Bestprofit (27/12) - Harga emas menguat dan berakhir ke level
tertinggi dalam enam bulan. Penguatan tersebut juga dibayangi wall
street yang melonjak.
Harga emas untuk pengiriman Februari 2018 di
Comex naik USD 1,2 atau 0,1 persen ke posisi USD 1.273 per ounce.
Berdasarkan data FactSet, penutupan tersebut tertinggi untuk kontrak
paling aktif sejak 20 Juni. Harga emas reli saat memulai pekan ini
seiring wall street alami aksi jual menjelang libur Natal.
Namun,
wall street berbalik arah menguat usai libur Natal dan berusaha
menghapus penurunan pada perdagangan Senin. Akan tetapi, wall street
masih alami jalur terburuk pada Desember sejak 2008.
"Bursa saham
global tertekan telah menguat dukungan untuk posisi harga emas menjadi
USD 1.250. Akan tetapi, mengingat pasar saham global yang goyah dan
memudarnya sentimen risiko, kita harus perkirakan permintaan safe haven
untuk emas tetap kuat hingga akhir tahun," tulis Analis Oanda, seperti
dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/12/2018). bestprofit
Harga
perak untuk pengiriman Maret naik 30,3 sen atau dua persen ke posisi
USD 15.123 per ounce. Harga platinum untuk Januari menguat 1,4 persen
atau USD 10,70 menjadi USD 799 per ounce.
Harga palladium mendaki
USD 9,8 atau 0,8 persen menjadi USD 1.185,90 per ounce. Harga tembaga
untuk pengiriman Maret menanjak USD 3,9 sen menjadi USD 2,70 per pound.
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat didorong lonjakan saham Amazon usai melemah.
Pada
penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow
Jones menguat 1.086,25 poin atau 4,98 persen ke posisi 22.878,45. Indeks
saham S&P 500 melonjak 116,6 poin atau 4,96 persen ke posisi
2.467,7. Indeks saham Nasdaq bertambah 361,4 poin atau 5,84 persen ke
posisi 6.554,36. Tiga indeks saham acuan mencatatkan penguatan terbesar
sejak Maret 2009. bestprofit
Sejumlah sentimen dorong
penguatan wall street. Laporan penjualan saat musim liburan di Amerika
Serikat naik 5,1 persen menjadi lebih dari USD 850 miliar. Angka ini
terkuat dalam enam tahun. Hal itu berdasarkan laporan Mastercard. Indeks
saham S&P 500 sektor ritel menguat 5,4 persen. Saham ritel online
Amazon mencatatkan rekor dengan naik 6,9 persen.
Harga minyak
menguat juga mendorong aset berisiko seperti saham. Sektor saham energi
mendaki 3,8 persen. Saham menemukan pijakan usai bergejolak pada sesi
perdagangan pagi. Indeks saham S&P 500 sempat turun. Indeks saham
tersebut sudah melemah 20 persen dari penutupan tertinggi pada akhir
September.
“Pasar sudah jenuh jual, dan sudah ditinggallkan. Anda
tidak dapat membuat asumsi kalau koreksi ini berakhir. Akan tetapi, pada
hari ini merupakan sinyal sangat positif,” ujar Brett Ewing, Chief
Market Strategist First Franklin Financial Services, Brett Ewing,
seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/12/2018).
Ia
menambahkan, pelaku pasar mengambil untung dari koreksi wall street
untuk menutupi taruhannya pada perdagangan Rabu waktu setempat. bestprofit
Di
wall street, 10 dari 11 sektor saham masuk indeks S&P 500 berada di
zona positif. Sektor saham teknologi sempat tertekan, akhirnya menguat
3,8 persen.
Sentimen lainnya pengaruhi wall street yaitu pimpinan
the Federal Reserve Jerome Powell tidak hadapi risiko kehilangan
jabatan. Seorang pejabat Gedung Putih menyatakan kalau Presiden AS
Donald Trump senang dengan menteri keuangannya. Pernyataan tersebut
berupaya menenangkan wall street yang bergejolak karena kritik Trump
terhadap the Fed.
Penurunan indeks saham terbaru didorong
pertemuan the Fed pada pekan lalu yang memutuskan menaikkan suku bunga
acuan. Selain itu,Powell juga tetap akan menaikkan suku bunga acuan
seperti yang diharapkan investor. “Saya pikir pasar menyadari kalau the
Fed makin terbuka untuk menjadi lebih fleksibel,” tambah Ewing. bestprofit
Sumber : Liputan6