Showing posts with label Ekonomi. Show all posts
Showing posts with label Ekonomi. Show all posts

Monday 14 January 2019

Best Profit | Data Ekonomi China Bebani Wall Street

Best Profit (15/1) - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada awal pekan didorong ekspor China yang tak terduga melemah.
Hal itu memicu kembali kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan mendorong investor berhati-hati karena musim laporan keuangan dimulai.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones merosot 87,4 poin atau 0,36 persen ke posisi 23.908,55. Indeks saham S&P 500 tergelincir 13,88 poin atau 0,53 persen ke posisi 2.582,38. Indeks saham Nasdaq terpangkas 65,56 poin atau 0,94 persen ke posisi 6.905,92.

Kondisi ekonomi China dan global bayangi wall street. Data menunjukkan ekspor China tak terduga turun paling tinggi dalam dua tahun pada Desember. Impor juga alami kontraksi. best profit

Penurunan itu menunjuk pada pelemahan lebih lanjut dari ekonomi terbesar kedua di dunia dan permintaan global yang melemah.

Produsen chip yang mendapatkan porsi cukup besar pendapatan dari China terpukul. Indeks Philadelphia Semiconductor turun 1,3 persen. Sektor saham teknologi merosot 0,8 persen, dan alami penurunan terbesar dalam indeks S&P 500 di wall street.

Seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap pertumbuhan global, harapan yang tinggi akan pertumbuhan perusahaan AS pun mereda. best profit

Analis perkirakan pendapatan S&P 500 akan tumbuh 14,3 persen pada kuartal IV 2018. Sedangkan pada Oktober, analis perkirakan pendapatan 20,1 persen.

"Orang kurang cenderung mengambil posisi besar memasuki awal musim pendapatan," ujar Robert Phipps, Direktur Per Stirling Capital Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (15/1/2019).
"Tidak ada banyak alasan untuk beli sekarang," ia menambahkan. best profit

Meski begitu, awal rilis laporan keuangan mendapat catatan positif. Salah satunya laporan keuangan Citigroup Inc yang mengalahkan estimasi laba. Saham bank naik 4,4 persen dan menopang sektor keuangan indeks saham S&P 500 yang menguat 0,9 persen.

Sementara itu, JP Morgan Chase and Co dan Wells Fargo akan laporkan laba pada Selasa pekan ini.
Sentimen lainnya yang menambah beban wall street masih ditutupnya sebagian pemerintahan AS. Pada Senin waktu setempat, penutupan sebagian pemerintah AS memasuki hari ke-24, dan menjadikannya penutupan paling lama dalam sejarah AS. best profit

Meski indeks saham acuan turun pada awal pekan, indeks saham S&P 500 telah naik lebih dari 10 persen dari level terendah pada saat malam natal. Ini didorong optimisme atas pembicaraan perdagangan antara AS dan China.

Harapan bank sentral AS atau the Federal untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga mendorong reli bursa saham AS atau wall street.

Perdagangan China yang suram pun merembet terhadap ekonomi global. Saham PG&E turun 51,3 persen setelah perusahaan listrik AS bersiap mengajukan kebangkrutan atau pailit untuk lini bisnisnya. best profit

Sumber : Liputan6

Thursday 10 January 2019

Bestprofit | Harga Minyak Tertekan Lesunya Data Ekonomi China

Bestprofit (11/1) - Harga minyak sedikit lebih rendah pada hari Kamis (Jumat pagi WIB) karena data ekonomi China melemah dan investor tak lagi terfokus pada perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dilansir dari Reuters, Jumat (11/1/2019), harga minyak berjangka Brent turun USD 23 sen menjadi USD 61,21 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun USD 9 sen menjadi USD 52,27 per barel.

Sebelumnya di sesi ini, kedua patokan harga minyak dunia ini mencetak rekor tertinggi dalam hampir sebulan. WTI mencapai level tertinggi USD 52,7 per barel dan Brent naik menjadi USD 61,91 per barel.
Pada sesi sebelumnya, harga minyak melonjak 5 persen, menghentikan reli delapan hari yang menandai kenaikan berkelanjutan minyak terpanjang sejak Juli 2017. bestprofit

Pasar keuangan global telah melonjak dengan harapan Washington dan Beijing akan mencegah perang dagang habis-habisan. Tiga hari perundingan antara dua ekonomi terbesar itu berakhir pada hari Rabu.
Tetapi kenaikan di pasar global mulai menyusut setelah kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan positif yang samar-samar yang tidak memiliki rincian konkret.

