Best Profit (7/10) - Jakarta Perang dagang antara Amerika Serikat
(AS) dan China nampaknya makin memanas. Kedua negara mulai saling
menerapkan tarif-tarif tambahan terhadap komoditas yang sudah berlaku
efektif sejak awal September 2019 lalu.
Direktur Riset Center of
Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah menilai gesekan
kedua negara tersebut tentu berdampak negatif terhadap perekonomian
global, tak terkecuali Indonesia. Bahkan, perlambatan ekonomi global
saat ini terjadi pun disebabkan perang dagang antara AS dan China.
"Secara makro perang dagang berdampak negatif," kata Piter saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (6/10/2019). best profit
Dia
mengatakan dampak dari perlambatan ekonomi global kemudian menyebabkan
harga dan permintaan komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia
semakin tersungkur. Sehingga menurut dia sulit untuk Indonesia untuk
memanfaatkan apalagi keluar dari jeratan tersebut.
"Tidak ada
peluang. Kalau ada satu dua perusahaan yang mendapat manfaat dari perang
dagang itu juga hanya akan berlangsung jangka pendek. Kalau perang
dagang terus terjadi maka dalam jangka panjang tidak akan ada yang
mendapatkan manfaat," jelas dia.
Oleh karena itu, salah satu
strategi untuk menghadapi kondisi perang dagang dan perlambatan ekonomi
global dia menyarankan agar pemerintah fokus untuk mengelola permintaan
dalam negeri. Dengan begitu, akan meminimalisir dampak dari pengaruh
eksternal. best profit
Seperti diketahui, Pemerintah
Trump mulai menerapkan tarif 15 persen terhadap impor barang dari China
senilai lebih dari USD 125 miliar (sekitar Rp 1,7 kuadriliun), termasuk
pada pengeras suara canggih, pengeras suara praktis Bluetooth dan banyak
jenis alas kaki.
Sebagai balasan, Beijing mengenakan tarif 5
persen atas minyak mentah AS mulai 1 September. Inilah pertama kalinya
minyak AS dikenai tarif sejak kedua negara perekonomian terbesar dunia
itu mulai melancarkan perang dagang lebih dari satu tahun lalu.
Presiden
AS Donald Trump bulan lalu mengatakan ia akan meningkatkan tarif 5
persen senilai USD 550 miliar atas impor barang-barang dari China
setelah Beijing mengumumkan tarif pembalasannya terhadap barang-barang
AS. best profit
Tarif 15 persen oleh AS atas telepon seluler, komputer jinjing, mainan dan pakaian akan mulai berlaku pada 15 Desember.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Best
Profit - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan
krisis keuangan global sedang menghantui perekonomian dunia akibat
perang dagang. Krisis tersebut sudah diprediksi Bank Dunia dan akan
datang antara tahun 2020 dan 2021.
"Perang dagang ini memberikan
dampak yang sangat besar. World Bank menyampaikan prediksinya dalam satu
tahun sampai satu setengah tahun ke depan yang disebut world financial
crisis akan melanda dunia. Indonesia akan bisa survive kalau investasi
dan ekspor masuk," ujar dia di Jakarta, Minggu (6/10/2019).
Dia
pun mengapresiasi kehadiran gerakan local to global yang merupakan kerja
sama antara pemerintah dan Kadin. Gerakan ini membantu UMKM untuk makin
eksis dengan bantuan e-commerce. best profit
Penguatan produk dalam negeri adalah agar Indonesia tak selalu dibanjiri produk luar negeri dan menjadi konsumen saja.
"Saya
sungguh berbahagia atas komitmen yang dibuat ini, bahkan ada suatu
upaya untuk mendorong from local to global. Itu suatu yang positif,"
ujar Enggar.
Langkah lain yang akan dilakukan Enggar adalah
berupaya melakukan proteksionisme. Enggar menyebut itu perlu mengingat
negara-negara lain juga cenderung menjadi proteksionis. best profit
"Saya pun terpaksa harus melakukan hal serupa. Hanya sekarang bagaimana cari celahnya agar itu tak melanggar WTO," ujar Enggar.
Ia
berkata tidak terlalu peduli jika diadukan ke WTO, sebab industri
Indonesia harus tetap eksis. Enggar juga menyebut tak mau ditekan-tekan
pihak luar negeri.
Dia pun akan menindaklanjuti permintaan
Presiden Jokowi agar memudahkan investasi. Aturan-aturan yang
menyulitkan pun sedang ia benahi. best profit
Sumber : Liputan6