Bestprofit (20/10) – Pada hari Jumat, 17 Oktober, harga emas (XAU/USD) sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa di $4.379 per ounce, namun setelah itu, harga logam mulia ini turun signifikan hampir 2%, jatuh di bawah $4.250. Penurunan ini dipicu oleh komentar dari Presiden AS, Donald Trump, yang menyatakan bahwa tarif tiga digit terhadap Tiongkok tidak berkelanjutan. Pada saat artikel ini ditulis, harga emas batangan diperdagangkan di kisaran $4.230 hingga $4.240 per ounce. Penurunan harga emas ini menunjukkan fluktuasi yang tajam dalam pasar komoditas, yang sering kali dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi global dan sentimen pasar.
Penyebab Penurunan Harga Emas
Beberapa faktor utama yang memengaruhi penurunan harga emas ini adalah komentar dari Presiden Trump dan perubahan dalam dinamika pasar obligasi AS. Emas, yang sering dianggap sebagai aset aman (safe haven), umumnya menunjukkan pergerakan yang sangat sensitif terhadap perubahan dalam sentimen risiko dan kebijakan moneter global.
1. Komentar Donald Trump Mengenai Tarif terhadap Tiongkok
Komentar Trump tentang tarif yang tidak berkelanjutan terhadap Tiongkok menjadi faktor utama yang memengaruhi pasar. Sebelumnya, pasar memperkirakan bahwa ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok akan memunculkan peningkatan tarif, yang berpotensi merugikan kedua ekonomi besar tersebut. Namun, Trump mengatakan bahwa tarif tiga digit tidaklah layak dan tidak akan diteruskan.
Selain itu, Trump juga menyatakan harapannya untuk dapat bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dalam beberapa minggu mendatang di Korea Selatan. Pernyataan ini memperlihatkan adanya potensi perbaikan hubungan perdagangan antara kedua negara besar ini. Dengan adanya kemungkinan pertemuan yang mengarah pada penyelesaian perselisihan perdagangan, sentimen risiko pun mulai membaik. Hal ini menyebabkan pelaku pasar kembali mengalihkan perhatian mereka dari aset aman seperti emas ke instrumen yang lebih berisiko namun lebih menguntungkan, seperti saham dan komoditas lainnya.
Kunjungi juga : bestprofit futures
2. Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Selain komentar dari Trump, faktor lainnya yang turut memengaruhi pergerakan harga emas adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS naik hampir tiga basis poin pada hari tersebut, sebuah kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan imbal hasil obligasi ini biasanya terjadi ketika investor mulai merasa lebih optimis terhadap prospek ekonomi, dan cenderung mengalihkan dana mereka dari aset aman ke instrumen yang lebih berisiko.
Hal ini juga berhubungan dengan peningkatan selera risiko di pasar keuangan. Ketika imbal hasil obligasi naik, hal itu sering kali mengurangi daya tarik emas, karena emas tidak memberikan hasil atau bunga seperti obligasi. Akibatnya, investor lebih cenderung memilih obligasi atau instrumen keuangan lainnya yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Dampak Kenaikan Greenback terhadap Harga Emas
Dolar AS (greenback) juga mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, yang menjadi hambatan bagi harga emas. Emas dan dolar AS sering kali bergerak berlawanan arah. Ketika dolar menguat, emas cenderung melemah, karena harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Pemulihan dolar ini turut menambah tekanan terhadap harga emas.
Kebijakan Federal Reserve (Fed) yang Menjadi Sentimen Pasar
Selain faktor-faktor eksternal yang berasal dari komentar Presiden Trump dan pergerakan pasar obligasi, kebijakan moneter AS yang dijalankan oleh Federal Reserve (Fed) juga menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Beberapa pejabat Fed baru-baru ini menyampaikan pandangannya tentang arah kebijakan suku bunga dan inflasi.
Alberto Musalem, Gubernur Fed St. Louis, mendukung penurunan suku bunga dalam pertemuan bulan Oktober, namun tetap menekankan komitmennya untuk menjaga target inflasi 2%. Pandangan ini menunjukkan bahwa meskipun ada dorongan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, Fed tetap berhati-hati dalam menurunkan suku bunga agar tidak mengorbankan stabilitas harga.
Di sisi lain, Gubernur Fed Christopher Waller sependapat dengan Musalem, tetapi lebih optimis mengenai keadaan ekonomi. Waller mencatat bahwa meskipun ada beberapa tantangan, ekonomi AS tidak melambat secepat yang diperkirakan sebelumnya. Sementara itu, Neel Kashkari, Gubernur Fed Minneapolis, lebih yakin bahwa ekonomi tidak akan mengalami penurunan yang tajam.
Ketidakpastian terkait kebijakan moneter AS dan pengaruhnya terhadap inflasi membuat pasar lebih berhati-hati. Ini juga memengaruhi harga emas, karena emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika pasar meragukan kemampuan Fed untuk menjaga inflasi tetap terkendali, permintaan terhadap emas cenderung meningkat.
Fokus pada Data Ekonomi AS Pekan Depan
Pekan depan, pasar akan menghadapi pekan yang relatif sepi dari rilis data ekonomi AS. Meskipun demikian, ada satu laporan penting yang sangat dinantikan oleh para pelaku pasar, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis pada hari Jumat, pukul 08.30 ET. IHK adalah indikator utama inflasi, dan perubahan yang signifikan dalam angka ini bisa mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Fed ke depan.
Jika data IHK menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, ini bisa meningkatkan harapan pasar bahwa Fed akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga, yang pada gilirannya akan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas. Sebaliknya, jika data inflasi lebih rendah dari ekspektasi, ini bisa memperkuat pandangan bahwa Fed akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang lebih rendah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, yang berpotensi mendukung harga emas.
Kesimpulan
Penurunan harga emas yang tajam setelah mencapai rekor tertinggi di $4.379 disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk komentar Presiden Trump tentang tarif Tiongkok, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, dan pergerakan dolar AS. Kenaikan selera risiko dan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi global menyebabkan pelaku pasar mulai mengalihkan investasinya dari emas ke aset yang lebih berisiko. Selain itu, kebijakan moneter yang dijalankan oleh Federal Reserve juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan harga emas, dengan para pelaku pasar mengantisipasi perkembangan lebih lanjut terkait inflasi dan suku bunga.
Pekan depan, rilis data Indeks Harga Konsumen AS akan menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar, karena angka inflasi yang tinggi atau rendah dapat mempengaruhi arah kebijakan moneter dan, pada gilirannya, harga emas. Sebagai aset yang sensitif terhadap faktor-faktor global, harga emas kemungkinan akan terus berfluktuasi seiring dengan perkembangan situasi ekonomi dan geopolitik dunia.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!