Pada hari Kamis, Presiden A.S. Donald Trump mengatakan kepada wartawan bahwa kedua negara "sukses luar biasa" dalam diskusi mereka, tetapi tidak memberikan rincian lainnya.

Data yang mengecewakan dari China menambah kekhawatiran tentang ekonomi global. bestprofit

Producer Price Index (PPI) atau Indeks Harga Produsen China pada bulan Desember naik pada laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun, tanda mengkhawatirkan risiko deflasi.

“Data dari Tiongkok, inflasi lemah dan penyempurnaan kesepakatan China-AS. Pembicaraan tanpa terobosan besar apa pun yang kami sadari pada titik ini menyebabkan beberapa aksi ambil untung setelah kenaikan yang luar biasa kemarin, "kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.

Barclays memperkirakan bahwa harga minyak Brent akan tetap terikat pada kisaran USD 55 hingga USD 65 per barel karena persediaan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, sementara itu mengharapkan "pasar akan kembali ke keadaan seimbang" pada paruh kedua 2019.

Bank AS Morgan Stanley memangkas perkiraan harga minyak 2019 lebih dari 10 persen pada hari Rabu, menunjukkan melemahnya ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pasokan minyak. bestprofit

Sumber : Liputan6

Wednesday 14 November 2018

PT Bestprofit | Harga Emas Naik Usai Rilis Data Ekonomi AS

PT Bestprofit (15/11) - Harga emas menguat usai alami aksi jual sehingga dorong tekanan dalam tujuh hari perdagangan. Harga emas untuk pengiriman Desember naik USD 8,7 atau 0,7 persen ke posisi USD 1.210,10 per ounce.

Pada perdagangan Selasa, harga emas berada di posisi USD 1.201,40. Sementara itu, harga perak menguat 0,7 persen atau 10,3 sen ke posisi USD 14,08 per ounce. Sebelumnya ditransaksikan di posisi USD 13.977.

Data ekonomi yang dirilis pada Rabu waktu setempat menunjukkan indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) naik 0,3 persen pada Oktober. Ini kenaikan terbesar sejak Januari dan menyami perkiraan ekonom yang disurvei Marketwatch.

Selain itu, indeks dolar AS tergelincir 0,1 persen ke posisi 97,18. Dolar AS menguat mendorong harga emas melemah. Pada awal pekan ini, indeks dolar AS sempat sentuh level tertinggi 97,57 sejak awal Juni 2017. pt bestprofit

Indeks dolar AS sudah naik 5,5 persen secara year to date (ytd) seiring harapan kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve. Bank sentral AS diperkirakan menaikkan suku bunga pada Desember 2018 dan tiga kali pada 2019.

Suku bunga lebih tinggi dapat meningkatkan dolar AS  dan permintaan suram untuk komoditas berdenominasi dolar AS. Akan tetapi, emas dapat menjadi aset safe haven seiring investasi berisiko akan tertekan pada 2019.

“Emas telah menjadi investasi yang sulit sejak 2012. Ketika kita melihat emas mendapatkan daya tarik, dolar AS mendapatkan kembali semangatnya. Kami melihat pembalikan yang tak terelakkan,” ujar Chris Weston, Kepala Peneliti Pepperstone Group, seperti dikutip dari laman Marketwatch.

Ia prediksi, harga emas dapat kembali berkilau pada 2019 yang dipicu tanda-tanda yang sudah muncul . Adapun pergerakan harga komoditas lainnya antara platinum melemah 0,9 persen ke posisi USD 833,80 per ounce. Harga palladium naik 1,7 persen menjadi USD 1.110,20 per ounce. Harga tembaga untuk pengiriman Desember menguat 0,9 persen menjadi USD 2,71 per pound. pt bestprofit

Sumber : Liputan6

Thursday 15 March 2018

PT Bestprofit | Dolar AS Naik Tertinggi 2 Hari; Perang Dagang dan Data Ekonomi Menjadi Perhatian

PT Bestprofit (16/3) - Dolar AS naik ke level tertinggi dua hari terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Jumat dinihari (16/03), dengan para pedagang menanantikan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal minggu depan di mana Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,46 persen pada 90,11.

Namun prospek untuk greenback tetap keruh di tengah ketidakpastian politik dalam pemerintahan Trump dan kekhawatiran baru tentang perang dagang, kata para analis.
Dolar AS menemukan beberapa dukungan dari data AS yang optimis pada hari Kamis, yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun pekan lalu.

Data lain pada hari Kamis menunjukkan kenaikan harga barang impor pada bulan Februari di tengah melemahnya dolar A.S., yang meningkatkan ekspektasi inflasi akan meningkat tahun ini. Kekuatan pasar tenaga kerja dan kenaikan tekanan harga yang stabil memungkinkan Federal Reserve menaikkan suku bunga secara bertahap.

Dolar AS tergelincir 0,17 persen terhadap mata uang Jepang menjadi 106,14 karena ketegangan perdagangan mendorong investor untuk membeli mata uang Jepang. pt bestprofit

Pedagang khawatir tentang pergeseran A.S. menuju peningkatan proteksionisme di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, dengan Wall Street mengguncang pada hari Rabu setelah presiden berusaha menerapkan tarif baru di Tiongkok.

Larry Kudlow, direktur dewan ekonomi nasional Gedung Putih yang masuk, mengatakan pada hari Rabu bahwa China mendapat tanggapan keras dari Amerika Serikat dan negara-negara lain mengenai perdagangan.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Kudlow mengatakan bahwa dia ingin melihat dolar “lebih kuat daripada saat ini”.

Yen diperkirakan akan mendapat keuntungan dari kenaikan proteksionisme perdagangan, mengingat surplus neraca berjalan Jepang yang kuat dan reputasi mata uang sebagai safe haven. pt bestprofit

Bank sentral Norwegia mempertahankan suku bunga ditahan pada 0,5 persen pada hari Kamis namun mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan akan menaikkan suku bunga setelah musim panas, dari kenaikan Desember yang sebelumnya diperkirakan, mendorong Crown ke level tertinggi empat bulan terakhir terhadap euro.

Franc Swiss turun sedikit terhadap dolar setelah Swiss Central Bank mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar di tempat.

Dolar Selandia Baru berada di bawah tekanan setelah data pertumbuhan ekonomi campuran ditempelkan pada suku bunga yang berada pada rekor terendah dalam waktu yang belum.
Kiwi tergelincir 0,89 persen terhadap dolar AS menjadi $ 0,7265 setelah data GDP kuartal keempat yang diperkirakan lebih lemah dari perkiraan.

Malam nanti akan dirilis data Housing Starts dan Building Permits AS Februari, juga Michigan Consumer Sentiment Maret, yang semuanya diindikasikan menurun. pt bestprofit

Sumber : Vibiznews

Sunday 1 October 2017

Bestprofit | Bursa Asia Menguat Imbas Data Ekonomi China

Bestprofit (2/10) - Bursa saham Asia menguat di awal pekan ini didorong data ekonomi China. Bursa saham Asia naik dengan didorong indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,24 persen.

Indeks saham Australia menguat 1,1 persen. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,1 persen. Penguatan indeks saham Jepang didorong data manufaktur yang menguat sejak 2007.

Rilis data ekonomi China menjadi sentimen positif di bursa Asia. Aktivitas manufaktur tumbuh paling cepat sejak 2012 pada September. Ini didukung dari kuatnya permintaan dan harga tinggi. Indeks manufaktur tercatat naik menjadi 52,4 pada September dari periode Agustus di posisi 51,7. bestprofit

"Untuk pertama kalinya pesanan baru mengalahkan produksi pada tahun ini. Ini ada potensi kelebihan permintaan," tulis Analis ANZ, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (2/10/2017).

Dalam laporan ANZ juga menyebutkan, ada kenaikan risiko untuk produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal III 2017. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen.

Penjualan memori chip dan produk baja yang tinggi membantu ekspor Korea Selatan naik 35 persen year on year (YoY) hingga September.Sentimen lainnya yaitu bank sentral China memangkas jumlah uang tunai yang dimiliki beberapa bank sebagai cadangan untuk pertama kali sejak Februari 2016. Langkah ini dilakukan untuk mendorong lebih banyak kredit sehingga membantu perusahaan kecil dan sektor swasta yang lesu.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 9 sen menjadi US$ 56,70 per barel pada awal perdagangan. Sedangkan harga minyak Amerika Serikat (AS) susut lima sen menjadi US$ 51,62 per barel. Harga emas di kisaran US$ 1.277. bestprofit

Di pasar uang, euro melemah do pasar Asia. Investor mencermati pemilihan independen di Catalonia. Euro turun di kisaran US$ 1,17. Sedangkan dolar Amerika Serikat menguat terhadap yen di kisaran 112,64. Indeks dolar AS berada di posisi 93,18.

