Sunday, 29 December 2024

Bestprofit | Emas Tertekan oleh Tingginya Imbal Hasil Obligasi AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (30/12) – Harga emas mengalami penurunan yang signifikan pada hari Jumat, dipicu oleh meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS yang meredupkan daya tarik logam mulia tersebut. Selain itu, pasar yang relatif tipis karena liburan turut memperburuk fluktuasi harga emas. Ketidakpastian politik, terutama terkait kembalinya Presiden terpilih Donald Trump ke Gedung Putih, juga menjadi faktor yang mendorong pergerakan harga emas dalam minggu tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas, prospek untuk 2025, serta bagaimana dinamika pasar keuangan global memengaruhi logam mulia ini.

Penurunan Harga Emas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pada hari Jumat, harga emas spot turun 0,7% menjadi $2.615,99 per ons, sementara harga emas berjangka AS mengalami penurunan lebih dalam, yakni sebesar 0,8%, mencapai $2.633,5. Penurunan harga ini terjadi di tengah imbal hasil obligasi Treasury AS yang sedikit lebih tinggi, yang pada gilirannya mengurangi daya tarik emas. Bob Haberkorn, seorang ahli strategi pasar senior di RJO Futures, menyatakan bahwa pasar saat ini berada dalam kondisi “liburan yang tipis”, yang berarti volume perdagangan lebih rendah dan fluktuasi harga lebih rentan.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Imbal hasil Treasury AS, yang mencerminkan bunga yang dibayarkan oleh pemerintah AS untuk meminjam uang, mengalami kenaikan yang signifikan. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun tercatat mendekati level tertinggi sejak 2 Mei, yang menekan harga emas. Karena emas tidak memberikan imbal hasil, maka kenaikan imbal hasil obligasi AS membuat investor cenderung lebih memilih obligasi yang lebih menguntungkan daripada logam mulia. Selain itu, indeks dolar AS juga menunjukkan kenaikan yang signifikan, bahkan berpotensi mencatatkan kenaikan minggu keempat berturut-turut. Ini lebih lanjut mengurangi daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang selain dolar, karena harga emas menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya. Kekuatan dolar menjadi salah satu faktor utama yang membuat harga emas kesulitan untuk bergerak naik dalam beberapa waktu terakhir.

Meskipun Ada Penurunan, Prospek Emas untuk 2025 Masih Optimis

Meskipun harga emas merosot dalam beberapa hari terakhir, prospek untuk tahun 2025 tetap optimis menurut sebagian besar analis pasar. Tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 28%, mencatatkan rekor tertinggi $2.790,15 per ons pada 31 Oktober. Lonjakan ini dipicu oleh pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve dan meningkatnya ketegangan geopolitik global, yang menjadikan emas sebagai aset safe haven. Banyak analis percaya bahwa meskipun ada sedikit penurunan proyeksi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, ketegangan geopolitik yang masih tinggi dan kebijakan bank sentral yang cenderung mendukung pembelian emas akan terus memberi dukungan bagi harga logam mulia ini. Terutama, ketidakpastian politik yang ditimbulkan oleh kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada Januari 2025 diharapkan akan memberikan dampak yang besar terhadap pasar emas. Kebijakan proteksionisme yang diusulkan oleh Trump dan potensi ketegangan dagang dengan negara-negara besar lainnya dapat mendorong lebih banyak investor untuk mencari perlindungan dalam bentuk emas.

Dampak Potensial Kebijakan Inflasi Trump pada Prospek Fed Tahun 2025

Kembalinya Donald Trump ke kantor presiden AS memberikan sentimen politik yang kuat di pasar keuangan global. Beberapa kebijakan yang diusulkan oleh Trump, termasuk tarif impor yang lebih tinggi dan kebijakan perdagangan proteksionis, berpotensi memicu perang dagang antara AS dan negara-negara besar lainnya. Dalam konteks ini, banyak analis menganggap bahwa ketegangan dagang yang meningkat akan mendorong permintaan untuk emas sebagai aset safe haven. Selain itu, kebijakan inflasi yang mungkin diambil oleh pemerintahan Trump dapat mempengaruhi proyeksi Federal Reserve mengenai suku bunga di tahun 2025. Beberapa analis menganggap bahwa jika Trump memprioritaskan kebijakan yang memperburuk inflasi, Fed mungkin akan terpaksa mempertahankan suku bunga yang tinggi lebih lama. Ini tentu akan berdampak pada daya tarik emas, karena suku bunga yang lebih tinggi umumnya mengurangi minat investor pada emas. Namun, di sisi lain, banyak analis memperkirakan bahwa meskipun kebijakan inflasi yang tinggi dapat menekan daya beli, ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan oleh ketegangan politik dan perang dagang dapat menjaga minat pada emas tetap tinggi. Dalam hal ini, harga emas diperkirakan dapat bergerak menuju angka $3.000 per ons pada 2025, tergantung pada perkembangan yang terjadi sepanjang tahun.

Faktor Geopolitik dan Peran Bank Sentral dalam Mendukung Harga Emas

Emas telah lama dikenal sebagai aset safe haven, yang seringkali menjadi pilihan investor di saat terjadi gejolak ekonomi dan ketegangan geopolitik. Seiring dengan meningkatnya ketegangan di berbagai wilayah dunia—seperti ketegangan di Timur Tengah, perang di Ukraina, dan ketidakpastian politik di negara-negara besar lainnya—permintaan terhadap emas diperkirakan akan terus meningkat. Ketidakpastian politik yang mungkin meningkat di bawah pemerintahan Trump juga dapat menjadi pendorong tambahan bagi investor untuk beralih ke emas. Selain itu, bank-bank sentral di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, terus membeli emas dalam jumlah besar untuk memperkuat cadangan devisa mereka. Pembelian besar-besaran oleh bank sentral ini memberikan dukungan signifikan terhadap harga emas. Secara keseluruhan, pembelian yang terus berlanjut ini diharapkan dapat menjaga harga emas tetap stabil meskipun ada tekanan dari faktor-faktor eksternal.

Perak, Platinum, dan Paladium Mengikuti Jejak Emas

Selain emas, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mengalami penurunan harga pada hari Jumat. Harga perak spot turun 1,6% menjadi $29,32 per ons, sementara harga platinum turun 2,2% menjadi $915,20, dan harga paladium turun 1,3% menjadi $912,99. Penurunan harga ini mengikuti tren yang sama dengan emas, di mana faktor-faktor seperti kenaikan imbal hasil Treasury AS dan penguatan dolar AS turut memberi tekanan pada harga logam mulia lainnya.

Kesimpulan: Prospek Emas Tetap Cerah di Tengah Ketidakpastian

Meskipun harga emas mengalami penurunan pada minggu ini, prospek logam mulia ini untuk tahun 2025 tetap cerah. Ketegangan geopolitik yang tinggi, kebijakan bank sentral yang mendukung pembelian emas, dan ketidakpastian politik yang ditimbulkan oleh kembalinya Donald Trump ke kantor presiden AS akan tetap memberikan dukungan bagi harga emas. Dalam jangka panjang, harga emas diperkirakan akan terus bergerak naik, bahkan mungkin mencapai $3.000 per ons pada pertengahan tahun 2025. Namun, investor harus tetap memperhatikan dinamika pasar yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas, termasuk kebijakan moneter Federal Reserve, kebijakan perdagangan internasional, dan ketegangan geopolitik global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!