Sunday, 26 October 2025

Bestprofit | Emas Melemah, Dolar Perkasa

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (27/10) – Pada awal perdagangan Asia, harga emas mengalami penurunan yang signifikan akibat optimisme mengenai kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Penguatan prospek perundingan dagang ini mengimbangi beberapa faktor lain yang biasanya mendukung harga emas, seperti data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Penurunan harga emas ini juga dipengaruhi oleh pernyataan Menteri Keuangan AS, Bessent, yang memuji perundingan dagang yang berlangsung di Malaysia sebagai “konstruktif.” Menurutnya, perundingan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi hubungan dagang global, yang mengurangi ketidakpastian ekonomi dan, pada gilirannya, daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Perkembangan Perundingan Dagang AS-Tiongkok

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan harga emas adalah optimisme yang mengemuka terkait kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok. Sebagaimana diketahui, hubungan dagang antara kedua negara ini telah menjadi salah satu faktor utama ketidakpastian ekonomi global selama beberapa tahun terakhir. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, ada tanda-tanda positif mengenai perundingan dagang yang berlangsung. Menteri Keuangan AS, Bessent, mengungkapkan bahwa proses perundingan yang berlangsung di Malaysia berjalan dengan konstruktif dan menghasilkan kemajuan yang signifikan.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Pernyataan ini menjadi sangat penting karena ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok sebelumnya telah meningkatkan volatilitas pasar dan memperburuk ketidakpastian ekonomi global, yang pada gilirannya mengarah pada peningkatan permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti emas. Dengan adanya sinyal positif dalam kesepakatan dagang ini, para pelaku pasar mulai merasakan adanya peluang untuk penyelesaian masalah dagang yang dapat mengurangi ketegangan geopolitik dan memberikan stabilitas bagi pasar keuangan global.

Dampak Optimisme Perdagangan terhadap Daya Tarik Emas

Kenaikan optimisme dalam perdagangan AS-Tiongkok secara langsung berdampak pada daya tarik emas sebagai aset safe haven. Emas telah lama dikenal sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor saat menghadapi ketidakpastian ekonomi, ketegangan politik, atau gejolak pasar saham. Namun, dengan adanya prospek penyelesaian positif dalam perundingan dagang, investor merasa lebih yakin untuk mengambil risiko dan berinvestasi di instrumen lain yang lebih berisiko namun berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi, seperti saham atau obligasi.

Emas cenderung kehilangan daya tariknya ketika investor merasa lebih optimis tentang perekonomian global dan risiko geopolitis tidak terlalu mengkhawatirkan. Oleh karena itu, optimisme mengenai kesepakatan dagang ini menyebabkan permintaan terhadap emas menurun, yang akhirnya menyebabkan penurunan harga emas di pasar.

Data Inflasi AS yang Lebih Rendah dari Perkiraan

Selain perundingan dagang, data inflasi AS yang dirilis pada bulan September juga turut berperan dalam perkembangan harga emas. Menurut laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, harga konsumen naik 3% pada September 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year), angka ini lebih rendah dari perkiraan para analis yang memperkirakan angka inflasi sekitar 3,3%.

Meski inflasi AS menunjukkan sedikit penurunan, hal ini tidak langsung berdampak besar pada harga emas. Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan semestinya bisa mengurangi tekanan pada harga emas, mengingat emas seringkali dilihat sebagai pelindung terhadap inflasi. Namun, analis komoditas dari Commerzbank Research, Carsten Fritsch, dalam laporannya menyatakan bahwa data inflasi AS kemungkinan tidak akan memengaruhi harga emas secara signifikan.

Ekspektasi Suku Bunga dan Perannya terhadap Harga Emas

Beberapa faktor lain yang juga bisa mempengaruhi harga emas adalah kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh bank sentral, khususnya Federal Reserve AS. Selama beberapa bulan terakhir, ekspektasi terhadap suku bunga baru-baru ini tampaknya hanya memainkan peran kecil dalam pergerakan harga emas. Meskipun Federal Reserve AS telah mengindikasikan bahwa mereka mungkin akan menunda kenaikan suku bunga untuk menjaga pemulihan ekonomi, pengaruh suku bunga terhadap harga emas tidak sekuat yang diperkirakan sebelumnya.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas karena menurunkan biaya peluang memegang emas. Emas tidak memberikan bunga atau dividen, sehingga investor cenderung lebih tertarik pada emas ketika suku bunga rendah. Namun, dengan pasar yang lebih terfokus pada perkembangan kesepakatan dagang AS-Tiongkok dan prospek ekonomi global yang lebih stabil, ekspektasi suku bunga tidak lagi menjadi faktor penentu utama dalam pergerakan harga emas.

Penurunan Harga Emas di Pasar Spot

Pada perdagangan awal Asia, harga emas spot turun sekitar 0,8% menjadi $4.078,36 per ounce. Penurunan ini terjadi di tengah optimisme yang meluas terkait perkembangan perundingan dagang AS-Tiongkok, yang menyebabkan investor lebih cenderung beralih ke aset yang lebih berisiko. Meskipun emas tetap dipandang sebagai salah satu instrumen investasi yang aman, kenyataannya ketidakpastian yang lebih rendah terkait masalah perdagangan dan inflasi yang terkendali mengurangi urgensi bagi banyak investor untuk membeli emas.

Perkembangan harga emas di pasar spot ini mencerminkan pengaruh faktor-faktor makroekonomi yang lebih luas, termasuk dinamika perdagangan internasional, kebijakan moneter global, dan ekspektasi inflasi. Di sisi lain, meskipun harga emas turun, logam mulia ini tetap dipertahankan sebagai komoditas yang penting dalam portofolio investasi jangka panjang, terutama di saat ketidakpastian ekonomi global kembali meningkat.

Apa yang Dapat Diharapkan di Masa Depan?

Mengamati pergerakan harga emas dalam beberapa bulan ke depan, dapat diperkirakan bahwa harga emas mungkin akan terus dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap perkembangan perdagangan internasional, khususnya antara AS dan Tiongkok. Jika kesepakatan dagang berhasil terwujud dan ketegangan geopolitik mereda, permintaan terhadap emas mungkin akan terus mengalami penurunan.

Namun, meskipun ada optimisme mengenai perdagangan global, ketidakpastian lainnya seperti potensi resesi ekonomi global, krisis energi, atau bahkan krisis kesehatan global tetap dapat mendorong investor untuk kembali mencari perlindungan dalam emas. Selain itu, faktor-faktor seperti kebijakan moneter, inflasi, dan gejolak pasar saham tetap bisa mempengaruhi daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Secara keseluruhan, meskipun harga emas mungkin mengalami penurunan dalam waktu dekat, prospek jangka panjang tetap menunjukkan bahwa emas akan terus menjadi bagian penting dari strategi diversifikasi investasi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang tak terduga.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures