BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/11) - Dolar AS terus memanjat naik pada minggu
yang lalu dengan GDP AS menunjukkan tingkat pertumbuah sebesar 2.1 % –
sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan. Tetapi yang lebih penting
lagi adalah pasar sedang menyiapkan diri untuk keputusan tingkat bunga
ECB yang akan datang dan apakah hal ini akan memulai perubahan kebijakan
lebih banyak lagi yang bertujuan mendepresiasikan euro.
Dolar AS naik terhadap kebanyakan rival
utamanya pada hari Jumat, mendorong euro kebawah $1.06 di dalam sesi
trading dengan volume yang rendah.
Kekalutan semalam di pasar saham Cina,
dimana indeks komposit Shanghai mencatat penurunan terbesar sejak 25
Agustus, mendorong yen turun lebih rendah. Dolar AS diperdagangkan di
Yen 122.82 pada perdagangan Jumat sore New York, dibandingkan dengan
pada hari Kamis sore di Yen 122.65.
Regulator saham Cina melakukan
investigasi terhadap dua pialang utama Cina yang dicurigai melakukan
pelanggaran terhadap peraturan sekuritas, yang memicu ketakutan terhadap
stabilitas sektor keuangan Cina.
Simon Smith kepala ekonom di FxPro di
dalam catatannya pada hari Jumat mengatakan, “pengaruh FX terutama pada
Yen, dengan liburan Thanksgiving di AS yang membuat volume sedikit,
range perdagangan relatif rendah.”
Pelarian ke dolar AS yang aman pada
minggu kemarin setelah militer Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia
telah mereda. Perhatian sekarang beralih ke pertentangan kebijakan
moneter dimana Federal Reserve berada pada jalur mengencangkan kondisi
moneter sementara yang lain di dunia melanjutkan pelonggaran.
Para Trader sedang fokus pada pertemuan
kebijakan moneter ECB pada tanggal 3 Desember, dan besarnya langkah
pelonggaran buat zona euro, dan juga terhadap laporan pekerjaan AS yang
jatuh tempo pada 4 Desember yang bisa menentukan apakah Federal Reserves
akan menaikkan tingkat bunganya di bulan Desember.
Euro di perdagangkan di $1.0598 pada
Jumat sore di New York dibandingkan dengan $1.0621 pada hari Kamis.
Indeks dolar AS naik 0.2% di 100.03.
Para investor sebagian besar
memperhitungkan kemungkinan keputusan the Fed untuk menaikkan tingkat
bunga jangka pendek di bulan Desember, tetapi skeptic mengenai
pengetatan moneter selanjutnya di bulan-bulan selanjutnya.
Imbal hasil di surat hutang pemerintah
berjangka waktu dua tahun menunjukkan pasar telah siap untuk kemungkinan
kenaikan tingkat bunga, sementara speculator International Monetery
Market (IMM) terus menaruh posisi bullish terhadap dolar AS.
Euro diperdagangkan pada Yen 130.16 pada Jumat sore, dibandingkan dengan Yen 130.35 pada hari Kamis malam.
Sumber : Vibiznews