Wednesday 25 March 2015

Pelemahan Saham AS Seret Saham Asia Dari Level Tertingginya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/3) - Saham Asia catat penurunan dari level tertinggi dalam delapan bulan terakhir, menyusul penurunan ekuitas AS, yang dipimpin oleh saham material dan konsumen.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6 % ke level 148,20 pukul 09:01 pagi di Tokyo. Kemarin indeks acuan naik yang merupakan penutupan tertinggi sejak 30 Juli tahun lalu, sementara Indeks Nasdaq Composite turun tajam dalam11 bulan terakhir dan indeks Standard & Poor 500 melemah 1,5 % karena aksi jual saham semikonduktor. Indeks Asia naik 8,2 % tahun ini sampai hari kemarin.
Indeks Shanghai Composite turun 0,8 % pada hari Rabu kemarin, sehingga mengakhiri reli selama 10-hari, itu merupakan reli terpanjang beruntun sejak tahun 1992 silam, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi sehingga berdampak pada pertumbuhan laba. Sebuah laporan pada hari Selasa menunjukkan indeks manufaktur China turun ke level 11-bulan terendahnya di bulan Maret, sehingga menunjukkan stimulus yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan output pabrik pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Indeks Topix Jepang mengalami penurunan 0,7 % hari ini, sama seperti yang dilakukan indeks Kospi Korea Selatan. Sementara  Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah  1,2 %. Sedangkan Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,6 %. Pasar saham di China dan Hong Kong belum dibuka. (vck)
Sumber: Bloomberg

Saham Teknologi Anjlok, Hantam Bursa Saham AS Ditutup Tumbang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/3) - Bursa Saham AS ditutup melemah, mengantarkan Indeks Nasdaq Composite turun tajam dalam 11 bulan terakhir ditengah adanya aksi jual saham perusahaan teknologi pada acuan saham tersebut.

Indeks Nasdaq Composite turun 2.4% pukul 4 sore ini waktu New York yang sekaligus penutupan tertajam sejak 10 April tahun 2014 kemarin. Sementara Indeks Standard & Poor 500 ambruk 1.5% ke level 2,061.18 dengan dibawah level harga rata-rata selama kurun waktu 50 hari terakhir.

Pekan ini Indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq Composite bergerak mendekati rekornya ditengah spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga. Penurunan hari Rabu ini sekaligus menghapus kenaikan pada Dow Jones selama tahun 2015 ini.

Tahun ini Indeks S&P 500 berada di diantara indeks di negara maju dengan performa terburuk, akan tetapi indeks acuan tersebut masih menorehkan kenaikan kuartalan ke-9 secara beruntun, dengan mengalami kenaikan sebesar 0.2%. Hal tersebut menjadi kenaikan terlama secara beruntun sejak 1998 silam dan kenaiakn ini juga mendorong valuasi ekuitas mencapai level tertingginya dalam 6 tahun terakhir. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Pasca Dekati Rekor, Bursa Saham Eropa Ditutup Melemah 1.1%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/3) - Bursa Saham Eropa mencatat penurunan tertajam dalam lebih dari 2 bulan terakhir setelah kemarin bergerak mendekati rekor.

Indeks Stoxx Europe 600 melemah 1.1% ke level 397.95 pada sesi penutupan perdagangan saham yang sejalan dengan 17 dari 19 grup industri mengalami penurunan. Selain itu saham teknologi mengalami performa terburuknya dengan memperpanjang penurunan. Saham ARM Holdings Plc dan ASML Holding NV anjlok lebih dari 5.5%.

Selasa kemarin Bursa Saham Eropa ditutup 0.7% yang menjauh dari rekornya di tahun 2000 lalu, akan tetapi sepanjang tahun 2015 ini mengalami kenaikan sebesar 18% ditengah stimulus ECB (European Central Bank). Hal tersebut mendorong Indeks Stoxx 600 ke valuasi tertingginya berdasarkan pada proyeksi laba dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yang dibandingkan dengan pergerakan historisnya terhadap Indeks Standard & Poor 500. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Tuesday 24 March 2015

Aussie Capai Level 2 Bulan Tertingginya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/3) - Membaiknya data ekonomi AS telah gagal guna membendung dolar Australia untuk reli ke level 2 bulan tertingignya.

