Best Profit (19/3) - Paladium menyentuh level tertinggi sepanjang
masa pada hari Senin (Selasa pagi WIB), melanjutkan kenaikan kuat tahun
ini pada kekurangan pasokan bahan autokatalis tersebut. Sementara harga
emas bertahan di atas level kunci USD 1.300 per ounce di tengah
ekspektasi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The
Fed) akan mempertahankan suku bunga stabil minggu ini.
Dilansir
dari Reuters, Selasa (19/3/2019), harga spot paladium naik 1,4 persen
menjadi USD 1.581,01 per ounce, setelah menyentuh level tertingginya di
USD 1.584 pada awal sesi.
Logam ini telah naik 26 persen untuk
tahun ini, setelah naik lebih dari 90 persen dari palung pada
pertengahan Agustus tahun lalu. best profit
"Ada permintaan besar dan bursa tidak memiliki bahan," kata George Gero, Direktur Pelaksana di RBC Wealth Management.
"Industri ini tidak menggunakan batangan, jadi tambang membuat butiran, yang tidak bisa dikirim," kata Gero.
Pasar
paladium tetap dalam defisit pasokan dan diprediksi akan melebar secara
dramatis tahun ini. Stimulus potensial dari China, pasar mobil terbesar
di dunia, juga mendongkrak harga.
Sementara itu, harga emas di
pasar spot stabil di USD 1.301,84 per ounce, sementara emas berjangka AS
menetap turun 0,1 persen pada USD 1.301,5 per ounce.
Investor
kini telah mengalihkan fokus ke keputusan The Fed tentang suku bunga.
Pasar berharap tidak ada kenaikan suku bunga tahun ini, dan bahkan
bertaruh suku bunga akan turun pada 2020. best profit
Suku bunga yang lebih rendah cenderung menekan dolar AS dan meningkatkan minat investor pada emas yang tidak menghasilkan.
Kesepakatan
perdagangan AS dan China akan berdampak positif bagi Renminbi China dan
itu akan menjadi katalisator bagi penguatan harga emas. Harga perak
naik 0,2 persen menjadi USD 15,31 per ounce dan platinum naik 0,7 persen
menjadi USD 833,55.
Harga emas mampu kembali ke level USD 1.300
per ounce pada perdagangan pekan lalu. Untuk pekan ini, harga emas masih
akan berada pada level yang sama.
Mengutip kitco, Senin
(18/3/2019), analis Komoditas Saxo Bank Ole Hansen mengatakan, pelemahan
sebesar 1 persen pada Kamis pekan lalu menunjukkan bahwa pelaku pasar
sepertinya belum terlalu yakin bahwa harga emas bakal akan terus
melambung. Meskipun Jumat harga emas kembali menguat tetapi kenaikannya
masih terbatas. best profit
Selain itu, gerak bursa
saham yang membaik membuat emas sebagai alternatif instrumen investasi
juga tidak terlalu dilirik. Pada pekan lalu indeks acuan S&P 500
naik 3 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Biasanya, harga
emas akan terdongkrak jika investor melakukan aksi jua di bursa saham.
"Saat
ini hampir tidak ada kebutuhan akan safe haven sehingga, meskipun
diperkirakan masih akan menguat, tetapi sepertinya belum akan
terdongkrak tinggi," jelas Ole Hansen.
Pertanyaan selanjutnya, apa yang akan menjadi katalis atau pendorong harga emas pada pekan ini?
Sekali
lagi, semua mata akan tertuju kepada keputusan Bank Sentral AS atau the
Federal Reserve (the Fed). Pemangku kebijakan moneter tersebut akan
mengadakan pertemuan pekan depan untuk menentukan arah kebijakan suku
bunga. best profit
Ekonom berharap Bank Sentral AS
mengungkapkan rencana secara jelas. "Proyeksi pertumbuhan ekonomi
tampaknya akan direvisi turun," kata ekonom di Capital Economics
Meskipun
bank sentral diperkirakan akan menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi
sehingga berdampak kepada kebijakan suku bunga, Jasper Lawler, kepala
penelitian di London Capital Group, mengatakan bahwa ia tidak
mengharapkan Federal Reserve mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan.
Alasannya, Bank Sentral Eropa dua minggu lalu ketika itu mengejutkan pasar dengan mengeluarkan kebijakan yang tak terduga.
Untuk
diketahui, pada pekan lalu, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memberikan
sinyal adanya stimulus baru dan pemangkasan pertumbuhan ekonomi untuk
Uni Eropa, serta pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi China dari 6,5
persen menjadi 6 persen untuk 2019. best profit
Sumber : Liputan6
best profit