BESTPROFIT FUTURES MALANG (10/2) - Minyak
mentah merosot tajam dalam 5 bulan terakhir di London seiring
volatilitas harga naik ke level 7 tahun tertinggi dan Goldman Sachs
Group Inc memperingatkan perubahan yang lebih luas akan datang.
Brent berjangka turun
7,8 % karena ekuitas global mendekati bear market. Volatilitas diatur
menuju "lonjakan" seiring harga berusaha untuk pulih, yang bisa menyeret
minyak di bawah level $ 20 per barel, kata Goldman Sachs. Indeks
Volatilitas Minyak Mentah CBOE, yang mengukur ekspektasi perubahan
harga, naik setinggi 73,52, hampir ke level tertinggi sejak 2009 silam.
Surplus minyak dunia akan lebih besar pada semester pertama tahun ini
melebihi perkiraan sebelumnya, menurut Badan Energi Internasional .
Minyak turun sekitar
25 % di New York pada tahun ini terkait spekulasi melimpahnya pasokan
global akan bertahan di tengah prospek peningkatan ekspor dari Iran
setelah penghapusan sanksi dan kelebihan pasokan minyak mentah AS.
Kontrak turun ke level 12 tahun terendah dari level $ 26,19 di bulan
Januari. Persediaan minyak mentah AS meningkat di atas 500 juta barel ke
level tertinggi sejak tahun 1930 di pekan yang berakhir 29 Januari.
Brent untuk pengiriman
April turun $ 2,56 ke level $ 30,32 per barel di ICE Futures Europe
exchange yang berbasis di London. Ini merupakan penurunan terbesar sejak
1 September lalu. Minyak mentah acuan Eropa ditutup dengan premi 58 sen
untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman
April.
WTI untuk pengiriman
Maret merosot $ 1,75 untuk menetap di level $ 27,94 per barel di New
York Mercantile Exchange. Itu penutupan terendah sejak 20 Januari lalu,
total volume yang diperdagangkan adalah 58 % lebih tinggi dari
rata-rata100-hari. (knc)
Sumber : Bloomberg