Bestprofit (3/1) - Harga minyak menguat usai alami perdagangan yang
bergejolak pada perdagangan perdana 2019. Hal itu didukung dari
pemulihan di bursa saham Amerika Serikat (AS) dan wall street.
Namun,
pertumbuhan ekonomi global yang melemah dapat bebani permintaan minyak.
Harga minyak Brent naik USD 1,11 atau 2,1 persen ke posisi USD 54,91
per barel usai bergerak di kisaran USD 52,51-USD 56,56.
Harga
minyak West Texas Intermediate (WTI) menanjak USD 1,13 atau 2,5 persen,
ke posisi USD 46,54 per barel usai sentuh posisi terendah USD 44,35 dan
tertinggi USD 47,78. bestprofit
Namun, data manufaktur
China sebelumnya menambah kekhawatiran berlanjut tentang perlambatan
ekonomi global dan peningkatan produksi dari negara-negara seperti
Rusia.
Aktivitas pabrik China alami kontraksi untuk pertama kali
dalam dua tahun yang terjadi pada Desember. Ini juga menunjukkan
tantangan yang dihadapi pemerintah China untuk akhiri perang dagang
dengan Amerika Serikat (AS). bestprofit
"Kami masih
melihat sejumlah kelesuan dalam ekonomi China sebagai pertimbangan.
Lesunya ekonomi China yang signifikan turut pengaruhi lantaran China
menjadi importir minyak mentah terbesar di dunia," tulis Presiden
Direktur Ritterbusch and Assoaciates, Jim Ritterbusch dalam sebuah
catatan seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (3/1/2019).
Data
manufaktur zona euro juga mengecewakan. Ini karena aktivitas tidak
berkembang pada akhir 2018. Hal tersebut berdasarkan survei.
Kekhawatiran
tentang perlambatan ekonomi dan kelebihan pasokan menyeret harga minyak
dari posisi tertinggi yang pernah dicapai pada Oktober 2018. Harga
minyak pada 2018 dengan WTI merosot 25 persen dan Brent turun 21 persen.
bestprofit
Produksi minyak Rusia juga mencapai rekor
pada 2018. Demikian juga produksi AS yang mencapai rekor pada Oktober
dan Iran mendorong ekspor minyak pada Desember.
Peningkatan
produksi minyak telah membantu menjadikan AS sebagai produsen minyak
terbesar di dunia di atas Arab Saudi dan Rusia. Produksi minyak telah
mencapai rekor tertinggi di ketiga negara.
Tanda-tanda
meningkatkan produksi menggambarkan tantangan yang dihadapi Organisasi
Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya Rusia yang berusaha
menopang pasar dengan pemangkasan produksi 1,2 juta barel per hari.
Namun,
Menteri Energi untuk Uni Emirat Arab, anggota OPEC mengatakan pihaknya
tetap optimistis untuk mencapai keseimbangan pasar pada kuartal I 2019. bestprofit
Sumber : Liputan6