih berlaku.

Dengan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Jumat, serta pernyataan terbaru dari Ketua The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan bahwa kebijakan moneter akan terus diperhatikan dengan cermat, harga emas kemungkinan akan terus berfluktuasi, namun tetap berpotensi untuk mencatatkan kenaikan lebih lanjut. Sebagai aset safe haven, emas akan terus menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

 

 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Thursday, 18 September 2025

Bestprofit | Harga Emas Tertekan, Sentimen Masih Hati-Hati

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (19/9) – Harga emas sedikit tergelincir pada awal sesi perdagangan Asia, mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar dalam menyikapi arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat. Penurunan tipis harga emas terjadi di tengah ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Oktober. Namun, panduan dari bank sentral Amerika tersebut cenderung masih menunjukkan nada yang hawkish, sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai arah kebijakan selanjutnya.

Daniel Takieddine, salah satu pendiri dan CEO Sky Links Capital Group, menyampaikan dalam pernyataan tertulis bahwa para pejabat The Fed tampak belum siap memberikan sinyal yang jelas tentang pelonggaran kebijakan moneter yang lebih dalam. Kondisi ini membuat logam mulia seperti emas menjadi sangat sensitif terhadap data-data ekonomi yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga dan Respons Pasar

Pasar global saat ini mengantisipasi peluang yang cukup besar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC bulan Oktober. Menurut data dari CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan tersebut kini berada di atas 60%. Hal ini dipicu oleh melambatnya beberapa indikator ekonomi AS seperti data inflasi inti, penurunan angka penjualan ritel, dan perlambatan sektor tenaga kerja.

Biasanya, kebijakan pemangkasan suku bunga cenderung mendukung harga emas karena suku bunga yang lebih rendah akan menekan imbal hasil obligasi, sehingga menurunkan opportunity cost dalam memegang aset tanpa bunga seperti emas. Namun, dalam kasus saat ini, respons harga emas terbilang moderat. Harga spot gold pada awal sesi Asia tercatat turun 0,1% ke level $3.638,75 per ons.

Penurunan tipis ini mengindikasikan bahwa para pelaku pasar masih dalam mode tunggu dan lihat, menantikan konfirmasi lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed dan dampaknya terhadap dolar AS.

Nada Hawkish The Fed Membatasi Kenaikan Harga Emas

Meski ekspektasi pasar condong pada pelonggaran moneter, panduan resmi dari Federal Reserve cenderung menunjukkan kehati-hatian. Dalam pertemuan FOMC terakhir, The Fed menyampaikan bahwa mereka akan tetap “data-dependent” dan memantau dengan cermat dinamika inflasi serta kondisi pasar tenaga kerja sebelum mengambil langkah berikutnya.

Beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Gubernur Christopher Waller dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly, menyatakan bahwa mereka membutuhkan bukti lebih kuat mengenai penurunan tekanan inflasi sebelum merasa nyaman memangkas suku bunga lebih lanjut. Sikap seperti ini memperkuat kesan bahwa The Fed belum siap melakukan pelonggaran agresif dalam waktu dekat.

Panduan yang sedikit hawkish ini membuat harga emas rentan terhadap tekanan dari penguatan dolar AS. Sebagaimana diketahui, dolar yang lebih kuat akan membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain, sehingga berpotensi menekan permintaan global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketidakpastian Ekonomi Global Menambah Volatilitas

Selain dinamika kebijakan moneter AS, pasar emas juga terpengaruh oleh ketidakpastian ekonomi global, termasuk situasi geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Ketegangan geopolitik kerap mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti emas, namun dalam beberapa pekan terakhir, reaksi tersebut tampak mulai mereda.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar saat ini sedang dalam tahap evaluasi ulang terhadap peran emas sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan inflasi. Bahkan dalam kondisi geopolitik yang memanas, jika dolar AS dan obligasi pemerintah AS tetap menarik, maka harga emas dapat tetap tertahan atau bahkan turun.

Data Ekonomi AS Menjadi Penentu Arah Selanjutnya

Fokus utama pasar saat ini adalah pada serangkaian data ekonomi penting yang akan dirilis dalam beberapa minggu ke depan, termasuk indeks harga konsumen (CPI), indeks harga produsen (PPI), dan data tenaga kerja non-farm payrolls (NFP). Data-data ini akan menjadi penentu utama bagi arah kebijakan The Fed ke depan dan, secara langsung, arah harga emas.

