Wednesday, 18 December 2024

Bestprofit | Emas Anjlok Usai Pernyataan Ketua Fed Powell

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (19/11) – Harga emas mencatatkan penurunan yang signifikan setelah keputusan Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), untuk memangkas suku bunga. Keputusan ini membuat XAU/USD (harga emas dalam dolar AS) diperdagangkan di kisaran $2.600-$2.610, mendekati batas bawah sebelumnya. Penurunan harga emas ini berkaitan langsung dengan sikap Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang memberikan sinyal bahwa Fed mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam kebijakan moneternya ke depan. Artikel ini akan membahas penyebab anjloknya harga emas, proyeksi ekonomi Fed, serta data ekonomi yang mempengaruhi permintaan emas dalam jangka pendek.

Pemangkasan Suku Bunga oleh Federal Reserve

Pada rapat kebijakan terbaru, Federal Reserve memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50%. Keputusan ini diambil meskipun tidak bulat, karena Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, memilih untuk tidak mengubah suku bunga. Meskipun ada penurunan suku bunga, banyak pedagang yang menilai langkah ini sebagai kebijakan yang hawkish—sesuatu yang lebih ketat daripada yang diharapkan.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Pasar reaksi negatif terhadap keputusan ini, dan harga emas pun jatuh tajam. Harga emas yang sebelumnya diperdagangkan lebih tinggi, kini merosot dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Salah satu alasan di balik penurunan harga emas ini adalah bahwa meskipun suku bunga dipangkas, proyeksi Fed menunjukkan bahwa mereka tidak berniat untuk melakukan pelonggaran moneter yang signifikan dalam waktu dekat. Hal ini menandakan bahwa inflasi dan ketidakpastian ekonomi masih menjadi perhatian utama.

Sikap Jerome Powell dan Pengaruhnya Terhadap Proyeksi Kebijakan

Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan petunjuk bahwa bank sentral AS akan lebih berhati-hati dalam melakukan penyesuaian kebijakan ke depan. Dalam konferensi pers setelah rapat, Powell menyebutkan bahwa risiko inflasi tetap condong ke atas, yang menjadi salah satu alasan mengapa kebijakan moneternya tidak seagresif yang diharapkan oleh pasar. Selain itu, Powell juga menyatakan bahwa meskipun inflasi mengalami penurunan, dibutuhkan waktu satu hingga dua tahun untuk membawa inflasi kembali ke target 2% yang diinginkan oleh Fed. Jerome Powell menambahkan bahwa pasar tenaga kerja AS saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda pemanasan berlebihan, yang berarti bahwa Federal Reserve tidak terlalu khawatir tentang lonjakan inflasi lebih lanjut akibat pasar tenaga kerja yang terlalu ketat. Namun, meskipun demikian, risiko inflasi yang masih ada dan ketidakpastian global tetap mempengaruhi proyeksi kebijakan Fed di masa depan.

Proyeksi Ekonomi Federal Reserve

Salah satu bagian yang menjadi sorotan utama dalam rapat Federal Reserve kali ini adalah Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP). Dalam SEP, diagram titik menunjukkan pandangan pejabat Fed tentang proyeksi suku bunga, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Proyeksi yang diberikan menunjukkan bahwa para pejabat Fed tidak mengharapkan perubahan besar dalam kebijakan moneter dalam waktu dekat. Menurut SEP, Federal Reserve memperkirakan hanya akan ada dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2025 dan dua kali lagi pada tahun 2026. Pejabat Fed memperkirakan suku bunga dana Fed akan berada di level 3,9% pada tahun 2025 dan 3,4% pada tahun 2026. Proyeksi ini menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak berencana untuk melakukan pelonggaran moneter yang cepat meskipun ada penurunan suku bunga saat ini. Selain itu, proyeksi inflasi menunjukkan bahwa pengukur inflasi favorit Fed, yakni Core PCE (Personal Consumption Expenditures), diperkirakan akan turun menjadi 2,8% pada tahun 2024, 2,5% pada tahun 2025, dan 2,2% pada tahun 2026. Ini mengindikasikan bahwa meskipun inflasi masih berada di atas target, Fed mengharapkan penurunan bertahap dalam beberapa tahun mendatang.

Dampak Proyeksi Ekonomi Terhadap Harga Emas

Proyeksi ekonomi dari Federal Reserve memiliki dampak yang besar terhadap pasar emas. Pasar emas sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan proyeksi inflasi, karena emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika suku bunga dipangkas, investor biasanya mengalihkan perhatian mereka ke aset seperti emas yang lebih aman. Namun, jika proyeksi menunjukkan bahwa pelonggaran moneter tidak akan terjadi secara signifikan dalam waktu dekat, maka harga emas cenderung turun. Dalam hal ini, para pedagang menganggap pemangkasan suku bunga 25 basis poin sebagai langkah hawkish, karena hanya ada 100 basis poin pelonggaran yang diproyeksikan dalam dua tahun ke depan. Hal ini memberikan sinyal bahwa meskipun ada pemangkasan suku bunga, Fed tetap berkomitmen untuk mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan inflasi.

Fokus Pasar pada Data Ekonomi Selanjutnya

Minggu ini, investor akan fokus pada sejumlah data ekonomi yang dapat mempengaruhi arah pasar emas. Salah satunya adalah data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada hari Kamis. Data ini memberikan gambaran tentang kesehatan ekonomi AS dan dapat mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter lebih lanjut. Selain itu, pengukur inflasi favorit Fed, yaitu Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, juga akan menjadi sorotan pasar. PCE inti mengukur inflasi tanpa memperhitungkan harga energi dan makanan, yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tekanan inflasi jangka panjang. Jika data PCE menunjukkan adanya kenaikan yang lebih tajam dari yang diharapkan, maka kemungkinan besar Fed akan mempertahankan sikap ketatnya, yang pada gilirannya dapat menekan harga emas.

Kesimpulan

Harga emas mengalami penurunan tajam setelah keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Meskipun ada penurunan suku bunga, proyeksi ekonomi yang dikeluarkan oleh Fed menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak berniat untuk melakukan pelonggaran moneter besar dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian inflasi yang masih ada, serta pasar tenaga kerja yang tetap menunjukkan kekuatan. Sementara itu, pedagang terus memantau data ekonomi mendatang, seperti PDB dan PCE, yang dapat memengaruhi proyeksi kebijakan Fed lebih lanjut. Meskipun harga emas tertekan, ketidakpastian global dan prospek inflasi masih menjaga daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 17 December 2024

Bestprofit | Emas Terkoreksi karena Spekulasi Pemotongan Suku Bunga

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (18/12) – Harga emas mengalami penurunan signifikan pada awal minggu ini setelah rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari yang diharapkan. Pada hari Selasa, harga emas turun ke level terendah dalam minggu ini, yaitu $2.633, menyusul laporan Penjualan Ritel yang kuat di Amerika Serikat. Data ini memberikan gambaran positif tentang perekonomian AS, yang pada gilirannya membebani ekspektasi investor terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve (Fed) di tahun 2025. Pada saat penulisan, harga emas (XAU/USD) diperdagangkan pada $2.637, turun sebesar 0,57%. Namun, di tengah penurunan harga emas, pasar masih menantikan keputusan penting dari Fed yang akan diambil pada hari Rabu. The Fed tengah mengadakan pertemuan dua hari di Washington, DC, dan diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Selain itu, investor juga menunggu Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) dan Dot Plot, yang akan memberikan petunjuk mengenai jalur suku bunga Fed untuk tahun 2025. Lalu, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan harga emas tertekan dan bagaimana prospek harga emas ke depan?
Kunjungi juga : bestprofit futures

1. Dampak Data Ekonomi AS yang Positif terhadap Harga Emas

Rilis data Penjualan Ritel AS untuk bulan November menunjukkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi pasar, yang memberikan sinyal bahwa perekonomian AS masih cukup kuat. Penjualan ritel yang lebih tinggi dapat menunjukkan ketahanan konsumen, yang merupakan indikator utama dari pertumbuhan ekonomi yang stabil. Ketika ekonomi tumbuh, permintaan untuk aset safe haven seperti emas cenderung menurun, karena investor lebih memilih untuk berinvestasi dalam instrumen yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi, seperti saham atau obligasi. Hal ini menjadi salah satu alasan utama penurunan harga emas yang kita lihat pada hari Selasa. Dengan prospek ekonomi AS yang menguat, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi atau bahkan mengurangi upaya pelonggaran moneter pada tahun 2025 semakin menguat, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

2. Peran Federal Reserve dalam Menentukan Arah Harga Emas

Federal Reserve memegang peranan penting dalam pergerakan harga emas. Selama beberapa bulan terakhir, Fed telah mengadopsi kebijakan suku bunga tinggi sebagai langkah untuk menanggulangi inflasi. Namun, dengan data ekonomi yang semakin menunjukkan tanda-tanda pelemahan, termasuk data Produksi Industri yang lebih buruk dari perkiraan, pasar mulai memperkirakan bahwa Fed mungkin akan melonggarkan kebijakan moneternya pada tahun 2025. Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendorong harga emas naik, karena emas tidak memberikan imbal hasil, dan dengan suku bunga yang lebih rendah, imbal hasil dari aset lain juga menurun. Oleh karena itu, spekulasi mengenai penurunan suku bunga oleh Fed telah memberikan harapan bagi investor emas. Namun, keputusan Fed yang lebih berhati-hati terkait dengan suku bunga juga menunjukkan bahwa meskipun ada harapan akan penurunan suku bunga, pasar tidak dapat terlalu optimistis. Hal ini menyebabkan tekanan pada harga emas meskipun ada penurunan imbal hasil obligasi dan obligasi Treasury AS.

