Best Profit (13/3) - Harga minyak naik tipis pada penutupan
perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) didukung oeh tanda-tanda
pengetatan pasokan global setelah salah satu pejabat Arab Saudi
mengatakan bahwa mereka berencana untuk memotong ekspor pada April.
Sementara pemerintah amerika Serikat (AS) mengurangi perkiraan
pertumbuhan produksi minyak mentah untuk domestik.
Mengutip
Reuters, Rabu (13/3/2019), Arab Saudi yang tengah berusaha untuk
mengurangi pasokan minyak di dunia untuk mendukung kenaikan harga,
berencana untuk memotong ekspor minyak mentah pada bulan depan menjadi
di bawah 7 juta barel per hari. Selain itu, Arab Saudi juga menjaga
produksi agar tidak lebih dari 10 juta barel per hari. best profit
Dengan
adanya sentimen tersebut, harga minyak mentah berjangka Brent naik 9
sen, atau 0,1 persen menjadi USD 66,67 per barel. sedangkan harga minyak
mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 8 sen, atau 0,1
persen menjadi menetap di USD 56,87 per barel.
Sejak awal tahun, kedua tolok ukur harga minyak di dunia tersebut telah meningkat sekitar 25 persen.
Harga
minyak mentah telah didukung sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak
(OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, kembali memotong pasokan pada 1
Januari 2019. Kelompok yang dinamakan OPEC + ini setuju untuk mengurangi
pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari selama enam bulan. best profit
Seorang
pejabat Arab Saudi mengatakan bahwa mereka secara sukarela mengurangi
pasokan lebih dari kesepakatan yang disyaratkan dan pada bulan April dan
akan mempertahankan produksi jauh di bawah 10 juta barel per hari.
Angka tersebut kurang dari 10,311 juta barel per hari seperti yang telah disepakati oleh Arab Saudi pada perjanjian OPEC +.
Di
AS, Energy Information Administration (EIA) mengatakan bahwa produksi
minyak mentah domestik diperkirakan akan tumbuh lebih lambat dari yang
diperkirakan sebelumnya pada 2019, rata-rata sekitar 12,3 juta barel per
hari. best profit
“Bagian dari upaya melawan upaya OPEC +
adalah gagasan tentang pertumbuhan tanpa henti dalam produksi minyak
AS. Laporan EIA mengekang beberapa di dalamnya, dan laporan itu
mendukung dalam hal itu, ”kata John Kilduff, analis Again migas di
Capital LLC, New York, AS.
Namun, EIA memangkas perkiraan
pertumbuhan permintaan minyak dunia 2019 sebesar 40 ribu barel per hari
menjadi 1,45 juta barel per hari.
Persediaan minyak mentah AS
turun 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 8 Maret menjadi 449 juta,
ungkap kelompok industri American Petroleum Institute pada Selasa.
Analis memperkirakan peningkatan 2,7 juta barel.
Laporan resmi pemerintah AS tentang stok minyak mentah akan dirilis pada hari Rabu. best profit
Sumber : Liputan6
Showing posts with label OPEC. Show all posts
Showing posts with label OPEC. Show all posts
Tuesday 12 March 2019
Thursday 7 March 2019
Best Profit | Sanksi dan Pemotongan Produksi OPEC Dorong Harga Minyak Naik
Best Profit (8/3) - Harga minyak mentah dunia naik tipis didukung
pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC dan sanksi AS terhadap eksportir
Venezuela dan Iran. Namun, kenaikan ini masih dibatasi oleh jatuhnya
pasar saham dan kekhawatiran baru tentang pertumbuhan permintaan minyak.
Melansir laman Reuters, Jumat (8/3/2019), harga minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen, atau 0,4 persen, menjadi USD 66,25 per barel. Sementara harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 45 sen, atau 0,8 persen, menjadi USD 56,67 per barel.
"Gambaran besarnya adalah fundamental jangka pendek sangat kuat. Masih ada sedikit kekhawatiran tentang persediaan," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group di Chicago. Best Profit
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, pada tahun ini memutuskan untuk memangkas produksi dan memperketat pasar minyak, yang telah mendorong harga minyak mentah dunia.
Sanksi AS terhadap industri minyak anggota OPEC Iran dan Venezuela juga dikatakan berdampak pada harga minyak di masa depan.
Perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA minggu ini mengumumkan keadaan darurat maritim. Ini dengan alasan negara kesulitan mengakses tanker dan personel untuk mengekspor minyaknya karena sanksi AS. Best Profit
Ketika Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada bulan November, Washington memberikan keringanan kepada delapan pembeli minyak Iran. Pengabaian memungkinkan mereka untuk membeli minyak mentah dalam jumlah terbatas selama 180 hari.
Washington telah menekan negara-negara di dunia, untuk secara bertahap mengurangi impor minyaknya dari Iran menjadi nol. Tetapi para importir tetap dalam pembicaraan mengenai kemungkinan perpanjangan.
India ingin terus membeli minyak Iran pada level saat ini sekitar 300.000 barel per hari (bpd), karena negosiasinya dengan Washington tentang perpanjangan sanksi. Best Profit
Tanda-tanda permintaan yang kuat untuk produk olahan dari data Administrasi Informasi Energi AS pada hari Rabu juga membuat harga minyak naik.
Meski naik, harga tetap tertekan kekhawatiran seputar ekonomi Eropa yang mendorong Wall Street lebih rendah dan memicu kekhawatiran tentang permintaan minyak global.
Untuk menstimulasi ekonomi zona euro yang sedang kesulitan, Bank Sentral Eropa mendorong kenaikan suku bunga pasca-krisis pertama ke tahun berikutnya. Bank Sentral juga menawarkan stimulus kepada bank.
Adapun pasokan minyak tetap dalam kondisi berlimpah berkat lonjakan produksi AS. Produksi minyak mentah AS mencapai rekor 12,1 juta barel per hari minggu lalu. Best Profit
Sumber : Liputan6
Melansir laman Reuters, Jumat (8/3/2019), harga minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen, atau 0,4 persen, menjadi USD 66,25 per barel. Sementara harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 45 sen, atau 0,8 persen, menjadi USD 56,67 per barel.
"Gambaran besarnya adalah fundamental jangka pendek sangat kuat. Masih ada sedikit kekhawatiran tentang persediaan," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group di Chicago. Best Profit
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, pada tahun ini memutuskan untuk memangkas produksi dan memperketat pasar minyak, yang telah mendorong harga minyak mentah dunia.
Sanksi AS terhadap industri minyak anggota OPEC Iran dan Venezuela juga dikatakan berdampak pada harga minyak di masa depan.
Perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA minggu ini mengumumkan keadaan darurat maritim. Ini dengan alasan negara kesulitan mengakses tanker dan personel untuk mengekspor minyaknya karena sanksi AS. Best Profit
Ketika Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada bulan November, Washington memberikan keringanan kepada delapan pembeli minyak Iran. Pengabaian memungkinkan mereka untuk membeli minyak mentah dalam jumlah terbatas selama 180 hari.
Washington telah menekan negara-negara di dunia, untuk secara bertahap mengurangi impor minyaknya dari Iran menjadi nol. Tetapi para importir tetap dalam pembicaraan mengenai kemungkinan perpanjangan.
India ingin terus membeli minyak Iran pada level saat ini sekitar 300.000 barel per hari (bpd), karena negosiasinya dengan Washington tentang perpanjangan sanksi. Best Profit
Tanda-tanda permintaan yang kuat untuk produk olahan dari data Administrasi Informasi Energi AS pada hari Rabu juga membuat harga minyak naik.
Meski naik, harga tetap tertekan kekhawatiran seputar ekonomi Eropa yang mendorong Wall Street lebih rendah dan memicu kekhawatiran tentang permintaan minyak global.
Untuk menstimulasi ekonomi zona euro yang sedang kesulitan, Bank Sentral Eropa mendorong kenaikan suku bunga pasca-krisis pertama ke tahun berikutnya. Bank Sentral juga menawarkan stimulus kepada bank.
Adapun pasokan minyak tetap dalam kondisi berlimpah berkat lonjakan produksi AS. Produksi minyak mentah AS mencapai rekor 12,1 juta barel per hari minggu lalu. Best Profit
Sumber : Liputan6
Tuesday 5 March 2019
Best Profit | Blok Migas El Sharara Kembali Beroperasi, Harga Minyak Mendatar
Best Profit (6/3) - Harga minyak diperdagangan mendatar pada Selasa
karena upaya OPEC untuk mengurangi pasokan diimbangi oleh pemulihan
produksi ladang minyak El Sharara yang merupakan lapangan terbesar di
Libya dan prospek permintaan yang melemah.
Investor juga berharap akan ada kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang akan segera terjadi.
"Minyak masih menunggu kesepakatan untuk kembali ke meja dengan China," kata Phillip Streible, analis senior di RJO Futures.
Mengutip CNBC, Rabu (6/3/2019), harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 3 sen menjadi USD 56,56 per barel. Sedangkan untuk minyak mentah Brent, patokan internasional, naik 19 sen menjadi USD 65,86 per barel. best profit
Pembatasan produksi oleh OPEC dan sekutunya membantu mendukung masa depan harga minyak mentah. Pada hari Senin kemarin, Rusia mengatakan akan mempercepat pemangkasan produksinya bulan ini.
Sumber-sumber OPEC mengatakan bahwa mereka kelompok kemungkinan akan memperpanjang pakta pengurangan produksi, yang telah membantu mendorong harga minyak lebih dari 20 persen lebih tinggi tahun ini.
"Langkah tersebut sanbgat efektif, itu pada akhirnya akan mendorong harga lebih tinggi," kata Streible. best profit
Untuk diketahui, untuk mendorong harga minyak, aliansi yang dikenal sebagai OPEC + telah memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per barel sejak awal tahun ini.
Kepala penelitian komoditas global Goldman Sachs Jeff Currie mengatakan, OPEC + kemungkinan akan mencapai tujuannya untuk mengurangi kelebihan pasokan dari pasar pada bulan depan. best profit
Namun pemotongan pasokan ini sedikit terganggu dengan mulai pulihnya ladang minyak Libya yang sempat ditutup ada Desember lalu karena adanya kerusuhan.
Saat ini, lapangan minyak El Sharara mulai berproduksi kembali. Dengan aktifnya kembali lapangan terseut akan menambah produksi minyak 80 ribu barel per hari.
Pembatasan produksi oleh OPEC dan sekutunya membantu mendukung masa depan harga minyak mentah. Pada hari Senin kemarin, Rusia mengatakan akan mempercepat pemangkasan produksinya bulan ini.
Sumber-sumber OPEC mengatakan bahwa mereka kelompok kemungkinan akan memperpanjang pakta pengurangan produksi, yang telah membantu mendorong harga minyak lebih dari 20 persen lebih tinggi tahun ini.
"Ini akan meningkatkan produksi minyak Libya, dan juga OPEC, lebih dari 300 ribu barel per hari," tulis Commerzbank dalam catatannya. best profit
Sumber : Liputan6
Investor juga berharap akan ada kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang akan segera terjadi.
"Minyak masih menunggu kesepakatan untuk kembali ke meja dengan China," kata Phillip Streible, analis senior di RJO Futures.
Mengutip CNBC, Rabu (6/3/2019), harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 3 sen menjadi USD 56,56 per barel. Sedangkan untuk minyak mentah Brent, patokan internasional, naik 19 sen menjadi USD 65,86 per barel. best profit
Pembatasan produksi oleh OPEC dan sekutunya membantu mendukung masa depan harga minyak mentah. Pada hari Senin kemarin, Rusia mengatakan akan mempercepat pemangkasan produksinya bulan ini.
Sumber-sumber OPEC mengatakan bahwa mereka kelompok kemungkinan akan memperpanjang pakta pengurangan produksi, yang telah membantu mendorong harga minyak lebih dari 20 persen lebih tinggi tahun ini.
"Langkah tersebut sanbgat efektif, itu pada akhirnya akan mendorong harga lebih tinggi," kata Streible. best profit
Untuk diketahui, untuk mendorong harga minyak, aliansi yang dikenal sebagai OPEC + telah memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per barel sejak awal tahun ini.
Kepala penelitian komoditas global Goldman Sachs Jeff Currie mengatakan, OPEC + kemungkinan akan mencapai tujuannya untuk mengurangi kelebihan pasokan dari pasar pada bulan depan. best profit
Namun pemotongan pasokan ini sedikit terganggu dengan mulai pulihnya ladang minyak Libya yang sempat ditutup ada Desember lalu karena adanya kerusuhan.
Saat ini, lapangan minyak El Sharara mulai berproduksi kembali. Dengan aktifnya kembali lapangan terseut akan menambah produksi minyak 80 ribu barel per hari.
Pembatasan produksi oleh OPEC dan sekutunya membantu mendukung masa depan harga minyak mentah. Pada hari Senin kemarin, Rusia mengatakan akan mempercepat pemangkasan produksinya bulan ini.
Sumber-sumber OPEC mengatakan bahwa mereka kelompok kemungkinan akan memperpanjang pakta pengurangan produksi, yang telah membantu mendorong harga minyak lebih dari 20 persen lebih tinggi tahun ini.
"Ini akan meningkatkan produksi minyak Libya, dan juga OPEC, lebih dari 300 ribu barel per hari," tulis Commerzbank dalam catatannya. best profit
Sumber : Liputan6
Monday 4 March 2019
Best Profit | Harga Minyak Melonjak; Kesepakatan Dagang AS-China Mendekati Akhir
Best Profit (5/3) - Harga minyak naik pada hari Senin (04/03),
terbantu penurunan produksi OPEC dan laporan bahwa Amerika Serikat dan
China bergerak mendekati kesepakatan perdagangan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 85 sen, atau 1,5 persen, menjadi $ 56,65 per barel. WTI turun 2,5 persen pada hari Jumat sebagai kerugian mingguan untuk patokan A.S.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 70 sen, atau 1,1 persen, pada $ 65,77 per barel sekitar 11:25 ET (1625 GMT), rebound dari penurunan 1,5 persen pada Jumat. Brent turun 3 persen minggu lalu. best profit
Amerika Serikat dan China tampak dekat dengan kesepakatan yang akan menurunkan tarif AS atas setidaknya $ 200 miliar barang-barang China, karena Beijing membuat janji tentang perubahan ekonomi struktural dan menghilangkan tarif pembalasan atas barang-barang AS, sebuah sumber yang diberitahu tentang negosiasi pada hari Minggu di Washington.
Harapan akan berakhirnya pertikaian perdagangan antara ekonomi terbesar kedua dunia itu menambah dukungan ke pasar yang telah reli selama dua bulan terakhir terkait pemotongan produksi. best profit
Pasokan dari OPEC turun ke level terendah empat tahun pada bulan Februari, sebuah survei Reuters menemukan.
Survei Reuters adalah salah satu dari beberapa perkiraan di depan angka produksi resmi OPEC, yang akan dirilis minggu depan dalam laporan bulanannya. best profit
OPEC dan sekutu-sekutunya bertemu di Wina selama 17-18 April, tetapi kelompok itu tampaknya tidak akan membuat keputusan tentang produksi sampai pertemuan mereka pada Juni, tiga sumber OPEC mengatakan kepada Reuters.
Di Amerika Serikat, ada tanda-tanda bahwa lonjakan produksi minyak pada tahun-tahun terakhir, yang telah menyebabkan peningkatan produksi minyak mentah lebih dari 2 juta barel per hari sejak awal 2018 menjadi lebih dari 12 juta barel per hari, dapat melambat. best profit
Amerika Serikat dan China tampak dekat dengan kesepakatan yang akan menurunkan tarif AS atas setidaknya $ 200 miliar barang-barang China, karena Beijing membuat janji tentang perubahan ekonomi struktural dan menghilangkan tarif pembalasan atas barang-barang AS, sebuah sumber yang diberitahu tentang negosiasi pada hari Minggu di Washington.
Harapan akan berakhirnya pertikaian perdagangan antara ekonomi terbesar kedua dunia itu menambah dukungan ke pasar yang telah reli selama dua bulan terakhir terkait pemotongan produksi. best profit
Sumber : Vibiznews
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 85 sen, atau 1,5 persen, menjadi $ 56,65 per barel. WTI turun 2,5 persen pada hari Jumat sebagai kerugian mingguan untuk patokan A.S.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 70 sen, atau 1,1 persen, pada $ 65,77 per barel sekitar 11:25 ET (1625 GMT), rebound dari penurunan 1,5 persen pada Jumat. Brent turun 3 persen minggu lalu. best profit
Amerika Serikat dan China tampak dekat dengan kesepakatan yang akan menurunkan tarif AS atas setidaknya $ 200 miliar barang-barang China, karena Beijing membuat janji tentang perubahan ekonomi struktural dan menghilangkan tarif pembalasan atas barang-barang AS, sebuah sumber yang diberitahu tentang negosiasi pada hari Minggu di Washington.
Harapan akan berakhirnya pertikaian perdagangan antara ekonomi terbesar kedua dunia itu menambah dukungan ke pasar yang telah reli selama dua bulan terakhir terkait pemotongan produksi. best profit
Pasokan dari OPEC turun ke level terendah empat tahun pada bulan Februari, sebuah survei Reuters menemukan.
Survei Reuters adalah salah satu dari beberapa perkiraan di depan angka produksi resmi OPEC, yang akan dirilis minggu depan dalam laporan bulanannya. best profit
OPEC dan sekutu-sekutunya bertemu di Wina selama 17-18 April, tetapi kelompok itu tampaknya tidak akan membuat keputusan tentang produksi sampai pertemuan mereka pada Juni, tiga sumber OPEC mengatakan kepada Reuters.
Di Amerika Serikat, ada tanda-tanda bahwa lonjakan produksi minyak pada tahun-tahun terakhir, yang telah menyebabkan peningkatan produksi minyak mentah lebih dari 2 juta barel per hari sejak awal 2018 menjadi lebih dari 12 juta barel per hari, dapat melambat. best profit
Amerika Serikat dan China tampak dekat dengan kesepakatan yang akan menurunkan tarif AS atas setidaknya $ 200 miliar barang-barang China, karena Beijing membuat janji tentang perubahan ekonomi struktural dan menghilangkan tarif pembalasan atas barang-barang AS, sebuah sumber yang diberitahu tentang negosiasi pada hari Minggu di Washington.
Harapan akan berakhirnya pertikaian perdagangan antara ekonomi terbesar kedua dunia itu menambah dukungan ke pasar yang telah reli selama dua bulan terakhir terkait pemotongan produksi. best profit
Sumber : Vibiznews
Wednesday 27 February 2019
Best Profit | Persediaan AS Anjlok, Harga Minyak Menguat
Best Profit (28/2) - Harga minyak berjangka menguat dua persen usai
persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) secara tak terduga anjlok.
Selain itu, Arab Saudi menepis komentar dari Presiden AS Donald Trump yang berusaha menjaga harga minyak dari kenaikan.
Persediaan minyak mentah AS turun 8,6 juta barel pada pekan lalu. Hal ini berlawanan dengan harapan kenaikan 2,8 juta barel.
Penarikan yang memecah lima minggu berturut-turut dari persediaan seiring impor minyak mentah melambat ke rekor terendah 2,6 juta barel per hari. Hal ini terjadi usai penurunan produksi OPEC dan sanksi AS terhadap Venezuela. best profit
Minyak mentah berjangka AS berada di posisi USD 56,94 per barel atau naik USD 1,44. Kenaikan ini mencapai 2,6 persen, dan termasuk persentase kenaikan harian terbesar dalam empat minggu. Harga minyak mentah Brent naik USD 1,18 atau 1,8 persen ke posisi USD 66,39 per barel.
"Secara keseluruhan ini adalah laporan yang sangat positif dengan permintaan lebih kuat. Saya pikir Anda sudah melihat dampak dari pemotongan produksi OPEC," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (28/2/2019). best profit
Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih menuturkan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya tidak terlalu menanggapi unggahan status Presiden AS Donald Trump di twitter. Trump menuturkan agar OPEC santai untuk kurangi produksi.
"25 negara mengambil pendekatan yang sangat lambat dan terukur. Seperti paruh kedua tahun lalu membuktikan, kami tertarik pada stabilisas pasar," ujar Falih.
Adapun harga minyak telah naik lebih dari 20 persen sepanjang 2019 setelah OPEC dan sekutunya sepakat untuk memangkas produksi selama enam bulan mulai Januari. best profit
Langkah ini dilakukan untuk hindari penumpukan surplus global terutama ketika booming produksi minyak mentah AS.
Falih mengatakan, OPEC mungkin perlu memperpanjang perjanjian untuk mengekang produksi hingga akhir 2019. Produksi minyak mentah AS telah mencapai rekor tertinggi selama dua minggu berturut-turut, mencapai 12,1 juta barel per hari pada pekan lalu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo menuturkan, untuk mengelola pasokan dunia adalah sulit ketika dua anggota Iran dan Venezuela mendapat sanksi dari AS.
Menteri Energi Rusia, Alexander Novak juga mengatakan, pasar minyak lebih stabil atau kurang serta volatilitas tidak disukai baik produsen dan konsumen. best profit
Sumber : Liputan6
Selain itu, Arab Saudi menepis komentar dari Presiden AS Donald Trump yang berusaha menjaga harga minyak dari kenaikan.
Persediaan minyak mentah AS turun 8,6 juta barel pada pekan lalu. Hal ini berlawanan dengan harapan kenaikan 2,8 juta barel.
Penarikan yang memecah lima minggu berturut-turut dari persediaan seiring impor minyak mentah melambat ke rekor terendah 2,6 juta barel per hari. Hal ini terjadi usai penurunan produksi OPEC dan sanksi AS terhadap Venezuela. best profit
Minyak mentah berjangka AS berada di posisi USD 56,94 per barel atau naik USD 1,44. Kenaikan ini mencapai 2,6 persen, dan termasuk persentase kenaikan harian terbesar dalam empat minggu. Harga minyak mentah Brent naik USD 1,18 atau 1,8 persen ke posisi USD 66,39 per barel.
"Secara keseluruhan ini adalah laporan yang sangat positif dengan permintaan lebih kuat. Saya pikir Anda sudah melihat dampak dari pemotongan produksi OPEC," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (28/2/2019). best profit
Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih menuturkan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya tidak terlalu menanggapi unggahan status Presiden AS Donald Trump di twitter. Trump menuturkan agar OPEC santai untuk kurangi produksi.
"25 negara mengambil pendekatan yang sangat lambat dan terukur. Seperti paruh kedua tahun lalu membuktikan, kami tertarik pada stabilisas pasar," ujar Falih.
Adapun harga minyak telah naik lebih dari 20 persen sepanjang 2019 setelah OPEC dan sekutunya sepakat untuk memangkas produksi selama enam bulan mulai Januari. best profit
Langkah ini dilakukan untuk hindari penumpukan surplus global terutama ketika booming produksi minyak mentah AS.
Falih mengatakan, OPEC mungkin perlu memperpanjang perjanjian untuk mengekang produksi hingga akhir 2019. Produksi minyak mentah AS telah mencapai rekor tertinggi selama dua minggu berturut-turut, mencapai 12,1 juta barel per hari pada pekan lalu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo menuturkan, untuk mengelola pasokan dunia adalah sulit ketika dua anggota Iran dan Venezuela mendapat sanksi dari AS.
Menteri Energi Rusia, Alexander Novak juga mengatakan, pasar minyak lebih stabil atau kurang serta volatilitas tidak disukai baik produsen dan konsumen. best profit
Sumber : Liputan6
Tuesday 26 February 2019
Best Profit | OPEC Abaikan Kritik Trump, Harga Minyak Naik Tipis
Best Profit (27/2) - Harga minyak naik tipis pada penutupan
perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Kenaikan ini terjadi usai
keluarnya berita bahwa organisasi produsen minyak (OPEC) mengabaikan
kritik Presiden AS Donald Trump terkait kenaikan harga minyak.
Mengutip Reuters, Rabu (27/2/2019), harga minyak mentah berjangka Brent, yang merupakan patokan global, naik 45 sen menjadi USD 65,21 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 2 sen menjadi USD 55,50 per barel.
Harga minyak turun lebih dari 3,5 persen pada perdagangan Senin, persentase penurunan harian terbesar mereka tahun ini. Penurunan tersebut terjadi setelah Trump mengatakan ia ingin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak untuk mengurangi upayanya untuk mendorong harga minyak. best profit
Sebuah sumber OPEC mengatakan kepada Reuters, OPEC tidak mengindahkan kritik tersebut. Organisasi tersebut akan tetap pada perjanjiannya dan mendorong lebih banyak kepatuhan dari anggota dan sekutu untuk memperketat pasokan minyak mentah.
Sumber OPEC mengatakan bahwa mereka bersama dengan produsen non-anggota, akan melanjutkan perjanjian pemotongan pasokan untuk menyeimbangkan pasar sampai mereka melihat persediaan turun ke rata-rata lima tahun mereka. best profit
"Tidak ada keraguan kami akan melanjutkan pengurangan kami seperti yang direncanakan," kata sumber OPEC tersebut.
Harga minyak telah naik sekitar 20 persen sejak awal tahun ini sebagian besar pada kesepakatan oleh OPEC dan produsen non-anggota, termasuk Rusia, untuk mengurangi produksi. Persediaan dari Venezuela telah dibatasi sejak sanksi AS dijatuhkan untuk mencoba menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
OPEC + sepakat pada Desember untuk memotong pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari selama enam bulan. Arab Saudi, produsen utama OPEC, baru-baru ini memperkirakan pasokannya akan turun pada Maret dengan setengah juta barel per hari daripada yang diantisipasi berdasarkan perjanjian pengurangan pasokan. best profit
Pemerintah Libya yang diakui secara internasional sepakat dengan perusahaan minyak negara untuk membuka kembali ladang minyak terbesar di negara itu, El Sharara.
Investor juga melihat angka mingguan persediaan minyak mentah AS. Stok minyak mentah AS diperkirakan akan naik 3,6 juta barel dalam laporan persediaan mingguan. Laporan pertama tersebut akan dirilis pada pukul 4:30 malam. EST (2130 GMT) dari American Petroleum Institute. best profit
Sumber : Liputan6
Mengutip Reuters, Rabu (27/2/2019), harga minyak mentah berjangka Brent, yang merupakan patokan global, naik 45 sen menjadi USD 65,21 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 2 sen menjadi USD 55,50 per barel.
Harga minyak turun lebih dari 3,5 persen pada perdagangan Senin, persentase penurunan harian terbesar mereka tahun ini. Penurunan tersebut terjadi setelah Trump mengatakan ia ingin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak untuk mengurangi upayanya untuk mendorong harga minyak. best profit
Sebuah sumber OPEC mengatakan kepada Reuters, OPEC tidak mengindahkan kritik tersebut. Organisasi tersebut akan tetap pada perjanjiannya dan mendorong lebih banyak kepatuhan dari anggota dan sekutu untuk memperketat pasokan minyak mentah.
Sumber OPEC mengatakan bahwa mereka bersama dengan produsen non-anggota, akan melanjutkan perjanjian pemotongan pasokan untuk menyeimbangkan pasar sampai mereka melihat persediaan turun ke rata-rata lima tahun mereka. best profit
"Tidak ada keraguan kami akan melanjutkan pengurangan kami seperti yang direncanakan," kata sumber OPEC tersebut.