Jika data inflasi menunjukkan perlambatan yang konsisten, pasar kemungkinan akan semakin yakin terhadap prospek pemangkasan suku bunga. Sebaliknya, jika inflasi tetap tinggi atau tenaga kerja menunjukkan ketahanan, maka The Fed mungkin akan menunda langkah pelonggaran, yang berpotensi menekan harga emas lebih lanjut.

Daniel Takieddine dari Sky Links Capital Group menegaskan bahwa logam mulia seperti emas saat ini sangat bergantung pada sentimen dan data makroekonomi. “Kondisi pasar saat ini sangat sensitif, sehingga setiap kejutan dari data ekonomi dapat memicu pergerakan harga yang cukup tajam, baik ke atas maupun ke bawah,” ujarnya.

Peran Strategis Emas dalam Portofolio Investasi

Meskipun saat ini harga emas bergerak dalam kisaran sempit, banyak analis tetap melihat emas sebagai aset penting dalam diversifikasi portofolio investasi, khususnya dalam jangka menengah hingga panjang. Ketidakpastian global, inflasi yang masih di atas target banyak bank sentral, serta risiko sistemik dari pasar keuangan menjadi alasan utama investor tetap mempertahankan eksposur terhadap logam mulia ini.

Beberapa analis memperkirakan bahwa jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan secara bertahap pada kuartal keempat 2025, maka harga emas dapat menguji kembali level resistance di atas $3.700 per ons. Namun, ini sangat bergantung pada perkembangan ekonomi dan arah kebijakan moneter AS.

Kesimpulan

Harga emas yang melemah tipis pada awal sesi Asia mencerminkan suasana pasar yang hati-hati, di tengah ekspektasi tinggi akan pemangkasan suku bunga The Fed namun dibarengi dengan panduan bank sentral yang masih menunjukkan kehati-hatian. Pernyataan dari Daniel Takieddine menekankan bahwa ketidakpastian arah kebijakan dan sensitivitas terhadap data ekonomi membuat emas berada dalam fase konsolidasi yang penuh kehati-hatian.

Ke depan, arah harga emas sangat tergantung pada data-data makroekonomi yang akan dirilis dan sikap The Fed terhadap dinamika inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi seperti ini, emas tetap menjadi instrumen strategis untuk melindungi nilai dan mengelola risiko dalam portofolio investasi.

 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Wednesday, 17 September 2025

Bestprofit | Emas Naik, Pasar Andalkan Kebijakan Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (18/9) – Harga emas mengalami kenaikan pada sesi awal Asia, didorong oleh ekspektasi pasar bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Kenaikan ini menandakan bahwa daya tarik logam mulia semakin menguat di tengah kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral Amerika Serikat. Namun, meskipun ada sentimen positif dari pasar, kenaikan harga emas masih dibatasi oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang lebih berhati-hati dalam menyikapi prospek ekonomi.

Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Apa yang Terjadi?

Pada hari Rabu, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), yang merupakan langkah lanjutan dari kebijakan moneter longgar yang sudah diterapkan sejak beberapa bulan terakhir. Langkah ini dilakukan untuk memberikan stimulus tambahan pada perekonomian yang masih dalam pemulihan pasca-pandemi dan menghadapi tantangan dari inflasi yang belum sepenuhnya terkendali.

Keputusan pemangkasan suku bunga ini disambut dengan antusias oleh pasar, karena mayoritas pejabat The Fed memproyeksikan bahwa masih ada ruang untuk pemangkasan lebih lanjut. Menurut data yang dirilis, sebagian besar pejabat The Fed memperkirakan dua kali lagi pemangkasan suku bunga akan terjadi pada tahun ini. Hal ini menciptakan harapan bahwa biaya pinjaman akan tetap rendah dalam jangka waktu yang lebih panjang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya tarik aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas.

Kenaikan Harga Emas di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Kenaikan harga emas pada sesi awal Asia mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih lanjut. Emas, sebagai salah satu logam mulia, dikenal sebagai salah satu aset yang sering dijadikan tempat berlindung di tengah ketidakpastian ekonomi. Ketika suku bunga diturunkan, daya tarik emas meningkat karena logam ini tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau saham, tetapi tetap menawarkan potensi keuntungan berupa kenaikan harga.