3. Penurunan Imbal Hasil Obligasi dan Pengaruhnya terhadap Emas

Harga emas biasanya memiliki hubungan terbalik dengan imbal hasil obligasi. Ketika imbal hasil obligasi naik, emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor. Sebaliknya, ketika imbal hasil obligasi turun, emas menjadi lebih menarik sebagai aset safe haven. Baru-baru ini, imbal hasil obligasi Treasury AS dan imbal hasil riil mengalami penurunan, yang seharusnya memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, meskipun imbal hasil obligasi menurun, Dolar AS yang stabil justru menahan potensi kenaikan harga emas. Dolar AS yang kuat sering kali membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga mengurangi permintaan. Selain itu, ketidakpastian mengenai kebijakan moneter di masa depan juga menambah tekanan bagi pergerakan harga emas.

4. Pengaruh Kebijakan Fiskal Ekspansif pada Tahun 2025

Selain kebijakan moneter yang diambil oleh Fed, faktor lain yang turut mempengaruhi harga emas adalah spekulasi mengenai kebijakan fiskal yang akan diterapkan oleh pemerintahan mendatang, termasuk potensi kebijakan fiskal ekspansif dari pemerintahan Trump jika terpilih kembali. Spekulasi mengenai kebijakan fiskal yang lebih longgar dapat memberikan tekanan inflasi, yang cenderung mendorong permintaan akan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Kebijakan fiskal ekspansif, yang biasanya melibatkan peningkatan belanja pemerintah dan pengurangan pajak, dapat meningkatkan inflasi dalam jangka panjang, dan dalam situasi ini, emas sebagai aset yang sering digunakan untuk melawan inflasi bisa mengalami permintaan yang lebih tinggi. Namun, kebijakan tersebut juga dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Fed, yang pada gilirannya memengaruhi harga emas.

5. Prospek Harga Emas Ke Depan

Melihat berbagai faktor yang mempengaruhi harga emas saat ini, termasuk kebijakan suku bunga Fed, data ekonomi AS, dan prospek kebijakan fiskal, harga emas kemungkinan akan terus bergerak dalam rentang yang volatil. Meskipun ada beberapa tekanan jangka pendek yang datang dari data ekonomi yang lebih baik dan stabilitas Dolar AS, faktor-faktor seperti penurunan suku bunga Fed di masa depan dan spekulasi mengenai inflasi dapat menjadi pendorong bagi harga emas untuk kembali naik. Dalam jangka pendek, para investor akan terus memantau hasil pertemuan Fed dan proyeksi ekonomi yang akan dirilis pada hari Rabu. Proyeksi tersebut dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang arah kebijakan suku bunga dan dampaknya terhadap harga emas. Jika Fed menunjukkan kebijakan yang lebih dovish (pelonggaran moneter) untuk tahun 2025, ini dapat memberikan sentimen positif bagi harga emas.

Kesimpulan

Harga emas telah tertekan akibat rilis data ekonomi AS yang kuat dan ekspektasi kebijakan moneter dari Fed yang lebih ketat. Namun, meskipun ada tekanan jangka pendek, harga emas tetap dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti proyeksi suku bunga Fed, kebijakan fiskal pemerintah AS, serta stabilitas atau fluktuasi Dolar AS. Oleh karena itu, prospek harga emas ke depan tetap tergantung pada perkembangan kebijakan ekonomi dan moneter yang dapat memberikan kejutan-kejutan di pasar global. Investor perlu terus mengikuti perkembangan ini dengan cermat untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 16 December 2024

Bestprofit | Emas Stabil Menanti Keputusan Suku Bunga Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (17/12) – Pada hari Selasa, harga emas menunjukkan stabilitas di tengah ketidakpastian pasar yang dipicu oleh keputusan suku bunga yang akan datang dari bank sentral besar, termasuk Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat. Meskipun ada beberapa pergerakan kecil di pasar, harga emas bertahan di dekat level $2.650 per ons. Para investor dan trader tetap berhati-hati menunggu keputusan penting terkait kebijakan moneter yang akan memberikan dampak pada outlook ekonomi global dan pasar logam mulia.

Dinamika Pasar Emas dan Data Ekonomi AS

Emas tetap bertahan di harga $2.650 per ons setelah mengalami kenaikan moderat di sesi sebelumnya. Pergerakan harga ini terjadi setelah pasar mencerna berbagai data ekonomi dari Amerika Serikat yang cukup beragam. Beberapa data menunjukkan indikasi ekspansi yang lebih kuat dari yang diperkirakan, sementara yang lainnya mengindikasikan pelemahan yang lebih tajam.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Salah satu data yang cukup menarik perhatian adalah laporan tentang aktivitas sektor jasa di AS, yang berkembang dengan kecepatan tercepat sejak Oktober 2021. Hal ini mencerminkan bahwa sektor jasa, yang merupakan bagian terbesar dari ekonomi AS, terus menunjukkan ketahanan dan ekspansi meskipun tantangan inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi. Aktivitas ini didorong oleh permintaan konsumen yang masih kuat, meskipun ada peningkatan biaya hidup. Namun, data yang kurang menggembirakan datang dari sektor manufaktur, khususnya di negara bagian New York. Indikator aktivitas pabrik di wilayah tersebut turun paling tajam sejak Mei, menunjukkan bahwa sektor manufaktur mungkin sedang menghadapi tantangan yang lebih besar. Penurunan ini dapat menjadi sinyal bahwa meskipun sektor jasa kuat, sektor industri mulai merasakan dampak dari ketidakpastian ekonomi yang lebih luas.

Keputusan Suku Bunga Federal Reserve dan Dampaknya Terhadap Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga emas dalam beberapa waktu terakhir adalah kebijakan suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve. Pada Rabu ini, Federal Reserve akan mengumumkan keputusan suku bunga terakhir untuk tahun ini. Pasar hampir sepenuhnya memprediksi bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin, yang kemungkinan besar akan berdampak langsung pada pasar emas. Keputusan suku bunga yang lebih rendah cenderung memberikan dampak positif terhadap harga emas. Sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga atau dividen, emas cenderung lebih menarik ketika suku bunga rendah, karena biaya peluang untuk memegang emas lebih rendah dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya yang menghasilkan bunga atau keuntungan. Selain itu, penurunan suku bunga juga dapat meningkatkan permintaan untuk emas sebagai “safe haven” atau aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi. Penting untuk dicatat bahwa meskipun pasar mengharapkan pemangkasan suku bunga, perhatian para trader dan investor juga tertuju pada bahasa yang digunakan oleh pembuat kebijakan Fed setelah pengumuman. Pesan yang dikeluarkan oleh para pembuat kebijakan akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter di masa depan dan apakah ada indikasi pelonggaran lebih lanjut pada tahun 2025. Ini adalah faktor yang sangat penting untuk memprediksi pergerakan harga emas dalam jangka panjang.

Dampak Kebijakan Suku Bunga di Jepang dan Inggris

Selain keputusan suku bunga oleh Federal Reserve, investor juga akan memperhatikan kebijakan moneter yang diumumkan oleh bank sentral Jepang dan Inggris dalam minggu ini. Keputusan yang diambil oleh Bank of Japan (BOJ) dan Bank of England (BoE) akan memberikan gambaran yang lebih luas mengenai arah kebijakan moneter global. Bank of Japan, yang telah mengimplementasikan kebijakan moneter sangat longgar dalam beberapa tahun terakhir, mungkin akan memberikan sinyal tentang bagaimana mereka merespons kondisi ekonomi domestik dan inflasi yang terus meningkat. Sementara itu, Bank of England menghadapi tantangan inflasi yang tinggi dan lambatnya pemulihan ekonomi pasca-Brexit. Keputusan suku bunga dari kedua bank sentral ini dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang dan aliran modal global, yang pada gilirannya mempengaruhi permintaan untuk emas sebagai aset pelindung nilai.

