Best Profit (19/12) - Harga minyak jatuh pada penutupan perdagangan
Selasa (Rabu lagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga miyak karena
adanya laporan pembengkakan persedian di AS dan juga produksi Rusia
yang terus bertambah di tengah pelemahan permintaan.
Mengutip
Reuters, Rabu (19/12/2018), harga minyak mentah AS turun USD 2,78, atau
5,5 persen dan diperdagangkan di angka USD 47,10 per barel. Harga minyak
AS ini sempat diperdagangkan di angka USD 46,97 per barel yang
merupakan harga terlemah sejak September 2017.
Sedangkan harga
minyak Brent yang menjadi patokan global turun USD 2,54 atau 4,2 persen
dan diperdagangkan pada USD 57,07 per barel. Harga minyak Brent sempat
mencapai angka terendah dalam 14 bulan di USD 56,86 per barel.
Kepercayaan
investor memburuk, dengan semakin banyak analis yang memperkirakan
pertumbuhan global akan melemah selama 12 bulan ke depan. Prospek
terburuk dalam satu dekade, menurut survei investor Bank of America
Merrill Lynch pada bulan Desember. best profit
"Ada
banjir berita kombinasi dari pelemahan permintaan dan produksi yang
meningkat sehingga membuat harga minyak tertekan di bawah USD 50 per
barel dan itu memberikan sinyal jual yang kuat," kata Bob Yawger,
Direktur Perdagangan Berjangka Mizuho, New York, AS.
Ladang minyak
terbesar di Inggris mulai berproduksi kembali sehingga meningkatkan
pasokan. Sementara pemerintah AS mengatakan bahwa produksi akan mencapai
8 juta barel per hari pada tahun ini dan data memperlihatkan bahwa
persediaan minyak AS kembali naik pada minggu ini.
Kedua benchmark harga minyak telah turun lebih dari 30 persen sejak awal Oktober karena membengkaknya persediaan global. best profit
Volume
perdagangan pada Selasa cukup rendah karena menuju musim liburan dan
menjelang berakhirnya kontrak berjangka minyak mentah AS bulan depan.
Organisasi
Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak lainnya pada bulan
ini sepakat untuk memangkas produksi 1,2 juta barel per hari, setara
dengan lebih dari 1 persen permintaan global. Langkah tersebut dilakukan
dalam upaya untuk menguras tangki dan menaikkan harga.
Tetapi
pemotongan tidak akan terjadi hingga bulan depan dan produksi telah
mencapai atau mendekati rekor tertinggi di Amerika Serikat, Rusia dan
Arab Saudi.
Produksi minyak Rusia mencapai rekor 11,42 juta barel per hari bulan ini, sumber industri mengatakan kepada Reuters.
Produksi
minyak dari tujuh blok migas utama AS pada akhir tahun diperkirakan
akan melampaui 8 juta barel per hari untuk pertama kalinya, kata the
U.S. Energy Information Administration. best profit
Sumber : Liputan6