PT Bestprofit (23/10) - Harga minyak berjangka naik tipis pada hari
Senin meski Arab Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi minyak
mentah ke rekor tertinggi, dua minggu sebelum sanksi AS berpotensi
mencekik pasokan Iran.
Dilansir dari Reuters, Selasa (23/10/2018),
Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih mengatakan kepada kantor berita
Rusia, TASS, bahwa negaranya tidak berniat melepaskan embargo minyak
tahun 1973 pada konsumen Barat, tetapi lebih difokuskan pada peningkatan
produksi untuk mengkompensasi turunnya pasokan di tempat lain, seperti
Iran.
Falih menuturkan Arab Saudi akan segera meningkatkan
produksi menjadi 11 juta barel per hari (bpd) dari 10,7 juta saat ini.
Dia menambahkan, Riyadh memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi
hingga 12 juta bph.
“Harga minyak seimbang dalam sesi perdagangan
hari ini meskipun Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi. Jadi kita
masih belum bisa menyimpulkan peningkatan produksi kerajaan akan cukup
untuk mengkompensasi hilangnya produksi potensial dari Iran dan
Venezuela, ” kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax
Energy di London. pt bestprofit
Harga minyak mentah jenis
Brent untuk pengiriman Desember naik USD 5 sen menjadi USD 79,83 per
barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November
juga naik USD 5 sen menjadi USD 69,17 per barel.
Dalam
perdagangan intraday, WTI jatuh ke USD 68,27 per barel, terendah sejak
14 September. Beberapa anggota parlemen AS telah menyarankan menjatuhkan
sanksi terhadap Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Kerajaan,
pengekspor minyak terbesar dunia, berjanji untuk membalas sanksi apa
pun dengan tindakan yang lebih besar. "Ada keresahan di Gedung Putih
menyoroti keengganan Administrasi Trump untuk mengambil tindakan yang
berarti terhadap Riyadh, hanya beberapa minggu sebelum sanksi AS mulai
berlaku," kata Fiona Cincotta, Analis senior pasar di City Index, dalam
sebuah catatan. pt bestprofit
Sanksi AS terhadap sektor
perminyakan Iran dimulai pada 4 November dan analis yakin pengurangan
pasokan hingga 1,5 juta barel per hari bisa berisiko.
Organisasi
Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat pada Juni untuk meningkatkan
pasokan untuk menutupi gangguan terhadap ekspor Iran. Sebuah dokumen
internal yang diperoleh Reuters menyatakan bahwa OPEC sedang berjuang
untuk menambah produksi untuk menutupi penurunan di tempat lain,
termasuk Iran dan Venezuela.
Sementara itu prospek permintaan
minyak tahun depan memburuk. OPEC memperkirakan permintaan minyak akan
jatuh ke rata-rata 31,8 juta bph tahun depan, dari rata-rata 32,8 juta
bph tahun ini. pt bestprofit
Sumber : Liputan6