Rilis data ekonomi China menjadi sentimen positif di bursa Asia. Aktivitas manufaktur tumbuh paling cepat sejak 2012 pada September. Ini didukung dari kuatnya permintaan dan harga tinggi. Indeks manufaktur tercatat naik menjadi 52,4 pada September dari periode Agustus di posisi 51,7.

"Untuk pertama kalinya pesanan baru mengalahkan produksi pada tahun ini. Ini ada potensi kelebihan permintaan," tulis Analis ANZ, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (2/10/2017). bestprofit

Dalam laporan ANZ juga menyebutkan, ada kenaikan risiko untuk produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal III 2017. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen.

Penjualan memori chip dan produk baja yang tinggi membantu ekspor Korea Selatan naik 35 persen year on year (YoY) hingga September.Sentimen lainnya yaitu bank sentral China memangkas jumlah uang tunai yang dimiliki beberapa bank sebagai cadangan untuk pertama kali sejak Februari 2016. Langkah ini dilakukan untuk mendorong lebih banyak kredit sehingga membantu perusahaan kecil dan sektor swasta yang lesu.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 9 sen menjadi US$ 56,70 per barel pada awal perdagangan. Sedangkan harga minyak Amerika Serikat (AS) susut lima sen menjadi US$ 51,62 per barel. Harga emas di kisaran US$ 1.277. bestprofit

Sumber : Liputan6

Sunday 16 July 2017

Menanti Data Ekonomi China, Bursa Asia Menguat | Best Profit

Bursa saham Asia menguat pada awal pekan ini seiring pelaku pasar menanti rilis data produk domestik bruto atau PDB China pada kuartal II 2017. Selain itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir pekan lalu berimbas ke bursa Asia.

Pada perdagangan saham Senin (17/7/2017), indeks saham MSCI Asia Pacifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,5 persen. Sedangkan indeks saham Australia turun 0,1 persen.

Rilis data ekonomi China menjadi perhatian pelaku pasar. Ekonom mengharapkan ekonomi China tumbuh 6,8 persen. Pertumbuhan ekonomi ini diperkirakan melambat dari kuartal sebelumnya 6,9 persen.

Bila ekonomi China naik secara mengejutkan berdampak dongkrak saham dan harga komoditas secara global. Sebaliknya jika data ekonomi China melemah berdampak ke yuan. Sepanjang tahun ini, yuan sudah naik dua persen terhadap dolar Amerika Serikat.

Selain itu, bursa saham AS menguat pada akhir pekan berimbas positif ke bursa saham Asia. Penguatan bursa AS didorong terjadi usai harga konsumen tidak berubah pada Juni dan data penjualan ritel turun.

Sementara itu, berdasarkan survei, peluang suku bunga bank sentral AS naik pada Desember turun menjadi 43,1 persen usai data ekonomi keluar. Dari pasar uang, indeks dolar AS berada di level terendah dalam 10 bulan. Indeks dolar AS berada di posisi 95,10.

"Rilis data ekonomi AS pada Jumat pekan lalu mendorong aksi jual dolar AS," ujar Stephen Innes, Senior Trader OANDA, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin pekan ini.

Ia menambahkan, kemungkinan suku bunga bank sentral AS naik kurang dari 50 persen membuat pelaku pasar sudah mengantisipasi. Selain itu, tidak ada pernyataan pejabat bank sentral AS sebelum 26 Juli. "Dolar AS dapat bergejolak," kata dia.

Dolar AS cenderung stabil terhadap yen. Tercatat dolar AS berada di kisaran 112,45 terhadap yen usai turun 0,7 persen pada pekan lalu. Pelemahan dolar AS mendorong penguatan dolar Australia dan dolar Kanada. Sedangkan euro bergerak di kisaran US$ 1,1474.

Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat naik 0,1 persen ke level US$ 46,61 pada awal perdagangan. Harga minyak Brent mendaki 0,15 persen ke level US$ 49. Harga emas berada di kisaran US$ 1.230,70 per ounce.
Sumber : Liputan6

