Thursday, 23 January 2025

Bestprofit | Emas Stabil di Tengah Sinyal Ekonomi AS Beragam

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/04/Gold-Emas-1.jpg

Bestprofit (24/1) – Harga emas mengalami fluktuasi tajam dalam beberapa hari terakhir, setelah sempat merosot ke level terendah harian di $2.735. Meskipun begitu, harga logam kuning ini berhasil bertahan kuat dan diperdagangkan pada $2.755, hampir tidak berubah. Kenaikan dan penurunan harga emas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari perkembangan imbal hasil obligasi Treasury AS hingga kondisi pasar tenaga kerja di Amerika Serikat (AS). Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi harga emas, dinamika pasar obligasi, serta proyeksi ekonomi AS yang turut mempengaruhi pergerakan logam mulia ini.

1. Penurunan Klaim Pengangguran dan Dampaknya pada Pasar Tenaga Kerja AS

Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan adanya peningkatan jumlah klaim pengangguran awal pada minggu yang berakhir pada 18 Januari. Klaim pengangguran meningkat menjadi 223 ribu, yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan 220 ribu. Meski demikian, laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti cuaca buruk dan kebakaran di Los Angeles menjadi alasan utama peningkatan klaim ini, yang kemungkinan besar tidak akan berlanjut dalam rilis berikutnya. Meskipun ada sedikit tanda melemahnya pasar tenaga kerja, para ekonom dan analis percaya bahwa faktor eksternal ini akan mereda dalam waktu dekat. Namun, peningkatan klaim pengangguran memberikan gambaran bahwa kondisi pasar tenaga kerja AS mungkin mulai mendingin, yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter dan keputusan pasar terkait suku bunga.
Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Dinamika Imbal Hasil Obligasi Treasury AS dan Pengaruhnya pada Harga Emas

Imbal hasil obligasi Treasury AS menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas. Dalam beberapa hari terakhir, imbal hasil obligasi AS mengalami kenaikan, yang sempat membatasi kenaikan harga emas. Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun, yang naik empat basis poin menjadi 4,637%, berperan penting dalam membatasi rally emas. Namun, imbal hasil riil yang tetap tidak berubah memberikan dorongan bagi harga emas. Imbal hasil riil, yang diukur menggunakan Treasury 10-tahun Inflation-Protected Securities (TIPS), tetap berada di angka 2,19%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan dari kenaikan imbal hasil nominal, inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter yang berhati-hati tetap memberikan dukungan bagi logam mulia ini.

3. Kebijakan Perdagangan AS dan Dampaknya pada Pasar Global

Salah satu faktor yang turut mempengaruhi sentimen pasar dalam beberapa hari terakhir adalah retorika kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump. Laporan yang diterbitkan oleh Reuters mengungkapkan bahwa Trump telah mengonfirmasi kemungkinan penerapan tarif universal pada semua impor ke AS. Kebijakan ini, jika diterapkan, diperkirakan akan menambah ketegangan perdagangan global dan memicu gejolak di pasar keuangan, termasuk harga emas. Kenaikan harga emas sering kali terjadi dalam kondisi ketidakpastian global atau gejolak ekonomi, mengingat emas sering dipandang sebagai aset safe haven. Oleh karena itu, wacana tarif impor yang lebih tinggi dapat mendorong permintaan untuk emas sebagai lindung nilai terhadap risiko yang timbul akibat kebijakan perdagangan tersebut.

4. Dolar AS Melemah, Menjadi Faktor Pendukung Kenaikan Emas

Meskipun terdapat kenaikan imbal hasil obligasi Treasury, harga emas tetap dapat bertahan berkat penurunan nilai dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun sebesar 0,08% menjadi 108,06. Penurunan dolar ini memberi dukungan bagi harga emas, mengingat hubungan terbalik antara dolar dan emas. Ketika dolar melemah, emas menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat meningkatkan permintaan global terhadap logam mulia ini. Oleh karena itu, penurunan dolar AS menjadi faktor yang menguntungkan bagi harga emas meskipun ada tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi AS.

5. Kenaikan Bank Sentral yang Memengaruhi Prospek Ekonomi Global

Minggu ini, beberapa bank sentral besar diperkirakan akan mengambil langkah-langkah yang berpotensi mempengaruhi pasar global, termasuk Bank of Japan (BoJ), Federal Reserve (Fed), dan Bank Sentral Eropa (ECB). Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada hari Jumat. Sementara itu, Federal Reserve (Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB) akan menjadi fokus utama pasar minggu depan. Analis memperkirakan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga mereka, sedangkan ECB diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps. Kebijakan moneter yang diambil oleh bank-bank sentral besar ini berpotensi mempengaruhi pergerakan harga emas, mengingat adanya hubungan erat antara kebijakan suku bunga dan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

6. Agenda Ekonomi AS yang Menanti: PMI, Data Perumahan, dan Sentimen Konsumen

Agenda ekonomi AS minggu ini akan menyajikan beberapa data penting yang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kesehatan ekonomi AS. Di antaranya adalah S&P Global Flash PMI, data perumahan, serta rilis akhir Sentimen Konsumen University of Michigan (UoM) untuk bulan Januari. Data PMI dan Sentimen Konsumen dapat memberikan indikasi mengenai arah pertumbuhan ekonomi dan sentimen pasar, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pergerakan harga emas. Selain itu, data perumahan yang dirilis minggu ini juga akan memberikan wawasan penting mengenai sektor properti, yang berperan penting dalam perekonomian AS. Kekuatan sektor perumahan dapat memberikan sinyal positif terhadap ekonomi secara keseluruhan, sementara penurunan dalam sektor ini bisa memicu ketidakpastian yang akan menguntungkan harga emas.

7. Proyeksi Kebijakan Suku Bunga di 2025 dan Dampaknya terhadap Emas

Pasar juga mulai mencerna kemungkinan perubahan kebijakan suku bunga di masa depan. Beberapa pelaku pasar memperkirakan adanya peluang yang hampir sama bahwa Fed akan memangkas suku bunga dua kali pada akhir tahun 2025, dengan pengurangan pertama yang diperkirakan terjadi pada bulan Juni. Penurunan suku bunga dapat memberikan dorongan lebih lanjut bagi harga emas, karena suku bunga yang lebih rendah membuat emas menjadi aset yang lebih menarik dibandingkan dengan obligasi atau instrumen berbunga lainnya.

Kesimpulan

Harga emas tetap bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dinamika pasar yang terus berkembang. Meskipun ada tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS dan potensi kebijakan perdagangan yang ketat, faktor-faktor seperti pelemahan dolar AS, kebijakan moneter global, dan ketidakpastian ekonomi terus mendukung daya tarik emas sebagai aset safe haven. Pasar akan terus memantau perkembangan data ekonomi AS, keputusan bank sentral, serta kebijakan perdagangan untuk menentukan arah selanjutnya bagi harga emas di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!