Best Profit (26/3) - Harga emas naik ke level tertinggi dalam tiga
pekan pada perdagangan Senin dibantu oleh pelemahan dolar AS dan karena
kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global yang mendorong investor
mengoleksi aset safe haven.
Mengutip CNBC, Selasa (26/3/2019),
harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD 1.320,94 per ounce,
setelah menyentuh level tertinggi sejak 28 Februari di USD 1.321,13 per
ounce. Pekan lalu membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut,
naik sekitar 1 persen.
Sedangkan untuk harga emas berjangka AS diselesaikan USD 10,30 lebih tinggi ke level USD 1.322,60 per ounce. best profit
"Pelemahan
pasar saham, indeks colar AS dan suku bunga yang tak naik membantu
kenaikan harga emas," jelas George Gero, managing director RBC Wealth
Management.
Pasar saham pada Senin mencapai level terendah dalam
12 hari di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global setelah
inversi dalam kurva imbal hasil obligasi AS pada Jumat memicu
kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar dunia itu menuju resesi.
Hal tersebut meningkatkan permintaan untuk aset seperti emas dan yen sementara menekan dolar AS. best profit
Gejolak
politik di Inggris sehubungan dengan keluarnya negara itu dari Uni
Eropa, yang dikenal sebagai Brexit, juga meningkatkan daya tarik safe
haven emas.
"Kekhawatiran Brexit dan mendekati kedaluwarsa opsi
dapat terus mendukung harga emas. Tapi, belum tentu cukup untuk
mendorong harga menuju USD 1.350 per ounce," kata Gero.
Harga emas
mampu menguat selama tiga minggu berturut-turut di tengah penguatan
dolar Amerika Serikat (AS). Akan tetapi, banyak analis mengingatkan
investor untuk abaikan volatilitas jangka pendek. best profit
Ini
karena dolar AS dan fokus tren jangka pendek yang menguat usai the
Federal Reserve atau bank sentral AS berubah secara jelas menjadi dovish
atau kurang agresif, menurunkan pertumbuhan dan harapan suku bunga pada
2019.
Optimisme tetap kuat di pasar emas meski emas hanya mampu mempertahankan kenaikan selama sepekan.
Harga
emas berjangka untuk pengiriman April naik 0,73 persen menjadi USD
1.312,40. Adapun indeks dolar AS menguat telah bebani pergerakan harga
emas.
Pada akhir minggu, dolar AS cenderung tidak berubah usai
alami penurunan hampir satu persen usai bank sentral AS menyatakan tidak
ada kenaikan suku bunga pada 2019. best profit
Hal ini
berbeda dari harapan pada Desember 2018 yang memperkirakan kemungkinan
suku bunga acuan the Federal Reserve naik dua kali.
Pada saat
sama, bank sentral juga menurunkan perkiraan pertumbuhannya dengan
melihat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 2,1 persen pada
2019. Angka ini turun dari perkiraan Desember sebesar 2,3 persen.
Banyak
analis komoditas abaikan kekuatan dolar AS baru-baru ini. Hal ini
karena melemahnya mata uang lain. Pada Jumat pekan lalu, euro turun
karena sektor manufaktur Jermang mengecewakan. Pound Inggris juga
melemah seiring proses Britain Exit (Brexit).
“Saat ini kita
berada di dunia yang tidak jelas apa yang bisa gantikan dolar AS,” tutur
Analis CMC Markets, David Madden seperti dikutip dari laman Kitco,
Senin (25/3/2019). best profit
Sumber : Liputan6
best profit