Kinerja Emas Tahun 2024 dan Prospek Ke Depan

Emas telah mengalami kenaikan yang signifikan sepanjang tahun 2024, naik sekitar 29% hingga saat ini. Ini menempatkan logam mulia tersebut di jalur untuk mencatatkan kenaikan tahunan terbesar sejak 2010. Beberapa faktor utama yang mendukung kekuatan emas adalah kebijakan pelonggaran moneter di Amerika Serikat, permintaan yang kuat akan aset aman, dan pembelian berkelanjutan oleh bank sentral global. Tahun ini, investor dan bank sentral di seluruh dunia terus membeli emas sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio dan untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari inflasi dan ketidakpastian geopolitik. Meskipun banyak bank sentral telah mengurangi pembelian emas mereka dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, kebutuhan akan lindung nilai tetap tinggi, dan ini terus mendukung harga emas. Secara keseluruhan, tren bullish untuk emas diperkirakan akan berlanjut selama beberapa waktu ke depan, terutama jika suku bunga tetap rendah dan ketidakpastian ekonomi global tetap tinggi. Emas memiliki daya tarik sebagai penyimpan nilai dalam masa-masa ketidakpastian, baik itu dari sisi inflasi, kebijakan moneter, atau ketegangan geopolitik.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini

Pada saat penulisan artikel ini, harga emas spot sedikit berubah menjadi $2.651,93 per ons pada pukul 7:57 pagi waktu Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot juga menunjukkan perubahan yang minim, yang menandakan bahwa dolar AS tidak mengalami fluktuasi besar pada pagi itu. Meskipun demikian, harga perak dan paladium tercatat turun, sementara platinum tetap relatif stabil. Pergerakan harga emas ini mencerminkan ketegangan pasar menjelang pengumuman penting dari bank sentral besar minggu ini. Sementara itu, investor tetap menunggu dengan penuh perhatian apa yang akan terjadi dengan kebijakan moneter AS, Jepang, dan Inggris, serta dampaknya terhadap nilai aset di pasar global.

Kesimpulan

Harga emas stabil pada hari Selasa karena para investor menunggu dengan penuh perhatian keputusan suku bunga yang akan datang dari Federal Reserve dan bank sentral lainnya. Meskipun ada beberapa data ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan dan pelemahan yang bercampur, kekuatan emas tetap didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter di AS dan permintaan global yang kuat akan aset aman. Pemangkasan suku bunga yang diharapkan akan memperkuat prospek emas di masa depan, terutama jika disertai dengan kebijakan moneter yang terus mendukung stabilitas ekonomi. Bagi investor, penting untuk tetap mengikuti perkembangan kebijakan moneter global yang dapat memengaruhi pasar logam mulia. Seiring dengan berlanjutnya tren ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, emas diperkirakan akan terus menjadi aset yang menarik bagi mereka yang mencari perlindungan terhadap fluktuasi pasar dan risiko inflasi.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 15 December 2024

Bestprofit | Emas Turun, Tapi Siap Catat Kenaikan Mingguan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (16/12) – Harga emas mengalami penurunan pada hari Jumat, 13 Desember 2024, setelah mencatatkan lonjakan signifikan pada sesi sebelumnya. Pergerakan ini terjadi di tengah penguatan dolar AS yang mendekati titik tertingginya dalam lebih dari dua minggu, meskipun emas tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan. Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada minggu depan menjadi salah satu faktor yang mendorong permintaan logam mulia ini.

Emas Batangan Mencapai Puncaknya, Tetapi Tertekan oleh Dolar AS

Pada hari Kamis, harga emas batangan mencatatkan level tertinggi dalam lebih dari lima minggu. Emas spot, yang menjadi patokan harga emas internasional, diperdagangkan pada $2.658,89 per ons, turun 0,8% pada sesi hari Jumat. Kekuatan dolar AS menjadi penyebab utama penurunan harga emas pada hari tersebut, karena pergerakan mata uang greenback yang mendekati titik tertingginya dalam lebih dari dua minggu.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Dolar yang lebih kuat cenderung memberikan tekanan pada harga emas, karena logam mulia tersebut sering diperdagangkan dalam dolar AS. Ketika dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing, yang mengurangi permintaan. Namun, meskipun terjadi penurunan pada hari Jumat, harga emas tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan yang signifikan. Dalam seminggu terakhir, harga emas telah naik hampir 1%, mencerminkan sentimen positif yang masih ada di pasar terkait dengan potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve.

Fokus pada Pemangkasan Suku Bunga oleh Federal Reserve

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah ekspektasi pasar mengenai kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve dalam pertemuan mereka pada 17-18 Desember 2024. Saat ini, para pedagang memperkirakan dengan peluang 97% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan tersebut. Pemangkasan suku bunga ini akan menjadi respons terhadap penurunan inflasi dan gejolak ekonomi yang mungkin terjadi di tengah kondisi global yang tidak menentu. Pemangkasan suku bunga cenderung menjadi katalis positif bagi harga emas, karena suku bunga yang lebih rendah membuat biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih murah. Selain itu, penurunan suku bunga sering kali diikuti dengan kebijakan pelonggaran moneter lainnya, yang dapat meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti emas. Dengan latar belakang ini, harga emas telah menunjukkan tren bullish sepanjang tahun 2024, didorong oleh kebijakan moneter yang lebih longgar, pembelian kuat dari bank sentral, dan permintaan safe haven yang terus meningkat. Tahun ini, emas bahkan berhasil memecahkan beberapa rekor harga tertinggi sepanjang masa, mencerminkan optimisme pasar terhadap aset ini.

Dampak dari Kebijakan Suku Bunga dan Inflasi Global

Selain faktor kebijakan moneter AS, faktor global juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Banyak ekonom yang memprediksi bahwa kebijakan fiskal yang diusung oleh Presiden terpilih Donald Trump, terutama yang berkaitan dengan tarif perdagangan, akan memicu inflasi lebih lanjut. Dalam kondisi seperti ini, emas sering dipandang sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, karena nilainya cenderung stabil bahkan meningkat saat inflasi merangkak naik. Kebijakan fiskal Trump yang berpotensi meningkatkan tarif impor dan membebani sektor-sektor tertentu dapat menambah ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian ini akan semakin mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven yang dapat melindungi nilai kekayaan dari gejolak ekonomi dan fluktuasi pasar saham.

Pembelian Bank Sentral yang Kuat Mendorong Harga Emas

Selain faktor kebijakan suku bunga dan inflasi, pembelian emas oleh bank sentral global juga memberikan kontribusi besar terhadap lonjakan harga emas tahun ini. Banyak bank sentral di berbagai negara, terutama di pasar negara berkembang, telah memperkuat cadangan emas mereka sebagai langkah diversifikasi dan perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi global. Pada tahun 2024, sejumlah bank sentral besar, seperti Bank of China dan Bank Sentral Rusia, telah meningkatkan pembelian emas dalam jumlah besar. Pembelian bank sentral ini memberikan sinyal bahwa permintaan terhadap emas akan tetap kuat meskipun ada fluktuasi harga jangka pendek.

Potensi Kenaikan Harga Emas Jangka Panjang

Dengan semua faktor ini, prospek harga emas jangka panjang tetap positif. Meskipun terjadi koreksi harga dalam jangka pendek, para analis memperkirakan bahwa tren bullish emas akan terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang. Salah satu alasan utamanya adalah ketidakpastian ekonomi global yang tidak kunjung surut. Faktor-faktor seperti potensi penurunan suku bunga lebih lanjut, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter yang lebih longgar di berbagai negara besar kemungkinan akan terus mendukung permintaan terhadap emas sebagai aset pelindung nilai.

Peran Emas sebagai Aset Safe Haven

Di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi, baik di AS maupun global, emas tetap menjadi salah satu aset paling dicari oleh investor yang ingin melindungi kekayaan mereka dari potensi risiko inflasi, resesi, atau gejolak pasar finansial. Seperti yang terlihat selama krisis ekonomi sebelumnya, emas sering kali menguat ketika pasar saham dan aset berisiko lainnya mengalami penurunan tajam. Ketika pasar saham mengalami volatilitas yang tinggi atau ketegangan geopolitik meningkat, emas cenderung menarik minat investor karena dianggap lebih aman dibandingkan aset lainnya yang lebih berisiko. Hal ini membuatnya menjadi pilihan utama dalam portofolio investasi, terutama di masa-masa ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat.

Menyongsong Suku Bunga dan Dampaknya Terhadap Harga Emas

Pada akhirnya, pertemuan Federal Reserve pada 17-18 Desember akan menjadi momen penting bagi pasar emas. Banyak yang mengharapkan bahwa penurunan suku bunga yang direncanakan akan memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga emas, mendorong permintaan lebih tinggi dan potensi kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun, perhatian juga akan tertuju pada pernyataan Ketua Jerome Powell, yang dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS untuk tahun 2025 dan seterusnya. Kebijakan suku bunga yang lebih rendah atau bahkan pembicaraan tentang kebijakan moneter yang lebih longgar dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang aman dan menguntungkan di masa depan.