Harga minyak telah naik sekitar 20 persen sejak awal tahun ini sebagian besar pada kesepakatan oleh OPEC dan produsen non-anggota, termasuk Rusia, untuk mengurangi produksi. Persediaan dari Venezuela telah dibatasi sejak sanksi AS dijatuhkan untuk mencoba menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
OPEC + sepakat pada Desember untuk memotong pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari selama enam bulan. Arab Saudi, produsen utama OPEC, baru-baru ini memperkirakan pasokannya akan turun pada Maret dengan setengah juta barel per hari daripada yang diantisipasi berdasarkan perjanjian pengurangan pasokan. best profit
Pemerintah Libya yang diakui secara internasional sepakat dengan perusahaan minyak negara untuk membuka kembali ladang minyak terbesar di negara itu, El Sharara.
Investor juga melihat angka mingguan persediaan minyak mentah AS. Stok minyak mentah AS diperkirakan akan naik 3,6 juta barel dalam laporan persediaan mingguan. Laporan pertama tersebut akan dirilis pada pukul 4:30 malam. EST (2130 GMT) dari American Petroleum Institute. best profit
Sumber : Liputan6
Thursday 21 February 2019
Best Profit | Harga Minyak Mentah Turun dari Posisi Tertinggi Tahun Ini
Best Profit (22/2) - Harga minyak mentah dunia turun di bawah posisi
tertinggi tahun ini, seiring keluarnya data yang menunjukkan terjadi
peningkatan persediaan minyak mentah untuk pekan kelima dan adanya rekor
produksi. Kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi global
ikut membebani.
Naman penurunan harga minyak masih dibatasi oleh pemangkasan pasokan yang dipimpin OPEC dan sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran. Kemajuan dalam diskusi kesepakatan perdagangan Washington-Beijing juga turut mendukung harga.
Melansir laman Reuters, Jumat (22/2/2019), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 13 sen menjadi USD 57,03 per barel. Harga sempat menyentuh posisi tertinggi tahun ini USD 57,55 pada hari sebelumnya. best profit
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent turun 1 sen menjadi USD 57,07 setelah menyentuh puncaknya di tahun ini sebesar USD 67,38 pada rabu.
Stok minyak mentah AS naik selama lima minggu berturut-turut ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Ini karena produksi mencapai rekor tertinggi dan pemeliharaan musiman mempertahankan tingkat pemurnian rendah minggu lalu, menurut lembaga Administrasi Informasi Energi.
Stok minyak mentah AS naik 3,7 juta barel dalam sepekan hingga 15 Februari menjadi 454,5 juta barel, tertinggi sejak Oktober 2017, bahkan ketika ekspor minyak mentah melonjak 1,2 juta barel per hari ke rekor 3,6 juta barel per hari. best profit
"Secara keseluruhan laporan ini bearish, khususnya kenaikan kuat dalam stok minyak mentah," kata Cartsen Fritsch, Analis Commerzbank di Frankfurt.
Produksi di Amerika Serikat, yang tahun lalu menjadi produsen minyak mentah utama dunia, naik ke rekor tertinggi sebesar 12 juta barel per hari. "Ini yang juga dapat meredam sentimen," tambah Fritsch.
Namun, pengetatan pasokan secara global membantu mengurangi kerugian harga minyak dunia. best profit
Harga minyak telah naik tahun ini setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bpd) untuk mencegah pertumbuhan pasokan.
Anggota OPEC Nigeria memberi isyarat pada hari Rabu bahwa mereka akan membatasi produksi usai naik pada Januari.
Di sisi lain, sanksi AS telah memukul ekspor minyak mentah Iran dan kerusuhan yang terjadi di Venezuela telah membatasi produksi Libya. best profit
Pembicaraan antara Amerika Serikat dan Cina untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang telah menghambat pertumbuhan global mungkin mengalami kemajuan, membantu mengangkat harga minyak mentah.
Kedua belah pihak telah mulai menguraikan komitmen pada poin-poin utama pertikaian, sumber-sumber yang akrab dengan negosiasi mengatakan kepada Reuters.
Namun, para analis mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global - tanda-tanda yang muncul akhir tahun lalu - telah mencegah harga melonjak melampaui level tertinggi yang dicapai minggu ini. best profit
Sumber : Liputan6
Naman penurunan harga minyak masih dibatasi oleh pemangkasan pasokan yang dipimpin OPEC dan sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran. Kemajuan dalam diskusi kesepakatan perdagangan Washington-Beijing juga turut mendukung harga.
Melansir laman Reuters, Jumat (22/2/2019), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 13 sen menjadi USD 57,03 per barel. Harga sempat menyentuh posisi tertinggi tahun ini USD 57,55 pada hari sebelumnya. best profit
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent turun 1 sen menjadi USD 57,07 setelah menyentuh puncaknya di tahun ini sebesar USD 67,38 pada rabu.
Stok minyak mentah AS naik selama lima minggu berturut-turut ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Ini karena produksi mencapai rekor tertinggi dan pemeliharaan musiman mempertahankan tingkat pemurnian rendah minggu lalu, menurut lembaga Administrasi Informasi Energi.
Stok minyak mentah AS naik 3,7 juta barel dalam sepekan hingga 15 Februari menjadi 454,5 juta barel, tertinggi sejak Oktober 2017, bahkan ketika ekspor minyak mentah melonjak 1,2 juta barel per hari ke rekor 3,6 juta barel per hari. best profit
"Secara keseluruhan laporan ini bearish, khususnya kenaikan kuat dalam stok minyak mentah," kata Cartsen Fritsch, Analis Commerzbank di Frankfurt.
Produksi di Amerika Serikat, yang tahun lalu menjadi produsen minyak mentah utama dunia, naik ke rekor tertinggi sebesar 12 juta barel per hari. "Ini yang juga dapat meredam sentimen," tambah Fritsch.
Namun, pengetatan pasokan secara global membantu mengurangi kerugian harga minyak dunia. best profit
Harga minyak telah naik tahun ini setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bpd) untuk mencegah pertumbuhan pasokan.
Anggota OPEC Nigeria memberi isyarat pada hari Rabu bahwa mereka akan membatasi produksi usai naik pada Januari.
Di sisi lain, sanksi AS telah memukul ekspor minyak mentah Iran dan kerusuhan yang terjadi di Venezuela telah membatasi produksi Libya. best profit
Pembicaraan antara Amerika Serikat dan Cina untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang telah menghambat pertumbuhan global mungkin mengalami kemajuan, membantu mengangkat harga minyak mentah.
Kedua belah pihak telah mulai menguraikan komitmen pada poin-poin utama pertikaian, sumber-sumber yang akrab dengan negosiasi mengatakan kepada Reuters.
Namun, para analis mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global - tanda-tanda yang muncul akhir tahun lalu - telah mencegah harga melonjak melampaui level tertinggi yang dicapai minggu ini. best profit
Sumber : Liputan6
Monday 18 February 2019
Best Profit | Harga Minyak Naik 5 Hari Berturut-Turut, Ada Apa?
Best Profit (19/2) - Harga minyak naik dalam lima hari berturut-turut
pada Senin (Selasa pagi WIB) ditopang keyakinan investor bahwa
pengurangan pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bisa
mencegah penumpukan stok minyak, meski ada kekhawatiran terhadap
ekonomi China menahan kenaikan.
Dikutip dari Reuters, Selasa (19/2/2019), harga minyak berjangka Brent naik USD 16 sen menjadi USD 66,41 per barel usai menyentuh level tertinggi 2019 USD 66,83 pada hari sebelumnya. Sementara harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) jenis West Texas Intermediate naik USD 47 sen menjadi USD 56,04 per barel. best profit
Harga minyak telah naik hampir 25 persen sepanjang tahun ini dan berada di jalur kinerja kuartal pertama terkuat sejak 2011, sebagian besar berkat komitmen OPEC dan sekutunya yang akan memangkas produksi.
Penyulingan di seluruh dunia juga harus membayar lebih untuk mengamankan pasokan minyak jenis medium atau berat yang diproduksi oleh Iran dan Venezuela, sebab kedua negara tersebut berada di bawah sanksi AS. best profit
Penguatan pasar keuangan sedikit mereda setelah data yang menunjukkan penurunan penjualan mobil China pada bulan Januari menimbulkan kekhawatiran tentang ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Beberapa kelemahan ini menular di pasar minyak, tetapi analis mengatakan tren keseluruhan harga minyak mentah tetap meyakinkan untuk saat ini. best profit
“Ada banyak 'jika' dan 'tetapi' yang dapat memiliki dampak mendalam pada harga minyak; pikirkan saja Donald Trump, Brexit, perundingan dagang yang tidak terduga dan kemungkinan akan terjadi di Libya atau produksi Venezuela, ”kata analis Associate PVM Oil Tamas Varga.
Sejumlah analis mengatakan kenaikan terus dalam produksi minyak AS dapat menjadi hambatan reli harga minyak saat ini. Perusahaan energi AS apada minggu lalu menambah 3 rig menjadi 857 rig untuk mencari pasokan minyak baru, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam sebuah laporan Jumat lalu.
"Kami melihat kenaikan harga minyak saat ini sebagai berlebihan dan melihat potensi koreksi pertumbuhan tersebut," kata Commerzbank dalam sebuah catatan. "Fakta bahwa produksi minyak di AS saat ini meningkat secara signifikan lebih tajam dari yang diperkirakan sebelumnya sepenuhnya diabaikan saat ini." best profit
Sumber : Liputan6
best profit
Dikutip dari Reuters, Selasa (19/2/2019), harga minyak berjangka Brent naik USD 16 sen menjadi USD 66,41 per barel usai menyentuh level tertinggi 2019 USD 66,83 pada hari sebelumnya. Sementara harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) jenis West Texas Intermediate naik USD 47 sen menjadi USD 56,04 per barel. best profit
Harga minyak telah naik hampir 25 persen sepanjang tahun ini dan berada di jalur kinerja kuartal pertama terkuat sejak 2011, sebagian besar berkat komitmen OPEC dan sekutunya yang akan memangkas produksi.
Penyulingan di seluruh dunia juga harus membayar lebih untuk mengamankan pasokan minyak jenis medium atau berat yang diproduksi oleh Iran dan Venezuela, sebab kedua negara tersebut berada di bawah sanksi AS. best profit
Penguatan pasar keuangan sedikit mereda setelah data yang menunjukkan penurunan penjualan mobil China pada bulan Januari menimbulkan kekhawatiran tentang ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Beberapa kelemahan ini menular di pasar minyak, tetapi analis mengatakan tren keseluruhan harga minyak mentah tetap meyakinkan untuk saat ini. best profit
“Ada banyak 'jika' dan 'tetapi' yang dapat memiliki dampak mendalam pada harga minyak; pikirkan saja Donald Trump, Brexit, perundingan dagang yang tidak terduga dan kemungkinan akan terjadi di Libya atau produksi Venezuela, ”kata analis Associate PVM Oil Tamas Varga.
Sejumlah analis mengatakan kenaikan terus dalam produksi minyak AS dapat menjadi hambatan reli harga minyak saat ini. Perusahaan energi AS apada minggu lalu menambah 3 rig menjadi 857 rig untuk mencari pasokan minyak baru, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam sebuah laporan Jumat lalu.
"Kami melihat kenaikan harga minyak saat ini sebagai berlebihan dan melihat potensi koreksi pertumbuhan tersebut," kata Commerzbank dalam sebuah catatan. "Fakta bahwa produksi minyak di AS saat ini meningkat secara signifikan lebih tajam dari yang diperkirakan sebelumnya sepenuhnya diabaikan saat ini." best profit
Sumber : Liputan6
best profit
Monday 21 January 2019
Best Profit | Pengeboran AS Melambat, Minyak Mentah Menetap di Kisaran Level Tertinggi Dua Bulan
Best Profit (22/1) - Harga minyak mentah Amerika Serikat menetap pada
kisaran level tertinggi dua bulan di tengah turunnya aktivitas
pengeboran AS, sementara pembicaraan perdagangan AS dan China yang
sedang berlangsung meninggalkan prospek permintaan yang tidak pasti.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Februari menguat 0,2% ke level US$53,90 per barel pada pukul pada 12.59 di New York Mercantile Exchange, ketika perdagangan dihentikan. Pasar AS ditutup untuk liburan Martin Luther King, dan kontrak hanya akan diselesaikan pada hari Selasa.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Maret ditutup menguat 0,04 poin atau 0,06% ke level US$62,74 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah naik US$1,52 pada hari Jumat. best profit
Dilansir Bloomberg, jumlah rig pengeboran minyak di AS turun sebanyak 21 ke 852 rig, level terendah sejak Mei dan penurunan terbesar sejak 2016, menurut data Baker Hughes.
Meskipun mengalami penurunan, data Energy Information Administration pekan lalu menunjukkan pengebor AS memompa 11,9 juta barel per hari. Output di AS menuju ekspansi sebesar 1,1 juta barel per hari tahun ini dan dapat melebihi level maksimum Arab Saudi dalam enam bulan ke depan.
“Penurunan (aktivitas pengeboran) diperkirakan tidak akan secara signifikan memperlambat pertumbuhan produksi minyak mentah AS," ungkap analis di konsultan JBC Energy GmbH dalam sebuah laporan, seperti dikutip Bloomberg. best profit
"Volatilitas harga yang terlihat pada akhir tahun lalu tentu saja membuat produsen ragu untuk mengambil kegiatan pengeboran," kata Warren Patterson, analis komoditas senior di ING Bank NV.