Para analis di ANZ Research mencatat bahwa investor telah menyambut baik dimulainya siklus pemangkasan suku bunga ini. “Investor menyambut awal dari siklus pemangkasan suku bunga,” kata mereka dalam sebuah laporan riset. Harapan bahwa The Fed akan lebih banyak melakukan pemangkasan suku bunga selama tahun ini mendukung kenaikan harga emas, yang semakin diminati oleh investor yang mencari perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian pasar.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Keterbatasan Kenaikan Harga Emas: Pengaruh Pernyataan Jerome Powell

Namun, meskipun harga emas mengalami kenaikan, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan penghalang bagi potensi kenaikan harga emas yang lebih besar. Dalam pidatonya, Powell mengindikasikan bahwa meskipun ada kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, The Fed tetap berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah kebijakan moneter lebih lanjut. Banyak investor dan analis yang berharap Powell akan memberikan sinyal yang lebih dovish (berorientasi pada stimulus) yang dapat memberikan dorongan lebih besar terhadap harga emas.

Namun, pernyataan Powell ternyata tidak se-dovish yang diharapkan pasar. “Meskipun kami mungkin melihat pemangkasan suku bunga, The Fed tetap akan mempertimbangkan situasi ekonomi yang lebih luas dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan lebih lanjut,” kata Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan The Fed. Reaksi pasar terhadap pernyataan ini cukup signifikan, dengan kenaikan harga emas yang lebih terbatas dibandingkan ekspektasi sebelumnya.

Pengaruh Inflasi Terhadap Daya Tarik Emas

Salah satu faktor utama yang mendorong investor untuk membeli emas adalah kekhawatiran terhadap inflasi. Meskipun inflasi di AS telah menunjukkan tanda-tanda penurunan dalam beberapa bulan terakhir, para investor masih tetap cemas tentang potensi lonjakan harga yang dapat merugikan daya beli mereka. Emas sering dipandang sebagai aset yang dapat melindungi nilai kekayaan terhadap inflasi, karena nilai logam mulia ini cenderung stabil atau bahkan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan inflasi.

Ketidakpastian ekonomi global juga berperan dalam meningkatkan minat terhadap emas. Meski ekonomi AS telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, ketegangan geopolitik dan potensi krisis ekonomi global dapat membuat investor lebih cenderung untuk berinvestasi dalam aset yang lebih aman. Dengan demikian, meskipun ada beberapa kendala dalam kenaikan harga emas, proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed memberikan dukungan tambahan bagi logam mulia ini.

Sentimen Pasar dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Di sisi lain, sentimen pasar yang kuat terhadap emas juga turut berperan dalam kenaikan harga logam mulia ini. Ketika pasar saham mengalami volatilitas atau ketika ada ketegangan politik, investor cenderung mengalihkan dananya ke aset yang dianggap lebih aman, salah satunya adalah emas. Oleh karena itu, meskipun ada pembatasan dari pernyataan Powell, sentimen positif terhadap kebijakan moneter The Fed tetap memberikan dorongan bagi emas untuk mengalami kenaikan harga.

Harga emas spot, yang mencatatkan kenaikan 0,3% menjadi $3.668,57 per ons, menunjukkan bahwa meskipun terdapat beberapa faktor pembatas, daya tarik emas tetap kuat. Para investor terus melihat emas sebagai alat lindung nilai yang efektif, terutama di tengah proyeksi suku bunga yang rendah dalam waktu yang lebih lama.

Dampak Terhadap Pasar Global dan Investor

Pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed diperkirakan akan mempengaruhi pasar global secara keseluruhan. Di satu sisi, kebijakan ini dapat memicu inflasi yang lebih tinggi, yang akan mendorong permintaan terhadap emas sebagai pelindung nilai. Di sisi lain, suku bunga yang rendah dapat meningkatkan likuiditas di pasar keuangan, mempengaruhi aliran dana global, dan menciptakan ketidakpastian yang lebih besar bagi investor.

Namun, bagi investor emas, perkembangan ini dapat menawarkan peluang keuntungan. Kenaikan harga emas dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan menarik lebih banyak investor, baik individu maupun institusi, yang mencari cara untuk memitigasi risiko di pasar keuangan yang lebih luas. Sebagai hasilnya, pasar emas bisa melihat peningkatan permintaan yang signifikan.

Kesimpulan

Harga emas mengalami kenaikan yang signifikan pada sesi awal Asia, dipicu oleh ekspektasi bahwa The Fed akan terus melanjutkan pemangkasan suku bunga. Langkah ini meningkatkan daya tarik emas di mata investor, yang mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Namun, meskipun ada sentimen positif, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang lebih hati-hati dalam mengelola ekspektasi pasar, membatasi potensi kenaikan harga emas lebih lanjut.

Ke depannya, investor perlu mencermati perkembangan kebijakan The Fed serta faktor-faktor eksternal seperti inflasi dan ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap emas. Dengan proyeksi suku bunga yang rendah, emas tetap menjadi pilihan utama bagi banyak investor sebagai pelindung nilai dan alat investasi yang stabil.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures