Bestprofit
(30/12) – Harga emas mengalami penurunan yang signifikan pada hari
Jumat, dipicu oleh meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS yang
meredupkan daya tarik logam mulia tersebut. Selain itu, pasar yang
relatif tipis karena liburan turut memperburuk fluktuasi harga emas.
Ketidakpastian politik, terutama terkait kembalinya Presiden terpilih
Donald Trump ke Gedung Putih, juga menjadi faktor yang mendorong
pergerakan harga emas dalam minggu tersebut. Dalam artikel ini, kita
akan membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
harga emas, prospek untuk 2025, serta bagaimana dinamika pasar keuangan
global memengaruhi logam mulia ini.
Imbal hasil Treasury AS, yang mencerminkan bunga yang dibayarkan oleh pemerintah AS untuk meminjam uang, mengalami kenaikan yang signifikan. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun tercatat mendekati level tertinggi sejak 2 Mei, yang menekan harga emas. Karena emas tidak memberikan imbal hasil, maka kenaikan imbal hasil obligasi AS membuat investor cenderung lebih memilih obligasi yang lebih menguntungkan daripada logam mulia. Selain itu, indeks dolar AS juga menunjukkan kenaikan yang signifikan, bahkan berpotensi mencatatkan kenaikan minggu keempat berturut-turut. Ini lebih lanjut mengurangi daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang selain dolar, karena harga emas menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya. Kekuatan dolar menjadi salah satu faktor utama yang membuat harga emas kesulitan untuk bergerak naik dalam beberapa waktu terakhir.
Penurunan Harga Emas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pada hari Jumat, harga emas spot turun 0,7% menjadi $2.615,99 per ons, sementara harga emas berjangka AS mengalami penurunan lebih dalam, yakni sebesar 0,8%, mencapai $2.633,5. Penurunan harga ini terjadi di tengah imbal hasil obligasi Treasury AS yang sedikit lebih tinggi, yang pada gilirannya mengurangi daya tarik emas. Bob Haberkorn, seorang ahli strategi pasar senior di RJO Futures, menyatakan bahwa pasar saat ini berada dalam kondisi “liburan yang tipis”, yang berarti volume perdagangan lebih rendah dan fluktuasi harga lebih rentan.Kunjungi juga : bestprofit futures
Imbal hasil Treasury AS, yang mencerminkan bunga yang dibayarkan oleh pemerintah AS untuk meminjam uang, mengalami kenaikan yang signifikan. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun tercatat mendekati level tertinggi sejak 2 Mei, yang menekan harga emas. Karena emas tidak memberikan imbal hasil, maka kenaikan imbal hasil obligasi AS membuat investor cenderung lebih memilih obligasi yang lebih menguntungkan daripada logam mulia. Selain itu, indeks dolar AS juga menunjukkan kenaikan yang signifikan, bahkan berpotensi mencatatkan kenaikan minggu keempat berturut-turut. Ini lebih lanjut mengurangi daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang selain dolar, karena harga emas menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya. Kekuatan dolar menjadi salah satu faktor utama yang membuat harga emas kesulitan untuk bergerak naik dalam beberapa waktu terakhir.