Bestprofit
(3/2) – Harga emas (XAU/USD) saat ini mencapai rekor tertinggi baru,
mendekati $2.581,75, sebuah level yang menunjukkan lonjakan signifikan
dalam beberapa waktu terakhir. Pada saat artikel ini ditulis, harga emas
berpotensi melanjutkan tren bullish ini, dengan titik resistensi
intraday yang mungkin tercapai saat sesi perdagangan AS dimulai.
Kenaikan harga emas ini dipicu oleh sejumlah faktor global yang
memengaruhi pasar keuangan, mulai dari ketegangan geopolitik hingga
perkembangan ekonomi yang tidak dapat diabaikan. Artikel ini akan
membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mendorong harga emas
saat ini, serta dampak yang ditimbulkan oleh sentimen pasar dan data
ekonomi yang akan datang.
Trump juga mengancam akan mengenakan tarif 100% pada negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) jika mereka berusaha menggantikan Dolar AS dengan mata uang baru dalam perdagangan internasional. Ketegangan ini bisa berdampak signifikan pada stabilitas pasar global, dan ketakutan akan inflasi mulai mencuat. Jika tarif tinggi diterapkan, harga barang dan jasa di pasar AS berpotensi melonjak, yang pada gilirannya bisa memengaruhi daya beli konsumen dan produsen. Ketidakpastian politik dan ekonomi semacam ini sering kali menjadi pendorong bagi investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas. Emas telah lama dianggap sebagai pelindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Dengan adanya potensi perang dagang dan kebijakan tarif yang agresif, investor cenderung membeli emas sebagai bentuk perlindungan terhadap volatilitas pasar dan inflasi yang lebih tinggi.
1. Ketegangan Geopolitik: Ancaman Perang Dagang dan Kebijakan Tarif
Salah satu faktor utama yang memberikan tekanan pada pasar emas adalah ketegangan geopolitik, yang muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa tarif 25% akan diberlakukan pada Kanada dan Meksiko mulai hari Sabtu. Kedua negara tersebut adalah mitra dagang terbesar AS, dan langkah ini berpotensi memicu ketidakpastian ekonomi yang besar. Jika kebijakan tarif ini diterapkan, maka hubungan perdagangan antara AS dan kedua negara ini bisa terganggu, meningkatkan risiko terjadinya perang dagang lebih lanjut.Kunjungi juga : bestprofit futures
Trump juga mengancam akan mengenakan tarif 100% pada negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) jika mereka berusaha menggantikan Dolar AS dengan mata uang baru dalam perdagangan internasional. Ketegangan ini bisa berdampak signifikan pada stabilitas pasar global, dan ketakutan akan inflasi mulai mencuat. Jika tarif tinggi diterapkan, harga barang dan jasa di pasar AS berpotensi melonjak, yang pada gilirannya bisa memengaruhi daya beli konsumen dan produsen. Ketidakpastian politik dan ekonomi semacam ini sering kali menjadi pendorong bagi investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas. Emas telah lama dianggap sebagai pelindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Dengan adanya potensi perang dagang dan kebijakan tarif yang agresif, investor cenderung membeli emas sebagai bentuk perlindungan terhadap volatilitas pasar dan inflasi yang lebih tinggi.