Bestprofit (5/6) – Emas kembali menjadi perhatian utama pasar global pada hari Rabu (5 Juni 2025), setelah mencatat kenaikan harga sebesar 1% didorong oleh melemahnya dolar AS dan data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan. Di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik, logam mulia ini memperkuat posisinya sebagai aset safe haven.
Pergerakan Harga Emas: Tanda Kekuatan di Tengah Ketidakpastian
Harga emas spot tercatat naik 0,8% ke level $3.378,22 per ons pada pukul 02:02 p.m. ET (1802 GMT), setelah sempat menyentuh kenaikan hingga 1%. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan sebesar 0,7%, ditutup di $3.399,20 per ons.
Peningkatan harga ini mencerminkan sentimen investor yang semakin berhati-hati terhadap kondisi ekonomi global. Emas, yang dikenal sebagai aset pelindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, kembali diminati seiring munculnya sinyal-sinyal perlambatan ekonomi dari Amerika Serikat.
Dolar Melemah, Dukung Harga Emas
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah pelemahan indeks dolar AS (.DXY), yang turun 0,5% pada hari itu. Pelemahan dolar membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri yang menggunakan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global terhadap logam mulia tersebut.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga mengalami penurunan tipis, menambah tekanan terhadap dolar. Ketika imbal hasil obligasi menurun, daya tarik emas—yang tidak memberikan bunga atau dividen—menjadi lebih tinggi dibandingkan aset pendapatan tetap lainnya.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Data Ekonomi AS Melemah: Sinyal Perlambatan
Data ekonomi AS yang dirilis hari Rabu memberikan sinyal perlambatan, khususnya di sektor jasa. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) non-manufaktur turun ke angka 49,9 pada Mei 2025, menandai kontraksi pertama dalam sektor ini selama setahun terakhir. Ini merupakan level terendah sejak Juni 2024.
Lebih lanjut, data ketenagakerjaan dari Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan bahwa jumlah penambahan tenaga kerja di sektor swasta mencapai titik terendah dalam lebih dari dua tahun. Angka ini memberi tekanan tambahan terhadap optimisme pasar tenaga kerja AS, sekaligus memperkuat ekspektasi bahwa The Fed mungkin mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga.
Pandangan Analis: Emas Menuju Rekor Baru?
Tai Wong, seorang pedagang logam independen, mengatakan bahwa kontraksi sektor jasa AS telah memberikan dorongan signifikan terhadap harga emas, terutama karena laporan ketenagakerjaan ADP yang lemah tidak cukup mengguncang pasar pada awalnya.
“Penutupan kembali di atas $3.400 akan memicu kenaikan ke titik tertinggi baru sepanjang masa,” kata Wong, mengindikasikan bahwa harga emas berpotensi menuju level rekor jika momentum saat ini terus berlanjut.
Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, juga menyoroti ketidakpastian geopolitik yang menjadi pendorong utama minat terhadap emas. Menurutnya, situasi yang melibatkan Rusia, Ukraina, Iran, Suriah, serta meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok menjadi latar belakang kuat untuk membeli emas.
Ketegangan Geopolitik Meningkat: Tiongkok dan Perdagangan Global
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas setelah pernyataan dari Presiden Donald Trump, yang menyebut Presiden Xi Jinping sebagai pemimpin yang “keras dan sangat sulit diajak berunding”. Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump menuduh Beijing gagal memenuhi kesepakatan untuk mencabut tarif.
Tidak hanya itu, Washington juga menggandakan tarif impor baja dan aluminium, serta meminta negara-negara mitra dagang untuk mengajukan “penawaran terbaik” guna menghindari penerapan tarif tambahan. Ketegangan ini memperkuat persepsi risiko di pasar global dan mendorong pelarian modal ke aset safe haven seperti emas.
Pasar Menantikan Laporan Penggajian AS
Semua mata kini tertuju pada laporan penggajian (non-farm payroll) AS yang akan dirilis pada hari Jumat. Data ini dianggap sebagai indikator kunci untuk menilai kekuatan pasar tenaga kerja AS dan arah kebijakan moneter Federal Reserve.
Jika laporan tersebut menunjukkan pelemahan yang lebih besar dari perkiraan, tekanan terhadap The Fed untuk menurunkan suku bunga bisa meningkat. Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas biasanya mendapat dukungan tambahan karena biaya peluang untuk menyimpan emas (yang tidak menghasilkan bunga) menjadi lebih rendah.
Logam Mulia Lainnya: Campuran Performa
Di luar emas, pergerakan harga logam mulia lainnya menunjukkan tren yang beragam:
-
Perak spot turun tipis sebesar 0,1% menjadi $34,45 per ons.
-
Platinum melonjak 1,5% ke $1.089,99, menunjukkan kekuatan permintaan industri dan spekulatif.
-
Paladium turun 1% menjadi $1.000,55, di tengah ketidakpastian permintaan sektor otomotif.
Fluktuasi harga logam-logam ini mencerminkan dinamika pasar yang terus berubah, tergantung pada sentimen risiko, permintaan industri, dan prospek kebijakan moneter.
Kesimpulan: Emas Masih Jadi Primadona di Tengah Ketidakpastian
Kenaikan harga emas pada 5 Juni menunjukkan bahwa logam mulia ini tetap menjadi aset yang dicari oleh investor di tengah berbagai ketidakpastian. Melemahnya dolar, data ekonomi AS yang melemah, dan ketegangan geopolitik menjadi kombinasi faktor yang menghidupkan kembali minat terhadap emas.
Dengan potensi pelemahan ekonomi AS dan meningkatnya ketegangan global, banyak analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih tinggi. Penutupan harga di atas $3.400 per ons akan menjadi sinyal penting menuju rekor baru yang dapat menarik lebih banyak pembeli ke pasar.
Sementara itu, pasar akan tetap waspada terhadap data ekonomi utama dan arah kebijakan Federal Reserve, yang akan menentukan apakah tren naik ini akan berlanjut atau menghadapi hambatan jangka pendek.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!