Pukul 7 pagi ini waktu Australia, mata uang Negeri Kangguru tersebut diperdagangkan di level US78.76c atau naik dari level kemarin sebesar US78.67c.

Dolar Australia bergerak ke level US79.38c yang sekaligus level tertingignya sejak 28 Januari lalu.

Hal tersebut terjadi meski membaiknya data ekonomi AS, dimana laju inflasi naik 1.7% dan penjualan rumah baru melonjak ke laju tercepatnya dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.

Sementara itu, analis dari Bank of New Zealand Kymberly Martin menyatakan bahwa Aussie mencapai level tertingginya ditenga rilis data inflasi AS, meski data tersebut menunjukkan kenaikan dari market perkirakan. (bgs)

Sumber : MarketsSpectator

Outlook Suku Bunga AS Angkat Emas Ke Level Dua Minggu Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/3) - Emas naik ke level tertinggi dalam dua minggu terakhir di tengah spekulasi bahwa para pembuat kebijakan AS yang akan menunda kenaikan suku bunga sampai akhir tahun ini.
Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan pada pekan lalu bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga setelah The Fed berjanji untuk bersabar pada pengetatan. Suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tarik emas seiring logam pada umumnya menawarkan keuntungan hanya melalui kenaikan harga.
Dolar menyentuh level terendahnya dalam dua minggu terakhir terhadap 10 mata uang utama setelah Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer mengatakan pada hari Senin bahwa sementara untuk menaikan suku bunga mungkin akan terjadi sebelum akhir tahun ini, para pembuat kebijakan "cukup yakin" bahwa meningkatnya inflasi menuju target mereka sebesar 2 %.
Di Comex New York, emas berjangka untuk pengiriman bulan April naik 0,3 % untuk menetap di level $ 1,191.40 per ons pada pukul 1:39 siang waktu setempat, sebelumnya harga emas mencapai level $ 1,194.50, yang merupakan level tertingginya untuk kontrak teraktif sejak 6 Maret lalu.
Holdings pada produk yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas naik pada hari Senin untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir. (knc)
Sumber : Bloomberg

Kinerja Saham Material Angkat Saham Asia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/3) - Saham Asia menguat, dengan indeks acuan regional rebound Selasa kemarin menuju level tertinggi dalam enam bulan terakhir, karena saham produsen barang rumah tangga dan saham material memimpin kenaikan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2 % ke level 148,98 pukul 09:03 pagi di Tokyo. Indeks tersebut naik 7,8 % tahun ini sampai Selasa kemarin, sehingga mendorong valuasi estimasi laba sebesar 15 kali, merupakan level tertinggi sejak Mei 2010 lalu, dibandingkan dengan 17,7 kali untuk Indeks Standard & Poor 500.
Indeks Topix Jepang naik 0,3 %. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,2 %. Sedangkan Indeks NZX 50 Selandia Baru melemah 0,1 %. Sementara pasar saham di China dan Hong Kong belum dibuka.
Indeks Kospi Korea Selatan stagnan. Sementara pertumbuhan ekonomi negara tersebut pada kuartal keempat direvisi turun menjadi 0,3 % dari tiga bulan sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 0,4 %.
Indeks Shanghai Composite naik 0,1 % pada Selasa kemarin, sehingga menghapus penurunan sebesar 2,4 % dan membatasi kenaikan selama 10-hari, merupakan kenaikan beruntun terpanjang dalam hampir 23 tahun terakhir. (vck)
Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Meningkat Untuk Hari Kedua Pekan ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/3) - Indeks saham Jepang meningkat untuk hari kedua pekan ini seiring penguatan saham pengembang perumahan dan produsen instrumen presisi pimpin kenaikan.
Indeks Topix menguat sebesar 0,3 persen ke level 1,591.92 pukul 09:03 di Tokyo, dengan tiga saham naik untuk setiap dua saham yang jatuh. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik sebesar 0,3 persen ke level 19,773.97.
Indeks kekuatan relative (RSI) indeks Topix berada pada level 75 pada hari Selasa, di atas level 70, beberapa pedagang mengatakan saham telah meningkat terlalu cepat dan bersiap untuk turun.
Kontrak E-mini berjangka pada indeks Standard & Poor 500 stagnan pasca indeks ekuitas acuan merosot sebesar 0,6 persen pada Selasa kemarin di New York pasca laporan harga konsumen menunjukkan laju inflasi mulai meningkat.
Biaya hidup di AS, termasuk makanan dan bahan bakar, naik sebesar 0,2 persen pada Februari lalu, kenaikan pertama dalam empat bulan terakhir, karena stabilnya biaya bahan bakar. Ketua Federal Reserve Janet Yellen pekan lalu mengisyaratkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga pasca para pembuat kebijakan berkomitmen untuk bersabar terkait pengetatan kebijakan moneter. (izr)
Sumber: Bloomberg

Penguatan Dolar & Obligasi Tekan Bursa AS Pada Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/3) - Saham AS turun, sementara mata uang dolar menguat karena meningkatnya indeks harga konsumen. Obligasi naik setelah penjualan catat kenaikan selama dua tahun terkait perusahaan-perusahaan berkewajiban untuk mengajukan tawaran.

Indeks Standard & Poor 500 turun 0,6 % pada pukul 04:00 sore waktu New York, selama 25 hari berturut-turut tanpa mengalami kenaikan, yang merupakan penurunan terpanjangnya sejak 2001 lalu. Indeks Nasdaq Composite menghapus kenaikan sebelumnya untuk mengakhiri penurunan sebesar 0,3 %. Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,4 %. Indeks Spot Dollar Bloomberg menguat 0,2 %. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun 4 basis poin menjadi 1,87 %. Sedangkan minyak mentah AS naik sebesar 6 sen untuk menetap di level $ 47,51 per barel. Emas naik ke level 2 pekan tertinggi sementara tembaga menguat untuk hari keempat.

Indeks harga konsumen di AS naik 0,2 % pada bulan Februari, diiringi dengan biaya bahan bakar yang stabil. Para pembuat kebijakan The Fed mencari inflasi untuk mempercepat dan mendekati target mereka sebesar 2 % guna menentukan waktu kenaikan suku bunga pertama sejak tahun 2006. Pembelian rumah baru di AS secara tak terduga meningkat pada bulan Februari ke level 7 tahun tertinggi. (knc)

Sumber : Bloomberg

Monday 23 March 2015

Dolar Lanjutkan Penurunannya pada Perdagangan Asia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Dolar mempertahankan penurunannya di tengah spekulasi Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga. Sebagian besar saham Asia tertekan pasca mengalami koreksi di AS, sementara tembaga naik jelang rilis data pabrik China.
Greenback berada di level $1,0949 per euro pukul 9:12 pagi di Tokyo, pasca anjlok lebih dari 1 persen terhadap 19 mata uang negara dalam dua hari perdagangan terakhir. Won Korea Selatan dan ringgit Malaysia naik setidaknya 0,6 persen. Mayoritas saham pada indeks MSCI Asia Pacific mengalami koreksi seiring dengan indeks Topix Jepang turun sebesar 0,3 persen. Sementera itu, indeks berjangka AS mendatar pasca indeks catat penurunan pada akhir perdagangan hari Senin. Tembaga berjangka melonjak sebesar 2,9 persen di New York, naik untuk hari keempat.
Presiden The Fed San Francisco John Williams akan melakukan berdiskusi dengan para ekonom di Sydney pada Selasa pagi pasca Stanley Fischer, wakil ketua bank sentral AS, mengatakan tidak akan "berlama-lama untuk menaikan" suku bunga, bahkan dengan kenaikan suku bunga pertama berpotensi akan terjadi pada akhir 2015 mendatang. prospek ini lebih lambat dari yang diperkirakan pengetatan telah menarik dolar dari level tertingginya dalam satu dekade terakhir. Di Asia, China dan Jepang akan merilis indeks manufaktur bulan Maret pada pagi ini, dan Vietnam akan melaporkan tingkat inflasi. (izr)
Sumber: Bloomberg

Penurunan Dolar Kembali Cerahkan Emas di Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Emas naik pada sesi ke-4 secara beruntun di hari Senin waktu New York dengan mencatatkan level tertingginya dalam lebih dari 2 pekan terakhir, kenaikan emas sebagai akibat dari dolar yang memperpanjang penurunan dan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menunda untuk menaikkan suku bunga hingga setidaknya bulan September tahun ini.

Sementara Pekan lalu emas telah menurun ke level 4 bulan terendah menjelang pertemuan The Fed akibat adanya kecemasan terkait kenaikan suku bunga AS, yang mana hal tersebut akan mempengaruhi permintaan emas bullion.

Spot emas mencapai level tertingginya sejak 6 Maret lalu di level $1,190.70 per ounce dan naik sebesar 0.7% pukul 3:05 sore ini waktu New York.

Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman bulan April ditutup naik $3.10 dengan bertengger di level $1,187.70 per ounce.

Di lain pihak dolar anjlok sebesar 0.9% terhadap mayoritas mata uang lainnya. Dolar berada dibawah tekanan setelah The Fed saat pertemuan pekan lalu menurunkan proyeksinya terkait pertumbuhan ekonomi dan inflasi, sehingga hal tersebut merupakan sinyal bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pinjaman ke level normal.

Sedangkan di hari lainnya, Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer menyatakan bahwa bank sentral "memperkirakan secara menyeluruh" untuk memulai menaikkan suku bunga di tahun ini, meski arah kebijakan masih terdapat ketidakpastian.

Sementara itu, Platinum naik 1.1% ke level $1,146.75 per ounce dan perak catat gain 1.4% ke level $16.96 per ounce dan palladium merosot 0.5% ke level $772.50 per ounce. (bgs)

Sumber : Reuters

Saham Jepang Bergerak Turun Untuk Pertama Kali Dalam 3 Hari

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Saham Jepang bergerak turun untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir karena mata uang yen menuju kenaikan dalam dua hari di tengah spekulasi Federal Reserve yang bersabar untuk menaikkan suku bunga.
Indeks Topix turun 0,3 % ke level 1,587.30 pukul 09:02 pagi di Tokyo, setelah pada penutupan kemarin berada di level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Lebih dari dua saham yang turun untuk setiap satu saham yang naik. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,2 % ke level 19,702.42. Sementara mata uang yen diperdagangkan pada level 119,75 per dolar setelah Wakil Ketua Federal Reserve Stanley Fischer mengatakan tidak akan ada " jalan mulus " untuk suku bunga AS, bahkan jika kenaikan pertama pada akhir 2015 mendatang.
Nilai ekuitas global naik lebih dari $ 2.4 triliun pekan lalu karena para pembuat kebijakan The Fed mengisyaratkan kecepatan yang lebih bertahap dalam pengetatan moneter dari perkiraan sebelumnya. Presiden San Francisco Fed John Williams berbicara kepada para ekonom di Sydney pada hari ini setelah komentar Fischer Senin kemarin di Economic Club of New York.
E-mini berjangka pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 % setelah indeks acuan ekuitas turun 0,2 % pada Senin kemain di New York. (vck)
Sumber: Bloomberg

