Best Profit (7/12) - Harga minyak mentah dunia jatuh hampir 3 persen
setelah OPEC dan sekutu-sekutunya mengakhiri pertemuan tanpa mengumumkan
keputusan untuk memangkas produksi minyak mentah, dan bersiap untuk
memperdebatkan masalah ini pada hari berikutnya.
Melansir laman
Reuters, Jumat (7/12/2018), harga minyak mentah berjangka Brent turun
USD 1,50, atau 2,4 persen, menjadi USD 60,06 per barel. Harga sempat
turun ke sesi rendah di USD 58,36 per barel.
Adapun harga minyak
mentah berjangka AS turun USD 1,40, atau 2,7 persen, menjadi USD 51,49,
memantul dari posisi rendah uSD 50,08 per barel. Benchmark harga minyak
telah merosot lebih dari 25 persen sejauh kuartal ini.
Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak bertemu di Wina untuk memutuskan
kebijakan produksi bersama dengan negara-negara lain termasuk Rusia,
Oman dan Kazakhstan.
OPEC secara tentatif setuju memangkas
produksi minyak. Namun langkah ini masih menunggu komitmen dari Rusia
sebelum memutuskan volumenya. best profit
Menteri Energi
Rusia Alexander Novak terbang pulang dari Wina untuk melakukan
pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin di Saint Petersburg.
Novak kembali ke ibukota Austria pada hari Jumat untuk kembali berdiskusi dengan OPEC yang dipimpin Saudi dan sekutu-sekutunya.
Menteri
Energi Saudi, Khalid al-Falih mengatakan OPEC membutuhkan Rusia untuk
bekerja sama, dan mengatakan keputusan kemungkinan akan dilakukan Jumat
malam.
"Jika semua orang tidak mau bergabung dan berkontribusi sama, kami akan menunggu sampai mereka ada," kata al-Falih.
Pengamat
pasar memperkirakan akan ada pemotongan gabungan sebesar 1 juta hingga
1,4 juta barel per hari (bpd). Pertemuan OPEC dan non anggotanya akan
dimulai pada hari Jumat ini.
"Semua mata sekarang tertuju pada
pernyataan OPEC bersama besok, dan gabungan pemangkasan produksi
setidaknya 1 juta barel per hari akan diperlukan untuk melihat pemulihan
yang berarti dalam harga minyak," kata Abhishek Kumar, analis energi
senior di Interfax Energy di London. best profit
Harga
minyak menemukan beberapa dukungan setelah data menunjukkan stok minyak
mentah AS turun pekan lalu. Ini merupakan penarikan pertama sejak
September.
Persediaan minyak telah naik selama 10 minggu
berturut-turut karena produksi dalam negeri meningkat mencapai rekor
mingguan sebesar 11,7 juta bph, menurut data Lembaga Administrasi
Informasi Energi AS (EIA).
Amerika Serikat, telah menjadi
pengekspor bersih produk mentah dan produk olahan untuk pertama kalinya
sejak 1973. Negara ini mengekspor 211.000 bph minyak, selain adanya
lonjakan ekspor minyak mentah yang menuju rekor di 3,2 juta bph, data
menunjukkan. best profit
Harga minyak mentah telah
merosot hampir sepertiga sejak Oktober, sebagian karena kekhawatiran
tentang kelebihan pasokan seiring kenaikan produksi minyak AS, bersamaan
dengan peningkatan output dari Arab Saudi dan Rusia. Ketiga negara
tersebut adalah produsen minyak terbesar dunia.
Produksi minyak mentah OPEC telah meningkat 4,1 persen sejak pertengahan 2018, menjadi 33,31 juta barel per hari.
Ann-Louise
Hittle, Wakil Presiden Minyak di Wood Mackenzie, mengatakan pertumbuhan
permintaan minyak dunia diperkirakan rata-rata mendekati 1,1 juta barel
per hari pada 2018 dan 2019.
"Ini dengan latar belakang
pertumbuhan produksi non-OPEC yang cepat ... kekuatan dalam produksi
non-OPEC menciptakan tekanan pada OPEC untuk membatasi outputnya untuk
2019 dari level terakhir, jika harga minyak tetap stabil," kata Hittle. best profit
Sumber : Liputan6