Best Profit (10/12) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diprediksi terbatas pada perdagangan saham Senin (10/12/2018).
Memanasnya kembali sentimen global dinilai menahan laju IHSG pada
pergerakan indeks hari ini.
Managing Director Jagartha Advisors,
FX Iwan mengatakan, meski sentimen eksternal kini kembali memanas, IHSG
tetap berpotensi menguat. IHSG bakal melaju ke zona hijau dengan
diperdagangkan pada level 6.015-6.250.
"Investor kini lebih
menunggu terkait perkembangan perang dagang US dan China terutama
setelah penangkapan petinggi Huawei yang menyebabkan sentimen terus
bergulir. Namun saya prediksi IHSG bakal melanjutkan penguatanya,"
ucapnya kepada Liputan6.com di Jakarta.
Meski begitu, pada
perdagangan saham hari ini, Iwan cenderung minimalis dalam
merekomendasikan saham-saham yang laik untuk dikoleksi. Kedua saham
berikut pantas dibeli investor.
"Pilihan saham yang dapat
dijadikan pilihan adalah saham-saham dengan valuasi yang atraktif dan
berpotensi mengalami earnings upgrade. Itu antara lain seperti saham PT
Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR),"
ungkapnya. best profit
Setali tiga uang dengan Iwan,
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi juga memperkirakan IHSG bakal
melaju positif hari ini. Menurutnya, IHSG berpeluang naik di kisaran
6.095-6.200.
Namun, Lanjar menilai sentimen global termasuk suku
bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed tetap patut
diwaspadai.
"Gencatan senjata perdagangan AS-China akan
terprovokasi dengan adanya penangkapan Chief Financial Officer (CFO)
Huawei. Selain itu, investor juga mulai meragukan The Fed akan menahan
suku bunga lebih lama ditahun depan setelah pasar tenaga kerja
dilaporkan lebih cepat dari ekspektasi," paparnya.
Adapun pada
hari ini, Lanjar menganjurkan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bisi
International Tbk (BISI), serta PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).
Laju
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham
selama sepekan ini. Hal itu didorong kenaikan sektor saham industri
dasar yang meningkat 4,7 persen. best profit
Mengutip
laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, Sabtu (8/12/2018), IHSG
menanjak 1,1 persen ke posisi 6.126 hingga Jumat 7 Desember 2018.
Penguatan itu didorong indeks saham LQ45 menguat 1,15 persen ikuti
kenaikan IHSG. Meski demikian, investor asing melakukan aksi jual saham
senilai USD 15 juta atau sekitar Rp 217,27 miliar (asumsi kurs Rp 14.484
per dolar AS) pada pekan ini.
Sementara itu, di pasar obligasi
atau surat utang, indeks obligasi susut 0,4 persen hingga perdagangan
Kamis pekan ini. Imbal hasil surat utang pemerintah bertenor 10 tahun
berada di posisi 8 persen. Investor asing juga jual obligasi senilai USD
45 juta atau sekitar Rp 651,74 miliar pada perdagangan Senin. Pada
pekan ini, nilai tukar rupiah melemah ke posisi 14.480 per dolar AS.
Lalu sentimen apa saja bayangi pergerakan bursa saham global dan IHSG selama sepekan?
Presiden
Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping setuju
gencatan selama 90 hari ke depan terkait perang dagang. Langkah ini
memberikan peluang untuk pembicaraan lebih lanjut. Meski pelaku pasar
saham menyambut baik, tapi ada perbedaan mendasar antara kedua negara
itu yang masih luas.
Misalkan masalah struktural antara lain
penghentian transfer teknologi secara paksa, penegakan hak kekayaan
intelektual, dan akhiri subsidi negara untuk industri strategis tetap
menjadi isu utama. best profit
Di sisi lain, penangkapan
CFO Huawei Meng Wanzhou di Kanada juga menghambat gencatan perang
dagang. Penangkapan putri dari pendiri Huawei ini lantaran potensi
pelanggaran yang dilakukan perusahaan terhadap sanksi AS terhadap Iran.
Pentagon berhenti menawarkan perangkat Huawei di pangkalan militer AS
karena alasan keamanan.
Sementara itu, data ekonomi Amerika
Serikat (AS) menunjukkan hasil beragam. Neraca perdagangan AS
menunjukkan defisit melebar menjadi USD 55,5 miliar pada Oktober 2018
dari sebelumnya USD54,6 miliar. Ini defisit tertinggi sejak Oktober
2018. Hal itu dipicu penjualan kedelai lebih rendah sehingga bebani
ekspor. Sedangkan impor mencapai rekor tertinggi baru.
Data
lainnya juga menunjukkan klaim pengangguran awal berada di 231 ribu,
angka ini lebih tinggi dari perkiraan. Selain itu, pesanan pabrik turun
2,1 persen, market US services PMI berada di 54,7.
Sentimen global
lainnya pengaruhi pasar keuangan yaitu proses Britain Exit (Brexit).
Pada Selasa depan, anggota parlemen Inggris akan memilih apakah akan
menerima rencana Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk meninggalkan
Uni Eropa. best profit
Hasilnya tidak pasti, terutama
jika May menderita kekalahan. Sejumlah spekulasi menyebutkan bisa
mengarah pada pergantian perdana menteri, upaya merevisi kesepakatan
Brexit, dan keruntuhan total pemerintah. Bahkan melaksanakan pemungutan
suara kedua apakah Inggris dan Irlandia Utara harus meninggalkan Eropa
sama sekali.
Selain itu, negosiasi organisasi negara pengekspor
minyak (OPEC) berlangsung dan timbulkan pesismisme. OPEC memulai
pembicaraan lebih lanjut mengenai pembatasan produksi minyak setelah
pertemuan puncak pada Kamis yang berakhir tanpa kesepakatan. Ini karena
Rusia menolak pemotongan produksi besar yang dituntut Arab Saudi.
Ini
menunjukkan OPEC juga berada di bawah tekanan untuk kembali
menggambarkan peta minyak global, dan membiarkannya semakin bergantung
pada dukungan non-anggota Rusia. Di sisi lain, AS juga menyatakan kalau
menjadi pengekspor minyak bersih untuk pertama kali dalam 75 tahun pada
pekan lalu.
Sentimen lainnya yaitu pertemuan kebijakan non moneter
bank sentral Eropa. Bank sentral Eropa mempertahankan bunga refinancing
0 persen pada 25 Oktober. Bank sentral Eropa juga akan terus melakukan
pembelian bersih senilai 15 miliar euro hingga akhir Desember. Para
pembuat kebijakan berharap suku bunga tetap berada di tingkat rendah
hingga musim panas 2019. Sentimen eksternal itu pengaruhi pasar keuangan
global yang berimbas ke IHSG. best profit
Sumber : Liputan6