Penurunan Saham Transportasi Tekan Bursa AS Pada Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Saham AS melemah setelah Indeks Standard & Poor 500 menguat sebesar 4 poin dari rekornya, seiring penurunan pada perusahaan transportasi mengimbangi kenaikan pada saham konsumen.
Indeks Dow Jones Transportation Average turun setelah perusahaan kereta api Kansas City Southern memangkas outlook. Indeks Nasdaq Bioteknologi turun 2,2 % setelah menetapkan rekornya pada Jumat kemarin.
Indeks S&P 500 melemah 0,2 % ke level 2,104.44 pada pukul 04:00 sore waktu New York. Indeks Nasdaq Composite merosot 0,3 %.
Indeks S&P 500 dan Indeks Dow masing-masing turun kurang dari 1 % dari catatan yang masih ada sampai tanggal 2 Maret. Indeks Nasdaq Composite Jumat kemarin naik ke level 15 tahun tertinggi, hampir menghapus penurunan sejak akhir bubble dot-com. Indeks S&P 500 pekan lalu melonjak sebesar 2,7 %, dengan melemahnya mata uang dolar, terkait meredanya kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga. (knc)
Sumber : Bloomberg

Bursa Saham Eropa Ditutup Melemah 0,7% Pasca Catat Gain Mingguan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Bursa Saham Eropa ditutup melemah, setelah mencatat gain mingguan ke-7 yang sekaligus mendorong ekuitas tersebut mendekati level tertingginya sepanjang sejarah.

Indeks Stoxx Europe 600 melemah 0.7% ke level 401.24 pada sesi pentupan perdagangan saham dengan memangkas penurunan awal sebesar 1%. Acuan ekuitas tersebut mengakhiri hari Jumat lalu naik 0.4% dari rekor penutupan pada Maret 2000 silam yang melampaui perkiraan dari 12 survei analis oleh Bloomberg pada Januari lalu. Sementara pekan lalu Indeks FTSE 100 untuk pertama kalinya naik diatas level 7,000 dan hari ini menguat 0.2%.

Pekan lalu Indeks Stoxx 600 melampaui level tertingginya seperti yang tercapai pada tahun 2007 silam terkait spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga. Sepanjang tahun 2015 ini indeks acuan Eropa telah reli 17% ditengah optimisme bahwa stimulus dari ECB (European Central Bank) akan memulihkan perekonomian Zona Eropa, sementara pelemahan euro akan mendorong laba perusahaan. Reli bulan ini telah mendorong saham-saham perusahaan pada Bursa Eropa mencatat level tertingginya terhadap estimasi pendapatan perusahaan dalam satu dekade terakhir ini.

Sementara itu, para investor juga mengkaji pidato Presiden ECB Mario Draghi dihadapan Parlemen Eropa. Saat pembukaan pidatonya, dia mengesampingkan kekhawatiran bahwa rencana pelonggaran kuantitaif ECB akan terhambat oleh kekurangan obligasi yang ada untuk dibeli. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Sunday 22 March 2015

Harga Minyak Melonjak Akhiri 4 Minggu Penurunan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Harga minyak mentah di bursa komoditas Amerika Serikat di akhir perdagangan pekan lalu mengalami kenaikan harian yang mengesankan (23/3). Harga komoditas ini melonjak kencang di akhir perdagangan dan mengakhiri fase penurunan mingguan yang telah terjadi selama 4 minggu sebelumnya. Dollar mengalami penurunan di tengah kembalinya ketidakpastian mengenai pergerakan suku bunga acuan. Melemahnya dollar mengangkat minat para investor terhadap komoditas yang diperdagangkan dalam dollar.
 
Dollar mengalami pelemahan pada hari Jumat lalu di tengah ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan dengan kecepatan rendah. Euro menguat terhadap dollar setelah para pemimpin Yunani dan Jerman mencapai nota kesepakatan mengenai usaha untuk mempertahankan Yunani di Eurozone.
Di samping melemahnya dollar kenaikan harga minyak juga didukung oleh penurunan produksi pengeboran minyak di Amerika Serikat. Minggu lalu jumlah kegiatan pengeboran dikurangi 41 menjadi 825, angka paling rendah sejak tahun 2011.