Sementara itu, China dan AS hanya membuat sedikit kemajuan dalam pembicaraan tentang kekayaan intelektual, titik utama dalam perundingan kesepakatan untuk mengakhiri perang tarif. best profit
Minyak memulai awal terbaiknya sejak 2001 di tahun ini, setelah merosot hampir 40% kuartal terakhir tahun 2018 di tengah kekhawatiran pasokan pasokan global dan penurunan konsumsi.
Untuk mengatasi kekhawatiran itu, OPEC dan mitranya telah mulai memotong produksi untuk menyeimbangkan pasar, sementara International Energy Agency memperkirakan permintaan yang relatif kuat tahun ini. Namun, kekhawatiran tetap ada setelah ekonomi China berkembang dengan laju paling lambat sejak 1990. best profit
Sumber : bisnis.com
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Februari menguat 0,2% ke level US$53,90 per barel pada pukul pada 12.59 di New York Mercantile Exchange, ketika perdagangan dihentikan. Pasar AS ditutup untuk liburan Martin Luther King, dan kontrak hanya akan diselesaikan pada hari Selasa.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Maret ditutup menguat 0,04 poin atau 0,06% ke level US$62,74 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah naik US$1,52 pada hari Jumat. best profit
Dilansir Bloomberg, jumlah rig pengeboran minyak di AS turun sebanyak 21 ke 852 rig, level terendah sejak Mei dan penurunan terbesar sejak 2016, menurut data Baker Hughes.
Meskipun mengalami penurunan, data Energy Information Administration pekan lalu menunjukkan pengebor AS memompa 11,9 juta barel per hari. Output di AS menuju ekspansi sebesar 1,1 juta barel per hari tahun ini dan dapat melebihi level maksimum Arab Saudi dalam enam bulan ke depan.
“Penurunan (aktivitas pengeboran) diperkirakan tidak akan secara signifikan memperlambat pertumbuhan produksi minyak mentah AS," ungkap analis di konsultan JBC Energy GmbH dalam sebuah laporan, seperti dikutip Bloomberg. best profit
"Volatilitas harga yang terlihat pada akhir tahun lalu tentu saja membuat produsen ragu untuk mengambil kegiatan pengeboran," kata Warren Patterson, analis komoditas senior di ING Bank NV.
Sementara itu, China dan AS hanya membuat sedikit kemajuan dalam pembicaraan tentang kekayaan intelektual, titik utama dalam perundingan kesepakatan untuk mengakhiri perang tarif. best profit
Minyak memulai awal terbaiknya sejak 2001 di tahun ini, setelah merosot hampir 40% kuartal terakhir tahun 2018 di tengah kekhawatiran pasokan pasokan global dan penurunan konsumsi.
Untuk mengatasi kekhawatiran itu, OPEC dan mitranya telah mulai memotong produksi untuk menyeimbangkan pasar, sementara International Energy Agency memperkirakan permintaan yang relatif kuat tahun ini. Namun, kekhawatiran tetap ada setelah ekonomi China berkembang dengan laju paling lambat sejak 1990. best profit
Sumber : bisnis.com
Thursday 17 January 2019
Best Profit | Harga Minyak Tergelincir Kenaikan Produksi AS
Best Profit (18/1) - Harga minyak turun sekitar 2 persen,
memperpanjang penurunan yang terjadi baru-baru ini di tengah
kekhawatiran tentang melonjaknya produksi minyak AS dan permintaan
global yang menurun. Ini terutama mengingat sengketa perdagangan yang
sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China.
Melansir laman Reuters, harga minyak mentah Brent LCOc1 turun USD 1,06, atau 1,7 persen, menjadi USD 60,26 per barel. Adapun harga minyak mentah berjangka AS CLc1 turun USD 1,00 menjadi USD 51,31 per barel atau turun 1,9 persen.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan pasar bulanannya memangkas perkiraan permintaan rata-rata minyak mentah pada 2019 menjadi 30,83 juta barel per hari, turun 910.000 barel per hari dari rata-rata 2018. best profit
OPEC mengatakan produksinya turun 751.000 barel per hari pada bulan Desember, menunjukkan sedang berupaya untuk memenuhi persyaratan pakta untuk memotong produksi antara negara-negara dan produsen lain, termasuk Rusia.
Meskipun OPEC dan eksportir sekutunya memangkas produksi, output minyak AS justru melonjak mendekati 12 juta barel per hari pada minggu terakhir. Beberapa pedagang dan investor khawatir bahwa pertumbuhan pasokan global tahun ini akan melebihi permintaan.
"Itu akan membebani pasar setidaknya sampai kita mendapatkan beberapa informasi baru, termasuk dari OPEC," kata Thomas Saal, Wakil Presiden Senior INTL Hencorp Futures di Miami. best profit
Tetap saja, kata Saal, investor sudah memperkirakan peningkatan produksi AS dan memberi harga ke pasar, "Jadi itu sebabnya harga turun sedikit dan tidak turun banyak," tegas dia.
Output minyak AS telah naik sebesar 2,4 juta barel per hari sejak Januari 2018 dan stok minyak mentah dan produk olahan meningkat tajam, menurut data Administrasi Informasi Energi AS.
Menanggapi penurunan harga di paruh kedua tahun lalu, OPEC dan non-anggota berencana untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta bph bersama tahun ini. best profit
Harga minyak masih sekitar 20 persen di atas posisi terendah yang dicapai pada akhir Desember. Tetapi analis mengatakan Brent telah diperdagangkan dalam harga rendah USD 60 dan minyak mentah AS di USD 50 lebih rendah karena kegelisahan yang sedang berlangsung tentang hubungan antara Washington dan Beijing dan prospek ekonomi China.
Harga minyak naik pada hari Rabu (Kamis pagi WIB) didukung oleh reli bursa saham Amerika Serikat (AS) dan kesepakatan pemangkasan pasokan oleh Organisasi Negara Pengimpor Minyak (OPEC) dan Rusia. best profit
Namun, kenaikan dibatasi data yang menunjukkan meningkatnya persediaan produk olahan AS dan rekor produksi minyak mentah.
Dilansir dari Reuters, Kamis (17/1/2019), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 68 sen menjadi USD 61,32 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik USD 20 sen menjadi USD 52,31 per barel.
Meningkatkan harga minyak, indeks utama Wall Street mencapai tertinggi satu bulan. Perdagangan minyak berjangka kadang-kadang melacak pasar ekuitas. best profit
Harga minyak mendapat dukungan dari perjanjian pemangkasan pasokan dari OPEC dan produsen utama non-OPEC Rusia. Kelompok itu sepakat pada Desember untuk memangkas produksi minyak gabungan sebesar 1,2 juta barel per hari dari Januari.
Wakil Menteri Energi Rusia mengatakan negara itu akan mencapai pengurangan target produksi minyak pada bulan April.
“Pasar sedang berkonsolidasi. Untuk melihat apa yang jadi penggerak harga minyak selanjutnya, kami akan menonton untuk melihat apakah pemotongan produksi minyak bekerja, jika anggota OPEC yang menyetujui keputusan tersebut mematuhinya," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar di Tradition Energy. best profit
Sumber : Liputan6
best profit
Melansir laman Reuters, harga minyak mentah Brent LCOc1 turun USD 1,06, atau 1,7 persen, menjadi USD 60,26 per barel. Adapun harga minyak mentah berjangka AS CLc1 turun USD 1,00 menjadi USD 51,31 per barel atau turun 1,9 persen.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan pasar bulanannya memangkas perkiraan permintaan rata-rata minyak mentah pada 2019 menjadi 30,83 juta barel per hari, turun 910.000 barel per hari dari rata-rata 2018. best profit
OPEC mengatakan produksinya turun 751.000 barel per hari pada bulan Desember, menunjukkan sedang berupaya untuk memenuhi persyaratan pakta untuk memotong produksi antara negara-negara dan produsen lain, termasuk Rusia.
Meskipun OPEC dan eksportir sekutunya memangkas produksi, output minyak AS justru melonjak mendekati 12 juta barel per hari pada minggu terakhir. Beberapa pedagang dan investor khawatir bahwa pertumbuhan pasokan global tahun ini akan melebihi permintaan.
"Itu akan membebani pasar setidaknya sampai kita mendapatkan beberapa informasi baru, termasuk dari OPEC," kata Thomas Saal, Wakil Presiden Senior INTL Hencorp Futures di Miami. best profit
Tetap saja, kata Saal, investor sudah memperkirakan peningkatan produksi AS dan memberi harga ke pasar, "Jadi itu sebabnya harga turun sedikit dan tidak turun banyak," tegas dia.
Output minyak AS telah naik sebesar 2,4 juta barel per hari sejak Januari 2018 dan stok minyak mentah dan produk olahan meningkat tajam, menurut data Administrasi Informasi Energi AS.
Menanggapi penurunan harga di paruh kedua tahun lalu, OPEC dan non-anggota berencana untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta bph bersama tahun ini. best profit
Harga minyak masih sekitar 20 persen di atas posisi terendah yang dicapai pada akhir Desember. Tetapi analis mengatakan Brent telah diperdagangkan dalam harga rendah USD 60 dan minyak mentah AS di USD 50 lebih rendah karena kegelisahan yang sedang berlangsung tentang hubungan antara Washington dan Beijing dan prospek ekonomi China.
Harga minyak naik pada hari Rabu (Kamis pagi WIB) didukung oleh reli bursa saham Amerika Serikat (AS) dan kesepakatan pemangkasan pasokan oleh Organisasi Negara Pengimpor Minyak (OPEC) dan Rusia. best profit
Namun, kenaikan dibatasi data yang menunjukkan meningkatnya persediaan produk olahan AS dan rekor produksi minyak mentah.
Dilansir dari Reuters, Kamis (17/1/2019), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 68 sen menjadi USD 61,32 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik USD 20 sen menjadi USD 52,31 per barel.
Meningkatkan harga minyak, indeks utama Wall Street mencapai tertinggi satu bulan. Perdagangan minyak berjangka kadang-kadang melacak pasar ekuitas. best profit
Harga minyak mendapat dukungan dari perjanjian pemangkasan pasokan dari OPEC dan produsen utama non-OPEC Rusia. Kelompok itu sepakat pada Desember untuk memangkas produksi minyak gabungan sebesar 1,2 juta barel per hari dari Januari.
Wakil Menteri Energi Rusia mengatakan negara itu akan mencapai pengurangan target produksi minyak pada bulan April.
“Pasar sedang berkonsolidasi. Untuk melihat apa yang jadi penggerak harga minyak selanjutnya, kami akan menonton untuk melihat apakah pemotongan produksi minyak bekerja, jika anggota OPEC yang menyetujui keputusan tersebut mematuhinya," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar di Tradition Energy. best profit
Sumber : Liputan6
best profit
Wednesday 9 January 2019
Best Profit | Dua Sentimen Ini Picu Harga Minyak Melonjak
Best Profit (10/1) - Harga minyak melonjak lebih dari empat persen
seiring perpanjangan pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China
meningkatkan harapan meredakan ketegangan antara kedua negara.
Selain itu, pengurangan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC juga beri dukungan terhadap harga minyak.
Harga minyak berjangka west texas intermediate (WTI) naik USD 2,38 atau 4,8 persen ke posisi USD 52,16 per barel pada pukul 1.15 waktu setempat. Untuk pertama kali pada 2019, harga minyak WTI di atas USD 50.
Harga minyak berjangka Brent bertambah USD 2,48 atau 4,2 persen ke posisi USD 61,20 per barel. Penguatan harga minyak pada Rabu pekan ini mendorong harga minyak naik lebih dari 13 persen pada 2019. best profit
"Setelah Desember pasar berisiko, harga minyak terus mendapatkan sentimen positif. Investor tidak takut perang dagang AS-China akan perlambat pertumbuhan ekonomi global dan kurangi permintaan untuk minyak mentah,” ujar Stephen Innes, Pialang Oanda, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (10/1/2019).
Adapun pembicaraan perdagangan di Beijing menunjukkan tanda-tanda kemajuan termasuk isu China akan beli produk pertanian dan komoditas energi AS.
Surat kabar China Daily melaporkan kalau pemerintah China ingin akhiri sengketa perdagangan tetapi perjanjian apapun harus melibatkan kompromi.
Harga minyak juga didukung dari pengurangan pasokan dari the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia. best profit
Pemangkasan produksi minyak yang dipimpin OPEC dimulai pada Januari. Ini bertujuan untuk mengekang membanjirnya pasokan minyak. Hal itu terjadi kala produksi minyak mentah AS melonjak capai rekor 11,7 juta barel per hari.
Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih yakin pembatasan produksi minyak akan membawa keseimbangan pasar. Diperkirakan pembatasan produksi dapat berpotensi dilanjutkan ke depan.
Sementara itu, data the Energy Information Administration (EIA) menunjukkan stok minyak mentah domestik turun dari yang diperkirakan pada pekan lalu. Persediaan bensin dan sulingan naik lebih dari yang diperkirakan. best profit
Persediaan bensin naik 8,1 juta barel jauh melebihi harapan analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 3,4 juta barel. Stok distilasi naik 10,6 juta barel.
"Laporan karena tersebut memberikan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah dan peningkatan sangat besar dalam persediaan produk olahan," tutur John Kilduff, Partner Again Capital Management.
Morgan Stanley memangkas perkiraan harga minyak mentah pada 2019 lebih dari 10 persen. Harga minyak Brent diperkirakan di posisi USD 61 per barel dan WTI di posisi USD 54 per barel. best profit
Sumber : Liputan6
Selain itu, pengurangan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC juga beri dukungan terhadap harga minyak.
Harga minyak berjangka west texas intermediate (WTI) naik USD 2,38 atau 4,8 persen ke posisi USD 52,16 per barel pada pukul 1.15 waktu setempat. Untuk pertama kali pada 2019, harga minyak WTI di atas USD 50.
