PT Bestprofit (7/11) - Harga minyak jatuh hingga lebih dari 1 persen
pada penutupan perdagangan Selasa (rabu Rabu pagi waktu Jakarta). Harga
minyak melemah setelah Amerika Serikat (AS) memberikan keringanan sanksi
kepada pembeli minyak Iran dan dan karena Iran mengatakan sejauh ini
telah mampu menjual sebanyak mungkin yang dibutuhkan dunia.
Mengutip
Reuters, Rabu (7/11/2018), harga minyak mentah Brent berjangka turun
USD 1,04 untuk menetap di USD 72,13 per barel. Penurunan ini kurang
lebih 1,42 persen. Harga minyak yang menjadi patokan global ini mencapai
sesi terendah di USD 71,18 per barel, harga terendah sejak 16 Agustus.
Sedangkan
harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 89
sen atau 1,41 persen dan menetap di USD 62,21 per barel. Sesi rendah
untuk minyak jenis ini adalah USD 61,31 per barel, harga terlemah sejak
16 Maret.
Iran mengatakan sejauh ini telah mampu menjual minyak
sebanyak yang dibutuhkan dan mendesak negara-negara Eropa yang merupakan
konsumen mereka untuk menentang sanksi AS. Iran berharap negara-negara
Eropa mampu melindungi penjualan.
Pada Senin kemarin, Amerika
Serikat mengatakan, pihaknya berencana mengeluarkan pengecualian
sementara pada beberapa negara, yang memungkinkan mereka untuk terus
membeli minyak Iran tanpa terkena sanksi AS. pt bestprofit
Untuk
diketahui, Presiden AS Donald Trump awal tahun ini memberikan saksi
kepada Iran terkait masalah nuklir. Tak hanya Iran, AS juga memberikan
sanksi setiap negara yang mengimpor minyak dari Iran.
Namun pada
Senin kemarin, ada beberapa negara yang dapat menerima pengecualian.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Washington memberikan
pengecualian 180 hari kepada delapan importir: Cina, India, Korea
Selatan, Jepang, Italia, Yunani, Taiwan dan Turki.
Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch & Associates mengatakan bahwa sanksi itu sendiri tidak akan menaikkan harga minyak.
Sebelumnya,
AS akan menjatuhkan sanksi ekonomi keras yang menargetkan sektor
perminyakan Iran. Sanksi teranyar itu mulai berlaku Senin 5 November
2018, kata pemerintah AS.
Iran sangat bergantung pada ekspor
minyaknya, dan sanksi baru, jika efektif, akan memberikan pukulan
ekonomi yang keras bagi negara itu.
Meski belum resmi berlaku,
namun, rencana itu telah memicu gelombang perusahaan internasional
menarik investasi mereka keluar dari Iran, dan ekspor minyak mentah
negara itu telah jatuh, demikian seperti dilaporkan oleh BBC, Minggu
(4/11/2018). pt bestprofit
Sanksi itu bertautan dengan
kebijakan AS untuk memberikan 'tekanan maksimum' kepada Iran, sebagai
upaya agar negara di Timur Tengah tersebut berhenti mengembangkan
senjata nuklir.
Hal itu dilatarbelakangi atas kritik Presiden AS
Donald Trump terhadap pakta Kesepakatan Pembatasan Nuklir Iran (JCPOA)
yang diteken oleh AS, Iran, dan negara-negara Eropa pada 2015.
Kesepakatan
itu mewajibkan Iran untuk menghentikan aktivitas pengayaan uranium
(enriched uranium) dan sebagai gantinya, AS dan Eropa mencabut sanksinya
terhadap Negeri Para Mullah.
Namun, Trump menarik AS keluar dari
JCPOA awal tahun ini, dengan beralasan bahwa kesepakatan itu tak lagi
efektif menekan Iran untuk tak membuat nuklir. Ia juga menuduh bahwa
Teheran melanggar JCPOA --yang dibantah oleh Iran. pt bestprofit
Langkah
AS pun ditentang Eropa yang menganggap bahwa JCPOA masih dianggap
efektif dalam memberikan tekanan dan pengendalian nuklir terhadap Iran.
Usai
keluar dari JCPOA, AS kembali memberlakukan sanksi secara sepihak
terhadap Iran --yang menuai protes dari Eropa. Beberapa set sanksi telah
diterapkan oleh AS, dan yang terbaru, akan mulai mengikat pada Senin 5
November mendatang.
Merespons rencana terbaru AS, Presiden Iran
Hassan Rouhani segera merespon dengan mengatakan, "Amerika Serikat tidak
akan mencapai keberhasilan dengan plot baru ini terhadap Iran karena
mereka akan mundur selangkah demi selangkah."
Kepercayaan diri
Rouhani turut didukung oleh Uni Eropa, yang mengusulkan agar perusahaan
global tetap berdagang dengan Iran meskipun ada sanksi baru ini. Eropa
juga telah memperjelas niat mereka untuk tidak mengikuti jejak AS. pt bestprofit
Sumber : Liputan6