Harga minyak mentah berjangka jenis WTI untuk kontrak Mei yang merupakan kontrak paling aktif saat ini ditutup melonjak kencang. Di akhir perdagangan harga minyak WTI tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,76 dollar atau 4 persen pada posisi 45,72 dollar per barel. Peningkatan harian tersebut merupakan yang paling tajam sejak tanggal 12 Februari lalu. Sementara itu secara mingguan harga mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen.

Harga minyak mentah Brent untuk kontrak paling aktif yaitu Mei mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen di level 55,20 dollar per barel. Harga sempat mengalami penurunan ke posisi 53,55 dollar. Harga minyak Brent menguat 1 persen sepanjang minggu.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bergerak menguat terbatas. Meskipun masih tidak terlalu kuat, sentiment positif mulai menguasai pergerakan harga minyak mentah.

Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI kontrak April diperkirakan akan mengalami level resistance di 47,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 48,00 dollar. Jika terjadi pergerakan retreat sehingga harga melemah support akan ditemui pada posisi 44,00 dollar dan 43,00 dollar.

Sumber : Vibiznews

Kontribusi Terhadap Perekonomian Masih Kecil, Ekspor Produk Industri Pengolahan Turun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan lalu telah merilis neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2015 yang dalam laporannya berhasil kembali mencatat surplus sebesar 0,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Surplus ini relatif stabil jika dibandingkan dengan surplus pada Januari 2015 yang tercatat sebesar 0,75 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut ditopang oleh surplus neraca migas maupun nonmigas. 
Ekspor nonmigas untuk industri pengolahan pada bulan Februari lalu mencatat penurunan sebesar 8,6 persen. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Februari 2015, kontribusi ekspor nonmigas produk industri pengolahan adalah sebesar 68.43 persen.
Beberapa komoditi yang termasuk dalam produk industri pengolahan mencatatkan penurunan ekspor yang cukup besar, seperti mesin/peralatan listrik sebesar US$42.3juta (5.89%), alas kaki US$64juta (16.19%), sedangkan perangkat optik mencatat kenaikan sebesar US$7.5juta (15%). 
Berdasarkan data statistik perdagangan terkini yang dikeluarkan oleh BPS, menunjukkan bahwa peran industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan tren yang terus menurun. Hal ini ditandai dengan kontribusi peran industri pengolahan terhadap pendapatan negara yang terus menurun. Dapat disimpulkan bahwa sektor industri belum mampu menggerakkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi,
Untuk saat ini produk industri pengolahan dalam negeri yang berpotensi di ekspor seperti produk tekstil, kayu olahan, mebel/furniture dan peralatan elektronik. Sedangkan negara tujuan utama untuk ekspor industri pengolahan ini antara lain AS, Tiongkok, Jepang, Jerman, Turki, Korea Selatan.
Analys Vibiz Research Center mengemukakan bahwa kinerja saham untuk sektor terkait di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini yaitu sektor industri nampak menunjukkan kinerja yang positif dimana indeks saham untuk sektor MISC-IND mengalami kenaikan sekitar 3.57 % dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk indeks BASIC-IND menunjukkan penurunan sekitar -4.11% dalam 3 bulan terakhir.