Harga minyak berjangka Brent bertambah USD 2,48 atau 4,2 persen ke posisi USD 61,20 per barel. Penguatan harga minyak pada Rabu pekan ini mendorong harga minyak naik lebih dari 13 persen pada 2019. best profit
"Setelah Desember pasar berisiko, harga minyak terus mendapatkan sentimen positif. Investor tidak takut perang dagang AS-China akan perlambat pertumbuhan ekonomi global dan kurangi permintaan untuk minyak mentah,” ujar Stephen Innes, Pialang Oanda, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (10/1/2019).
Adapun pembicaraan perdagangan di Beijing menunjukkan tanda-tanda kemajuan termasuk isu China akan beli produk pertanian dan komoditas energi AS.
Surat kabar China Daily melaporkan kalau pemerintah China ingin akhiri sengketa perdagangan tetapi perjanjian apapun harus melibatkan kompromi.
Harga minyak juga didukung dari pengurangan pasokan dari the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia. best profit
Pemangkasan produksi minyak yang dipimpin OPEC dimulai pada Januari. Ini bertujuan untuk mengekang membanjirnya pasokan minyak. Hal itu terjadi kala produksi minyak mentah AS melonjak capai rekor 11,7 juta barel per hari.
Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih yakin pembatasan produksi minyak akan membawa keseimbangan pasar. Diperkirakan pembatasan produksi dapat berpotensi dilanjutkan ke depan.
Sementara itu, data the Energy Information Administration (EIA) menunjukkan stok minyak mentah domestik turun dari yang diperkirakan pada pekan lalu. Persediaan bensin dan sulingan naik lebih dari yang diperkirakan. best profit
Persediaan bensin naik 8,1 juta barel jauh melebihi harapan analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 3,4 juta barel. Stok distilasi naik 10,6 juta barel.
"Laporan karena tersebut memberikan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah dan peningkatan sangat besar dalam persediaan produk olahan," tutur John Kilduff, Partner Again Capital Management.
Morgan Stanley memangkas perkiraan harga minyak mentah pada 2019 lebih dari 10 persen. Harga minyak Brent diperkirakan di posisi USD 61 per barel dan WTI di posisi USD 54 per barel. best profit
Sumber : Liputan6
Thursday 27 December 2018
PT Bestprofit | Harga Minyak Jatuh Dibayangi Pasar Saham AS
PT Bestprofit (28/12) - Harga minyak mentah dunia turun usai kemarin
sempat naik 8 persen, dipicu kejatuhan Wall Street serta pasar minyak
fokus pada tanda-tanda goyahnya pertumbuhan ekonomi global dan rekor
produksi minyak mentah.
Melansir laman Reuters, Jumat (28/12/2018), harga minyak mentah berjangka Brent LCOc1 turun 4,24 persen, atau USD 2,31, menjadi USD 52,16 per barel. Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka Amerika Serikat (AS) turun USD 1,61 menjadi USD 44,61 per barel atau turun 3,48 persen.
"Pasar mengembalikan sebagian keuntungannya dari kemarin yang dibawa bersamaan dengan euforia di pasar saham," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Harga minyak sempat melonjak pada hari Rabu, mengikuti lonjakan di Wall Street setelah pemerintahan Presiden Donald Trump berusaha untuk meningkatkan kepercayaan investor. pt bestprofit
Brent dan WTI telah kehilangan lebih dari sepertiga dari nilainya sejak awal Oktober dan sedang menuju penurunan lebih dari 20 persen pada 2018.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global telah mengurangi permintaan investor untuk aset yang lebih berisiko dan menekan harga minyak mentah berjangka.
Pelaku pasar juga khawatir tentang melimpahnya pasokan minyak mentah. Tiga bulan lalu pasar minyak global seolah-olah tampak akan kekurangan pasokan ketika sanksi AS ke Iran menghapus sejumlah besar pasokan minyak mentah. Tetapi eksportir minyak lainnya telah mengkompensasi kekurangan sehingga menekan harga.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak, bersama dengan Rusia dan produsen lainnya, sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) pada bulan ini. Setara dengan lebih dari 1 persen dari konsumsi global. pt bestprofit
Tetapi pemotongan itu tidak akan berlaku hingga Januari dan produksi minyak berada pada atau mendekati rekor tertinggi. Rusia, Arab Saudi dan Amerika Serikat, yang merupakan produsen utama minyak mentah dunia memompa 11,6 juta barel per hari.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan negara itu akan memangkas produksinya antara 3 juta dan 5 juta ton pada paruh pertama tahun 2019. Negara itu kemudian akan dapat mengembalikannya menjadi 556 juta ton (11,12 juta barel per hari) untuk keseluruhan 2019 , setara dengan 2018.
Meskipun sanksi AS telah membatasi penjualan minyak Iran, Teheran telah mengatakan eksportir pribadinya tidak "memiliki masalah" menjual minyaknya.
Data persediaan minyak mentah AS akan dirilis dari American Petroleum Institute pada hari ini waktu setempat dan dari Administrasi Informasi Energi A.S. pada hari Jumat. pt bestprofit
Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) dan Brent naik delapan persen. Penguatan tersebut tertinggi sejak 30 November 2016. Namun, penguatan harga minyak itu belum diketahui jelas sebab utama pendorongnya.
Harga minyak telah terperangkap dalam koreksi pasar yang lebih luas karena penutupan pemerintah AS, tingkat suku bunga acuan bank sentral AS lebih tinggi, dan perang dagang AS-China yang tidak disukai investor. Hal itu memperburuk kekhawatiran atas pertumbuhan global.
"Pasar masih benar-benar peduli tentang permintaan. Aksi jual tidak menandakan kekuatan kepercayaan pada permintaan, tapi masih bertindak terlalu cepat. Kami masih percaya harga minyak USD 45 terlalu rendah," tutur Bernadette Johnson, Vice President Market Intelligence Drillinginfo, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/12/2018).
Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) menguat USD 3,69 atau 8,7 persen ke posisi USD 46,22 per barel. Harga minyak meski melonjak tetapi susut hampir 40 persen dari level tertinggi Oktober 2018 di posisi USD 76 per barel. pt bestprofit
Harga minyak Brent menguat USD 4 atau 8 persen ke posisi USD 54,47 per barel. Sebelumnya harga minyak sentuh level terendah sejak Juli 2017 di USD 49,93 per barel.
Dalam laporannya, Analis Tudor, Pickering and Holt menyebutkan, aksi jual terjadi pasar komoditas minyak kurang didorong fundamental dan lebih dipicu meningkatnya volatilitas di pasar saham dan meningkatnya kekhawatiran global. Hal tersebut juga bebani sejumlah aset.
Pimpinan perusahaan minyak Rusia Rosneft, Igor Sechin prediksi harga minyak berada di kisaran USD 50-USD 53 pada 2019. Angka ini di bawah level tertinggi dalam empat tahun di USD 86 untuk harga minyak Brent. Pada awal 2018, harga minyak tersebut sempat sentuh level tertingginya.
Akan tetapi, prospek minyak tidak sekuat pada 2016 ketika kelebihan pasokan meningkat karena Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencoba menopang pasar.
OPEC dan sekutunya termasuk Rusia memutuskan awal bulan ini untuk memangkas produksi pada 2019 dan membatalkan keputusan memproduksi lebih banyak minyak pada Juni. OPEC dan sekutunya berencana memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari pada 2019. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Melansir laman Reuters, Jumat (28/12/2018), harga minyak mentah berjangka Brent LCOc1 turun 4,24 persen, atau USD 2,31, menjadi USD 52,16 per barel. Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka Amerika Serikat (AS) turun USD 1,61 menjadi USD 44,61 per barel atau turun 3,48 persen.
"Pasar mengembalikan sebagian keuntungannya dari kemarin yang dibawa bersamaan dengan euforia di pasar saham," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Harga minyak sempat melonjak pada hari Rabu, mengikuti lonjakan di Wall Street setelah pemerintahan Presiden Donald Trump berusaha untuk meningkatkan kepercayaan investor. pt bestprofit
Brent dan WTI telah kehilangan lebih dari sepertiga dari nilainya sejak awal Oktober dan sedang menuju penurunan lebih dari 20 persen pada 2018.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global telah mengurangi permintaan investor untuk aset yang lebih berisiko dan menekan harga minyak mentah berjangka.
Pelaku pasar juga khawatir tentang melimpahnya pasokan minyak mentah. Tiga bulan lalu pasar minyak global seolah-olah tampak akan kekurangan pasokan ketika sanksi AS ke Iran menghapus sejumlah besar pasokan minyak mentah. Tetapi eksportir minyak lainnya telah mengkompensasi kekurangan sehingga menekan harga.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak, bersama dengan Rusia dan produsen lainnya, sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) pada bulan ini. Setara dengan lebih dari 1 persen dari konsumsi global. pt bestprofit
Tetapi pemotongan itu tidak akan berlaku hingga Januari dan produksi minyak berada pada atau mendekati rekor tertinggi. Rusia, Arab Saudi dan Amerika Serikat, yang merupakan produsen utama minyak mentah dunia memompa 11,6 juta barel per hari.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan negara itu akan memangkas produksinya antara 3 juta dan 5 juta ton pada paruh pertama tahun 2019. Negara itu kemudian akan dapat mengembalikannya menjadi 556 juta ton (11,12 juta barel per hari) untuk keseluruhan 2019 , setara dengan 2018.
Meskipun sanksi AS telah membatasi penjualan minyak Iran, Teheran telah mengatakan eksportir pribadinya tidak "memiliki masalah" menjual minyaknya.
Data persediaan minyak mentah AS akan dirilis dari American Petroleum Institute pada hari ini waktu setempat dan dari Administrasi Informasi Energi A.S. pada hari Jumat. pt bestprofit
Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) dan Brent naik delapan persen. Penguatan tersebut tertinggi sejak 30 November 2016. Namun, penguatan harga minyak itu belum diketahui jelas sebab utama pendorongnya.
Harga minyak telah terperangkap dalam koreksi pasar yang lebih luas karena penutupan pemerintah AS, tingkat suku bunga acuan bank sentral AS lebih tinggi, dan perang dagang AS-China yang tidak disukai investor. Hal itu memperburuk kekhawatiran atas pertumbuhan global.
"Pasar masih benar-benar peduli tentang permintaan. Aksi jual tidak menandakan kekuatan kepercayaan pada permintaan, tapi masih bertindak terlalu cepat. Kami masih percaya harga minyak USD 45 terlalu rendah," tutur Bernadette Johnson, Vice President Market Intelligence Drillinginfo, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/12/2018).
Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) menguat USD 3,69 atau 8,7 persen ke posisi USD 46,22 per barel. Harga minyak meski melonjak tetapi susut hampir 40 persen dari level tertinggi Oktober 2018 di posisi USD 76 per barel. pt bestprofit
Harga minyak Brent menguat USD 4 atau 8 persen ke posisi USD 54,47 per barel. Sebelumnya harga minyak sentuh level terendah sejak Juli 2017 di USD 49,93 per barel.
Dalam laporannya, Analis Tudor, Pickering and Holt menyebutkan, aksi jual terjadi pasar komoditas minyak kurang didorong fundamental dan lebih dipicu meningkatnya volatilitas di pasar saham dan meningkatnya kekhawatiran global. Hal tersebut juga bebani sejumlah aset.
Pimpinan perusahaan minyak Rusia Rosneft, Igor Sechin prediksi harga minyak berada di kisaran USD 50-USD 53 pada 2019. Angka ini di bawah level tertinggi dalam empat tahun di USD 86 untuk harga minyak Brent. Pada awal 2018, harga minyak tersebut sempat sentuh level tertingginya.
Akan tetapi, prospek minyak tidak sekuat pada 2016 ketika kelebihan pasokan meningkat karena Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencoba menopang pasar.
OPEC dan sekutunya termasuk Rusia memutuskan awal bulan ini untuk memangkas produksi pada 2019 dan membatalkan keputusan memproduksi lebih banyak minyak pada Juni. OPEC dan sekutunya berencana memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari pada 2019. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Tuesday 18 December 2018
Best Profit | Harga Minyak Terjungkal karena Kekhawatiran Pasokan yang Melimpah
Best Profit (19/12) - Harga minyak jatuh pada penutupan perdagangan
Selasa (Rabu lagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga miyak karena
adanya laporan pembengkakan persedian di AS dan juga produksi Rusia
yang terus bertambah di tengah pelemahan permintaan.
Mengutip Reuters, Rabu (19/12/2018), harga minyak mentah AS turun USD 2,78, atau 5,5 persen dan diperdagangkan di angka USD 47,10 per barel. Harga minyak AS ini sempat diperdagangkan di angka USD 46,97 per barel yang merupakan harga terlemah sejak September 2017.
Sedangkan harga minyak Brent yang menjadi patokan global turun USD 2,54 atau 4,2 persen dan diperdagangkan pada USD 57,07 per barel. Harga minyak Brent sempat mencapai angka terendah dalam 14 bulan di USD 56,86 per barel.
Kepercayaan investor memburuk, dengan semakin banyak analis yang memperkirakan pertumbuhan global akan melemah selama 12 bulan ke depan. Prospek terburuk dalam satu dekade, menurut survei investor Bank of America Merrill Lynch pada bulan Desember. best profit
"Ada banjir berita kombinasi dari pelemahan permintaan dan produksi yang meningkat sehingga membuat harga minyak tertekan di bawah USD 50 per barel dan itu memberikan sinyal jual yang kuat," kata Bob Yawger, Direktur Perdagangan Berjangka Mizuho, New York, AS.
Ladang minyak terbesar di Inggris mulai berproduksi kembali sehingga meningkatkan pasokan. Sementara pemerintah AS mengatakan bahwa produksi akan mencapai 8 juta barel per hari pada tahun ini dan data memperlihatkan bahwa persediaan minyak AS kembali naik pada minggu ini.
Kedua benchmark harga minyak telah turun lebih dari 30 persen sejak awal Oktober karena membengkaknya persediaan global. best profit
Volume perdagangan pada Selasa cukup rendah karena menuju musim liburan dan menjelang berakhirnya kontrak berjangka minyak mentah AS bulan depan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak lainnya pada bulan ini sepakat untuk memangkas produksi 1,2 juta barel per hari, setara dengan lebih dari 1 persen permintaan global. Langkah tersebut dilakukan dalam upaya untuk menguras tangki dan menaikkan harga.
Tetapi pemotongan tidak akan terjadi hingga bulan depan dan produksi telah mencapai atau mendekati rekor tertinggi di Amerika Serikat, Rusia dan Arab Saudi.
Produksi minyak Rusia mencapai rekor 11,42 juta barel per hari bulan ini, sumber industri mengatakan kepada Reuters.
Produksi minyak dari tujuh blok migas utama AS pada akhir tahun diperkirakan akan melampaui 8 juta barel per hari untuk pertama kalinya, kata the U.S. Energy Information Administration. best profit
Sumber : Liputan6
Mengutip Reuters, Rabu (19/12/2018), harga minyak mentah AS turun USD 2,78, atau 5,5 persen dan diperdagangkan di angka USD 47,10 per barel. Harga minyak AS ini sempat diperdagangkan di angka USD 46,97 per barel yang merupakan harga terlemah sejak September 2017.
Sedangkan harga minyak Brent yang menjadi patokan global turun USD 2,54 atau 4,2 persen dan diperdagangkan pada USD 57,07 per barel. Harga minyak Brent sempat mencapai angka terendah dalam 14 bulan di USD 56,86 per barel.
Kepercayaan investor memburuk, dengan semakin banyak analis yang memperkirakan pertumbuhan global akan melemah selama 12 bulan ke depan. Prospek terburuk dalam satu dekade, menurut survei investor Bank of America Merrill Lynch pada bulan Desember. best profit
"Ada banjir berita kombinasi dari pelemahan permintaan dan produksi yang meningkat sehingga membuat harga minyak tertekan di bawah USD 50 per barel dan itu memberikan sinyal jual yang kuat," kata Bob Yawger, Direktur Perdagangan Berjangka Mizuho, New York, AS.
Ladang minyak terbesar di Inggris mulai berproduksi kembali sehingga meningkatkan pasokan. Sementara pemerintah AS mengatakan bahwa produksi akan mencapai 8 juta barel per hari pada tahun ini dan data memperlihatkan bahwa persediaan minyak AS kembali naik pada minggu ini.
Kedua benchmark harga minyak telah turun lebih dari 30 persen sejak awal Oktober karena membengkaknya persediaan global. best profit
Volume perdagangan pada Selasa cukup rendah karena menuju musim liburan dan menjelang berakhirnya kontrak berjangka minyak mentah AS bulan depan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak lainnya pada bulan ini sepakat untuk memangkas produksi 1,2 juta barel per hari, setara dengan lebih dari 1 persen permintaan global. Langkah tersebut dilakukan dalam upaya untuk menguras tangki dan menaikkan harga.
Tetapi pemotongan tidak akan terjadi hingga bulan depan dan produksi telah mencapai atau mendekati rekor tertinggi di Amerika Serikat, Rusia dan Arab Saudi.
Produksi minyak Rusia mencapai rekor 11,42 juta barel per hari bulan ini, sumber industri mengatakan kepada Reuters.
Produksi minyak dari tujuh blok migas utama AS pada akhir tahun diperkirakan akan melampaui 8 juta barel per hari untuk pertama kalinya, kata the U.S. Energy Information Administration. best profit
Sumber : Liputan6
Monday 17 December 2018
Best Profit | Stok Melimpah, Harga Minyak Turun
Best Profit (18/12) - Harga minyak turun lebih dari 2 persen pada
hari Senin (Selasa pagi WIB), dengan harga minyak mentah AS menyentuh
level terendah sejak September 2017, dipicu tanda-tanda kelebihan
pasokan di Amerika Serikat, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi
global dan permintaan bahan bakar .
Dilansir dari Reuters, Selasa (18/12/2018), harga minyak Brent turun USD 67 sen atau 1,11 persen menjadi USD 59,61 per barel setelah turun ke sesi rendah USD 58,83 per barel.
Harga minyak West Texas Intermediate (AS) yang jadi patokan minyak AS turun USD 1,32 atau 2,58 persen menjadi USD 49,88 per barel dan sempat jatuh ke level terendah USD 49,09 per barel.
Harga minyak WTI merosost setelah persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma naik lebih dari 1 juta barel dari 11-14 Desember, kata para pedagang, mengutip data dari firma intelijen pasar Genscape. best profit
Pedagang dan pelaku pasar mengamati dengan seksama persediaan di hub karena itu adalah titik pengiriman untuk kontrak berjangka dan mendukung hampir semua nilai minyak mentah regional lainnya.
“Ini jelas menunjukkan kekhawatiran bahwa ada lebih banyak pasokan dan permintaan yang melemah, ”kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak Brent dan WTI turun lebih dari 30 persen dari awal Oktober hingga akhir November karena melimpahnya stok. Namun harga telah stabil selama tiga minggu terakhir, karena produsen minyak telah berjanji untuk memangkas produksi.
Beberapa investor meragukan rencana pengurangan pasokan minyak oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain seperti Rusia akan cukup untuk menyeimbangkan pasar. best profit
OPEC dan sekutunya telah sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) dari Januari, dalam sebuah langkah yang akan ditinjau pada pertemuan di bulan April.
Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei mengatakan kepada wartawan di Dubai pada hari Senin bahwa pasar minyak global sedang mengoreksi dan dia mengharapkan semua orang untuk mengurangi pasokan minyak di bawah kesepakatan yang dicapai awal bulan ini di Wina. Tetapi OPEC dan sekutunya memiliki tugas yang berat.
Produksi minyak shale AS tumbuh dengan mantap, mengambil pangsa pasar dari produsen minyak besar Timur Tengah di OPEC dan mempersulit mereka untuk menyeimbangkan anggaran mereka.
Produksi minyak shale dari tujuh cekungan utama serpih diperkirakan akan melampaui 8 juta barel per hari pada akhir tahun, Administrasi Informasi Energi AS mengatakan dalam laporan bulanan pada hari Senin. best profit
Sumber : Liputan6
Dilansir dari Reuters, Selasa (18/12/2018), harga minyak Brent turun USD 67 sen atau 1,11 persen menjadi USD 59,61 per barel setelah turun ke sesi rendah USD 58,83 per barel.
Harga minyak West Texas Intermediate (AS) yang jadi patokan minyak AS turun USD 1,32 atau 2,58 persen menjadi USD 49,88 per barel dan sempat jatuh ke level terendah USD 49,09 per barel.
Harga minyak WTI merosost setelah persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma naik lebih dari 1 juta barel dari 11-14 Desember, kata para pedagang, mengutip data dari firma intelijen pasar Genscape. best profit
Pedagang dan pelaku pasar mengamati dengan seksama persediaan di hub karena itu adalah titik pengiriman untuk kontrak berjangka dan mendukung hampir semua nilai minyak mentah regional lainnya.
“Ini jelas menunjukkan kekhawatiran bahwa ada lebih banyak pasokan dan permintaan yang melemah, ”kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak Brent dan WTI turun lebih dari 30 persen dari awal Oktober hingga akhir November karena melimpahnya stok. Namun harga telah stabil selama tiga minggu terakhir, karena produsen minyak telah berjanji untuk memangkas produksi.
Beberapa investor meragukan rencana pengurangan pasokan minyak oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain seperti Rusia akan cukup untuk menyeimbangkan pasar. best profit
OPEC dan sekutunya telah sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) dari Januari, dalam sebuah langkah yang akan ditinjau pada pertemuan di bulan April.
Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei mengatakan kepada wartawan di Dubai pada hari Senin bahwa pasar minyak global sedang mengoreksi dan dia mengharapkan semua orang untuk mengurangi pasokan minyak di bawah kesepakatan yang dicapai awal bulan ini di Wina. Tetapi OPEC dan sekutunya memiliki tugas yang berat.
Produksi minyak shale AS tumbuh dengan mantap, mengambil pangsa pasar dari produsen minyak besar Timur Tengah di OPEC dan mempersulit mereka untuk menyeimbangkan anggaran mereka.
Produksi minyak shale dari tujuh cekungan utama serpih diperkirakan akan melampaui 8 juta barel per hari pada akhir tahun, Administrasi Informasi Energi AS mengatakan dalam laporan bulanan pada hari Senin. best profit
Sumber : Liputan6
Thursday 13 December 2018
Best Profit | Harga Minyak Turun Usai Rilis Data Stok AS
Best Profit (13/12) - Harga minyak merosot usai laporan menteri
energi Iran mengatakan ada perpecahan di dalam Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak (OPEC).
Hal itu membuat penguatan harga minyak terhenti usai pembatasan produksi yang dipimpin OPEC dan pemangkasan ekspor dari Libya. Ditambah rilis data minyak Amerika Serikat (AS).
Harga minyak Brent turun lima sen ke posisi USD 60,15 per barel. Sementara harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) susut 50 sen ke posisi USD 51,15 per barel. Harga minyak sudah turun sejak awal Oktober usai sentuh level tertinggi dalam empat tahun di atas USD 87.
Pergerakan harga minyak dipengaruhi laporan Menteri Energi Iran Bijan Zanganeh menuturkan, kalau kartel tidak ramah terhadap Iran. OPEC menyetujui pemotongan produksi pada pekan lalu usai ekspor minyak Iran habis lantaran sanksi AS sejak awal November. bestprofit
Pada Rabu waktu setempat, OPEC menyatakan telah imbangi penurunan ekspor yang terkena sanksi Iran. Presiden Iran Hassan Rouhani menuturkan kalau ekspor membaik sejak awal November. Sebelumnya harga minyak naik didukung oleh pemangkasan ekspor dari Libya dan pengurangan produksi yang dipimpin OPEC.
Selain itu, pasar juga mengabaikan data pemerintah yang menunjukkan stok minyak mentah AS turun 1,2 juta barel pada pekan lalu. Penurunan jauh lebih kecil dari yang dilaporkan American Petroleum Institute (API) sebesar 10 juta barel.
"Perbedaan dari penurunan persediaan besar yang dilaporkan API membuat laporan tampak lebih negatif dari pada yang sebenarnya,” ujar John Kilduff, Partner Again Capital Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (13/12/2018). pt bestprofit
Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global minyak mentah didorong sebagian besar oleh hasil produksi AS sehingga menekan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu juga mendorong OPEC dan produsen minyak non OPEC termasuk Rusia memangkas pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari selama enam bulan yang berlaku mulai 1 Januari.
“Kesepakatan OPEC pekan lalu akan memungkinkan lebih banyak posisi menguat untuk diambil oleh pelaku pasar,” seperti dikutip dari laporan analis JBC Energy.
Harga menarik pada pekan ini usai Libya umumkan force majeure dari ekspor ladang minyak terbesarnya pada Minggu. Namun, pandangan ekonomi global melemah dan produksi yang lebih tinggi di tempat lain membebani pasar. Apalagi usai produksi minyak mentah AS melonjak di AS dan ditetapkan sebagai produsen minyak utama di dunia.
“Kami cukup yakin OPEC akan berhasil mengencangkan pasar minyak sehingga menjaga kontrak minyak Brent dalam satu bulan ke posisi USD 60 per barel selama enam bulan ke depan,” ujar Analis SEB Bjarne Schieldrop.
Ia menuturkan, para investor dan produsen masih khawatir terhadap tambahan pasokan minyak AS pada akhir 2019 dan 2020 ketika pipa baru dipasang dari Permian ke Teluk AS. pt bestprofit futures
Sumber : Liputan6
Hal itu membuat penguatan harga minyak terhenti usai pembatasan produksi yang dipimpin OPEC dan pemangkasan ekspor dari Libya. Ditambah rilis data minyak Amerika Serikat (AS).
Harga minyak Brent turun lima sen ke posisi USD 60,15 per barel. Sementara harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) susut 50 sen ke posisi USD 51,15 per barel. Harga minyak sudah turun sejak awal Oktober usai sentuh level tertinggi dalam empat tahun di atas USD 87.
Pergerakan harga minyak dipengaruhi laporan Menteri Energi Iran Bijan Zanganeh menuturkan, kalau kartel tidak ramah terhadap Iran. OPEC menyetujui pemotongan produksi pada pekan lalu usai ekspor minyak Iran habis lantaran sanksi AS sejak awal November. bestprofit
Pada Rabu waktu setempat, OPEC menyatakan telah imbangi penurunan ekspor yang terkena sanksi Iran. Presiden Iran Hassan Rouhani menuturkan kalau ekspor membaik sejak awal November. Sebelumnya harga minyak naik didukung oleh pemangkasan ekspor dari Libya dan pengurangan produksi yang dipimpin OPEC.
Selain itu, pasar juga mengabaikan data pemerintah yang menunjukkan stok minyak mentah AS turun 1,2 juta barel pada pekan lalu. Penurunan jauh lebih kecil dari yang dilaporkan American Petroleum Institute (API) sebesar 10 juta barel.
"Perbedaan dari penurunan persediaan besar yang dilaporkan API membuat laporan tampak lebih negatif dari pada yang sebenarnya,” ujar John Kilduff, Partner Again Capital Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (13/12/2018). pt bestprofit
Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global minyak mentah didorong sebagian besar oleh hasil produksi AS sehingga menekan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu juga mendorong OPEC dan produsen minyak non OPEC termasuk Rusia memangkas pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari selama enam bulan yang berlaku mulai 1 Januari.
