Best Profit (13/3) - Harga minyak naik tipis pada penutupan
perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) didukung oeh tanda-tanda
pengetatan pasokan global setelah salah satu pejabat Arab Saudi
mengatakan bahwa mereka berencana untuk memotong ekspor pada April.
Sementara pemerintah amerika Serikat (AS) mengurangi perkiraan
pertumbuhan produksi minyak mentah untuk domestik.
Mengutip
Reuters, Rabu (13/3/2019), Arab Saudi yang tengah berusaha untuk
mengurangi pasokan minyak di dunia untuk mendukung kenaikan harga,
berencana untuk memotong ekspor minyak mentah pada bulan depan menjadi
di bawah 7 juta barel per hari. Selain itu, Arab Saudi juga menjaga
produksi agar tidak lebih dari 10 juta barel per hari. best profit
Dengan
adanya sentimen tersebut, harga minyak mentah berjangka Brent naik 9
sen, atau 0,1 persen menjadi USD 66,67 per barel. sedangkan harga minyak
mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 8 sen, atau 0,1
persen menjadi menetap di USD 56,87 per barel.
Sejak awal tahun, kedua tolok ukur harga minyak di dunia tersebut telah meningkat sekitar 25 persen.
Harga
minyak mentah telah didukung sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak
(OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, kembali memotong pasokan pada 1
Januari 2019. Kelompok yang dinamakan OPEC + ini setuju untuk mengurangi
pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari selama enam bulan. best profit
Seorang
pejabat Arab Saudi mengatakan bahwa mereka secara sukarela mengurangi
pasokan lebih dari kesepakatan yang disyaratkan dan pada bulan April dan
akan mempertahankan produksi jauh di bawah 10 juta barel per hari.
Angka tersebut kurang dari 10,311 juta barel per hari seperti yang telah disepakati oleh Arab Saudi pada perjanjian OPEC +.
Di
AS, Energy Information Administration (EIA) mengatakan bahwa produksi
minyak mentah domestik diperkirakan akan tumbuh lebih lambat dari yang
diperkirakan sebelumnya pada 2019, rata-rata sekitar 12,3 juta barel per
hari. best profit
“Bagian dari upaya melawan upaya OPEC +
adalah gagasan tentang pertumbuhan tanpa henti dalam produksi minyak
AS. Laporan EIA mengekang beberapa di dalamnya, dan laporan itu
mendukung dalam hal itu, ”kata John Kilduff, analis Again migas di
Capital LLC, New York, AS.
Namun, EIA memangkas perkiraan
pertumbuhan permintaan minyak dunia 2019 sebesar 40 ribu barel per hari
menjadi 1,45 juta barel per hari.
Persediaan minyak mentah AS
turun 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 8 Maret menjadi 449 juta,
ungkap kelompok industri American Petroleum Institute pada Selasa.
Analis memperkirakan peningkatan 2,7 juta barel.
Laporan resmi pemerintah AS tentang stok minyak mentah akan dirilis pada hari Rabu. best profit
Sumber : Liputan6