Monday 1 May 2017

Bursa Asia Naik Tipis Usai Laporan Data Ekonomi AS | Bestprofit

Bestprofit (1/5) - Bursa Asia menguat tipis pada perdagangan hari ini setelah data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dilaporkan lebih rendah dari perkiraan.
Ditambah pelemahan Dolar terhadap Yen di tengah ketegangan Korea Utara dan Euro usai laporan inflasi di Zona Euro.
Melansir laman Reuters, Senin (1/5/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen dan Jepang Nikkei menguat 0,1 persen.
Banyak bursa saham di Asia dan Eropa ditutup terkait peringatan Hari Buruh.
Kondisi Bursa Asia sedikit berbeda bila dibandingkan Wall Street, yang pada Jumat pekan lalu langsung melemah, dengan indeks Dow dan S&P 500 mencatat penurunan 0,2 persen.
Ini setelah data pertumbuhan ekonomi AS mencatat pelemahan dalam tiga tahun pada kuartal pertama tahun ini.
Pasar Asia hanya sedikit terganggu survei resmi manufaktur China yang menunjukkan pertumbuhan di pabrik-pabrik di negara itu melambat dari prediksi pada April, ke level terendah dalam enam bulan.
Penurunan itu dikaitkan dengan anjloknya harga bijih besi dan baja baru-baru ini seiring membanjirnya produksi.
Analis memperkirakan China memiliki banyak momentum pertumbuhan secara keseluruhan dalam beberapa bulan mendatang setelah kuartal pertama.
Dolar, yang sempat menguat ke posisi dalam empat minggu terhadap yen pada pekan lalu, kehilangan dukungannya karena imbal hasil obligasi dan laporan indikator ekonomi yang dirilis pada hari Jumat.
Greenback terakhir turun 0,3 persen terhadap Yen ke posisi 111.240, terpicu kekhawatiran geopolitik di Semenanjung Korea .
"Hasil treasury yang rendah membebani dolar. Ini juga menghadapi tekanan terhadap yen karena upaya investor menghindari risiko akibat dari peluncuran rudal Korea Utara di akhir pekan," ujar Masafumi Yamamoto Said, Kepala Strategi Valas Mizuho Securities di Tokyo.
Euro juga menguat terhadap dolar sebesar 0,2 persen menjadi $ 1,0910.7. Adapun indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama tergelincir 0,1 persen menjadi 98.961.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Monday 3 April 2017

Data Ekonomi AS Bikin Harga Emas Susut | Best Profit

Best Profit (4/4) - Harga emas sedikit berubah setelah mencapai kuartal terbaiknya dalam setahun di akhir Maret. Ini didukung data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan dan komentar pejabat Federal Reserve pada Jumat pekan lalu.
Melansir laman Reuters, Selasa (4/4/2017), harga emas di pasar spot emas beringsut lebih rendah 0,1 persen menjadi US$ 1.246,87 per
ons. Sementara emas berjangka AS tergelincir 0,2 persen menjadi US$ 1.248,8.
Harga emas turun setelah data belanja konsumen AS tercatat hampir tidak naik pada Februari di tengah penundaan pembayaran restitusi pajak penghasilan.
Namun pengaruh terbesar adalah dari kenaikan inflasi tahunan dalam hampir lima tahun didukung ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.
"The Fed bisa menghentikan kenaikan suku bunga saat kepemilikan obligasi mulai shedding, sebuah langkah yang akan berpengaruh kecil di pasar keuangan," ujar Presiden the Fed St. Louis Fed James Bullard pada Jumat pekan lalu.
Menurut Mark To, Kepala Penelitian Wing Fung Financial Group di Hong Kong, siklus kenaikan suku bunga telah membuat harga emas mungkin tetap di posisi US$ 1.200 sampai US$ 1.250 dan ini menjadi kesempatan memiliki emas.
"Tapi, masih ada beberapa ketidakpastian dalam iklim politik. Dua kekuatan menetralkan akan menentukan konsolidasi dalam kisaran itu, yang sangat mungkin bertahan," jelas dia.
Adapun harga emas membukukan kenaikan kuartalan sekitar 8,4 persen pada Jumat, menandai kuartal terbaik dalam setahun. Sebagian besar didorong ketidakpastian seputar kebijakan Presiden AS Donald Trump dan Pemilu di Eropa.
Sementara untuk logam mulia lainnya, harga perak turun 0,1 persen menjadi US$ 18,20 per ounce. Harga Platinum naik 0,7 persen menjadi US$ 952,30, sedangkan paladium naik 0,5 persen menjadi $ 799,25 per ounce.
Sumber : Liputan6