“Kesepakatan OPEC pekan lalu akan memungkinkan lebih banyak posisi menguat untuk diambil oleh pelaku pasar,” seperti dikutip dari laporan analis JBC Energy.
Harga menarik pada pekan ini usai Libya umumkan force majeure dari ekspor ladang minyak terbesarnya pada Minggu. Namun, pandangan ekonomi global melemah dan produksi yang lebih tinggi di tempat lain membebani pasar. Apalagi usai produksi minyak mentah AS melonjak di AS dan ditetapkan sebagai produsen minyak utama di dunia.
“Kami cukup yakin OPEC akan berhasil mengencangkan pasar minyak sehingga menjaga kontrak minyak Brent dalam satu bulan ke posisi USD 60 per barel selama enam bulan ke depan,” ujar Analis SEB Bjarne Schieldrop.
Ia menuturkan, para investor dan produsen masih khawatir terhadap tambahan pasokan minyak AS pada akhir 2019 dan 2020 ketika pipa baru dipasang dari Permian ke Teluk AS. pt bestprofit futures
Sumber : Liputan6
Thursday 6 December 2018
Best Profit | OPEC Tak Umumkan Hasil Pertemuan Dorong Harga Minyak Jatuh
Best Profit (7/12) - Harga minyak mentah dunia jatuh hampir 3 persen
setelah OPEC dan sekutu-sekutunya mengakhiri pertemuan tanpa mengumumkan
keputusan untuk memangkas produksi minyak mentah, dan bersiap untuk
memperdebatkan masalah ini pada hari berikutnya.
Melansir laman Reuters, Jumat (7/12/2018), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,50, atau 2,4 persen, menjadi USD 60,06 per barel. Harga sempat turun ke sesi rendah di USD 58,36 per barel.
Adapun harga minyak mentah berjangka AS turun USD 1,40, atau 2,7 persen, menjadi USD 51,49, memantul dari posisi rendah uSD 50,08 per barel. Benchmark harga minyak telah merosot lebih dari 25 persen sejauh kuartal ini.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak bertemu di Wina untuk memutuskan kebijakan produksi bersama dengan negara-negara lain termasuk Rusia, Oman dan Kazakhstan.
OPEC secara tentatif setuju memangkas produksi minyak. Namun langkah ini masih menunggu komitmen dari Rusia sebelum memutuskan volumenya. best profit
Menteri Energi Rusia Alexander Novak terbang pulang dari Wina untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin di Saint Petersburg.
Novak kembali ke ibukota Austria pada hari Jumat untuk kembali berdiskusi dengan OPEC yang dipimpin Saudi dan sekutu-sekutunya.
Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih mengatakan OPEC membutuhkan Rusia untuk bekerja sama, dan mengatakan keputusan kemungkinan akan dilakukan Jumat malam.
"Jika semua orang tidak mau bergabung dan berkontribusi sama, kami akan menunggu sampai mereka ada," kata al-Falih.
Pengamat pasar memperkirakan akan ada pemotongan gabungan sebesar 1 juta hingga 1,4 juta barel per hari (bpd). Pertemuan OPEC dan non anggotanya akan dimulai pada hari Jumat ini.
"Semua mata sekarang tertuju pada pernyataan OPEC bersama besok, dan gabungan pemangkasan produksi setidaknya 1 juta barel per hari akan diperlukan untuk melihat pemulihan yang berarti dalam harga minyak," kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy di London. best profit
Harga minyak menemukan beberapa dukungan setelah data menunjukkan stok minyak mentah AS turun pekan lalu. Ini merupakan penarikan pertama sejak September.
Persediaan minyak telah naik selama 10 minggu berturut-turut karena produksi dalam negeri meningkat mencapai rekor mingguan sebesar 11,7 juta bph, menurut data Lembaga Administrasi Informasi Energi AS (EIA).
Amerika Serikat, telah menjadi pengekspor bersih produk mentah dan produk olahan untuk pertama kalinya sejak 1973. Negara ini mengekspor 211.000 bph minyak, selain adanya lonjakan ekspor minyak mentah yang menuju rekor di 3,2 juta bph, data menunjukkan. best profit
Harga minyak mentah telah merosot hampir sepertiga sejak Oktober, sebagian karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan seiring kenaikan produksi minyak AS, bersamaan dengan peningkatan output dari Arab Saudi dan Rusia. Ketiga negara tersebut adalah produsen minyak terbesar dunia.
Produksi minyak mentah OPEC telah meningkat 4,1 persen sejak pertengahan 2018, menjadi 33,31 juta barel per hari.
Ann-Louise Hittle, Wakil Presiden Minyak di Wood Mackenzie, mengatakan pertumbuhan permintaan minyak dunia diperkirakan rata-rata mendekati 1,1 juta barel per hari pada 2018 dan 2019.
"Ini dengan latar belakang pertumbuhan produksi non-OPEC yang cepat ... kekuatan dalam produksi non-OPEC menciptakan tekanan pada OPEC untuk membatasi outputnya untuk 2019 dari level terakhir, jika harga minyak tetap stabil," kata Hittle. best profit
Sumber : Liputan6
Melansir laman Reuters, Jumat (7/12/2018), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,50, atau 2,4 persen, menjadi USD 60,06 per barel. Harga sempat turun ke sesi rendah di USD 58,36 per barel.
Adapun harga minyak mentah berjangka AS turun USD 1,40, atau 2,7 persen, menjadi USD 51,49, memantul dari posisi rendah uSD 50,08 per barel. Benchmark harga minyak telah merosot lebih dari 25 persen sejauh kuartal ini.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak bertemu di Wina untuk memutuskan kebijakan produksi bersama dengan negara-negara lain termasuk Rusia, Oman dan Kazakhstan.
OPEC secara tentatif setuju memangkas produksi minyak. Namun langkah ini masih menunggu komitmen dari Rusia sebelum memutuskan volumenya. best profit
Menteri Energi Rusia Alexander Novak terbang pulang dari Wina untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin di Saint Petersburg.
Novak kembali ke ibukota Austria pada hari Jumat untuk kembali berdiskusi dengan OPEC yang dipimpin Saudi dan sekutu-sekutunya.
Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih mengatakan OPEC membutuhkan Rusia untuk bekerja sama, dan mengatakan keputusan kemungkinan akan dilakukan Jumat malam.
"Jika semua orang tidak mau bergabung dan berkontribusi sama, kami akan menunggu sampai mereka ada," kata al-Falih.
Pengamat pasar memperkirakan akan ada pemotongan gabungan sebesar 1 juta hingga 1,4 juta barel per hari (bpd). Pertemuan OPEC dan non anggotanya akan dimulai pada hari Jumat ini.
"Semua mata sekarang tertuju pada pernyataan OPEC bersama besok, dan gabungan pemangkasan produksi setidaknya 1 juta barel per hari akan diperlukan untuk melihat pemulihan yang berarti dalam harga minyak," kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy di London. best profit
Harga minyak menemukan beberapa dukungan setelah data menunjukkan stok minyak mentah AS turun pekan lalu. Ini merupakan penarikan pertama sejak September.
Persediaan minyak telah naik selama 10 minggu berturut-turut karena produksi dalam negeri meningkat mencapai rekor mingguan sebesar 11,7 juta bph, menurut data Lembaga Administrasi Informasi Energi AS (EIA).
Amerika Serikat, telah menjadi pengekspor bersih produk mentah dan produk olahan untuk pertama kalinya sejak 1973. Negara ini mengekspor 211.000 bph minyak, selain adanya lonjakan ekspor minyak mentah yang menuju rekor di 3,2 juta bph, data menunjukkan. best profit
Harga minyak mentah telah merosot hampir sepertiga sejak Oktober, sebagian karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan seiring kenaikan produksi minyak AS, bersamaan dengan peningkatan output dari Arab Saudi dan Rusia. Ketiga negara tersebut adalah produsen minyak terbesar dunia.
Produksi minyak mentah OPEC telah meningkat 4,1 persen sejak pertengahan 2018, menjadi 33,31 juta barel per hari.
Ann-Louise Hittle, Wakil Presiden Minyak di Wood Mackenzie, mengatakan pertumbuhan permintaan minyak dunia diperkirakan rata-rata mendekati 1,1 juta barel per hari pada 2018 dan 2019.
"Ini dengan latar belakang pertumbuhan produksi non-OPEC yang cepat ... kekuatan dalam produksi non-OPEC menciptakan tekanan pada OPEC untuk membatasi outputnya untuk 2019 dari level terakhir, jika harga minyak tetap stabil," kata Hittle. best profit
Sumber : Liputan6
Thursday 22 November 2018
PT Bestprofit | Stok Melimpah di AS, Harga Minyak Turun
PT Bestprofit (23/11) - Harga minyak merosot pada hari Kamis (Jumat
pagi WIB) setelah persediaan minyak AS melonjak ke level tertinggi sejak
Desember, menambah kekhawatiran tentang melimpahnya stok minyak mentah
global.
Dilansir dari Reuters, Jumat (23/11/2018), harga minyak jenis Brent yang jadi patokan global turun USD 96 sen menjadi USD 62,52 per barel. Sedangkan harga minyak AS, West Texas Intermediate turun lebih dari USD 1 menjadi USD 53,85 per barel.
Perdagangan sangat tipis karena hari libur Thanksgiving pada hari Kamis di Amerika Serikat.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan minyak terbebas dari posisi terendahnya dipicu dolar AS yang lebih lemah, membuat minyak mentah yang dijual dalam denominasi dolar lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya. "Dukungan tambahan mungkin berasal dari ekspor Iran yang lebih rendah," katanya. pt bestprofit
Ekspor Iran telah turun beberapa ratus ribu barel per hari (bph) bulan ini, sebuah perusahaan pelacak tanker terkemuka mengatakan pada hari Kamis, menunjukkan sanksi AS yang berlaku mulai bulan ini telah membuat takut banyak pembeli.
Tapi harga tetap di bawah tekanan akibat meningkatnya persediaan minyak mentah AS, yang naik 4,9 juta barel menjadi 446,91 juta barel pekan lalu, tertinggi sejak Desember, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan.
Produksi minyak mentah AS juga mencetak rekor 11,7 juta barel per hari (bpd), kata EIA. pt bestprofit
Tamas Varga, analis pialang PVM memprediksi tren pasar tetap bearish. "Pertanyaannya adalah apa yang akan dilakukan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada bulan Desember, apakah mereka akan potong produksi? Jika ya, seberapa banyak?" Katanya.
OPEC khawatir akan munculnya banjir. Namun eksportir terbesar OPEC, Arab Saudi, berada di bawah tekanan AS untuk tidak mengambil tindakan apapun untuk memangkas produksi yang akan mendorong harga lebih tinggi lagi.
Untuk mengatasi lonjakan pasokan, OPEC sedang mempertimbangkan kesepakatan untuk memangkas produksi ketika bertemu pada 6 Desember, meskipun anggota OPEC Iran diperkirakan akan menolak pengurangan secara sukarela. Rusia, sekutu OPEC, juga tidak menunjukkan tanda akan bergabung dengan pemotongan produksi. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Dilansir dari Reuters, Jumat (23/11/2018), harga minyak jenis Brent yang jadi patokan global turun USD 96 sen menjadi USD 62,52 per barel. Sedangkan harga minyak AS, West Texas Intermediate turun lebih dari USD 1 menjadi USD 53,85 per barel.
Perdagangan sangat tipis karena hari libur Thanksgiving pada hari Kamis di Amerika Serikat.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan minyak terbebas dari posisi terendahnya dipicu dolar AS yang lebih lemah, membuat minyak mentah yang dijual dalam denominasi dolar lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya. "Dukungan tambahan mungkin berasal dari ekspor Iran yang lebih rendah," katanya. pt bestprofit
Ekspor Iran telah turun beberapa ratus ribu barel per hari (bph) bulan ini, sebuah perusahaan pelacak tanker terkemuka mengatakan pada hari Kamis, menunjukkan sanksi AS yang berlaku mulai bulan ini telah membuat takut banyak pembeli.
Tapi harga tetap di bawah tekanan akibat meningkatnya persediaan minyak mentah AS, yang naik 4,9 juta barel menjadi 446,91 juta barel pekan lalu, tertinggi sejak Desember, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan.
Produksi minyak mentah AS juga mencetak rekor 11,7 juta barel per hari (bpd), kata EIA. pt bestprofit
Tamas Varga, analis pialang PVM memprediksi tren pasar tetap bearish. "Pertanyaannya adalah apa yang akan dilakukan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada bulan Desember, apakah mereka akan potong produksi? Jika ya, seberapa banyak?" Katanya.
OPEC khawatir akan munculnya banjir. Namun eksportir terbesar OPEC, Arab Saudi, berada di bawah tekanan AS untuk tidak mengambil tindakan apapun untuk memangkas produksi yang akan mendorong harga lebih tinggi lagi.
Untuk mengatasi lonjakan pasokan, OPEC sedang mempertimbangkan kesepakatan untuk memangkas produksi ketika bertemu pada 6 Desember, meskipun anggota OPEC Iran diperkirakan akan menolak pengurangan secara sukarela. Rusia, sekutu OPEC, juga tidak menunjukkan tanda akan bergabung dengan pemotongan produksi. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Monday 12 November 2018
PT Bestprofit | Harga Minyak AS Turun 11 Hari Berturut-Turut
PT Bestprofit (13/11) - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS)
turun dalam 11 hari berturut-turut, terbanyak sejak kontrak mulai
diperdagangkan. Harga minyak berbalik arah dari reli di awal sesi ketika
Presiden AS Donald Trump mengatakan dia berharap tidak akan ada
pengurangan produksi minyak.
Komentar Trump mengikuti komentar dari Menteri Energi Arab Saudi yang mengatakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sedang mempertimbangkan pemotongan pasokan tahun depan, seiring dengan permintaan yang melemah.
Arab Saudi telah menyatakan keprihatinan bahwa sanksi AS telah menghilangkan lebih sedikit minyak dari pasar daripada yang diperkirakan.
Dikutip dari Reuters, Selasa (13/11/2018), patokan harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) turun USD 26 sen menjadi USD 59,93 per barel. Penurunan ini menandai penurunan harian ke-11 berturut-turut, terbesar sejak kontrak mulai diperdagangkan, menurut data dari CME Group. pt bestprofit
Minyak mentah Brent berjangka berbalik arah di akhir sesi, turun USD 6 sen menjadi USD 70,12 per barel. Brent juga diperdagangkan lebih rendah dalam aktivitas pasca-penutupan, turun USD 1,13 menjadi USD 69,05 per barel.
"Mudah-mudahan, Arab Saudi dan OPEC tidak akan memotong produksi minyak," tulis Trump di Twitter. “Harga minyak harus jauh lebih rendah berdasarkan pasokan!” Minyak mentah AS berbalik negatif dan memperpanjang kerugian setelah tweet tersebut.
Harga minyak telah menguat di awal sesi, setelah Arab Saudi mengatakan OPEC dan mitranya percaya bahwa permintaan cukup melunak untuk menjamin pemotongan produksi 1 juta barel per hari (bph) tahun depan. pt bestprofit
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan OPEC dan sekutunya setuju bahwa analisis teknis menunjukkan kebutuhan untuk mengurangi pasokan minyak tahun depan sekitar 1 juta bph dari level Oktober.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan pada hari Minggu akan memangkas pengirimannya setengah juta bph pada bulan Desember karena permintaan musiman yang lebih rendah.
OPEC dan Badan Energi Internasional bakal merilis laporan bulanan tentang prospek pasokan minyak dan permintaan akhir pekan ini.
Harga minyak telah jatuh sekitar 20 persen pada bulan lalu, terpukul oleh peningkatan pasokan global dan ancaman perlambatan permintaan, terutama dari pelanggan yang mata uangnya melemah terhadap dolar AS sehingga mengikis daya beli mereka.
Produksi dari produsen minyak utama dunia Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi telah meningkat 1,05 juta bph dalam tiga bulan terakhir. Hal ini membuat OPEC menyesuaikan produksinya yang mencapai sekitar 33,3 juta bph, menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan global. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Komentar Trump mengikuti komentar dari Menteri Energi Arab Saudi yang mengatakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sedang mempertimbangkan pemotongan pasokan tahun depan, seiring dengan permintaan yang melemah.
Arab Saudi telah menyatakan keprihatinan bahwa sanksi AS telah menghilangkan lebih sedikit minyak dari pasar daripada yang diperkirakan.
Dikutip dari Reuters, Selasa (13/11/2018), patokan harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) turun USD 26 sen menjadi USD 59,93 per barel. Penurunan ini menandai penurunan harian ke-11 berturut-turut, terbesar sejak kontrak mulai diperdagangkan, menurut data dari CME Group. pt bestprofit
Minyak mentah Brent berjangka berbalik arah di akhir sesi, turun USD 6 sen menjadi USD 70,12 per barel. Brent juga diperdagangkan lebih rendah dalam aktivitas pasca-penutupan, turun USD 1,13 menjadi USD 69,05 per barel.
"Mudah-mudahan, Arab Saudi dan OPEC tidak akan memotong produksi minyak," tulis Trump di Twitter. “Harga minyak harus jauh lebih rendah berdasarkan pasokan!” Minyak mentah AS berbalik negatif dan memperpanjang kerugian setelah tweet tersebut.
Harga minyak telah menguat di awal sesi, setelah Arab Saudi mengatakan OPEC dan mitranya percaya bahwa permintaan cukup melunak untuk menjamin pemotongan produksi 1 juta barel per hari (bph) tahun depan. pt bestprofit
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan OPEC dan sekutunya setuju bahwa analisis teknis menunjukkan kebutuhan untuk mengurangi pasokan minyak tahun depan sekitar 1 juta bph dari level Oktober.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan pada hari Minggu akan memangkas pengirimannya setengah juta bph pada bulan Desember karena permintaan musiman yang lebih rendah.
OPEC dan Badan Energi Internasional bakal merilis laporan bulanan tentang prospek pasokan minyak dan permintaan akhir pekan ini.
Harga minyak telah jatuh sekitar 20 persen pada bulan lalu, terpukul oleh peningkatan pasokan global dan ancaman perlambatan permintaan, terutama dari pelanggan yang mata uangnya melemah terhadap dolar AS sehingga mengikis daya beli mereka.
Produksi dari produsen minyak utama dunia Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi telah meningkat 1,05 juta bph dalam tiga bulan terakhir. Hal ini membuat OPEC menyesuaikan produksinya yang mencapai sekitar 33,3 juta bph, menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan global. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Monday 22 October 2018
PT Bestprofit | Harga Minyak Naik Meski Arab Saudi Bakal Dongkrak Produksi
PT Bestprofit (23/10) - Harga minyak berjangka naik tipis pada hari
Senin meski Arab Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi minyak
mentah ke rekor tertinggi, dua minggu sebelum sanksi AS berpotensi
mencekik pasokan Iran.
Dilansir dari Reuters, Selasa (23/10/2018), Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih mengatakan kepada kantor berita Rusia, TASS, bahwa negaranya tidak berniat melepaskan embargo minyak tahun 1973 pada konsumen Barat, tetapi lebih difokuskan pada peningkatan produksi untuk mengkompensasi turunnya pasokan di tempat lain, seperti Iran.
Falih menuturkan Arab Saudi akan segera meningkatkan produksi menjadi 11 juta barel per hari (bpd) dari 10,7 juta saat ini. Dia menambahkan, Riyadh memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi hingga 12 juta bph.
“Harga minyak seimbang dalam sesi perdagangan hari ini meskipun Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi. Jadi kita masih belum bisa menyimpulkan peningkatan produksi kerajaan akan cukup untuk mengkompensasi hilangnya produksi potensial dari Iran dan Venezuela, ” kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy di London. pt bestprofit
Harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Desember naik USD 5 sen menjadi USD 79,83 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November juga naik USD 5 sen menjadi USD 69,17 per barel.
Dalam perdagangan intraday, WTI jatuh ke USD 68,27 per barel, terendah sejak 14 September. Beberapa anggota parlemen AS telah menyarankan menjatuhkan sanksi terhadap Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Kerajaan, pengekspor minyak terbesar dunia, berjanji untuk membalas sanksi apa pun dengan tindakan yang lebih besar. "Ada keresahan di Gedung Putih menyoroti keengganan Administrasi Trump untuk mengambil tindakan yang berarti terhadap Riyadh, hanya beberapa minggu sebelum sanksi AS mulai berlaku," kata Fiona Cincotta, Analis senior pasar di City Index, dalam sebuah catatan. pt bestprofit
Sanksi AS terhadap sektor perminyakan Iran dimulai pada 4 November dan analis yakin pengurangan pasokan hingga 1,5 juta barel per hari bisa berisiko.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat pada Juni untuk meningkatkan pasokan untuk menutupi gangguan terhadap ekspor Iran. Sebuah dokumen internal yang diperoleh Reuters menyatakan bahwa OPEC sedang berjuang untuk menambah produksi untuk menutupi penurunan di tempat lain, termasuk Iran dan Venezuela.
Sementara itu prospek permintaan minyak tahun depan memburuk. OPEC memperkirakan permintaan minyak akan jatuh ke rata-rata 31,8 juta bph tahun depan, dari rata-rata 32,8 juta bph tahun ini. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Dilansir dari Reuters, Selasa (23/10/2018), Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih mengatakan kepada kantor berita Rusia, TASS, bahwa negaranya tidak berniat melepaskan embargo minyak tahun 1973 pada konsumen Barat, tetapi lebih difokuskan pada peningkatan produksi untuk mengkompensasi turunnya pasokan di tempat lain, seperti Iran.
Falih menuturkan Arab Saudi akan segera meningkatkan produksi menjadi 11 juta barel per hari (bpd) dari 10,7 juta saat ini. Dia menambahkan, Riyadh memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi hingga 12 juta bph.
“Harga minyak seimbang dalam sesi perdagangan hari ini meskipun Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi. Jadi kita masih belum bisa menyimpulkan peningkatan produksi kerajaan akan cukup untuk mengkompensasi hilangnya produksi potensial dari Iran dan Venezuela, ” kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy di London. pt bestprofit
Harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Desember naik USD 5 sen menjadi USD 79,83 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November juga naik USD 5 sen menjadi USD 69,17 per barel.
Dalam perdagangan intraday, WTI jatuh ke USD 68,27 per barel, terendah sejak 14 September. Beberapa anggota parlemen AS telah menyarankan menjatuhkan sanksi terhadap Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Kerajaan, pengekspor minyak terbesar dunia, berjanji untuk membalas sanksi apa pun dengan tindakan yang lebih besar. "Ada keresahan di Gedung Putih menyoroti keengganan Administrasi Trump untuk mengambil tindakan yang berarti terhadap Riyadh, hanya beberapa minggu sebelum sanksi AS mulai berlaku," kata Fiona Cincotta, Analis senior pasar di City Index, dalam sebuah catatan. pt bestprofit
Sanksi AS terhadap sektor perminyakan Iran dimulai pada 4 November dan analis yakin pengurangan pasokan hingga 1,5 juta barel per hari bisa berisiko.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat pada Juni untuk meningkatkan pasokan untuk menutupi gangguan terhadap ekspor Iran. Sebuah dokumen internal yang diperoleh Reuters menyatakan bahwa OPEC sedang berjuang untuk menambah produksi untuk menutupi penurunan di tempat lain, termasuk Iran dan Venezuela.
Sementara itu prospek permintaan minyak tahun depan memburuk. OPEC memperkirakan permintaan minyak akan jatuh ke rata-rata 31,8 juta bph tahun depan, dari rata-rata 32,8 juta bph tahun ini. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Thursday 20 September 2018
PT Bestprofit | Cuitan Donald Trump kepada OPEC Bikin Harga Minyak Turun
PT Bestprofit (21/9) - Harga minyak mentah dunia turun setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak OPEC untuk meningkatkan produksi pada pertemuan di Aljazair.
Harga juga dipengaruhi momentum bullish harga minyak yang melambat, yang sebelumnya sempat mendorong pasar menuju posisi tertinggi dalam empat tahun.
Melansir laman Reuters, Jumat (21/9/2018), harga minyak mentah brent, turun 78 sen menjadi USD 78,70 per barel. Sementara minyak mentah AS turun 32 sen menjadi USD 70,80 per barel setelah naik hampir 2 persen pada Rabu.
Patokan harga minyak global Brent telah diperdagangkan di bawah USD 80 per barel, mendekati level tertinggi dalam hampir empat tahun. Ini dipicu prediksi jika sanksi AS terhadap Iran, produsen terbesar ketiga OPEC, akan mengurangi pasokan global.
"Kami terjebak dalam kisaran di sini," kata Tariq Zahir, anggota Tyche Capital Advisors di New York. pt bestprofit
Dia mengatakan kenaikan harga yang didorong sanksi AS atas pasokan Iran juga ditekan potensi bahwa permintaan China yang berkurang.
Trump telah menerapkan sanksi dalam menanggapi program nuklir Iran yang akan berlaku penuh pada 4 November. Banyak pembeli telah menghentikan pembelian minyaknya dari Iran menjelang adanya peraturan baru ini.
Tidak jelas apakah produsen seperti Arab Saudi, Irak dan Rusia dapat mengkompensasi persediaan minyak dunia yang berkurang.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya, termasuk Rusia, bertemu pada hari Minggu di Aljazair untuk membahas bagaimana mengalokasikan peningkatan pasokan untuk mengimbangi hilangnya pasokan dari Iran.
Pertemuan tersebut kemungkinan tidak akan menyetujui tambahan dalam produksi minyak mentah, meskipun tekanan meningkat untuk mencegah lonjakan harga.
Trump bahkan melalui Twitter mengatakan, "Monopoli OPEC harus menurunkan harga sekarang!" pt bestprofit
“Kami melindungi negara-negara di Timur Tengah, mereka tidak akan aman untuk waktu yang lama tanpa kami, namun mereka terus mendorong harga minyak yang lebih tinggi dan lebih tinggi! Kami akan ingat, "Trump kembali menulis cuitannya.
Tyche's Zahir, memprediksi bahwa tweet seperti itu dari presiden mungkin akan berlanjut dengan waktu pemilihan AS yang mendekati.
"Hal terakhir yang ia ingin terjadi adalah harga solar dan harga minyak yang mencapai posisi tertinggi ketika orang-orang pergi ke bilik suara," kata Zahir.
Pemilihan yang berlangsung pada 6 November akan menentukan apakah Partai Republik mempertahankan kendali atas Senat dan Dewan Perwakilan di AS.
Namun, banyak pedagang dan analis memperkirakan Brent dalam waktu dekat akan bergerak di atas USD 80 per barel.
Pakar strategi minyak BNP Paribas Harry Tchilinguirian mengatakan, posisi Brent di USD 80 per barel adalah level psikologis.
"Dan ini tidak mengherankan, ketika kita mendekatinya, itu akan dijual karena beberapa pelaku pasar mengambil untung. Karena semakin banyak bukti yang dikumpulkan bahwa ekspor minyak Iran sedang menurun tajam," kata Tchilinguririan. pt bestprofit
Sumber : Liputan6
Subscribe to:
Posts (Atom)