Best Profit (18/1) - Harga minyak turun sekitar 2 persen,
memperpanjang penurunan yang terjadi baru-baru ini di tengah
kekhawatiran tentang melonjaknya produksi minyak AS dan permintaan
global yang menurun. Ini terutama mengingat sengketa perdagangan yang
sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China.
Melansir
laman Reuters, harga minyak mentah Brent LCOc1 turun USD 1,06, atau 1,7
persen, menjadi USD 60,26 per barel. Adapun harga minyak mentah
berjangka AS CLc1 turun USD 1,00 menjadi USD 51,31 per barel atau turun
1,9 persen.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam
laporan pasar bulanannya memangkas perkiraan permintaan rata-rata minyak
mentah pada 2019 menjadi 30,83 juta barel per hari, turun 910.000 barel
per hari dari rata-rata 2018. best profit
OPEC
mengatakan produksinya turun 751.000 barel per hari pada bulan Desember,
menunjukkan sedang berupaya untuk memenuhi persyaratan pakta untuk
memotong produksi antara negara-negara dan produsen lain, termasuk
Rusia.
Meskipun OPEC dan eksportir sekutunya memangkas produksi,
output minyak AS justru melonjak mendekati 12 juta barel per hari pada
minggu terakhir. Beberapa pedagang dan investor khawatir bahwa
pertumbuhan pasokan global tahun ini akan melebihi permintaan.
"Itu
akan membebani pasar setidaknya sampai kita mendapatkan beberapa
informasi baru, termasuk dari OPEC," kata Thomas Saal, Wakil Presiden
Senior INTL Hencorp Futures di Miami. best profit
Tetap
saja, kata Saal, investor sudah memperkirakan peningkatan produksi AS
dan memberi harga ke pasar, "Jadi itu sebabnya harga turun sedikit dan
tidak turun banyak," tegas dia.
Output minyak AS telah naik
sebesar 2,4 juta barel per hari sejak Januari 2018 dan stok minyak
mentah dan produk olahan meningkat tajam, menurut data Administrasi
Informasi Energi AS.
Menanggapi penurunan harga di paruh kedua
tahun lalu, OPEC dan non-anggota berencana untuk memangkas produksi
sebesar 1,2 juta bph bersama tahun ini. best profit
Harga
minyak masih sekitar 20 persen di atas posisi terendah yang dicapai
pada akhir Desember. Tetapi analis mengatakan Brent telah diperdagangkan
dalam harga rendah USD 60 dan minyak mentah AS di USD 50 lebih rendah
karena kegelisahan yang sedang berlangsung tentang hubungan antara
Washington dan Beijing dan prospek ekonomi China.
Harga minyak
naik pada hari Rabu (Kamis pagi WIB) didukung oleh reli bursa saham
Amerika Serikat (AS) dan kesepakatan pemangkasan pasokan oleh Organisasi
Negara Pengimpor Minyak (OPEC) dan Rusia. best profit
Namun, kenaikan dibatasi data yang menunjukkan meningkatnya persediaan produk olahan AS dan rekor produksi minyak mentah.
Dilansir
dari Reuters, Kamis (17/1/2019), harga minyak mentah Brent berjangka
naik USD 68 sen menjadi USD 61,32 per barel. Harga minyak mentah West
Texas Intermediate (WTI) naik USD 20 sen menjadi USD 52,31 per barel.
Meningkatkan
harga minyak, indeks utama Wall Street mencapai tertinggi satu bulan.
Perdagangan minyak berjangka kadang-kadang melacak pasar ekuitas. best profit
Harga
minyak mendapat dukungan dari perjanjian pemangkasan pasokan dari OPEC
dan produsen utama non-OPEC Rusia. Kelompok itu sepakat pada Desember
untuk memangkas produksi minyak gabungan sebesar 1,2 juta barel per hari
dari Januari.
Wakil Menteri Energi Rusia mengatakan negara itu akan mencapai pengurangan target produksi minyak pada bulan April.
“Pasar
sedang berkonsolidasi. Untuk melihat apa yang jadi penggerak harga
minyak selanjutnya, kami akan menonton untuk melihat apakah pemotongan
produksi minyak bekerja, jika anggota OPEC yang menyetujui keputusan
tersebut mematuhinya," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar di
Tradition Energy. best profit
Sumber : Liputan6
best profit