Kesimpulan

Meskipun harga emas mengalami penurunan pada hari Jumat, 13 Desember 2024, tren jangka panjang masih menunjukkan prospek positif. Pemangkasan suku bunga yang diantisipasi oleh Federal Reserve, kebijakan fiskal yang dapat memicu inflasi, serta pembelian kuat dari bank sentral akan terus mendukung harga emas ke depannya. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan nilai.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 12 December 2024

Bestprofit | Emas Turun Setelah Raih Tertinggi 5 Pekan, Dipicu Profit Taking

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (13/12) – Pada hari Kamis, 12 Desember, harga emas mengalami penurunan lebih dari 1%, setelah sempat mencatatkan level tertinggi dalam lima pekan pada awal sesi. Penurunan ini dipicu oleh aksi ambil untung para investor yang melakukan penyesuaian posisi menjelang pertemuan penting Federal Reserve AS yang dijadwalkan minggu depan. Artikel ini akan membahas penyebab penurunan harga emas tersebut, dampaknya terhadap pasar, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.

Emas Capai Level Tertinggi Lima Pekan Sebelum Mengalami Penurunan

Pada awal sesi perdagangan Kamis, harga emas sempat melambung tinggi hingga mencapai level tertinggi sejak awal November, yaitu sekitar $2.728 per ons. Kenaikan harga ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk ketegangan geopolitik dan proyeksi data ekonomi AS yang lemah, yang pada umumnya meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Namun, setelah mencapai puncaknya, harga emas mulai terkoreksi tajam. Pada pukul 01:40 siang waktu timur AS (1840 GMT), harga emas spot tercatat turun sebesar 1,2% menjadi $2.684,15 per ons. Di sisi lain, harga emas berjangka AS ditutup lebih rendah sekitar 1,7% pada $2.709,40 per ons. Penurunan ini menunjukkan bahwa meskipun emas sempat menguat, investor mulai membukukan keuntungan dan menyesuaikan posisi mereka menjelang pertemuan Federal Reserve AS yang sangat dinantikan minggu depan.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Harga Emas

  1. Aksi Ambil Untung oleh Investor
Setelah beberapa pekan berturut-turut menunjukkan kenaikan harga, banyak investor yang mulai mengambil keuntungan dari posisi long mereka. Aksi ini adalah respons alami terhadap pergerakan harga yang tajam, di mana banyak investor memilih untuk menjual emas ketika harga sudah cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
  1. Menunggu Keputusan Federal Reserve
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas saat ini adalah ketidakpastian terkait kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve AS. Pertemuan Federal Reserve yang dijadwalkan pada minggu depan diprediksi akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah suku bunga di masa depan. Jika Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga atau memberikan sinyal dovish, emas biasanya akan mendapatkan dorongan positif. Namun, jika Fed mempertahankan suku bunga tinggi atau mengambil kebijakan hawkish, hal ini dapat menekan harga emas.
  1. Penguatan Dolar AS
Emas cenderung bergerak berlawanan arah dengan dolar AS. Pada Kamis, dolar AS menguat, memberikan tekanan pada harga emas. Penguatan dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi daya tarik investasi emas.
  1. Data Ekonomi AS yang Meningkatkan Optimisme
Selain pertemuan Federal Reserve, beberapa data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan juga turut mempengaruhi sentimen pasar. Kuatnya data ketenagakerjaan dan inflasi yang lebih terkendali membuat investor merasa lebih optimistis terhadap prospek ekonomi global. Optimisme ini berimbas pada pengurangan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Dampak Penurunan Harga Emas terhadap Pasar

Penurunan harga emas sebesar lebih dari 1% ini memberikan dampak signifikan pada pasar logam mulia dan pasar keuangan global secara keseluruhan. Emas, yang sering dipandang sebagai aset pelindung nilai dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, kini kembali menunjukkan volatilitasnya setelah sempat stabil dalam beberapa pekan terakhir.
  1. Investor Beralih ke Aset Lain
Penurunan harga emas dapat membuat beberapa investor beralih ke aset lain yang dianggap lebih menarik, seperti saham atau obligasi. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh keputusan Federal Reserve dalam pertemuan mendatang juga bisa mendorong investor untuk mencari peluang investasi di pasar lain yang lebih dinamis.
  1. Menurunnya Permintaan Emas Fisik
Penurunan harga emas juga dapat berdampak pada permintaan emas fisik, baik untuk perhiasan maupun investasi dalam bentuk koin dan batangan. Meskipun permintaan emas fisik dapat meningkat ketika harga turun, investor dan konsumen cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pembelian ketika harga mulai mengalami penurunan tajam.
  1. Volatilitas Pasar Logam Mulia
Volatilitas harga emas dapat memperburuk ketidakpastian di pasar logam mulia, yang dapat mempengaruhi harga logam lainnya seperti perak, platinum, dan palladium. Ketika harga emas bergerak turun dengan cepat, seringkali logam mulia lainnya mengikuti tren tersebut, mengingat korelasi yang erat antara harga emas dan logam mulia lainnya.

Perspektif Pasar Jelang Pertemuan Federal Reserve

Menjelang pertemuan Federal Reserve yang dijadwalkan pada 17-18 Desember, fokus pasar akan tertuju pada kemungkinan keputusan suku bunga dan pernyataan yang akan dikeluarkan oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Pasar mengharapkan adanya penurunan suku bunga atau setidaknya indikasi dari kebijakan dovish yang akan menjaga suku bunga rendah dalam jangka panjang. Penurunan suku bunga cenderung mendukung emas, karena biaya peluang untuk memegang emas (yang tidak menghasilkan bunga atau dividen) menjadi lebih rendah. Namun, jika Fed memilih untuk tetap mempertahankan suku bunga tinggi atau mengindikasikan bahwa mereka akan lebih hawkish dalam kebijakan mereka, maka emas mungkin akan menghadapi tekanan lebih lanjut, dan harga emas bisa turun lebih dalam.

Apa yang Dapat Diharapkan dari Harga Emas ke Depan?

Dalam jangka pendek, harga emas diperkirakan akan terus dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk keputusan suku bunga dari Federal Reserve, sentimen pasar terhadap inflasi, serta ketegangan geopolitik global. Meskipun harga emas mengalami penurunan pada 12 Desember, banyak analis memperkirakan bahwa emas masih akan tetap menarik bagi investor jangka panjang yang mencari perlindungan dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Jika Federal Reserve mengubah arah kebijakan moneter mereka, khususnya jika mereka menurunkan suku bunga, maka harga emas bisa mengalami lonjakan yang signifikan. Sebaliknya, jika Fed tetap pada jalur hawkish, maka pasar emas bisa mengalami tekanan lebih lanjut.

Kesimpulan

Penurunan harga emas sebesar lebih dari 1% pada 12 Desember 2024 mencerminkan volatilitas yang terus terjadi di pasar logam mulia. Meskipun emas sempat mencatatkan level tertinggi lima pekan, investor melakukan aksi ambil untung menjelang pertemuan Federal Reserve. Keputusan Fed minggu depan akan menjadi katalisator utama bagi pergerakan harga emas dalam waktu dekat. Seiring dengan faktor-faktor ekonomi dan geopolitik lainnya, pasar emas tetap berada dalam ketidakpastian, tetapi peluang investasi di logam mulia ini tetap menarik bagi mereka yang menginginkan perlindungan dari risiko ekonomi global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 11 December 2024

Bestprofit | Inflasi Dorong Optimisme Pemangkasan, Emas Menguat

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (12/12) – Harga emas mencatatkan kenaikan signifikan pada hari Rabu (11 Desember 2024) setelah data inflasi AS menunjukkan angka yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Kenaikan harga emas ini seiring dengan meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang, memberikan dorongan lebih lanjut bagi daya tarik logam mulia tersebut sebagai aset lindung nilai. Sementara itu, investor juga menantikan data Indeks Harga Produsen (PPI) untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter The Fed.

Kenaikan Harga Emas Terkini

Pada hari Rabu, harga emas spot tercatat naik 0,9% menjadi $2.717,29 per ons pada pukul 01:41 p.m. ET (1841 GMT), mendekati level tertinggi yang tercatat sebelumnya. Pada tanggal 31 Oktober 2024, harga emas spot bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di angka $2.790,15 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mencatatkan kenaikan yang signifikan, ditutup 1,4% lebih tinggi pada $2.756,70 per ons. Kenaikan ini terjadi setelah investor bereaksi positif terhadap angka inflasi yang diumumkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Inflasi AS: CPI Sesuai Ekspektasi

Salah satu faktor yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah data inflasi terbaru yang dirilis pada 11 Desember 2024. Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa harga konsumen AS (CPI) naik 0,3% secara bulanan pada bulan November 2024. Angka ini sesuai dengan perkiraan yang dilakukan oleh ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang memprediksi adanya kenaikan 0,3%. Secara tahunan, harga konsumen mengalami kenaikan 2,7% pada bulan November, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2,6% pada bulan Oktober 2024. Kenaikan harga yang moderat ini memberikan sinyal bahwa inflasi masih berada dalam kisaran yang terkendali, meskipun ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bagi para investor dan analis pasar, angka inflasi yang sesuai dengan ekspektasi ini menjadi pertanda bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed mungkin masih dapat diteruskan, khususnya dalam bentuk pemangkasan suku bunga untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Implikasi bagi Kebijakan Moneter The Fed

Kenaikan harga emas yang terlihat pada 11 Desember tidak terlepas dari proyeksi pasar mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve. Dengan inflasi yang cenderung stabil dan dalam rentang yang dapat diterima, banyak investor yang berasumsi bahwa The Fed mungkin akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada minggu depan. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed seringkali dianggap sebagai faktor yang mendukung harga emas, karena penurunan suku bunga mengurangi biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan bunga atau dividen. Selain itu, pemangkasan suku bunga biasanya diikuti oleh penurunan nilai dolar AS, yang juga meningkatkan daya tarik emas bagi investor internasional. Oleh karena itu, investor emas cenderung bereaksi positif terhadap berita yang menunjukkan kemungkinan The Fed akan mengambil langkah tersebut.

Data PPI sebagai Petunjuk Kebijakan Moneter Selanjutnya

Sebelum keputusan suku bunga The Fed diumumkan, pasar akan mengamati dengan seksama data Indeks Harga Produsen (PPI) yang dijadwalkan rilis dalam beberapa hari mendatang. PPI adalah indikator penting yang mengukur perubahan harga yang diterima oleh produsen untuk barang dan jasa yang mereka jual. Angka PPI seringkali digunakan untuk mengukur tekanan inflasi yang lebih awal dalam rantai pasokan ekonomi. Jika data PPI menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan dalam harga produsen, ini dapat memicu kekhawatiran inflasi lebih lanjut, yang mungkin membuat The Fed mempertimbangkan untuk mempertahankan atau bahkan menaikkan suku bunga. Sebaliknya, jika PPI menunjukkan kenaikan yang lebih moderat atau stagnasi, hal ini akan semakin memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk mendukung pemulihan ekonomi. Investor akan memantau data PPI ini dengan cermat karena angka tersebut dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang tekanan inflasi yang dihadapi oleh perekonomian AS dan, pada gilirannya, menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve. Jika PPI tidak menunjukkan lonjakan inflasi yang signifikan, maka harapan pasar akan lebih condong kepada pemangkasan suku bunga, yang akan terus mendukung kenaikan harga emas.

Emas Sebagai Aset Lindung Nilai

Dalam lingkungan ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang dinamis, emas tetap menjadi salah satu aset pilihan bagi investor yang mencari perlindungan terhadap risiko inflasi dan gejolak pasar. Salah satu daya tarik utama emas adalah kemampuannya untuk mempertahankan nilai dalam situasi ekonomi yang tidak menentu. Meskipun pasar saham dan aset lainnya dapat terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi, emas seringkali dianggap sebagai tempat yang lebih aman untuk menyimpan nilai. Sebagai contoh, dalam periode ketegangan geopolitik, krisis keuangan, atau kebijakan moneter yang lebih longgar, banyak investor yang beralih ke emas untuk melindungi kekayaan mereka. Kenaikan harga emas pada 11 Desember adalah bukti bahwa banyak investor yang mempercayakan dana mereka pada logam mulia ini sebagai pelindung nilai.

Prospek Jangka Pendek dan Jangka Panjang untuk Harga Emas

Ke depan, prospek harga emas akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter The Fed dan data ekonomi yang akan datang, terutama PPI dan laporan pasar tenaga kerja. Jika The Fed memangkas suku bunga, harga emas kemungkinan akan terus mendapat dukungan, mengingat penurunan suku bunga biasanya menyebabkan pelemahan dolar AS dan meningkatkan minat terhadap aset yang lebih aman seperti emas. Namun, jika data ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat dan inflasi yang tidak terkontrol, The Fed mungkin akan memutuskan untuk menaikkan suku bunga atau mempertahankan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat menekan harga emas. Dalam jangka panjang, faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, kebijakan fiskal global, dan perkembangan ekonomi dunia juga akan memainkan peran penting dalam menentukan harga emas.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas pada 11 Desember 2024 mencerminkan respons pasar terhadap data inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, yang meningkatkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Harga emas yang mendekati level tertinggi yang pernah tercatat ini menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap logam mulia tersebut sebagai aset lindung nilai. Ke depannya, data Indeks Harga Produsen (PPI) dan keputusan kebijakan suku bunga The Fed akan menjadi faktor kunci yang akan menentukan arah pergerakan harga emas, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 10 December 2024

Bestprofit | Emas Naik Menanti Data CPI AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (11/12) – Pada hari Selasa (10 Desember 2024), harga emas mengalami lonjakan signifikan selama sesi perdagangan Amerika Utara, dengan pembeli mengejar angka $2.700 per ounce untuk pertama kalinya sejak 25 November 2024. Pada saat penulisan, emas (XAU/USD) diperdagangkan pada harga $2.694, mencatatkan kenaikan sebesar 1,32%. Kenaikan harga logam kuning ini menarik perhatian banyak investor dan pelaku pasar, yang semakin meyakini bahwa ada kemungkinan besar Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang.

Pengaruh Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga terhadap Harga Emas

Salah satu faktor utama yang mendorong harga emas naik adalah ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan mereka pada 17-18 Desember 2024. Pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dapat membuat instrumen investasi dengan hasil tetap, seperti obligasi pemerintah, kurang menarik, sementara emas sebagai aset safe-haven menjadi lebih menarik.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketika suku bunga diturunkan, biaya pinjaman menjadi lebih murah, yang dapat meningkatkan konsumsi dan investasi. Namun, pemangkasan suku bunga juga berpotensi menurunkan nilai mata uang domestik, yang pada gilirannya dapat mendukung harga emas. Emas sendiri tidak terpengaruh oleh suku bunga langsung, tetapi logam kuning cenderung menguat dalam kondisi suku bunga rendah karena investor mencari alternatif investasi yang lebih aman dan bernilai. Futures pasar, yang dipantau oleh banyak analis dan pelaku pasar, menunjukkan bahwa ada peluang 86% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan mendatang. Data ini, yang diperoleh melalui CME FedWatch Tool, memberikan keyakinan lebih bagi investor emas, yang merasa bahwa penurunan suku bunga dapat membawa lebih banyak likuiditas ke pasar dan mendorong harga emas lebih tinggi.

Dinamika Data Ekonomi AS: Optimisme Usaha Kecil dan Fokus pada Angka Inflasi

Meskipun pemangkasan suku bunga menjadi faktor utama yang mendasari lonjakan harga emas, data ekonomi AS yang dirilis pada hari itu juga turut memberikan gambaran tentang kondisi perekonomian. Survei terbaru dari National Federation of Independent Business (NFIB) menunjukkan bahwa usaha kecil di AS semakin optimis terhadap prospek ekonomi. Meskipun sektor usaha kecil menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan dan pemulihan, pasar tetap cenderung fokus pada perkembangan lebih lanjut terkait inflasi. Data inflasi adalah faktor penting dalam keputusan kebijakan moneter Federal Reserve, dan pedagang serta investor terus memperhatikan rilis angka inflasi yang akan diumumkan pada hari Rabu dan Kamis, yang mencakup angka inflasi konsumen dan produsen. Laporan inflasi ini dapat memberikan indikasi yang lebih jelas mengenai tingkat tekanan inflasi di AS dan dampaknya terhadap kebijakan Fed. Jika inflasi tetap tinggi, meskipun ada optimisme di kalangan usaha kecil, Fed mungkin akan lebih hati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut. Namun, banyak analis yang memperkirakan bahwa Fed akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga untuk mendukung perekonomian yang masih menghadapi tekanan inflasi meskipun ada tanda-tanda perbaikan. Pemangkasan suku bunga diharapkan dapat memperkuat daya beli konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat memicu permintaan terhadap logam mulia seperti emas.

Bagaimana Pedagang dan Investor Merespons Pergerakan Harga Emas

Pergerakan harga emas yang tajam pada hari Selasa juga dapat dilihat sebagai reaksi terhadap ekspektasi pasar mengenai langkah kebijakan moneter yang akan datang. Para pedagang yang lebih cermat akan menyesuaikan posisi mereka berdasarkan hasil pertemuan Fed dan data ekonomi yang lebih lanjut. Sementara itu, investor yang lebih konservatif bisa saja memilih untuk menambah porsi kepemilikan emas mereka sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan potensi penurunan nilai mata uang akibat kebijakan suku bunga yang lebih longgar. Secara keseluruhan, harga emas seringkali dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap keputusan moneter dan data ekonomi. Dengan sentimen pasar yang sudah terfokus pada kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, emas menjadi lebih menarik bagi para investor yang mengincar aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Peran Federal Reserve dalam Menentukan Arah Pasar Emas

Sebagai bank sentral terbesar di dunia, keputusan kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve memiliki dampak signifikan terhadap pasar global, termasuk harga emas. Kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh Fed menjadi salah satu faktor utama yang menentukan pergerakan harga logam mulia ini. Jika Fed memangkas suku bunga pada Desember mendatang, hal ini bisa menyebabkan penurunan tajam dalam nilai dolar AS. Seiring dengan melemahnya dolar, emas yang diperdagangkan dalam mata uang AS akan menjadi lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain. Akibatnya, permintaan terhadap emas dapat meningkat, mendorong harga lebih tinggi. Namun, ada juga risiko bahwa jika data inflasi menunjukkan tekanan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, Fed mungkin memutuskan untuk menahan pemangkasan suku bunga atau bahkan menaikkannya untuk mengendalikan inflasi. Dalam skenario seperti ini, harga emas bisa terkoreksi atau bahkan menurun karena biaya pinjaman yang lebih tinggi bisa meredam permintaan terhadap aset non-produktif seperti emas.