Lihat : Best Profit

Thursday 30 March 2017

Data Pertumbuhan Ekonomi AS Angkat Wall Street | Bestprofit

Bestprofit (31/3) - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) dipimpin sektor saham keuangan, setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS lebih kuat dari laporan sebelumnya di kuartal terakhir terdorong belanja konsumen.
Tercatat, sektor teknologi juga membawa Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 69,17 poin atau 0,33 persen ke posisi 20.728,49. Sementara indeks S&P 500 naik 6,93 poin atau 0,29 persen menjadi 2.368,06 dan Nasdaq Composite bertambah 16,80 poin atau 0,28 persen ke levpoinel 5.914,34 .
Departemen Perdagangan AS melaporkan jika pertumbuhan ekonomi melambat kurang dari laporan sebelumnya pada kuartal keempat terdorong penguatan belanja konsumen. Produk domestik bruto pada tingkat tahunan meningkat 2,1 persen dari sebelumnya sebesar 1,9 persen.
Sektor energi naik untuk hari ketiga berturut-turut, didukung peningkatan harga minyak dan keuntungan yang diraih ConocoPhillips sebesar 8,8 persen. Ini merupakan persentase terbesar pada indeks S&P 500, setelah perusahaan sepakat untuk menjual aset minyak dan gas.
Alhasil, indeks S&P 500 naik untuk hari ketiga berturut-turut, rebound dari minggu terburuk di tahun ini pada pekan lalu.
Namun laju wall street yang sempat mencapai rekor usai Pemilu Presiden AS pada November agak terhenti pada bulan ini. Investor melihat adanya risiko terkait janji Donald Trump, seperti reformasi pajak setelah sesama Partai Republik gagal untuk meloloskan RUU Kesehatan.
"Laporan GDP pada dasarnya merupakan penegasan bahwa hei Washington akan melakukan dan mengatakan apa pun yang mereka akan lakukan, tapi ekonomi sedang berjalan," kata Karyn Cavanaugh, Ahli Strategi Pasar Senior di Voya Investment Management di New York.
Dia menambahkan, hal ini bukan hanya terkait ekonomi AS, tapi perbaikan di seluruh dunia.
Nasdaq ditutup pada rekor tinggi setelah naik untuk sesi kelima. Saham keuangan melonjak 1,2 persen, dengan Bank of America (BAC.N) dan Citigroup (C.N) menopang indeks S&P 500.
Sekitar 6 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 6,8 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Tuesday 29 November 2016

Powell: Kasus untuk kenaikan suku bunga menguat dalam beberapa minggu terakhir | Bestprofit

BESTPROFIT (30/11) - Pasar tenaga kerja menunjukkan ekonomi berada "pada pijakan yang kokoh," sementara inflasi mendekati target 2% bank sentral, menunjukkan bahwa bank sentral AS dapat menarik pelatuk untuk melakukan kenaikan suku bunga pertama tahun ini, kata Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada hari Selasa.
"Dalam pandangan saya, kasus untuk peningkatan suku bunga dana federal telah jelas menguat sejak pertemuan kami sebelumnya awal bulan ini," kata Powell dalam pidato yang dipersiapkan untuk dikirimkan ke The Economic Club of Indiana di Indianapolis.
Powell mengatakan ekonomi telah "jelas menguat" sejak " soft patch " yang terlihat pada semester pertama tahun ini.
The Fed mendorong suku bunga lebih tinggi akhir tahun lalu, namun tetap berdiam diri untuk melakukan pergerkan lainnya terhadap suku bunga tahun ini mengingat gejolak pasar dan lemahnya paruh pertama dari perekonomian SA.
Namun, ekonomi telah menunjukkan semangat baru sejak musim panas. pertumbuhan produk domestik bruto AS menyentuh angka 3,2% pada kuartal ketiga, yang merupakan laju tercepat dalam lebih dari dua tahun.
Powell mengatakan jalur untuk suku bunga di masa mendatang akan tergantung pada perekonomian. The Fed telah mampu bersabar tentang menaikkan suku bunga, kata dia, tetapi ada kekhawatiran bahwa pergerakan yang terlalu lambat mungkin memaksa The Fed untuk mengetatkan kebijakan secara "tiba-tiba" di kemudian hari.
Komentar Powell sesuai dengan speaker Fed lainnya dalam beberapa hari terakhir.
Dalam testimoni kepada Kongres pada pertengahan November, Ketua Fed Janet Yellen mengatakan Fed mungkin menaikkan suku bunga "secara relatif dengan segera".
Sebagai hasil dari pernyataan Yellen, pasar sekarang melihat probabilitas hampir 100% dari kenaikan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada pertemuan Fed berikutnya pada 13-14 Desember nanti, menurut CME Group FedWatch Tool. (sdm)
Sumber: MarketWatch

