Wednesday, 8 January 2025

Bestprofit | Dolar Menguat Terpacu Lonjakan Imbal Hasil Treasury

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Dolar-5.jpg

Bestprofit (9/1) – Pada hari Rabu, 8 Januari 2025, Dolar Amerika Serikat (AS) menguat secara signifikan, diuntungkan oleh data ekonomi yang positif dari AS dan meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Peningkatan ini juga dipicu oleh pesanan industri Jerman yang lebih lemah, yang memberi tekanan pada euro. Menguatnya dolar ini menunjukkan kekuatan ekonomi AS yang terus menunjukkan ketangguhan meski di tengah ketidakpastian global.

Indeks Dolar Menguat 0,3%

Pada pukul 04:35 ET (09:35 GMT), Indeks Dolar (DXY), yang melacak kinerja Dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan lebih tinggi 0,3% pada level 108,690. Dolar AS menguat karena sejumlah faktor, salah satunya adalah lonjakan imbal hasil obligasi Treasury AS yang mendekati level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Peningkatan imbal hasil obligasi ini mencerminkan sentimen investor yang lebih optimis terhadap ekonomi AS, yang tercermin dalam data-data ekonomi terbaru. Penguatan dolar ini juga semakin diperburuk oleh sentimen negatif yang datang dari Eropa, terutama setelah pesanan industri Jerman menunjukkan hasil yang lebih lemah dari yang diharapkan. Hal ini memberi tekanan pada euro dan memperbesar jarak penguatan dolar.

Imbal Hasil Obligasi AS Melonjak

Dolar AS terus menguat pada hari Rabu berkat melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Pada bulan November, data menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah lowongan pekerjaan di AS. Selain itu, angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tetap rendah menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja, sementara sektor jasa juga menunjukkan angka yang positif pada bulan Desember. Laporan yang lebih kuat dari perkiraan ini telah mendorong lonjakan imbal hasil Treasury AS, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun mencapai titik tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Imbal hasil 30 tahun juga mendekati level psikologis 5%, yang mengindikasikan ekspektasi pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed). Peningkatan imbal hasil obligasi ini memperlihatkan bahwa para investor melihat ekonomi AS yang masih cukup kuat, meskipun ada kekhawatiran mengenai inflasi yang belum sepenuhnya mereda. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi membuat aset-aset dolar lebih menarik, yang pada gilirannya mendongkrak nilai tukar dolar terhadap mata uang-mata uang utama lainnya.

Data Ekonomi AS yang Menunjukkan Tanda-Tanda Ketahanan

Salah satu data yang paling menarik perhatian pasar adalah laporan mengenai lowongan pekerjaan di AS. Data menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS meningkat secara tak terduga pada bulan November, yang menandakan bahwa perusahaan-perusahaan di AS masih membutuhkan tenaga kerja meskipun ada ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, data terkait tingkat pengangguran dan PHK juga mencatatkan angka yang rendah, mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kokoh. Tidak hanya itu, sektor jasa AS juga menunjukkan kinerja yang baik pada bulan Desember, dengan indeks yang menunjukkan adanya ekspansi di sektor ini. Bahkan, ukuran harga yang dibayarkan untuk input mencapai titik tertinggi dalam dua tahun terakhir. Data ini menunjukkan bahwa inflasi masih menjadi perhatian, meskipun tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya. “Rilis data AS kemarin bersifat hawkish bagi Fed, dan probabilitas tersirat dari penurunan suku bunga pada bulan Maret kini telah turun di bawah 40%,” kata analis di ING, dalam sebuah catatan kepada klien. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga oleh The Fed telah berkurang, mengingat data ekonomi yang lebih kuat dan ketahanan pasar tenaga kerja.

Ketegasan The Fed Terhadap Kebijakan Suku Bunga

Pernyataan di atas mengindikasikan bahwa Bank Sentral AS, The Fed, mungkin akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga di masa mendatang. Meskipun The Fed telah memangkas proyeksi penurunan suku bunga pada pertemuan terakhirnya di bulan Desember, pasar kini memperkirakan bahwa pelonggaran suku bunga yang terjadi sepanjang tahun 2025 mungkin hanya berkisar sekitar 37 basis poin (bps), jauh lebih sedikit daripada yang diperkirakan sebelumnya. “Cetakan yang paling luar biasa adalah subkomponen harga yang dibayarkan ISM, yang melonjak ke level tertinggi sejak Januari 2023. Jika ekonomi yang secara umum tangguh sudah diperhitungkan ketika Fed bertemu pada bulan Desember, kebangkitan kembali kekhawatiran inflasi dapat mendorong penyesuaian yang lebih hawkish dalam pesan kebijakan,” lanjut catatan dari ING. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tanda-tanda ketangguhan ekonomi, inflasi yang masih mengkhawatirkan bisa mendorong The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penguatan dolar ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar lebih mengharapkan kebijakan yang lebih hawkish dari The Fed ke depan.

Sentimen Negatif dari Eropa: Pesanan Industri Jerman yang Lemah

Sementara dolar AS menguat, euro mengalami tekanan setelah rilis data pesanan industri Jerman yang lebih lemah dari ekspektasi pasar. Data pesanan industri yang buruk ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur di Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar di zona euro, mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan global. Jerman telah lama menjadi mesin pendorong utama ekonomi zona euro, tetapi kondisi ekonomi global yang menantang dan ketegangan geopolitik baru-baru ini membuat sektor industri di negara ini berjuang. Imbal hasil obligasi negara-negara zona euro juga tidak memberikan sentimen positif, yang berkontribusi pada pelemahan euro terhadap dolar. Pelemahan euro ini semakin memperburuk posisi mata uang tunggal Eropa dalam menghadapi kekuatan dolar. Para investor kini semakin berfokus pada kestabilan ekonomi AS dan mengurangi eksposur terhadap mata uang Eropa yang lebih rentan terhadap ketidakpastian global.

Data Ekonomi yang Diperlukan Untuk Menilai Kesehatan Ekonomi AS Lebih Lanjut

Meskipun dolar menguat berkat data yang positif, masih ada banyak data ekonomi yang akan datang untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kesehatan ekonomi AS. Salah satu data yang sangat dinantikan adalah laporan pekerjaan AS yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang. Laporan ini akan memberikan indikasi lebih lanjut tentang kondisi pasar tenaga kerja di AS dan potensi dampaknya terhadap kebijakan moneter The Fed. Sebelum laporan pekerjaan tersebut, pasar juga akan mencermati data gaji swasta ADP dan klaim pengangguran mingguan pada hari Rabu untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai tren pasar tenaga kerja.

Kesimpulan

Dolar AS menguat pada hari Rabu, 8 Januari 2025, didorong oleh data ekonomi yang positif dan melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Data lowongan pekerjaan yang meningkat, sektor jasa yang solid, dan kekhawatiran inflasi yang kembali muncul, menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap tangguh. Hal ini mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed, yang pada gilirannya memperkuat posisi dolar di pasar global. Namun, penguatan dolar ini juga terjadi bersamaan dengan tekanan yang dihadapi euro, menyusul data pesanan industri Jerman yang lemah. Para pelaku pasar kini menunggu lebih banyak data ekonomi AS, termasuk laporan pekerjaan, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter dan keadaan ekonomi global. Sementara itu, dinamika antara dolar dan euro menunjukkan bagaimana faktor-faktor ekonomi global saling berinteraksi untuk membentuk arah pasar mata uang dunia.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!