Outlook Harga Emas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dalam jangka pendek, banyak analis yang memproyeksikan harga emas akan tetap berada dalam tren kenaikan, terutama jika ekspektasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga Federal Reserve terbukti akurat. Dengan data inflasi yang sangat penting untuk arah kebijakan moneter lebih lanjut, investor akan terus memantau setiap rilis data ekonomi yang dapat memberikan petunjuk mengenai ke arah mana kebijakan Fed akan bergerak. Untuk jangka panjang, harga emas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor global lainnya, termasuk gejolak geopolitik, fluktuasi nilai mata uang utama, serta ketegangan dalam pasar saham dan obligasi. Jika ketidakpastian global tetap tinggi, maka emas tetap akan menjadi pilihan investasi yang menarik, mengingat statusnya sebagai aset safe-haven yang dapat melindungi nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik.

Kesimpulan

Harga emas mengalami lonjakan signifikan pada sesi perdagangan Amerika Utara Selasa lalu, didorong oleh ekspektasi pasar yang kuat bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember. Sementara data ekonomi AS menunjukkan optimisme di kalangan usaha kecil, perhatian pasar tetap tertuju pada rilis angka inflasi yang dapat memengaruhi keputusan kebijakan Fed selanjutnya. Dalam konteks ini, emas dipandang sebagai instrumen yang aman dan menarik bagi investor yang khawatir tentang ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter. Pemangkasan suku bunga yang lebih lanjut oleh Fed dapat terus mendukung kenaikan harga emas dalam waktu dekat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 9 December 2024

Bestprofit | Emas Cetak Rekor 2 Pekan, Tiongkok Borong

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (10/12) – Harga emas melesat pada hari Senin, 9 Desember, mencapai level tertinggi dalam dua minggu, naik lebih dari 1%. Kenaikan harga emas ini terjadi setelah bank sentral Tiongkok (People’s Bank of China/PBOC) kembali membeli logam kuning tersebut setelah jeda selama enam bulan. Selain itu, optimisme pasar juga meningkat karena adanya antisipasi bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mereka minggu depan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mendukung lonjakan harga emas, perkembangan pasar logam mulia lainnya, serta proyeksi masa depan harga emas.

Pemulihan Pembelian Emas oleh Bank Sentral Tiongkok

Salah satu faktor utama yang memicu lonjakan harga emas pada Senin, 9 Desember, adalah kembalinya pembelian emas oleh bank sentral Tiongkok. Tiongkok, yang merupakan pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia pada tahun 2023, sempat menghentikan pembelian besar-besaran emas sejak Mei 2023 setelah melakukan akumulasi hampir selama 18 bulan berturut-turut. Namun, dengan pengumuman pembelian emas baru-baru ini, optimisme mengenai permintaan emas kembali membaik, terutama di pasar Tiongkok yang sangat besar. Pembelian emas oleh bank sentral sering kali menjadi indikator positif bagi pasar emas karena mencerminkan pandangan jangka panjang mengenai nilai dan stabilitas mata uang. PBOC, dengan kebijakan moneter yang hati-hati dan terkadang misterius, telah lama menjadi faktor utama yang memengaruhi harga emas global. Melihat tren ini, banyak analis pasar memprediksi bahwa Tiongkok kemungkinan akan terus memperkuat cadangan emasnya dalam beberapa bulan mendatang, yang akan memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga emas global.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Optimisme Penurunan Suku Bunga Federal Reserve

Faktor lain yang turut mendorong kenaikan harga emas adalah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada pertemuan mendatang. Suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor karena biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih rendah. Emas, sebagai logam mulia, sering kali dilihat sebagai aset yang aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi, dan penurunan suku bunga oleh Fed dapat memperkuat daya tarik ini. Dengan banyaknya kekhawatiran tentang ekonomi global dan inflasi yang masih tinggi di beberapa negara, pasar semakin meyakini bahwa Fed akan melanjutkan siklus pelonggaran moneternya. Selain itu, pelemahan dolar AS sebagai dampak dari penurunan suku bunga juga dapat berkontribusi pada kenaikan harga emas, karena harga emas biasanya bergerak terbalik dengan dolar.

Harga Emas Spot dan Perkembangan Pasar Logam Mulia Lainnya

Pada pukul 01:41 siang waktu timur AS (18.41 GMT), harga emas spot naik sebesar 1,1% menjadi $2.662,98 per ons. Harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan signifikan, ditutup 1% lebih tinggi pada level $2.685,50 per ons. Ini menunjukkan bahwa pasar semakin positif terhadap prospek emas dalam jangka pendek, dengan volume perdagangan yang cukup tinggi. Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Harga perak spot tercatat naik 3% menjadi $31,90 per ons, sementara harga platinum naik 1,5% menjadi $943,85 per ons. Paladium juga turut mengalami lonjakan harga, naik sebesar 2,2% menjadi $977,15 per ons. Kenaikan harga logam mulia ini menunjukkan bahwa investor mulai beralih ke aset-aset yang dianggap aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Tiongkok Sebagai Pemain Kunci Pasar Emas Global

Pada tahun 2023, Tiongkok berhasil menjadi pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia, dengan pembelian lebih dari 100 ton emas. Ini menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus memperkuat posisi cadangan emasnya. Pemerintah Tiongkok melihat emas sebagai aset yang sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan nasional, mengingat ketidakpastian geopolitik dan ketegangan perdagangan global. Pembelian emas oleh Tiongkok juga dapat dilihat sebagai upaya diversifikasi cadangan devisa mereka. Sebagai negara yang memiliki cadangan dolar AS terbesar di dunia, Tiongkok berusaha mengurangi ketergantungannya pada dolar dan beralih ke aset yang lebih stabil seperti emas. Selain itu, dengan situasi internasional yang semakin tidak menentu, termasuk ketegangan perdagangan dengan AS dan negara-negara Barat, Tiongkok memandang emas sebagai pelindung nilai yang lebih aman.

Proyeksi Harga Emas ke Depan

Melihat tren yang ada, banyak analis dan ekonom memperkirakan bahwa harga emas akan tetap mengalami volatilitas dalam beberapa bulan ke depan, tergantung pada perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter AS. Penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed dan pembelian emas yang lebih banyak oleh bank sentral, terutama dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan Rusia, dapat memberi dorongan tambahan bagi harga emas untuk naik. Namun, ada juga faktor yang dapat menekan harga emas, seperti pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan atau kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral lainnya. Jika inflasi global dapat dikendalikan dan ekonomi global mengalami pemulihan yang lebih stabil, maka permintaan untuk emas sebagai aset safe haven bisa berkurang. Selain itu, harga dolar AS juga akan tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi harga emas. Dolar AS yang lebih kuat dapat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, yang bisa menurunkan permintaan global. Oleh karena itu, perkembangan lebih lanjut dari kebijakan moneter AS dan faktor-faktor makroekonomi lainnya akan sangat menentukan arah pergerakan harga emas di masa depan.

Kesimpulan

Harga emas mencapai titik tertinggi dalam dua minggu pada 9 Desember berkat pembelian kembali oleh bank sentral Tiongkok dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Pembelian emas oleh Tiongkok, yang sebelumnya sempat terhenti, dipandang sebagai sinyal positif bagi permintaan emas global. Di sisi lain, penurunan suku bunga AS berpotensi mendorong lebih banyak investor untuk beralih ke emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Kenaikan harga emas ini juga diikuti oleh logam mulia lainnya, seperti perak, platinum, dan paladium, yang turut mengalami kenaikan harga. Meskipun demikian, pasar emas tetap dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal yang dapat mengubah arah pergerakannya, seperti kebijakan moneter global, kekhawatiran inflasi, dan kondisi pasar mata uang internasional. Dengan kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, harga emas kemungkinan akan terus menjadi perhatian bagi para investor yang mencari perlindungan dari potensi risiko ekonomi. Ke depannya, pembelian emas oleh bank sentral, khususnya Tiongkok, serta keputusan kebijakan suku bunga oleh Fed, akan terus menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas di pasar global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 8 December 2024

Bestprofit | Emas Naik, Tiongkok Tambah Cadangan Emas

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (9/12) – Pada Senin (9/12), harga emas mengalami lonjakan signifikan setelah Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mengumumkan bahwa mereka menambah cadangan emas batangan sebesar 160.000 troy ons pada bulan November. Pembelian tersebut mengakhiri jeda panjang enam bulan yang telah berlangsung sejak April 2023. Langkah ini memberikan pilar utama dukungan bagi harga emas yang sudah mencatatkan kenaikan yang solid di tahun ini.

