Best Profit (31/10) - Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 1
persen di tengah tanda-tanda meningkatnya pasokan dan kekhawatiran bahwa
pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar akan terdampak
besar perang perdagangan Amerika-China.
Melansir laman Reuters,
Rabu (31/10/2018), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,43,
atau 1,9 persen menjadi USD 75,91 per barel. Adapun kontrak minyak
berjangka West Texas Intermediate (WTI) di Amerika Serikat (AS) turun 86
sen menjadi USD 66,18 per barel, atau sebesar 1,3 persen.
Pada
awal sesi, harga minyak Brent mencapai sesi rendah di USD 75,09 per
barel. Ini merupakan posisi terendah sejak 24 Agustus. Sementara WTI
merosot ke posisi USD 65,33 per barel, terlemah sejak 17 Agustus.
Harga
minyak sedikit berubah selama perdagangan pasca kelompok industri
American Petroleum Institute melaporkan, persediaan minyak mentah AS
naik 5,7 juta barel pekan lalu. Angka ini lebih dari perkiraan analis
sebesar 4,1 juta barel.
Investor akan melihat data resmi pemerintah tentang inventaris minyak AS yang akan dirilis pada Rabu ini. best profit
Adapun
harga patokan kedua minyak mentah tersebut telah jatuh sekitar USD 10
per barel. Atau turun dari posisi tertinggi empat tahun yang dicapai
pada minggu pertama bulan Oktober. Ini pun berada di jalur kinerja
bulanan terburuk mereka sejak Juli 2016.
Harga minyak telah
terperangkap dalam kemerosotan pasar keuangan global pada bulan ini,
dengan ekuitas di bawah tekanan akibat pertarungan perdagangan antara
dua ekonomi terbesar dunia.
Amerika Serikat telah mengenakan tarif
atas barang-barang Cina senilai USD 250 miliar, dan China kemudian
merespons dengan membalas tarif serupa terhadap barang-barang AS senilai
USD 110 miliar.
Sementara Badan Energi Internasional (IEA)
mengatakan harga minyak yang tinggi merugikan konsumen dan dapat
mengurangi permintaan bahan bakar pada saat kegiatan ekonomi global
melambat. best profit
Produksi minyak dari Rusia, Amerika
Serikat dan Arab Saudi mencapai 33 juta barel per hari (bpd) untuk
pertama kalinya pada September, data Eikon Refinitiv menunjukkan.
Itu
adalah peningkatan 10 juta bpd sejak awal dekade ini. Ini berarti
ketiga produsen itu sekarang mampu memenuhi sepertiga permintaan minyak
mentah global.
Di sisi lain, Amerika Serikat akan memberlakukan
sanksi baru terhadap minyak mentah Iran mulai pekan depan, dan ekspor
dari Republik Islam itu pun sudah mulai turun.
Arab Saudi dan Rusia mengatakan mereka akan memompa pasokan dengan cukup untuk memenuhi permintaan setelah sanksi AS berlaku.
"Fakta
bahwa kelemahan harga ini berkembang tepat sebelum kickoff resmi sanksi
minyak Iran menunjukkan pasokan yang berlimpah di pasar. Pasokan
tambahan dibawa ke pasar sebelum penurunan ekspor Iran terjadi," kata
Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates, dalam catatannya. best profit
Sumber : Liputan6