PT Bestprofit (2/11) - Harga minyak turun hampir 3 persen pada
penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong
pelemahan harga minyak ini karena kekhahwatiran akan pelemahan
permintaan global dan produksi yang akan melonjak.
Produksi dari
Amerika Serikat (AS), Rusia dan juga beberapa negara yang tergabung
dalam organisasi eksportir minyak (OPEC) sangat tinggi sehingga membuat
spekulan memperkirakan bahwa produksi lebih besar dibanding permintaan.
Mengutip
Reuters, Jumat (2/10/2018), harga minyak mentah Brent berjangka ditutup
turun USD 2,15 atau 2,9 persen ke level USD 72,89 per barel. Sementara
minyak mentah AS kehilangan USD 1,62 atau 2,5 persen ke level USD 63,69
per barel. Angka ini merupakan penutupan terendahnya sejak 9 April.
Pada
Rabu kemarin, Departemen Energi AS mengatakan bahwa keseluruhan
produksi minyak mentah AS mencapai rekor di angka 11,35 juta barel per
hari untuk periode Agustus. Angka ini diperkirakan akan terus tumbuh. pt bestprofit
Rusia
memproduksi 11,41 juta bph, dan survei Reuters menyatakan bahwa
produksi OPEC menunjukkan bahwa kelompok tersebut memompa lebih banyak
minyak setiap hari sejak 2016.
Banjir produksi minyak tersebut
membuat kekhawatiran bahwa pasar tidak akan mampu mengimbangi karena
telah terjadi penurunan permintaan. Diharapkan dengan adanya sanksi baru
AS ke Iran yang berlaku minggu depan akan mendorong pengurangan pasokan
sehingga kembali memompa harga minyak.
"Investor minyak sekarang
bertaruh pada potensi perlambatan global," kata analis Huatai Great Wall
Capital Management, Bruce Xue. pt bestprofit
Rusia
mengisyaratkan akan menjaga produksi pada level tinggi dan kekhawatiran
lesunya ekonomi global akan berpengaruh terhadap permintaan minyak
dunia.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari
Sabtu tidak ada alasan bagi Rusia untuk membekukan atau memangkas
tingkat produksi minyaknya, mencatat bahwa ada risiko pasar minyak
global dapat menghadapi defisit.
Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak (OPEC), yang dipimpin Arab Saudi dan anggota non-OPEC
Rusia, setuju pada bulan Juni untuk mengangkat pasokan minyak, tetapi
OPEC kemudian mengisyaratkan pekan lalu bahwa mungkin harus menerapkan
kembali pemangkasan produksi karena persediaan global meningkat.
"Ketika
Rusia mulai berbicara tentang menjaga tingkat produksi di level tinggi
dan bahkan kemungkinan mereka perlu meningkatkannya karena kemungkinan
pasokan yang ketat, yang membawa pada beberapa tekanan jual," kata Gene
McGillian, Direktur Riset Pasar Tradition Energy di Stamford,
Connecticut. pt bestprofit
Sumber : Liputan6