Sumber : Vibiznews

Saham Asia Kembali Menguat Seiring Peningkatan Harga Emas

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Saham Asia naik mengirim indeks saham regional memperpanjang penguatannya ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir pasca meningkatnya spekulasi bahwa suku bunga AS akan ditahan mendekati nol persen sampai pertengahan tahun ini mendorong ekuitas global catat kenaikan mingguan terbesar sejak 2013 lalu. Sementara itu, harga minyak mentah turun, emas naik.
Indeks MSCI Asia Pacific naik untuk hari kelima berturut-turut, naik sebesar 0,6 persen pukul 09:19 di Tokyo. Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,7 persen. Indeks Standard & Poor 500 berjangka menguat 0,1 persen pasca pekan lalu indeks catat perfoma terbaik sejak awal Februari lalu. Minyak AS anjlok sebesar 1,2 persen, setelah naik sebesar 4 persen pada Jumat lalu, Arab Saudi mengatakan tengah mengeksplorasi minyak mendekati rekor jumlah minyak mentah. Emas memperpanjang kenaikan mingguan tertinggi dalam dua bulan terakhir. Indeks Bloomberg Dollar Spot jatuh, mengirim turun untuk hari kedua menjadi 1,4 persen. Mata uang emerging market mengalami penguatan.
Nilai ekuitas global meningkat sekitar US$2.4 triluin pekan lalu karena Federal Reserve mengisyaratkan memperlambat kecepatan pengetatan moneter dari perkiraan sebelumnya di tengah ekonomi yang moderat. Hal itu cukup member tekanan terhadap dolar, dengan indeks dolar catat penurunan tajam sejak 2011 lalu. Minggu kemarin, China Petroleum & Chemical Corp melaporkan laba tahunan yang terendah sejak awal krisis keuangan global di tengah merosotnya harga minyak sebesar 46 persen. Taiwan akan mengupdate tingkat pengangguran hari ini dan Singapura akan merilis laju inflasi.
Indeks Australia S&P/ASX 200 stagnan di 50 menit pertama awal perdagangan, sedangkan indeks NZX 50 turun sebesar 0,2 persen di Wellington. Sementara, indeks Kospi di Seoul. Kedua indeks Nasdaq Composite dan Stoxx Europe 600 naik 0,5 persen dari rekor level tertingginya pekan lalu. (izr)
Sumber : Bloomberg

Emas Lanjutkan Kenaikan Mingguannya Pasca Dolar Anjlok Tajam Sejak 2011

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Emas menuju gain terpanjang sejak Oktober lalu, naik untuk hari keempat berturut-turut, akibat dolar catat performa mingguan terburuk pasca Federal Reserve menurunkan proyeksi kenaikan suku bunga AS.
Bullion untuk pengiriman segera naik sebanyak 0,4 persen ke level $1,187.31 per ons dan berada di level $1,186.68 pukul 8:01 di Singapura, menurut harga generik Bloomberg. Logam meningkat sebesar 2,1 persen pekan lalu, rebound dari level terendahnya dalam tiga bulan terakhir pada jumat lalu, seiring dengan pelemahan indeks Dolar Bloomberg sebesar 2,2 persen.
Ketua The Fed Janet Yellen menyarankan pekan lalu bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga, bahkan seiring dengan pernyataan pasca pertemuan kebijakan menunjukkan para pejabat otoritas menjatuhkan janji untuk bersabar terkait pengetatan kebijakan moneter. Pedagang telah melepas emas dalam mengantisipasi biaya pinjaman yang lebih tinggi, yang biasanya mengirim investor beralih pada aset dengan prospek hasil yang lebih baik seperti saham.
Para Pejabat The Fed pada 18 Maret lalu menurunkan perkiraan mereka untuk biaya pinjaman pada akhir 2015 menjadi 0,625 persen, dari perkiraan bulan Desember yang sebesar 1,125 persen. Perdagangan emas berbanding terbalik dengan mata uang AS.
Emas untuk pengiriman April ditransaksikan pada level $1,186.30 di Comex dari level $1,184.60 pada penutupan pada jumat lalu.
Perak untuk pengiriman segera naik sebesar 0,5 persen ke level $16,834 per ons, memperpanjang kenaikan menjadi 7 persen pekan lalu. Spot platinum naik sebesar 0,1 persen menjadi $ ,140.13 per ons, sedangkan paladium turun sebesar 0,1 persen ke level $ 776,10 per ons. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Menuju Ke Level Tertingginya Dalam 7 Tahun Terakhir

