PT Bestprofit (13/11) - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS)
turun dalam 11 hari berturut-turut, terbanyak sejak kontrak mulai
diperdagangkan. Harga minyak berbalik arah dari reli di awal sesi ketika
Presiden AS Donald Trump mengatakan dia berharap tidak akan ada
pengurangan produksi minyak.
Komentar Trump mengikuti komentar
dari Menteri Energi Arab Saudi yang mengatakan Organisasi Negara
Pengekspor Minyak (OPEC) sedang mempertimbangkan pemotongan pasokan
tahun depan, seiring dengan permintaan yang melemah.
Arab Saudi
telah menyatakan keprihatinan bahwa sanksi AS telah menghilangkan lebih
sedikit minyak dari pasar daripada yang diperkirakan.
Dikutip dari
Reuters, Selasa (13/11/2018), patokan harga minyak AS, West Texas
Intermediate (WTI) turun USD 26 sen menjadi USD 59,93 per barel.
Penurunan ini menandai penurunan harian ke-11 berturut-turut, terbesar
sejak kontrak mulai diperdagangkan, menurut data dari CME Group. pt bestprofit
Minyak
mentah Brent berjangka berbalik arah di akhir sesi, turun USD 6 sen
menjadi USD 70,12 per barel. Brent juga diperdagangkan lebih rendah
dalam aktivitas pasca-penutupan, turun USD 1,13 menjadi USD 69,05 per
barel.
"Mudah-mudahan, Arab Saudi dan OPEC tidak akan memotong
produksi minyak," tulis Trump di Twitter. “Harga minyak harus jauh lebih
rendah berdasarkan pasokan!” Minyak mentah AS berbalik negatif dan
memperpanjang kerugian setelah tweet tersebut.
Harga minyak telah
menguat di awal sesi, setelah Arab Saudi mengatakan OPEC dan mitranya
percaya bahwa permintaan cukup melunak untuk menjamin pemotongan
produksi 1 juta barel per hari (bph) tahun depan. pt bestprofit
Menteri
Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan OPEC dan sekutunya setuju bahwa
analisis teknis menunjukkan kebutuhan untuk mengurangi pasokan minyak
tahun depan sekitar 1 juta bph dari level Oktober.
Arab Saudi,
pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan pada hari Minggu akan
memangkas pengirimannya setengah juta bph pada bulan Desember karena
permintaan musiman yang lebih rendah.
OPEC dan Badan Energi Internasional bakal merilis laporan bulanan tentang prospek pasokan minyak dan permintaan akhir pekan ini.
Harga
minyak telah jatuh sekitar 20 persen pada bulan lalu, terpukul oleh
peningkatan pasokan global dan ancaman perlambatan permintaan, terutama
dari pelanggan yang mata uangnya melemah terhadap dolar AS sehingga
mengikis daya beli mereka.
Produksi dari produsen minyak utama
dunia Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi telah meningkat 1,05 juta
bph dalam tiga bulan terakhir. Hal ini membuat OPEC menyesuaikan
produksinya yang mencapai sekitar 33,3 juta bph, menyumbang sekitar
sepertiga dari pasokan global. pt bestprofit
Sumber : Liputan6