PT Bestprofit (20/11) – CEO Facebook Mark Zuckerberg lagi-lagi harus
kehilangan harta kekayaannya. Sepanjang tahun ini kekayaan Zuckerberg
anjlok senilai US$ 17,3 miliar atau sekitar Rp 252,7 miliar.
Penyebabnya tidak jauh dari kontroversi yang menghinggapi Facebook
serta skeptis publik tentang cara Facebook mengangani kontroversi
Pilpres AS 2016 yang ditengarai mendapatkan campur tangan dari Rusia.
Pada Jumat kemarin, nilai saham Facebook turun 3 persen menjadi US$
139,53 (setara Rp 2 jutaan) per lembarnya. Nilai saham Facebook tersebut
terendah sejak April 2017.
Tidak hanya itu, laman Fox Business yang Tekno Liputan6.com kutip,
Senin (19/11/2018), menyebut Zuckerberg juga kehilangan posisinya
sebagai orang terkaya nomor tiga di dunia.
Menurut Bloomberg Billionaire Index, kini Zuckerberg jadi orang
terkaya nomor enam. Padahal tadinya posisinya di bawah Jeff Bezos dan
Bill Gates yang merupakan orang terkaya nomor satu dan dua di dunia. pt bestprofit
Kabar ini menyusul adanya hal tak enak yang menimpa Facebook. The New
York Times pada Rabu lalu menerbitkan laporan mengejutkan terkait
dugaan bahwa Facebook menunda, membelokkan, dan menyangkal tiap
pemeriksaan atas disinformasi Rusia yang tersebar luas dan meningkatkan
ujaran kebencian di platform tersebut.
Facebook pun membantah tudingan yang menyebut kepemimpinan perusahaan tidak cepat mengatasi berita palsu yang terus berkembang.
Selain harta kekayaannya yang anjlok hingga triliunan rupiah, CEO
Facebook juga diminta turun dari posisinya sebagai Chairman Facebook.
Desakan ini dilayangkan oleh para investor. Desakan ini timbul
setelah Facebook Global Head of Policy and Communication Nick Clegg yang
baru bergabung bulan lalu diminta melakukan peninjauan atas kinerja
Facebook. pt bestprofit
Salah satu investor, Jonas Kron, yang berinvestasi 8,5 juta pound
sterling di Facebook meminta Zuck untuk hengkang dari posisinya.
“Facebook berlaku layaknya perusahaan spesial. Padahal tidak.
Facebook adalah perusahaan, dan perusahaan perlu memisahkan jabatan
chairman dan CEO,” kata Kron.
Facebook memang tengah berjuang untuk memulihkan nama baiknya.
Pasalnya jejaring sosial ini mendapatkan banyak kritik terkait upayanya
menangani keterlibatan Rusia dalam pemilu AS 2016 hingga skandal
Cambridge Analytica. Oleh karenanya, Facebook menyewa agensi public
relation.
Meski begitu, saat ditanya jurnalis, Mark Zuckerberg menyangkal Facebook menggunakan agensi PR.
“Begitu saya tahu masalah ini, saya bicara dengan tim dan kami tidak
lagi bekerja dengan agensi PR tersebut,” kata Zuck seperti dikutip dari
Telegram, Minggu (18/11/2018).
Zuck memang diketahui memegang kontrol yag tinggi terhadap bisnis
Facebook karena peran gabungan yang diembannya. Karena kepemilikan
sahamnya, suara Zuck mewakili 60 persen power saat voting berlangsung. pt bestprofit
Sumber : Liputan6