Sunday, 12 January 2025

Bestprofit | Dolar AS Menguat Pasca Data Ketenagakerjaan Positif

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Dolar-4.webp

Bestprofit (13/1) – Pada hari Jumat (10/1), Dolar AS mengalami penguatan signifikan setelah laporan data ekonomi yang menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat, berhasil menciptakan lebih banyak pekerjaan dari yang diharapkan pada bulan Desember. Hal ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar akan menghentikan siklus pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan yang akan dilaksanakan akhir bulan ini. Dolar AS semakin memperpanjang kenaikannya setelah data menunjukkan ekspektasi inflasi konsumen AS untuk tahun-tahun mendatang melonjak pada bulan Januari.

Dampak Data Ekonomi terhadap Dolar AS

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa ekonomi AS berhasil menambah 256.000 pekerjaan pada bulan Desember 2024, jauh lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang memprediksi penambahan 160.000 pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat meskipun ada beberapa ketidakpastian ekonomi global. Sementara itu, jumlah pekerjaan pada bulan November direvisi turun menjadi 212.000, namun angka untuk Desember memberikan dorongan positif terhadap ekonomi AS. Tingkat pengangguran juga turun menjadi 4,1%, lebih rendah dari yang diperkirakan yaitu 4,2%. Angka ini mencerminkan ketahanan pasar tenaga kerja meskipun ada tantangan inflasi yang lebih tinggi di beberapa sektor ekonomi. Di sisi lain, pendapatan per jam rata-rata juga meningkat 0,3% pada bulan Desember, setelah kenaikan 0,4% pada bulan November. Hal ini menunjukkan bahwa upah di AS terus mengalami peningkatan, meskipun secara keseluruhan masih dalam rentang yang moderat.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Inflasi Konsumen AS dan Pengaruhnya Terhadap Dolar

Data terbaru yang dirilis juga mengungkapkan peningkatan signifikan dalam ekspektasi inflasi konsumen di AS untuk tahun depan. Survei sentimen konsumen dari Universitas Michigan menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi satu tahun melonjak menjadi 3,3% pada bulan Januari, level tertinggi sejak Mei. Ini adalah lonjakan dari 2,8% pada bulan Desember, dan menandakan bahwa pasar memprediksi tekanan inflasi yang lebih besar dalam waktu dekat. Peningkatan ekspektasi inflasi ini mengarah pada kekhawatiran bahwa inflasi bisa tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, mendorong pasar untuk memperkirakan bahwa The Fed akan lebih berhati-hati dalam melanjutkan kebijakan pelonggaran suku bunga. Hal ini pada gilirannya mendukung penguatan Dolar AS, karena investor mulai lebih memperhitungkan bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat dari The Fed bisa memperkuat nilai mata uang tersebut.

Pergerakan Dolar Terhadap Yen dan Euro

Setelah rilis data ekonomi yang positif tersebut, Dolar AS naik tajam terhadap Yen Jepang, mencapai level tertinggi sejak Juli. Namun, meskipun sempat mengalami penguatan, pada hari yang sama Dolar sedikit berbalik arah dan mengalami penurunan tipis sebesar 0,1% pada level 157,845 Yen. Terlepas dari penurunan singkat tersebut, Dolar masih menunjukkan tren kenaikan yang solid terhadap Yen dalam beberapa minggu terakhir. Di sisi lain, Euro mengalami penurunan terhadap Dolar AS. Mata uang tunggal zona euro turun ke level terendah sejak November 2022, terakhir tercatat turun 0,5% pada $1,0244. Penurunan ini terjadi untuk minggu kedua berturut-turut, dan sejumlah besar analis valuta asing memperkirakan bahwa Euro kemungkinan besar akan mencapai paritas dengan Dolar pada tahun 2025, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters.

Prospek Suku Bunga The Fed

Seiring dengan penguatan Dolar AS, pasar mulai memasukkan kemungkinan bahwa The Fed akan menahan kebijakan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan Januari. Berdasarkan estimasi dari LSEG, pasar suku bunga berjangka AS telah sepenuhnya memperhitungkan bahwa The Fed tidak akan melakukan pemotongan suku bunga pada pertemuan mendatang. Pasar juga memperkirakan bahwa hanya akan ada satu kali pemotongan suku bunga pada tahun 2025, dengan langkah pertama kemungkinan besar terjadi pada pertemuan Juni. Kebijakan moneter yang lebih ketat ini diperkirakan akan menjaga nilai Dolar AS tetap kuat, mengingat suku bunga yang lebih tinggi dapat menarik investor asing untuk berinvestasi dalam aset yang denominasi dalam Dolar. Hal ini dapat mendorong lebih banyak permintaan terhadap Dolar, sekaligus memperkuat daya tarik mata uang tersebut di pasar internasional.

Pengaruh pada Pound Sterling dan Yen Jepang

Sementara itu, Pound Sterling Inggris jatuh ke level terlemahnya sejak November 2023 terhadap Dolar AS. Pada perdagangan terakhir, Pound tercatat turun 0,8% pada $1,2208. Penurunan ini mencerminkan sejumlah faktor negatif yang sedang dihadapi oleh ekonomi Inggris, termasuk kekhawatiran tentang keuangan pemerintah Inggris yang semakin memburuk dan aksi jual obligasi pemerintah yang memperburuk sentimen pasar terhadap Sterling. Di Jepang, prospek kenaikan upah yang berkelanjutan dan peningkatan biaya impor akibat pelemahan Yen menjadi perhatian bagi Bank of Japan (BoJ). Beberapa sumber di Jepang menyatakan bahwa tekanan inflasi yang meningkat dapat mempengaruhi kebijakan moneter Bank of Japan, yang berpotensi memperburuk outlook ekonomi dan keuangan negara tersebut. Hal ini menyebabkan Yen tertekan dan Dolar AS terus menguat terhadap mata uang Jepang.

Indeks Dolar AS dan Kinerja Mingguan

Indeks Dolar AS, yang mengukur nilai tukar Dolar terhadap enam mata uang utama, terus melaju ke level tertinggi sejak November 2022. Pada saat yang sama, indeks ini berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Ini merupakan rentang kenaikan terpanjang sejak 11 minggu berturut-turut pada tahun 2023. Peningkatan berkelanjutan dalam indeks Dolar AS mencerminkan keyakinan pasar terhadap kekuatan ekonomi AS dan ekspektasi bahwa The Fed akan menjaga kebijakan moneter yang ketat untuk mengatasi inflasi. Mengingat bahwa inflasi di AS tetap menjadi fokus utama dalam kebijakan ekonomi, penguatan Dolar AS diperkirakan akan berlanjut hingga pertemuan kebijakan The Fed berikutnya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, penguatan Dolar AS pada 10 Januari didorong oleh data ekonomi yang lebih baik dari yang diperkirakan, termasuk angka pekerjaan yang tinggi dan penurunan tingkat pengangguran. Selain itu, lonjakan ekspektasi inflasi konsumen AS memberikan dorongan tambahan terhadap mata uang AS, dengan pasar memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan akan menghentikan siklus pemotongan suku bunga. Penguatan Dolar AS terlihat jelas terhadap sejumlah mata uang utama, seperti Yen dan Euro, dengan pasar yang memperhitungkan potensi kebijakan moneter yang lebih ketat di AS. Ke depan, pasar akan terus mengawasi data ekonomi dan pernyataan dari The Fed untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter di AS dan dampaknya terhadap pasar valuta asing global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!