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Saham Jepang bergerak naik, dengan indeks Topix menuju level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, karena ekuitas global yang kembali reli di tengah ekspektasi terhadap Federal Reserve agar bersabar dalam menaikkan suku bunga.
Indeks Topix naik 0,2 % ke level 1,583.14 pukul 09:01 pagi di Tokyo, bersiap untuk penutupan tertinggi sejak November 2007 lalu, setelah membatasi kenaikan mingguan kesembilan. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,1 % ke level 19,584.73. Sementara mata uang yen diperdagangkan pada level 119,95 per dolar setelah pekan lalu menguat sebesar 1,1 %. Lebih dari $ 2,4 triliun ditambahkan ke nilai saham global dalam lima hari terakhir sampai 20 Maret karena The Fed mengisyaratkan bersabar dalam menaikkan suku bunga.
Indeks Topix naik 12 % tahun ini pada pekan lalu, menjadikannya pemain terbaik di antara pasar ekuitas Asia yang di pantau oleh Bloomberg, didukung oleh stimulus bank sentral dan stok pembelian dan pergeseran dana pensiun senilai $ 1.1 triliun dari obligasi ke saham negara tersebut. Tiga dana pensiun publik Jepang lainnya senilai ¥ 30.3 triliun ($ 252 miliar) mereka mengatakan pekan lalu akan mengadopsi target aset alokasi serupa dengan Dana Pensiun Investasi Pemerintah, menurut pernyataan bersama di situs Web mereka.
E-mini berjangka pada Indeks S&P 500 naik 0,1 % setelah indeks acuan mendasari reli sebesar 0,9 % pada Jumat lalu, sementara Indeks Nasdaq Composite menguat ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir. (vck)
Sumber: Bloomberg

Thursday 19 March 2015

IHSG Berpeluang Menguat Jelang Akhir Pekan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/3) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, target IHSG untuk kembali mengukir rekor baru melampaui level resistance 5.514 kembali terbuka lebar. Hal itu dapat terjadi bila support 5.401 masih terjaga kuat.

"IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan pasca melakukan technical rebound," ujar William dalam ulasannya, Jumat (20/3/2015).

Sementara itu, riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG bergerak menguat di kisaran level 5.435-5.478 pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini.

Ada sejumlah sentimen yang pengaruhi laju IHSG antara lain penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ditambah AS akan merilis data initial jobless claims yang diperkirakan naik 2.000 ke 301 ribu.

Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar antara lain saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Sedangkan riset PT Sinarmas Sekuritas menuliskan saham-saham yang dapat diperhatikan yaitu saham PWON, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk (CPIN). (Ahm/)


Sumber : Liputan6

Sentimen Suku Bunga The Fed, Antarkan Emas Pangkas Gain Dari Level 2 Pekan Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/3) - Emas memangkas gain setelah hampir mencapai level 2 pekan tertingginya ditengah adanya kecemasan baru bahwa Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga AS, meskipun The Fed sendiri memangkas outlook suku bunga pinjaman.

The Fed menurunkan komitmen bersabar terkait pengetatan kebijakan pada pernyataannya hari Rabu kemarin ditengah The Fed menurunkan proyeksi suku bunga di akhir tahun 2015 ini. Sementara dolar mengalami rebound dengan mencatatkan kenaikan sebesar 1.5% terhadap 10 mata uang lainnya terkait spekulasi bahwa suku bunga pinjaman yang akan naik ditengah ekonomi negara lainnya melakukan pelonggaran moneter.

Peningkatan suku bunga menurunkan daya tarik emas karena logam mulia secara umum memberikan return hanya dengan kenaikan harga, hal tersebut mengantarkan para investor kepada aset dengan prospek imbal hasil yang lebih baik seperti obligasi. Sedangkan kepemilikan pada ETF (exchange-traded fund) berbasis emas mencatat penurunan mingguan ke-3 secara beruntun akibat para investor yang telah meninggalkan emas terkait antisipasi kenaikan suku bunga pinjaman.

Emas untuk pengiriman segera naik sebesar 0.3% dengan ditutup di level $1,171.18 per ounce, menurut harga dari Bloomberg. Sebelumnya emas sempat naik dengan mencapai level $1,177.96 yang sekaligus level tertingginya sejak 6 Maret lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg