Wednesday, 7 October 2015

Indeks Berjangka Asia Bervariasi Ditengah Reli Saham Terkait Kembalinya Pasar China

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/10) - Indeks berjangka Asia bervariasi dengan kembalinya pasar China daratan setelah pasca melewatkan reli pada ekuitas global karena hari liburnya selama sepekan terakhir kemarin.
Sementara Indeks berjangka saham Korea Selatan menguat diikuti saham Australia dan Selandia Baru, kenaikan dua hari pada yen meredam prospek untuk ekuitas Jepang serta indeks berjangkas Hong Kong juga menurun. Pasar China, yang menjadi pusat gejolak global Agustus ini, akan diperdagangkan untuk pertama kalinya sejak 30 September, dengan saham di seluruh dunia membukukan reli terpanjang sejak April dalam ketidakadaan Shanghai dan melonjaknya aset emerging-market. Minyak kembali menguat setelah kenaikan persediaan AS mengirimkannya bawah $ 48 per barel.
Indeks S & P / Indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,3% di Wellington, sedangkan Indeks S & P / ASX 200 Australia naik 0,3%. Kontrak pada indeks Kospi di Seoul memprediksikan kenaikan 0,8%, sedangkan pada Indeks Hang Seng dan Hang Seng China Enterprises Hong Kong turun setidaknya 0,3%.
Kontrak pada Nikkei 225 Stock Average kehilangan 0,2% menjadi 18.340 pada pukul 03:00 pagi di Osaka, dengan penguatan yen 0,4% selama dua hari terakhir. Mata uang sedikit berubah Kamis pagi di level 119,97 per dolar. Indeks berjangka berdenominasi yen pada Nikkei 225 naik 0,1% menjadi 18.355 di Chicago, setelah naik 1% pada sesi terakhir.
Deutsche X-trackers Harvest CSI 300 China A-share yang diperdagangkan di bursa dana, ETF terbesar AS yang menelusuri saham China, melonjak 2,8% Rabu dan telah naik 6,7% bulan ini.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham Biotechs Rebound & Saham Komoditi Naik, Bursa AS Ditutup Menguat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/10) - Indeks Standard & Poor 500 menyentuh level tertingginya sejak aksi selloff pada Agustus lalu, naik terkait reboundnya perusahaan bioteknologi dan saham energi melanjutkan reli terpanjangnya sejak Desember 2013.
Indeks acuan kembali diuji oleh nilai di mana kenaikan mereda pada akhir Agustus dan menurunnya reli di September. Indeks tersebut telah menghapus kenaikan sebelumnya di hari Rabu setelah sempat naik di atas harga rata-rata selama 50 hari terakhirnya. Saham komoditas naik untuk sesi ketujuh, penurunan memudar lewati akhir pagi, dengan jatuhnya daya tarik sektor energi dan kelompok bahan mentah ditingkatkan dengan pelemahan terbaru dolar.
Indeks S & P 500 menguat 0,8 persen menjadi 1,995.80 pada 04:00 sore di New York, rebound dari penurunan tengah hari sebanyak 0,2 persen yang menghapus reli awal. Indeks tersebut turun sebanyak dua kali setelah mencapai pergerakan rata-rata 50-harinya di 1,996.57.
Laba musiman akan meraih perhatian invenstor akan peningkatan saham minggu ini, dengan Alcoa Inc secara tidak resmi menurunkan musim pelaporan pasca penutupan pasar besok. Perusahaan yang akan memberikan laporannya minggu depan termasuk Johnson & Johnson, Intel Corp dan JPMorgan Chase & Co
Proyeksi keuntungan analis untuk anggota S & P 500 turun 6,9 persen pada kuartal ketiga. Namun, tetap saja indeks pendapatan perusahaan The Fed telah membukukan kenaikan kuartalan terbesarnya sejak 2012, menunjukkan gambaran keseluruhan untuk keuntungan yang dapat dipengaruhi oleh penurunan peringkat pada masih melawannya produsen energi terhadap harga minyak yang lemah.
Berada di antara perusahaan yang memberikan laporan di awal musim, Yum Brands Inc mengalami penurunan paling dalam selama 13 tahun terakhir setelah pemilik group perusahaan KFC, Pizza Hut dan Taco Bell membukukan laba diluar perkiraan analis. Hasil yang menyakitkan karena penurunan yang berlangsung lama di China.
Saham telah berayun antara keuntungan dan kerugian sejak penurunan di Agustus kemarin, di tengah kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi global yang dipicu oleh pelemahan ekonomi di China, dan kebingungan atas niat kebijakan The Fed. Indeks S & P 500 telah kembali pulih 4 persen sejak mengakhiri kuartal terburuknya dalam empat tahun terakhir, dan naik sebesar 6,9 persen dari terendahnya pada Agustus lalu disaat koreksi pertama kalinya untuk indeks tersebut sejak 2011.
Harapan untuk biaya pinjaman yang lebih tinggi tahun ini telah berkurang sejak laporan tenaga kerja September yang lebih lemah dari perkiraan Jumat lalu. Pedagang memberikan harga di peluang sebesar 39 persen untuk peningkatan pada bulan Desember dan probabilitas 61 persen bergerak lebih tinggi pada bulan Maret.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Berfluktuasi, Indeks S & P 500 Terhenti Mendekati Level Tertingginya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/10) - Saham AS berfluktuasi, ditengah perusahaan energi memangkas relinya serta indeks Standard & Poor 500 yang terhenti mendekati level tertingginya sejak aksi jual pada Agustus.
S & P 500 naik 0,1% menjadi 1,980.96 pada 12:34 siang di New York, setelah naik sebanyak 1%. Dow Jones Industrial Average tergelincir 4,5 poin ke level 16,785.65. Dow sebelumnya naik sebanyak 173 poin. Indeks Nasdaq Composite turun 0,1%.
Saham telah berayun antara naik dan turun sejak penurunan pada Agustus, di tengah kekhawatiran mengenai pelambatan ekonomi global dan kebingungan atas niat kebijakan suku bunga Federal Reserve. S & P 500 telah kembali pulih 3,2% sejak akhir kuartal terburuk dalam empat tahun, dan naik 6,1% dari terendah pada Agustus selama indeks mengalami koreksi pertamanya sejak 2011.
Indeks Chicago Board Options Volatility sedikit berubah hari Rabu di 19,39. Ukuran gejolak pasar yang dikenal sebagai VIX turun untuk hari keenam kemarin, yang terpanjang sejak Juli.
Perhatian juga akan bergeser ke laporan pendapatan di pekan ini, dengan Alcoa Inc tidak resmi merilis data lapooran setelah pasar ditutup besok. Perusahaan-perusahaan akan merilis laorannya pada pekan depan termasuk Johnson & Johnson, Intel Corp dan JPMorgan Chase & Co
Proyeksi laba analis untuk anggota S & P 500 turun 6,9% pada kuartal ketiga. Namun, Indeks Fed laba perusahaan telah membukukan kenaikan kuartalan terbesarnya sejak 2012, ini menunjukkan keseluruhan mencatat kenaikan yang dapat dipengaruhi oleh penurunan peringkat pada produsen energi yang sedang melawan pelemahan harga minyak.(yds)
Sumber: Bloomberg

Tuesday, 6 October 2015

Market Update 07-10-2015


PERKUAT NILAI RUPIAH ATAU TERIMA EKUILIBRIUM BARU?

Apapun jawabannya, importir telah menderita bahkan ada yang kolaps akibat depresiasi IDR tercinta. Sudah cukuplah pepesan kosong yang selama ini mengoarkan kekuatan perekonomian Nusantara. Rumusnya sederhanadan tak perlu jenius untuk memahami the naked truth of our economic situation : jika struktur internal perekonomian RI memang benar-benar kuat, maka sensitivitas perekonomian domestik terhadap gejolak eksternal tak akan setinggi ini. Sangat gampang mengkambinghitamkan eksternal apabila terjadi goncangan internal, sama mudahnya dengan menyatakan bahwa jika perekonomian sedang booming maka itu adalah berkat kerja keras domestik. Name of the game nya : Jika perekonomian kuat, hasil kerja keras; jika perekonomian lemah, karena gejolak eksternal.

Secara teknikal, Rupiah kini telah menuju rentang 14750-15000 per USD. Nilai ini cukup signifikan perbedaannya dibanding fluktuasi Rupiah sepanjang bulan Agustus 2015 di 13400-14300 per USD. Stance option bagi Pemerintah: daripada sibuk berupaya menenangkan berbagai macam penjelasan simpang siur, ada baiknya secara tegas memilih sikap di hadapan pasar: maju taj gentar memperkuat Rupiah, atau menerima kondisi ekuilibrium yang baru terhadap Rupiah (terhadap USD)? Pemerintah tak perlu sungkan jika memang terpaksa harus memilih option kedua, karena perubahan ekuilibrium hasil price discovery mechanism Rupiah bukan pertama kali terjadi dalam sejarah moneter Indonesia.

Dalam ranah fundamental, secara statistik hasil regresi linear terhadap data perekonomianIndonesia pasca 2000, fluktuasi Rupiah sangat dipengaruhi oleh 4(empat) variabel utama, yaitu (1) dinamika yield obligasi Pemerintah US; (2) yield oblogasi Pemerintah RI; (3) crude oil prices, (4) indeks DXY (kurs USD ditandingkan dengan basket of currencies : EUR euro, JPY japanese yen, GBP british pound, CAD canadian dollar, CHF swiss franc, SEK swedish krona). Jika yield obligasi Pemerintah US turun, maka Rupiah cenderung melemah. Jika yield obligasi Pemerintah RI meningkat, maka Rupiah cenderung melemah. Jika world crude oil prices turun, maka Rupiah cenderung melemah (data statistik setahun terakhir). Jika DXY menguat, maka Rupiah cenderung melemah. Lalu apa yang terjadi saat ini dengan menilai dinamika ke-4 variabel driver Rupiah tersebut? Dari variabel yield obligasi Pemerintah US, awal tahun 2014 masih di rentang 2.9-3.0%, kini di 2.1-2.3%(turun). Yield obligasi pemerintah RI awal 2014 masih di 8.9-9.1% kini 9.1-9.5%(naik). Crude oil prices awal 2014 masih di 90-110 USD/barrel, kini di 40-60 USD/barrel(turun). DXY awal 2014 masih di 78-82, kini di 95-105(naik). De facto : pelemahan Rupiah disebabkan oleh gejolak faktor eksternal dan rentannya sistem perekonomian domestik.

Tumpal Sihombing
Chief Research Officer
Bestprofit Futures

CEGAH DEPRESIASI LANJUT!

Dalam setahun terakhir pelemahan kurs terbesar (relatif terhadap USD) di pasar valas dunia dialami oleh Sudan Selatan (sebesar 71.40%).
Figur tersebut disusul negara Ukraina (melemah 71.10%) dan Rusia (melemah 69.70%). Di kawasan Asia, pelemahan kurs terbesar dialami negara
Kazakhstan (58%), disusul Malaysia posisi 5 melemah 32.30%, Myanmar posisi 6 melemah 31.60% dan Indonesia posisi 10 melemah 20% dalam setahun terakhir.


Tahun lalu tanggal 18 September 2014 kurs IDR masih bernilai 11962 per USD. Pada saat itu, terkait ranah risiko, yield obligasi Pemerintah Indonesia
bertenor 10 tahun masih 8.28%, sementara kini sudah 9.41% dengan tren naik yang cepat (harga obligasi menurun drastis beberapa hari ini). Pemerintah perlu memberi perhatian khusus dan lebih serius akan perubahan figur ini apabila masih ingin bersikap preventif dalam mitigasi risiko. Tahun lalu yield obligasi pemerintah US bertenor 10 tahun masih 2.61%, relatif jauh lebih tinggi dibanding yield US saat ini, 2.28% (data per tanggal 17 September 2015, mid-day-figure). Pertanda apa ini? Ini tanda bahwa arus modal dunia masih tetap mengalir deras ke US dan berkurang ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.


Dalam seminggu terkini, pergerakan USDIDR turun-naik dalam rentang 14260-14450. Kurs seakan tertahan di rentang itu dan bak berupaya agar pelemahan tak berlanjut, seakan berupaya agar resistan Rp 15000 per USD tidak jebol. Apapun kini yang sedang dilakukan oleh Pemerintah terkait pelemahan kurs, apakah sudah efektif dan taktis? Belum dan tidak sama sekali, walaupun tidak ada salahnya mencoba. Jika otoritas moneter kinisedang berupaya menahan pelemahan lanjut terhadap Rupiah hanya melalui inisiatif operasi pasar, maka itu sama saja dengan berusaha memperbaiki susubasi sebelanga dengan modal nila setitik. Nilai cadangan devisa domestik tiada artinya dibandingkan dengan kapitalisasi pasar valas internasional. Intervensi pasar valas adalah proposisi yang sangat mahal. Apapun yang terjadi dengan Rupiah amat terkait dengan risk event di pasar modal. Dalam seminggu terakhir figur ID-GB yield 10-thn yanga naik tajam (9.40%). Ini suatu sinyal yang murni dari pasar.


Melansir paket kebijakan ekonomi sekaligus adalah tidak efektif. Pemerintah harus segera menerapkan kebijakan yang dilansir bertahap agar efektivitasnya terukur secara taktis. Rupiah membutuhkan mitigasi risiko taktis dengan dampak terukur jangka pendek. Kondisi Rupiah saat ini bukanlah hal normal yang dapat dihadapi melalui pendekatansuasif atau metode konvensional. Ini merupakan tanggung jawab Pemerintah dan tugas utama dari tim ekonomi terkini.




Oleh : Tumpal Sihombing
Chief Research Officer
Bestprofit Futures

Minyak Melonjak Ke Tertinggi Sebulan Ditengah Penurunan Produksi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Minyak naik ke level tertinggi dalam sebulan di tengah spekulasi bahwa produksi minyak mentah jatuh akan meredam melimpahnya pasokan global.
Minyak berjangak naik sebanyak 5,6% di London dan 5,1% di New York. Tanda-tanda pertama dari pemulihan di pasar minyak mulai muncul, Royal Dutch Shell Plc Chief Executive Officer Ben Van Beurden mengatakan pada sebuah konferensi industri di London hari Selasa, meskipun perusahaan masih berencana untuk jangka panjang harga rendah. Minyak mentah juga naik karena penurunan, memperkuat permintaan untuk komoditas sebagai investasi.
Minyak mentah mendekati level $ 45 per barel selama lebih dari empat pekan setelah terun ke terendah enam tahun pada bulan Agustus di tengah spekulasi oversupplies yang akan berkepanjangan. Stok minyak mentah AS tetap sekitar 100 juta barel di atas rata-rata lima tahun, sementara OPEC terus memproduksi di atas kuota kolektif.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik $ 1,61, atau 3,5%, ke $ 47,87 per barel pada 01:35 di New York Mercantile Exchange. Kontrak tersebut menyentuh level $ 48,63, level tertinggi sejak 1 September. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah 17% di atas rata-rata 100 hari.(yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Meningkat ke Tertinggi Sepekan Ditengah Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir ditengah tanda-tanda goyahnya pertumbuhan ekonomi global sehingga mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunganya.
Defisit perdagangan AS melebar pada bulan Agustus yang tertajam dalam lima bulan terakhir ditengah penguatan dolar serta pelemahan ekonomi seperti di China yang menghambat prospek penjualan untuk perusahaan Amerika. Perlambatan di pasar negara berkembang mendorong IMF untuk memangkas outlook untuk pertumbuhan global tahun ini pada Selasa.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,8% untuk menetap di level $ 1,146.40 per ons pada 1:59 siang di New York Comex, setelah menyentuh level $ 1.151, yang tertinggi sejak 25 September.
Indeks Spot Dollar Bloomberg turun 0,5%, yang merupakan penurunan secara beruntun, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset alternatif.
Perak berjangka untuk pengiriman Desember naik 1,8% menjadi $ 15,984 per ons di Comex. Di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Januari naik 2,4% menjadi $ 934,70 per ons, kenaikan terbesar dalam lebih dari sepekan. Palladium berjangka untuk pengiriman Desember naik 2,7% menjadi $ 707,70 per ons.(yds)
Sumber: Bloomberg

Laba Samsung Melonjak Angkat Saham Asia Untuk Hari Keenam

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Saham Asia naik, mengalami kenaikan terbesar untuk 5 hari dalam hampir 4 tahun terakhir, diiringi lonjakan saham Samsung Electronics Co setelah laba kuartalan yang melebihi perkiraan dan para investor menunggu keputusan kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ).
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2 % ke level 129,23 pada pukul 09:03 pagi waktu Tokyo, seiring saham Samsung rally 3,8 % untuk memberikan dorongan terbesar untuk indeks nasional. Perseroan membukukan laba kuartal ketiga yang melampaui perkiraan analis diikuti pelemahan mata uang Korea mendorong pendapatan komponen dan berkurangnya dampak dari pemotongan harga pada smartphone Galaxy. Indeks Topix Jepang naik 0,2 % jelang anggota dewan BOJ dan Gubernur Haruhiko Kuroda memutuskan apakah untuk memperluas stimulus moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebanyak 34 dari 36 analis memperkirakan bahwa bank sentral Jepang akan melupakan pelonggaran lebih lanjut, dengan hanya 2 analis yang memprediksi akan memperluas stimulus, menurut survei Bloomberg. Dan sebanyak 15 analis yang memperkirakan stimulus tambahan pada pertemuan berikutnya pada 30 Oktober mendatang.
Indeks Australia S&P / ASX 200 turun 0,4 % dan Indeks S&P / Indeks NZX 50 Selandia Baru sedikit berubah. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4 %. Sementara pasar perdagangan China daratan tetap ditutup untuk liburan, sedangkan di Hong Kong belum dibuka. (knc)
Sumber : Bloomberg

Indeks Topix Jepang Naik Seiring Investor Menunggu Keputusan Bank Sentral

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Indeks Topix Jepang naik untuk hari keenam seiring para investor menunggu keputusan kebijakan moneter oleh bank sentral.
Indeks Topix naik 0,1 % ke level 1,477.44 pada pukul 09:03 pagi waktu Tokyo, dengan 3 saham yang naik untuk setiap 2 saham yang turun. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,2 % ke level 18,157.39. Sementara itu, Yen diperdagangkan pada level 120,26 per dolar menjelang keputusan Bank of Jepang (BOJ), dengan 34 dari 36 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan Gubernur Haruhiko Kuroda tidak akan memperluas stimulus moneter.
Sementara hanya 2 dari 36 analis yang disurvei Bloomberg pekan lalu mengharapkan diperluas stimulus Rabu, 15 analis memprediksikan adanya stimulus tambahan pada pertemuan 30 Oktober mendatang. Orang-orang yang mengetahui pembahasan di BOJ, pekan lalu mengatakan pejabat saat ini melihat sedikit kebutuhan untuk program pelonggaran.
Kontrak E-mini pada Indeks Standard & Poor 500 melemah 0,2 % setelah saham yang mendasari kemarin merosot 0,4 % di New York diiringi penguatan saham bioteknologi yang mengalami reli dalam jangka waktu terpanjang di saham AS pada tahun ini. (knc)
Sumber : Bloomberg

Aksi Jual di Saham Biotech Menyeret Nasdaq Composite, S & P 500 Lebih rendah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Sebuah aksi jual di saham bioteknologi menyeret Indeks Nasdaq Composite lebih rendah ditengah penurunan ekuitas setelah mendekati level tertingginya sejak aksi jual pada Agustus lalu.
Indeks Standard & Poor 500 berakhir mengakhiri kenaikan beruntun terpanjangnya di tahun ini, setelah melonjak kemarin kenaikan yang tersendat di akhir Agustus, dan reli lain melemah setelah Federal Reserve menahan suku bunga bulan lalu. Indeks Nasdaq Bioteknologi jatuh 3,8%, sementara saham energi dan saham bahan mentah naik karena investor terus mendukung sektor yang mengalami penurunan.
Indeks S & P 500 turun 0,4% menjadi 1,979.96 pada 04:00 sore di New York, setelah menyentuh leveli tertinggi dua pekan pada hari Senin. Nasdaq Composite merosot 0,7%, dibebani oleh penurunan saham biotechs '.
S & P 500 mengakhiri lima hari penguatannya yang sebelumnya telah pulih hampir sebesar $ 700 miliar untuk harga ekuitas AS, seiring ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve berganti ke tahun depan. Yang mengirim dolar lebih rendah dan meningkatnya saham energi, bahan baku serta saham industri di tengah spekulasi bahwa mata uang AS yang lebih lemah akan mengangkat perusahaan-perusahaan multinasional yang menguntungkan ketika pendapatan luar negeri mereka dikonversi kembali ke dolar.
Sebuah perlambatan pasar negara berkembang didorong oleh harga komoditas yang lemah memaksa IMF memangkas outlook pertumbuhan global tahun ini menjadi 3,1% dari perkiraan Juli sebesar 3,3%. Tahun depan ekonomi dunia akan melluas sebesar 3,6%, lebih rendah dari yang diproyeksikan pada bulan Juli sebesar 3,%, menurut prediksi IMF.(yds)
Sumber: Bloomberg

Monday, 5 October 2015

Emas Meingkat Lebih Tinggi Ditengah Naiknya Kepemilikan ETF

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Harga emas mungkin siap untuk bergerak signifikan lebih tinggi seiring kepemilikan logam mulia di SPDR Gold Trust ETF meningkat ke level tertingginya dalam lebih dari dua bulan terakhir.
Kepemilikan di SPDR Gold Trust GLD, yang terbesar secara fisik didukung ETF di dunia, berada di 629,2 metrik ton, atau sekitar 22.16 juta ons pada hari Senin, yang tidak berubah dari level pada 1 Oktober lalu, tapi naik kira-kira 1% dari 682,59 metrik ton dilihat sebulan yang lalu dan berada pada level tertinggi sejak 21 Juli.
Emas untuk pengiriman Desember menetap di level $ 1,137.60 per ons di Comex Senin, naik $ 1 atau 0,1%. Reli 2,1% pada hari Jumat seiring laporan pekerjaan AS yang mengecewakan yang mengisyaratkan kemungkinan penundaan lebih lanjut dari kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.(yds)
Sumber: MarketWatch

Reli Saham AS Kirim Saham Asia Naik untuk Hari Kelima

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Saham Asia menguat untuk hari kelima, mengikuti kenaikan ekuitas AS ditengah spekulasi bank sentral global akan tetap akomodatif untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,8 persen ke leve 128,88 pukul 09:00 pagi di Tokyo, memperpanjang penguatan untuk hari kelima menjadi 6,4 persen. Pedagang berjangka melihat kemungkinan sebesar 10 persen bagi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 27-28 Oktober mendatang akibat pelemahan pertumbuhan lapangan kerja, sementara 17 dari 36 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan pelonggaran tambahan dari Bank of Japan akan dilakukan pada akhir bulan ini.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 1,4 persen pasca yen melemah 0,5 persen pada hari Senin. Upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mendorong melalui perubahan struktural untuk merangsang pertumbuhan ekonomi Jepang mendapat dorongan seiring negosiator mencapai kesepakatan perdagangan Asia Pasifik yang akan menciptakan zona perdagangan regional terbesar di dunia. Trans-Pacific Partnership masih perlu diratifikasi anggota parlemen di 12 negara anggota.
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 1,2 persen dan indeks NZX 50 Selandia Baru melonjak sebesar 0,8 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menguat sebesar 1 persen. Pasar finansial China daratan tetap ditutup untuk liburan, sementara fasar finansial Hong Kong belum dibuka. Kontrak pada Indeks Hang Seng naik sebesar 1,2 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Bursa Jepang Naik Mengikuti Rally Saham Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Saham Jepang naik menyusul reli pada saham global seiring bank sentral memulai pertemuan selama 2 hari dan investor menilai dampak dari kesepakatan bersejarah untuk memudahkan perdagangan barang dan jasa antar negara-negara Pasifik.
Indeks Topix naik 1,4 % ke level 1,484.59 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, kenaikan untuk hari kelima. Sementara itu, Indeks Nikkei 225 Stock Average menguat 1,5 % ke level 18,726.19. Saham AS mengalami reli terpanjang dalam setahun terakhir, sedangkan Indeks acuan ekuitas di Eropa melonjak ke level tertingginya sejak Agustus lalu. Yen diperdagangkan pada level 120,47 per dolar terkait pejabat kebijakan bank sentral memulai pembahasan tentang kebijakan moneter, dan akan diumumkan hasilnya besok.
Hanya 2 dari 36 ekonom memperkirakan Bank of Japan (BOJ) akan memperluas stimulus moneter, Rabu, menurut survei Bloomberg News yang dilakukan pekan lalu. Sebanyak 15 ekonom yang mengharapkan pelonggaran pada pertemuan berikut pada 30 Oktober mendatang. (knc)
Sumber : Bloomberg

Indeks Berjangka Asia Sentuh Kenaikan Lebih Pada Sahamnya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Reli saham global yang dilihat dari kenaikan terpanjang ekuitas AS tahun ini pada saat penutupan tampaknya akan terus berlanjut di Asia, dengan indeks berjangka dari Jepang ke Hong Kong mensinyalir kenaikan lebih lanjut. Dolar dan yen pertahankan penurunan.
Kontrak pada indeks saham di Tokyo dan Seoul naik lebih dari 1 persen pada perdagangan terakhir, dengan spekulasi bahwa The Fed akan menahan kenaikan suku bunganya hingga 2016 nanti, meningkatkan aset berisiko, dan membantu indeks Standard & Poor 500 untuk kenaikan hari kelimanya. Dolar Australia melayang dekat dua minggu tertingginya jelang tinjauan biaya pinjaman yang lebih rendah dari  bank sentral, sementara minyak US bertahan diatas $ 46 per barel.
Saham telah mengalami reli membukukan kuartal terburuknya dalam empat tahun terakhir, terkait pelemahan yang tak terduga di pasar tenaga kerja AS mendorong keluar kemungkinan batas waktu untuk kenaikan tingkat suku bunga. Kemungkinan dari bersiapnya The Fed pada pengetatan bulan ini telah jatuh ke 10 persen, menekan dolar sementara di sisi lain memperkuat aset di pasar negara berkembang dan lebih berisiko pada pasar yang telah beroleh manfaat dari era uang murah. Nilai ekuitas global telah naik kembali di atas $ 60 triliun pada bulan ini setelah hampir menghapus $ 10 triliun pada kuartal terakhir.
Indeks berjangka Jepang memperkirakan kenaikan yang sama untuk saham di sana, dengan kontrak pada Nikkei 225 Stock Average naik sebesar 1,4 persen di pra-pasar Osaka, untuk 18.320. indeks berjangka berdenominasi yen yang diperdagangkan di Chicago turun 0,2 persen menjadi 18.330 setelah melonjak sebesar 2,7 persen pada sesi sebelumnya.
Di Australia, di mana pada hari senin pasar tetap, Indeks S & P / ASX 200 naik sebesar 1,2 persen pada Selasa, sementara indeks berjangka pada Kospi Korea Selatan naik 1,1 persen. S & P / Indeks NZX 50 indeks saham utama Selandia Baru, memulai perdagangan setiap hari di kawasan Asia-Pasifik, menguat 0,7 persen pada hari ketiga kenaikannya.
Kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,2 persen pada perdagangan terakhir, meningkat dengan kontrak pada indeks Hang Seng China Enterprises, yang mengukur ekuitas China yang terdaftar di kota. Pasar Cina daratan tetap tertutup hingga Rabu untuk liburan Hari Nasional selama seminggu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Indeks S & P 500 Tandai Reli Terpanjangnya Tahun Ini, Bursa AS Ditutup Menguat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Saham AS naik, dengan indeks Standard & Poor 500 bukukan kenaikan beruntun terpanjangnya tahun ini, mengacu pada spekulasi bahwa yang terburuk ditujukan ke saham dan pertumbuhan ekonomi akan cukup kuat untuk mendukung keuntungan perusahaan..
Ekuitas menguat untuk hari kelima berturut-turut terkait perusahaan komoditas dan perusahaan multinasional yang mendapat keuntungan dari pelemahan kenaikan dolar. Data pekerjaan yang mengecewakan pada hari Jumat mendorong keluar harapan untuk kenaikan suku bunga, mengirim dolar ke posisi lebih rendah, yang membantu meningkatkan keuntungan perusahaan-perusahaan multinasional Amerika 'ketika pendapatan luar negeri mereka dikonversi kembali ke mata uang AS.
Investor terus menargetkan ekuitas yang sedang berada di posisi paling sulit selama kuartal ketiga, atau merupakan masa yang terburuk untuk saham sejak 2011 lalu. Saham perusahaan energy di S & P 500 naikkan Rebound mereka dari 18 persen penurunan kuartalannya. Alcoa Inc dan Dow Chemical Co menguat setidaknya 4 persen di hari Senin ini memacu kenaikan pada bahan mentah. Dow Jones Industrial Average mencapai level tertingginya enam minggu.
Indek S & P 500 naik 1,8 persen menjadi 1,986.92 pada 04:00 sore di New York, dan naik 5,6 persen sejak penutupan Senin lalu. Indeks Russell 2000 naik 2,4 persen, atau merupakan kenaikan tertingginya dalam lebih dari sebulan, dan 5,3 persen lebih tinggi sejak mengakhiri penurunan terpanjangnya dalam sembilan tahun di pekan lalu.
Ekuitas telah melihat- naik turunnya keuntungan dan kerugian sejak aksi selloff pada Agustus lalu, karena investor yang masih bergelut dengan kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi global dan kebingungan atas rencana kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Indeks S & P 500 menguat 6,8 persen dari terendahnya di Agustus sampai pada pertemuan The Fed di bulan lalu, dan kemudian merosot di delapan dari sembilan sesi berikutnya sebelum menyelesaikan kuartalnya dengan penurunan sebesar 6,9 persen.
Kemungkinan dari bersiapnya The Fed pada kenaikan tingkat suku di bulan ini telah turun sebesar 10 persen sejak laporan Payroll lalu, dan sebagian besar pedagang berjangka tidak melihat peningkatan dari level yang mendekati nol sampai setidaknya di bulan Maret. Kesempatan untuk peningkatan di Januari dihargai sekitar 44 persen, atau turun dari sebelumnya yaitu sebesar 52 persen sebelum laporan data tenaga kerja di September kemarin..
Kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga The Fed bukanlah satu-satunya hal yang jatuh. Setelah indeks S & P 500 turun sebesar 10 persen dalam empat hari pada bulan Agustus lalu untuk koreksi pertama sejak 2011, 12 dari 21 pakar yang disurvei Bloomberg memangkas proyeksi akhir tahun mereka. Rata-rata prediksi turun sebesar 4,1 persen menjadi 2.142 sejak 10 Agustus lalu.
Untuk mendapatkan perkiraan rata-rata analis, S & P 500 harus reli lebih dari 7,8 persen antara sekarang dan akhir tahun. Merupakan sebuah keuntungan bahwa selama periode itu tidak akan jauh dari rata-rata reli 6,4 persen yang terjadi selama rentang waktu tersebut sejak 2009.
Perhatian akan beralih ke pendapatan pada pekan ini, karena investor mencari petunjuk lebih lanjut tentang bagaimana perlambatan pertumbuhan global mempengaruhi perusahaan-perusahaan AS. Alcoa resmi memulai musim pelaporan terbarunya setelah pasar ditutup pada 8 Oktober kemarin.
Pendapatan proyek analis untuk anggota S & P 500 turun sebesar 6,9 persen pada kuartal ketiga. Tetapi tetap saja, indeks pendapatan perusahaan The Fed telah membukukan kenaikan kuartalan terbesarnya sejak 2012, hal itu menunjukkan gambaran bahwa keseluruhan keuntungan dapat dipengaruhi oleh penurunan peringkat pada produsen energi yang sedang melawan harga minyak yang lemah.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Sunday, 4 October 2015