Emas Menguat: Dampak Pembelian Tiongkok

Harga emas batangan tercatat naik 0,6% dan diperdagangkan sedikit di bawah $2.650 per ons, setelah pengumuman dari PBOC. Bank sentral Tiongkok mencatatkan pembelian emas pertama mereka setelah lebih dari setengah tahun, yang sebelumnya sempat menghentikan akuisisi selama 18 bulan berturut-turut. Hal ini tentu saja memberikan dampak signifikan pada pasar emas, yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh faktor-faktor makroekonomi dan ketegangan geopolitik global. Penambahan emas oleh Tiongkok ini memperlihatkan upaya mereka untuk terus mendiversifikasi cadangan devisa negara. Emas selama ini dianggap sebagai aset yang lebih aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Selain itu, langkah ini juga dilihat sebagai cara untuk menjaga nilai mata uang yuan agar tetap stabil di tengah potensi depresiasi.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Tiongkok Sebagai Pembeli Emas Terbesar di 2023

Tiongkok telah menjadi pemimpin dalam permintaan emas global sepanjang tahun 2023. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh World Gold Council, negara ini tercatat sebagai pembeli emas terbesar selama kuartal pertama tahun ini. Tiongkok memimpin dalam akumulasi emas batangan, yang menunjukkan bahwa negara tersebut sangat serius dalam mengelola cadangan emasnya. Walaupun harga emas saat ini berada pada level yang cukup tinggi, secara historis, Tiongkok tampaknya tidak ragu untuk terus menambah cadangan emasnya. Pembelian ini mungkin tidak hanya terkait dengan kebutuhan diversifikasi aset, tetapi juga untuk memitigasi risiko fluktuasi mata uang yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Tiongkok.

Kondisi Pasar Emas Global: Sentimen Positif dan Negatif

Harga emas telah mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2023, terutama pada bulan Oktober, ketika harga emas batangan menembus level tertinggi sepanjang masa di atas $2.790 per ons. Kenaikan harga tersebut didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk kebijakan pelonggaran moneter yang diambil oleh Federal Reserve AS serta meningkatnya permintaan untuk emas sebagai aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik, terutama yang terkait dengan perang di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah. Namun, setelah mencapai puncaknya, harga emas sedikit mereda pada bulan November dan Desember. Hal ini disebabkan oleh penguatan dolar AS, yang dipicu oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS 2024. Meskipun demikian, harga emas tetap mencatatkan kenaikan lebih dari seperempat dibandingkan dengan awal tahun. Selain itu, ketegangan yang terjadi di Suriah selama akhir pekan juga turut mempengaruhi pasar emas. Serangan udara AS terhadap sejumlah target ISIS di Suriah meningkatkan ketidakpastian global. Presiden AS, Joe Biden, memperingatkan bahwa kejatuhan Presiden Bashar al-Assad dari kekuasaan dapat memicu kebangkitan ekstremisme Islam di wilayah tersebut, yang tentunya menambah risiko geopolitik di Timur Tengah.

Dampak Kebijakan Federal Reserve dan Permintaan Safe Haven

Peralihan kebijakan Federal Reserve AS ke arah pelonggaran moneter selama beberapa bulan terakhir telah memberikan dampak besar terhadap harga emas. Pada bulan Oktober, ketika harga emas mencapai rekor tertinggi, investor merespons pelonggaran moneter dengan meningkatkan pembelian emas, yang dipandang sebagai aset pelindung nilai dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, dengan penguatan dolar AS setelah pemilihan Presiden AS, harga emas sedikit tertekan. Dolar yang lebih kuat sering kali membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya, sehingga permintaan terhadap emas sedikit menurun. Meski demikian, harga emas tetap menunjukkan kinerja yang solid, mencatatkan kenaikan lebih dari 25% sepanjang tahun 2023. Selain kebijakan moneter, ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina juga turut mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven. Investor yang khawatir dengan potensi eskalasi konflik internasional cenderung mencari perlindungan dalam bentuk emas. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang Ukraina dan ketegangan yang melibatkan negara-negara besar semakin mengonfirmasi peran emas sebagai alat lindung nilai yang penting.

Prospek Harga Emas ke Depan

Ke depan, harga emas diperkirakan akan tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk kebijakan moneter global, situasi geopolitik, serta keputusan besar yang diambil oleh negara-negara seperti Tiongkok dalam mengelola cadangan devisa mereka. Meskipun harga emas saat ini telah berada pada level yang cukup tinggi, ada kemungkinan bahwa permintaan untuk logam mulia ini akan tetap stabil atau bahkan meningkat, tergantung pada bagaimana situasi ekonomi global dan ketegangan internasional berkembang. Tiongkok, sebagai pemain utama di pasar emas dunia, akan terus memantau dan menyesuaikan kebijakan cadangan emas mereka sesuai dengan perubahan kondisi ekonomi global. Langkah-langkah seperti yang diambil pada bulan November menunjukkan bahwa Tiongkok tetap mempertahankan komitmen untuk menambah cadangan emas mereka dalam upaya memperkuat perekonomian domestik dan melindungi nilai mata uang mereka. Selain itu, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Ukraina kemungkinan besar akan tetap menjadi faktor pendukung bagi permintaan emas sebagai investasi safe haven. Oleh karena itu, meskipun harga emas telah mencatatkan beberapa penurunan sejak puncaknya, prospek untuk logam mulia ini tetap positif dalam jangka menengah hingga panjang.

Penutupan

Harga emas yang naik pada Senin (9/12) setelah pengumuman pembelian oleh Bank Rakyat Tiongkok menunjukkan bahwa logam mulia ini tetap menjadi aset yang menarik, baik untuk investor individu maupun lembaga. Langkah-langkah yang diambil oleh Tiongkok menunjukkan bahwa diversifikasi cadangan devisa dan perlindungan terhadap potensi risiko ekonomi dan geopolitik tetap menjadi prioritas utama bagi negara-negara besar. Meskipun harga emas telah menunjukkan volatilitas dalam beberapa bulan terakhir, tetap ada banyak faktor yang mendukung kinerja positif logam mulia ini ke depannya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 5 December 2024

Bestprofit | Emas Turun Meski Dolar Melemah Usai Lonjakan Klaim Pengangguran AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (6/12) – Pada perdagangan sore hari Kamis (5/12), harga emas mengalami penurunan meskipun dolar AS melemah. Meskipun ada pelemahan pada dolar, harga emas untuk pengiriman Februari tercatat turun sebesar US$28,10 menjadi US$2.648,10 per ons. Penurunan harga emas ini terjadi setelah data klaim pengangguran awal di Amerika Serikat (AS) menunjukkan lonjakan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Data tersebut, yang menunjukkan adanya kenaikan klaim pengangguran di minggu lalu, telah memengaruhi pandangan pasar terhadap kondisi ekonomi AS dan prospek kebijakan moneter.

Klaim Pengangguran AS Meningkat Tak Terduga

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas pada Kamis (5/12) adalah laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan adanya lonjakan klaim pengangguran awal. Sebanyak 224.000 klaim pengangguran diajukan pada minggu lalu, lebih tinggi dari estimasi konsensus pasar yang memperkirakan angka tersebut berada di kisaran 215.000 klaim. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan klaim pada minggu sebelumnya yang tercatat sebanyak 215.000 klaim.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenaikan klaim pengangguran ini menunjukkan adanya tekanan pada pasar tenaga kerja di AS, meskipun data tenaga kerja yang lebih luas tetap menunjukkan angka yang relatif positif dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan dalam laporan ketenagakerjaan sektor swasta pada bulan November juga memperkuat spekulasi bahwa pasar tenaga kerja mungkin mulai melambat.

Imbal Hasil Obligasi AS Naik

Salah satu dampak dari lonjakan klaim pengangguran ini adalah pergerakan imbal hasil obligasi AS. Pasar obligasi bereaksi terhadap data klaim pengangguran ini dengan mengirimkan imbal hasil ke arah yang lebih tinggi. Imbal hasil obligasi 2 tahun AS, yang sering dianggap sebagai indikator dari sentimen pasar terkait kebijakan moneter, tercatat naik sebesar 3,3 basis poin menjadi 4,171%. Sementara itu, imbal hasil obligasi 10 tahun juga mencatatkan kenaikan sebesar 1,1 basis poin, menjadi 4,192%. Kenaikan imbal hasil obligasi ini mengindikasikan adanya harapan pasar bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang ketat meskipun ada tanda-tanda perlambatan dalam pasar tenaga kerja. Kenaikan imbal hasil obligasi, yang biasanya diikuti dengan penguatan dolar, justru tidak berhasil mendorong penguatan harga emas. Ini mengindikasikan bahwa pasar emas tidak terlalu sensitif terhadap fluktuasi imbal hasil obligasi AS dalam jangka pendek.

