Wednesday, 18 December 2024

Bestprofit | Emas Anjlok Usai Pernyataan Ketua Fed Powell

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (19/11) – Harga emas mencatatkan penurunan yang signifikan setelah keputusan Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), untuk memangkas suku bunga. Keputusan ini membuat XAU/USD (harga emas dalam dolar AS) diperdagangkan di kisaran $2.600-$2.610, mendekati batas bawah sebelumnya. Penurunan harga emas ini berkaitan langsung dengan sikap Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang memberikan sinyal bahwa Fed mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam kebijakan moneternya ke depan. Artikel ini akan membahas penyebab anjloknya harga emas, proyeksi ekonomi Fed, serta data ekonomi yang mempengaruhi permintaan emas dalam jangka pendek.

Pemangkasan Suku Bunga oleh Federal Reserve

Pada rapat kebijakan terbaru, Federal Reserve memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50%. Keputusan ini diambil meskipun tidak bulat, karena Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, memilih untuk tidak mengubah suku bunga. Meskipun ada penurunan suku bunga, banyak pedagang yang menilai langkah ini sebagai kebijakan yang hawkish—sesuatu yang lebih ketat daripada yang diharapkan.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Pasar reaksi negatif terhadap keputusan ini, dan harga emas pun jatuh tajam. Harga emas yang sebelumnya diperdagangkan lebih tinggi, kini merosot dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Salah satu alasan di balik penurunan harga emas ini adalah bahwa meskipun suku bunga dipangkas, proyeksi Fed menunjukkan bahwa mereka tidak berniat untuk melakukan pelonggaran moneter yang signifikan dalam waktu dekat. Hal ini menandakan bahwa inflasi dan ketidakpastian ekonomi masih menjadi perhatian utama.

Sikap Jerome Powell dan Pengaruhnya Terhadap Proyeksi Kebijakan

Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan petunjuk bahwa bank sentral AS akan lebih berhati-hati dalam melakukan penyesuaian kebijakan ke depan. Dalam konferensi pers setelah rapat, Powell menyebutkan bahwa risiko inflasi tetap condong ke atas, yang menjadi salah satu alasan mengapa kebijakan moneternya tidak seagresif yang diharapkan oleh pasar. Selain itu, Powell juga menyatakan bahwa meskipun inflasi mengalami penurunan, dibutuhkan waktu satu hingga dua tahun untuk membawa inflasi kembali ke target 2% yang diinginkan oleh Fed. Jerome Powell menambahkan bahwa pasar tenaga kerja AS saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda pemanasan berlebihan, yang berarti bahwa Federal Reserve tidak terlalu khawatir tentang lonjakan inflasi lebih lanjut akibat pasar tenaga kerja yang terlalu ketat. Namun, meskipun demikian, risiko inflasi yang masih ada dan ketidakpastian global tetap mempengaruhi proyeksi kebijakan Fed di masa depan.

Proyeksi Ekonomi Federal Reserve

Salah satu bagian yang menjadi sorotan utama dalam rapat Federal Reserve kali ini adalah Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP). Dalam SEP, diagram titik menunjukkan pandangan pejabat Fed tentang proyeksi suku bunga, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Proyeksi yang diberikan menunjukkan bahwa para pejabat Fed tidak mengharapkan perubahan besar dalam kebijakan moneter dalam waktu dekat. Menurut SEP, Federal Reserve memperkirakan hanya akan ada dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2025 dan dua kali lagi pada tahun 2026. Pejabat Fed memperkirakan suku bunga dana Fed akan berada di level 3,9% pada tahun 2025 dan 3,4% pada tahun 2026. Proyeksi ini menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak berencana untuk melakukan pelonggaran moneter yang cepat meskipun ada penurunan suku bunga saat ini. Selain itu, proyeksi inflasi menunjukkan bahwa pengukur inflasi favorit Fed, yakni Core PCE (Personal Consumption Expenditures), diperkirakan akan turun menjadi 2,8% pada tahun 2024, 2,5% pada tahun 2025, dan 2,2% pada tahun 2026. Ini mengindikasikan bahwa meskipun inflasi masih berada di atas target, Fed mengharapkan penurunan bertahap dalam beberapa tahun mendatang.

Dampak Proyeksi Ekonomi Terhadap Harga Emas

Proyeksi ekonomi dari Federal Reserve memiliki dampak yang besar terhadap pasar emas. Pasar emas sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan proyeksi inflasi, karena emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika suku bunga dipangkas, investor biasanya mengalihkan perhatian mereka ke aset seperti emas yang lebih aman. Namun, jika proyeksi menunjukkan bahwa pelonggaran moneter tidak akan terjadi secara signifikan dalam waktu dekat, maka harga emas cenderung turun. Dalam hal ini, para pedagang menganggap pemangkasan suku bunga 25 basis poin sebagai langkah hawkish, karena hanya ada 100 basis poin pelonggaran yang diproyeksikan dalam dua tahun ke depan. Hal ini memberikan sinyal bahwa meskipun ada pemangkasan suku bunga, Fed tetap berkomitmen untuk mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan inflasi.

Fokus Pasar pada Data Ekonomi Selanjutnya

Minggu ini, investor akan fokus pada sejumlah data ekonomi yang dapat mempengaruhi arah pasar emas. Salah satunya adalah data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada hari Kamis. Data ini memberikan gambaran tentang kesehatan ekonomi AS dan dapat mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter lebih lanjut. Selain itu, pengukur inflasi favorit Fed, yaitu Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, juga akan menjadi sorotan pasar. PCE inti mengukur inflasi tanpa memperhitungkan harga energi dan makanan, yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tekanan inflasi jangka panjang. Jika data PCE menunjukkan adanya kenaikan yang lebih tajam dari yang diharapkan, maka kemungkinan besar Fed akan mempertahankan sikap ketatnya, yang pada gilirannya dapat menekan harga emas.

Kesimpulan

Harga emas mengalami penurunan tajam setelah keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Meskipun ada penurunan suku bunga, proyeksi ekonomi yang dikeluarkan oleh Fed menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak berniat untuk melakukan pelonggaran moneter besar dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian inflasi yang masih ada, serta pasar tenaga kerja yang tetap menunjukkan kekuatan. Sementara itu, pedagang terus memantau data ekonomi mendatang, seperti PDB dan PCE, yang dapat memengaruhi proyeksi kebijakan Fed lebih lanjut. Meskipun harga emas tertekan, ketidakpastian global dan prospek inflasi masih menjaga daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!