Dolar Aussie, Kiwi Menguat Pasca Rilis Data Payrolls yang Menahan Langkah The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Dolar Australia dan Selandia Baru gelar penguatan dari pekan lalu pasca data payrolls AS tumbuh kurang dari perkiraan ekonom, meredam spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini.
Aussie dan kiwi tetap lebih tinggi terhadap sebagian mata uang utama, membatasi kerugian dari penurunan kuartalan yang didorong oleh kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi di China akan mengurangi permintaan untuk komoditas. Indeks dolar jatuh ke terendah dalam dua pekan terakhir pada hari Jumat pekan lalu pasca pertumbuhan upah stagnan dan angka pembukaan lapangan kerja mengecewakan.
Aussie menguat 70,49 sen AS pukul 09:20 di Tokyo dari level 70,45. Kiwi terapresiasi sebesar 0,3 persen ke level 64,53 sen, pasca naik 0,5 persen pada Jumat.
Indeks Bloomberg Dollar Spot berada di level 1,207.74 dari level 1,208.88 di New York. Indeks, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, menyentuh level terendahnya dalam dua pekan terakhir di level 1,204.04 pada hari Jumat pasca rilis laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menambahkan 142.000 pekerja pada bulan September, di bawah perkiraan rata-rata ekonom dalam survei Bloomberg sebesar 201.000 dari. Angka kenaikan bulan Agustus direvisi turun.
Para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 33 persen pada hari Jumat bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada Desember mendatang, turun dari 58 persen bulan lalu, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg berjangka. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa suku bunga The Fed efektif akan berada pada kisaran 0,375 persen pasca dinaikan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Naik Pasca Rilis Data Payroll AS Redam Spekulasi Kenaikan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Saham Jepang menguat pasca rilis data pekerjaan AS yang mendorong spekulasi The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga ultra rendah lebih lama.
Indeks Topix naik 1.1 persen ke level 1,460.17 pukul 9:00 pagi di Tokyo, melonjak untuk hari keempat. Indeks catat penurunan sebesar 0.6 persen pekan lalu. Indeks Nikkei 225 naik sebesar 1 persen ke level 1,460.17. Sementara itu, yen Jepang melemah 01 persen ke level 120.02 per dolar pasca menguat ke level tertingginya 118.68 pasca rilis data pekerjaan AS yang hanya menambah sebanyak 142.000 pekerja pada bulan September, lebih rendah dari perkiraan ekonom yang sebesar 201.000.
Laporan tersebut peningkatan lapangan kerja juga direvisi turun dalam dua bulan sebelumnya dengan total 59.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran stagnan di 5,1 persen, sedangkan pertumbuhan upah sedikit berubah dari bulan sebelumnya.
Probabilitas the Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Desember turun menjadi 33 persen dari 46 persen sebelum laporan pekerjaan, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Menguat Seiring Data Payroll AS Dorong Dovish The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Saham Asia menguat mengirim indeks acuan regional menuju penguatan beruntun terpanjang dalam hampir tiga bulan terakhir, pasca laporan pekerjaan AS lebih lemah dari perkiraan mengurangi kasus bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,4 persen ke level 126,92 pukul 09:01 pagi di Tokyo, menguat untuk hari keempat. Para Pengusaha AS menambahkan 142.000 pekerja pada bulan September, kurang dari perkiraan terendah 96 ekonom yang disurvei Bloomberg, menurut data dari Departemen Tenaga Kerja pada Jumat pekan lalu. Laporan ini meningkatkan kemungkinan bahwa suku bunga mendekati nol persen akan bertahan hingga tahun depan, menjaga stimulus yang telah mendukung ekonomi terbesar di dunia.
E-mini berjangka pada indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0,2 persen. Indeks acuan melonjak sebesar 1,4 persen pada hari Jumat, menghapus penurunan sebelumnya sebanyak 1,6 persen, rebound intraday terbesar sejak Oktober 2011 lalu.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,9 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan menguat sebesar 0,7 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia melonjak sebesar 1,8 persen ditopang penguatan saham komoditas. Indeks NZX 50 Selandia Baru terapresiasi sebesar 0,6 persen. Pasar ekuitas Hong Kong belum membuka, sedangkan pasar finansial China ditutup untuk liburan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Rilis Kinerja Emiten Bakal Jadi Beban IHSG

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Senin pekan ini. IHSG dipengaruhi rilis laporan kinerja emiten kuartal III 2015.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menuturkan IHSG masih tertekan seiring sentimen laporan keuangan kuartal III 2015. Lantaran nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal III sehingga mempengaruhi kinerja emiten.

"Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih sangat mempengaruhi sehingga berimbas ke kinerja emiten," ujar Alfred saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Senin (5/10/2015).

Alfred menuturkan, pelaku pasar menantikan kejutan sentimen positif dari dalam negeri. Hal itu terutama realisasi paket kebijakan ekonomi jilid III. "Diharapkan paket ekonomi jilid III lebih terarah dan meyentuh persoalan. September terjadi deflasi menunjukkan kalau pemerintah berhasil mengendalikan harga," ujar Alfred.

Sedangkan dari sentimen eksternal, Alfred menilai belum ada rilis data ekonomi signifikan yang mempengaruhi IHSG di awal pekan ini.

Melihat kondisi itu, Alfred menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 4.133-4.300 pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG mengalami konsolidasi usai kenaikan pada pekan lalu. IHSG masih berpotensi untuk menggapai level resistance 4.308 selama level support 4.120 dapat terjaga.

William menuturkan, IHSG juga masih akan dipengaruhi laporan kinerja emiten kuartal III 2015.

Untuk rekomendasi saham, Alfred memilih emiten berorientasi ekspor untuk dicermati pelaku pasar seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Selain itu, Alfred memilih saham sektor bank yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

William memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Pada penutupan perdagangan saham Jumat 2 Oktober 2015, IHSG melemah 47,07 poin (1,1 persen) ke level 4.207,79. Pada Jumat pekan lalu, investor melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 61 miliar. (Ahm/Igw)


Sumber : Liputan6