Tuesday, 14 January 2025

Bestprofit | Emas Naik, Dolar Melemah Usai Data Inflasi AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (15/1) – Pada Selasa sore (14 Januari 2025), harga emas tercatat mengalami kenaikan tipis seiring dengan pelemahan dolar AS. Emas berjangka untuk pengiriman Februari tercatat naik sebesar US$4,70 menjadi US$2.683,30 per ons. Kenaikan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk data inflasi yang lebih rendah dari yang diperkirakan di AS dan laporan yang mengindikasikan bahwa Pemerintahan Trump berencana untuk memberlakukan tarif impor secara bertahap.

Data Inflasi AS Lebih Rendah dari Ekspektasi

Salah satu faktor utama yang mendorong pergerakan harga emas adalah laporan terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan Desember 2024 naik sebesar 0,2% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Angka ini lebih rendah dari perkiraan yang diprediksi sebelumnya, yakni kenaikan sebesar 0,3%. Data ini memberikan gambaran bahwa inflasi di AS mungkin tidak secepat yang dikhawatirkan oleh para investor dan analis, sehingga memberikan ruang bagi emas untuk mendapatkan dukungan. PPI adalah salah satu indikator penting yang mengukur perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen. Ketika PPI meningkat, ini seringkali dianggap sebagai tanda inflasi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya bisa mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga. Namun, dengan PPI yang lebih rendah dari ekspektasi, kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat menjadi lebih kecil, yang membuat aset-aset seperti emas, yang tidak memberikan hasil atau bunga, menjadi lebih menarik sebagai tempat berlindung.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Rilis Indeks Harga Konsumen AS yang Ditunggu-Tunggu

Data PPI ini datang menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan Desember 2024 yang akan dirilis pada Rabu (15 Januari 2025). CPI adalah indikator inflasi yang lebih langsung dirasakan oleh konsumen karena mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Diperkirakan CPI akan menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,3%, yang tidak berubah dibandingkan dengan bulan November. Meskipun ada ekspektasi bahwa inflasi akan tetap stabil, ketidakpastian mengenai data CPI bisa menyebabkan fluktuasi lebih lanjut pada harga emas. Bila CPI menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan, ini dapat mengurangi kekhawatiran tentang inflasi tinggi, sehingga memperkuat daya tarik emas. Sebaliknya, jika CPI menunjukkan lonjakan yang lebih besar dari yang diperkirakan, hal ini bisa memperburuk kekhawatiran inflasi, meningkatkan minat terhadap emas sebagai aset pelindung nilai.

Kebijakan Tarif Impor yang Direncanakan oleh Pemerintahan Trump

Faktor lain yang turut memengaruhi pergerakan harga emas adalah laporan Bloomberg yang mengindikasikan bahwa Pemerintahan Trump mungkin berencana untuk secara bertahap menaikkan tarif pada impor ke AS. Menurut laporan tersebut, kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tawar Amerika Serikat dalam perdagangan internasional, dengan cara meningkatkan tarif secara bertahap setiap bulan. Langkah ini bertujuan untuk menghindari lonjakan inflasi yang dapat memicu respons dari Federal Reserve dalam bentuk kenaikan suku bunga. Jika kebijakan ini diterapkan, ini dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan perdagangan AS dengan negara-negara lain dan mengarah pada ketidakpastian ekonomi. Ketidakpastian semacam itu seringkali mendorong investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas. Emas, yang telah lama dianggap sebagai tempat berlindung dalam masa ketegangan ekonomi dan geopolitik, dapat memperoleh dukungan lebih lanjut dari para investor yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian.

Dampak Melemahnya Dolar AS

Kenaikan harga emas ini juga didorong oleh penurunan nilai dolar AS. Indeks dolar ICE yang mengukur nilai dolar terhadap sekumpulan mata uang utama, terakhir terlihat turun 0,67 poin menjadi 109,29. Pelemahan dolar ini dapat memperkuat harga emas karena emas cenderung bergerak terbalik dengan nilai dolar. Ketika dolar melemah, emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain, meningkatkan permintaan global terhadap logam kuning tersebut. Kenaikan harga emas ini juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti ketegangan geopolitik dan potensi ketidakstabilan ekonomi global. Dalam situasi seperti ini, investor sering mencari aset yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar saham atau pergerakan mata uang, menjadikan emas sebagai pilihan utama. Sebagai aset yang dianggap lebih stabil, emas sering menjadi pilihan bagi mereka yang mencari perlindungan terhadap inflasi atau ketidakpastian ekonomi.

Imbal Hasil Obligasi yang Beragam

Selain pengaruh dari dolar dan kebijakan tarif, pergerakan imbal hasil obligasi juga turut memberikan dampak terhadap harga emas. Imbal hasil Treasury AS menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada hari Selasa, dengan obligasi jangka pendek (dua tahun) terlihat membayar 4,377%, turun 1,7 basis poin, sementara imbal hasil obligasi jangka panjang (10 tahun) naik 1,2 basis poin menjadi 4,799%. Pergerakan imbal hasil obligasi ini seringkali mencerminkan ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter dan inflasi. Ketika imbal hasil obligasi jangka panjang naik, ini seringkali menandakan bahwa investor mengharapkan inflasi yang lebih tinggi atau potensi kenaikan suku bunga. Sebaliknya, ketika imbal hasil obligasi jangka pendek turun, ini bisa menandakan bahwa pasar mengharapkan penurunan inflasi atau penundaan dalam kebijakan kenaikan suku bunga. Bagi investor emas, pergerakan imbal hasil ini memiliki dampak langsung karena suku bunga yang lebih tinggi dapat membuat emas menjadi kurang menarik. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah atau penurunan imbal hasil obligasi dapat meningkatkan daya tarik emas karena investor mencari alternatif yang lebih aman dan lebih menguntungkan.

Prospek Masa Depan Harga Emas

Melihat kondisi ekonomi global saat ini, dengan ketidakpastian inflasi, potensi kebijakan perdagangan yang lebih ketat, dan fluktuasi pasar keuangan, harga emas kemungkinan akan tetap mengalami volatilitas dalam jangka pendek. Namun, jika data inflasi AS terus menunjukkan angka yang lebih rendah dari ekspektasi dan kebijakan perdagangan yang lebih ketat terus berlanjut, emas dapat tetap menjadi salah satu aset yang paling menarik bagi investor yang mencari perlindungan. Selain itu, pergerakan dolar dan kebijakan moneter dari Federal Reserve juga akan terus menjadi faktor kunci dalam menentukan arah harga emas. Jika dolar AS terus melemah dan imbal hasil obligasi tetap relatif stabil atau turun, emas berpotensi untuk melanjutkan kenaikan harga. Namun, seperti halnya dengan semua investasi, ada risiko yang terlibat. Investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi global, kebijakan perdagangan, serta keputusan-keputusan penting dari bank sentral yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!