Dampak Pelemahan Dolar AS terhadap Harga Emas

Di sisi lain, dolar AS juga mengalami penurunan setelah data klaim pengangguran diumumkan. Indeks dolar ICE tercatat turun 0,35 poin menjadi 105,97. Penurunan ini mencerminkan adanya kekhawatiran di pasar terkait prospek pertumbuhan ekonomi AS, terutama setelah data klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan tersebut. Meskipun dolar melemah, harga emas tetap mengalami koreksi, yang menimbulkan pertanyaan tentang kekuatan emas sebagai aset safe haven dalam situasi ketidakpastian ekonomi. Secara umum, emas cenderung bergerak seiring dengan pergerakan dolar. Ketika dolar melemah, emas biasanya mendapat dorongan karena menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, dalam situasi ini, meskipun dolar melemah, emas justru bergerak turun. Ini bisa mencerminkan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar emas, seperti proyeksi kenaikan suku bunga The Fed atau ketidakpastian ekonomi yang lebih luas.

Laporan Ketenagakerjaan AS yang Akan Datang

Kendati harga emas mengalami koreksi pada Kamis (5/12), para pelaku pasar masih menunggu rilis laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan November yang dijadwalkan pada hari Jumat (6/12). Laporan ini diharapkan menunjukkan adanya kenaikan 214.000 pekerjaan baru, meningkat signifikan dari hanya 12.000 pekerjaan yang tercatat pada bulan Oktober. Kenaikan yang signifikan ini diharapkan akan memberikan sinyal positif tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kebijakan moneter The Fed. Jika data ketenagakerjaan untuk bulan November menunjukkan angka yang lebih baik dari ekspektasi, maka hal ini bisa memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi mereka. Sementara itu, jika laporan tersebut menunjukkan angka yang lebih lemah, hal ini dapat meningkatkan ketidakpastian di pasar dan mendorong harga emas naik sebagai aset yang lebih aman.

Pergerakan Emas yang Terus Dipengaruhi oleh Kebijakan The Fed

Salah satu faktor utama yang terus memengaruhi harga emas adalah kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed. Dalam beberapa bulan terakhir, kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan oleh The Fed telah menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Tingginya suku bunga membuat biaya kesempatan untuk memegang emas yang tidak menghasilkan bunga menjadi lebih tinggi, sehingga menurunkan daya tarik emas sebagai aset investasi. Namun, di sisi lain, ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi resesi di beberapa negara besar, bisa memicu lonjakan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Oleh karena itu, meskipun harga emas mengalami penurunan pada Kamis (5/12), para analis percaya bahwa emas masih memiliki potensi untuk kembali menguat, tergantung pada perkembangan kebijakan The Fed dan situasi ekonomi global.

Prospek Emas di Tahun 2024

Melihat ke depan, prospek harga emas pada tahun 2024 tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan moneter The Fed, kondisi pasar tenaga kerja AS, dan situasi geopolitik global. Meskipun ada kemungkinan suku bunga tetap tinggi pada awal tahun 2024, ketidakpastian ekonomi yang sedang berkembang dapat memicu permintaan terhadap emas sebagai pelindung nilai. Selain itu, dinamika pasar tenaga kerja di AS juga akan terus menjadi perhatian utama. Jika ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan yang lebih jelas, hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap emas, terutama jika investor mencari aset yang lebih aman. Di sisi lain, jika ekonomi AS tetap tumbuh kuat, hal ini mungkin akan membuat kebijakan suku bunga tetap ketat, yang bisa menekan harga emas.

Kesimpulan

Pada perdagangan Kamis (5/12), harga emas bergerak turun meskipun dolar AS melemah, setelah data klaim pengangguran AS menunjukkan lonjakan yang lebih besar dari yang diperkirakan. Meskipun ada faktor-faktor yang mendukung harga emas, seperti pelemahan dolar dan ketidakpastian ekonomi global, pasar emas tetap dipengaruhi oleh kebijakan moneter The Fed dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi. Para pelaku pasar kini akan fokus pada laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat (6/12), yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter dan kondisi ekonomi AS ke depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 4 December 2024

Bestprofit | Emas Naik Tipis Usai Data Ketenagakerjaan AS Membaik

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-10.jpg

Bestprofit (5/12) – Harga emas mengalami kenaikan tipis pada hari Rabu, 4 Desember 2024, setelah data ekonomi menunjukkan kenaikan moderat dalam jumlah tenaga kerja swasta di Amerika Serikat. Sementara itu, para investor terus mencerna pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan menantikan laporan data ketenagakerjaan nonpertanian yang akan dirilis pada hari Jumat. Dalam konteks ini, faktor ekonomi, kebijakan moneter, dan ketegangan geopolitik menjadi katalis utama yang memengaruhi harga emas.

Kenaikan Harga Emas: Dampak Data Ketenagakerjaan dan Komentar Powell

Harga emas spot tercatat naik 0,4% menjadi $2.654,03 per ons pada pukul 02:15 p.m. ET (1915 GMT), sementara harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3% pada level $2.676,20 per ons. Meskipun terjadi kenaikan harga, perubahan tersebut terbilang tipis, mencerminkan ketidakpastian di pasar yang lebih besar. Kenaikan harga emas ini dipicu oleh pengumuman data ketenagakerjaan yang lebih rendah dari ekspektasi, serta pengaruh dari pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengenai prospek ekonomi dan kebijakan moneter AS.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Berdasarkan laporan dari ADP, jumlah tenaga kerja swasta meningkat sebanyak 146.000 pada bulan November, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan ekonom yang mengharapkan tambahan 150.000 posisi. Laporan ini memberikan gambaran mengenai keadaan pasar tenaga kerja AS, yang bisa memengaruhi keputusan Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga.

Pernyataan Powell: Dampak Kebijakan Suku Bunga terhadap Harga Emas

Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, menyatakan bahwa kinerja ekonomi AS saat ini memberi ruang bagi bank sentral untuk mengambil langkah yang lebih berhati-hati terkait kebijakan suku bunga di masa depan. Dalam konferensinya, Powell menekankan bahwa meskipun ekonomi masih menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang stabil, pihaknya akan tetap fokus pada inflasi yang mendekati target 2% dan dinamika pasar tenaga kerja yang berkembang. Pernyataan Powell ini memberikan petunjuk bahwa Federal Reserve mungkin akan lebih agresif dalam melakukan penurunan suku bunga pada pertemuan mendatang. Seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga, investor semakin optimis bahwa harga emas akan terus mengalami apresiasi. Emas, sebagai aset yang tidak membayar bunga, biasanya mendapat keuntungan saat suku bunga rendah atau di lingkungan suku bunga yang lebih longgar. Penurunan suku bunga ini dipandang sebagai dukungan bagi harga emas, yang berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Pengaruh Laporan Penggajian Nonpertanian dan Data Inflasi AS

Sementara itu, investor kini fokus pada laporan penggajian nonpertanian AS yang akan diumumkan pada hari Jumat. Data ini menjadi salah satu indikator utama yang dapat memengaruhi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve ke depannya. Selain laporan penggajian, data inflasi yang dijadwalkan dirilis minggu depan juga akan menjadi fokus perhatian para investor. Emas Sebagai Aset Safe Haven di Tengah Ketidakpastian Geopolitik Selain faktor ekonomi domestik AS, faktor geopolitik juga berperan dalam mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven. Ketegangan yang terjadi di berbagai belahan dunia, seperti kekacauan politik di Korea Selatan, ketidakstabilan pemerintahan di Prancis, serangan pesawat nirawak Rusia di Ukraina, serta potensi perang antara Israel dan Lebanon, turut menambah kekhawatiran investor. Semua ketegangan ini membuat banyak investor mencari perlindungan dalam bentuk emas, yang dianggap lebih stabil dalam situasi ketidakpastian global. Kekhawatiran akan eskalasi ketegangan politik dan ekonomi global seringkali meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset yang relatif aman. Emas telah lama dikenal sebagai “safe haven” kecenderungan ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global.

Perkembangan Harga Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami fluktuasi pada hari tersebut. Harga perak spot naik 1% menjadi $31,33 per ons, mencerminkan peningkatan minat terhadap logam mulia tersebut. Meskipun perak sering mengikuti pergerakan harga emas, harga perak lebih sensitif terhadap perubahan sentimen pasar dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Hal ini menjadikannya lebih volatile, tetapi tetap dianggap sebagai alternatif investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi. Di sisi lain, harga platinum mengalami penurunan sebesar 1,3% menjadi $940,6 per ons. Penurunan harga platinum ini terjadi meskipun ada minat terhadap logam mulia, yang sering digunakan dalam industri otomotif dan perhiasan. Sementara itu, paladium, yang juga digunakan dalam industri otomotif, naik sebesar 0,5% menjadi $976,56 per ons.

Kesimpulan: Prospek Harga Emas ke Depan

Secara keseluruhan, meskipun harga emas mengalami kenaikan tipis pada hari Rabu, faktor-faktor ekonomi dan geopolitik tetap menjadi pengaruh utama terhadap pergerakan harga emas di masa mendatang. Data ketenagakerjaan AS, pernyataan Federal Reserve, serta laporan penggajian nonpertanian dan inflasi yang akan datang, diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas. Sementara itu, ketidakpastian geopolitik dan ketegangan internasional kemungkinan besar akan terus mendukung permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!