Lihat Bestprofit

Thursday 27 October 2016

Data Ekonomi Inggris Bikin Wall Street Melemah | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (28/10) – Data pertumbuhan Inggris menyebabkan aktivitas penjualan utang pemerintah capai level tertinggi secara harian dan mendorong imbal hasil acuan obligasi dunia lebih tinggi pada Kamis, menyusul ekspektasi mereda bagi Bank of England untuk menurunkan suku bunga.
Wall Street ditutup lebih rendah, tergelincir dalam sesi berombak setelah putaran terbaru dari laporan pendapatan. Kerugian di Comcast dan saham konsumen mengimbangi keuntungan di sektor kesehatan, sementara saham Eropa tergelincir dan dolar AS menguat terhadap mahkota Swedia dan yen Jepang.
Data resmi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris melambat hanya sedikit dalam tiga bulan setelah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa. Tumbuh 0,5 persen antara Juli dan September, sentuhan kurang dari kuartal kedua ini 0,7 persen, cukup untuk memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi langsung menyusul keputusan Brexit.
“Semakin kuat (gross Data domestik) di Inggris telah memberi bobot lebih lanjut untuk spekulasi bahwa BoE tidak akan memberikan stimulus lebih lanjut dalam waktu dekat,” kata Rabobank strategi Richard McGuire dilansir dari reuters, Jumat (28/10/2016).
Dow Jones Industrial Average jatuh 29,65 poin atau 0,16 persen ke level 18.169,68. Sementara S&P500 kehilangan 6,39 poin atau 0,3 persen ke level 2.1333 dan Nasdaq Composite turun 34,29 poin atau 0,65 persen ke level 5.215,97.
Sektor yang sensitif terhadap suku bunga ini juga berusaha di tengah kenaikan obligasi. S&P real estate turun 2,45 persen dan tetap berada di jalur penurunan mereka dalam 5 pekan terakhir.
Sumber : Liputan6

Sunday 14 August 2016

RPT- GDP Q2 Jepang Tumbuh Pada Kecepatan Tahunan Sebesar 0,2 persen

BESTPROFIT FUTURES (15/8) - Ekonomi Jepang tumbuh pada kecepatan tahunan sebesar 0,2 persen pada periode April-Juni, berkembang untuk dua kuartal berturut-turut tetapi pada tingkat yang lebih lambat pada ekspor yang lemah dan belanja modal, data pemerintah menunjukkan Senin ini.
Pembacaan awal untuk GDP lebih lemah dari rata-rata untuk perkiraan pasar untuk ekspansi sebesar 0,7 persen dalam jajak pendapat ekonom Reuters. Ini diikuti oleh revisi pertumbuhan sebesar 2,0 persen pada kuartal pertama.
pada basis kuartal ke kuartal, GDP menandai pertumbuhan yang datar pada bulan April-Juni, dibandingkan pertumbuhan 0,2 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.(mrv)
Sumber: Reuters

Monday 8 August 2016

Ketahanan Ekonomi AS Meningkatkan Ekuitas & Dolar, Emas Sentuh Level Terendahnya Sebulan

BESTPROFIT FUTURES (9/8) - Emas jatuh ke level terendahnya dalam lebih dari sepekan terkait tanda-tanda ketahanan ekonomi AS mendorong ekuitas dunia dan dolar, mengurangi permintaan untuk logam mulia sebagai safe haven.
Indeks MSCI All-Country World menyentuh level tertingginya dalam hampir setahun setelah data yang dirilis Jumat menunjukkan bahwa pekerja AS melonjak pada bulan Juli dan peningkatan payroll. Pedagang sekarang memberikan harga pada kesempatan sebesar 48 persen untuk peningkatan suku bunga pada bulan Desember, naik dari 36 persen di seminggu sebelumnya.
Reli emas sedang melambat pada kuartal ini setelah mencatatkan kuartal pertama terbaiknya dalam hampir empat dekade terakhir. Lonjakan yang telah mendorong harga naik  sebesar 27 persen tahun ini didorong oleh komitmen dari bank sentral di Eropa dan Jepang untuk terus mendongkrak stimulus, sementara suku bunga tetap rendah dalam peningkatan biaya pinjaman AS sehingga menekan daya tarik investasi emas dan logam berharga lainnya karena mereka tidak menawarkan imbal hasil atau dividen.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun sebesar 0,2 persen untuk berakhir di $ 1,341.30 per ons pada 1:41 siang di Comex New York, setelah diperdagangkan pada $ 1,335.30, intraday terendah sejak 29 Juli.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 21 June 2016

Emas Catat Kerugian Terbesar Karena Meredanya Kemungkinan Brexit

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/6) - Emas membukukan kerugian terbesar dalam empat minggu terhadap spekulasi bahwa pemungutan suara oleh warga Inggris untuk tetap berada di Uni Eropa dalam referendum hari Kamis akan melemahkan permintaan logam sebagai haven. Perak juga turun, sementara tembaga reli.
Bullion reli ke level tertinggi dalam hampir dua tahun pada minggu lalu karena gubernur bank sentral global membunyikan alarm jika Inggris keluar dari Uni Eropa bisa mengganggu ekonomi global. Dalam testimoninya di hadapan panel perbankan Senat AS pada hari Selasa, Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan pemilihan suara untuk keluar dari Uni Eropa bisa memiliki "dampak ekonomi yang signifikan."
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun 1,5 persen untuk menetap di $ 1,272.50 per ons pada pukul 1:39 siang di Comex New York, penurunan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 24 Mei. Perak berjangka untuk pengiriman Juli turun 1,1 persen menjadi $ 17,319 per ons.(frk)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 31 May 2016

Saham Asia Melemah Jelang Laporan Ekonomi, Pidato PM Jepang Abe

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/6) - Saham Asia jatuh untuk pertama kalinya dalam enam sesi, menyusul penurunan di saham AS menjelang ukuran berat dari data ekonomi terkait The Fed yang masih memikirkan waktu untuk suku bunga yang lebih tinggi.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,5 persen menjadi 128,58 pada 09:09 pagi di Tokyo. Indeks itu turun 1,6 persen bulan lalu, merupakan pelemahan yang cukup buruk sejak penurunan 1,8 persen pada Februari lalu, di tengah kecemasan investor atas rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.
Indeks Topix Jepang turun 1 persen setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan pada hari Selasa kemarin. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan akan mengadakan konferensi pers pukul 18.00 di Tokyo, Rabu ini, di mana ia akan mengumumkan penundaan kenaikan pajak penjualan, mengakhiri spekulasi yang tidak jelas selama berbulan-bulan.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Thursday 26 May 2016

Dolar Pangkas Penurunan Awal Terkait Komentar Pejabat The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/5) - Dolar AS memangkas beberapa penurunan awal setelah pejabat The Fed menyatakan bahwa menaikkan suku bunga musim panas ini akan menjadi "hal yang tepat" selama data ekonomi menguat.
Indeks ICE U.S. Dollar ukuran kekuatan dolar terhadap kelompok enam rivalnya, turun kurang dari 0,1% dalam perdagangan terakhir di 95,3030. Mata uang itu telah turun lebih dari 0,3% pada awal sesi setelah laporan pesanan barang tahan lama pada bulan April menunjukkan kelemahan dalam segmen inti.
Euro turun menjadi $ 1,1173 dibandingkan dengan $ 1,1192 sebelum pidato - meskipun masih di bawah levelnya pada akhir Rabu yaitu sebesar $ 1,1150. Dolar juga menguat menjadi 109,81 yen, naik dari 109,61 yen, Kamis pagi. Sebagai perbandingan, greenback membeli  110,21 yen pada Rabu malam.(mrv)
Sumber: MarketWatch

Data Ekonomi yang Bervariasi Jadikan Saham AS Ditutup Sedikit Menurun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/5) - Saham AS ditutup sedikit berubah, dengan Indeks S&P 500 dekati empat pekan tertinggi seiring data ekonomi yang bervariasi menggambarkan sedikit kejelasan tentang apakah pertumbuhan ekonomi cukup kuat untuk menahan suku bunga yang lebih tinggi pada awal bulan depan.
Ekuitas berjuang untuk mendorong lebih tinggi di perdagangan singkat terkait para investor menurunkan untuk survei penguatan selama dua hari yang menambahkan hampir 360 poin untuk Dow Jones Industrial Average dan mengangkat S&P 500 lebih dari 2 % pada indeks acuan kenaikan pertama back-to-back dalam dua minggu terakhir. Sektor bank dan produsen komoditas di antara yang mengalami tekanan terbesar pada hari Kamis setelah membantu untuk memimpin lonjakan pada pekan ini.
Indeks S&P 500 turun tipis kurang dari 0,1 % ke level 2,090.09 pada pukul 16:00 sore waktu New York, dekati level tertingginya sejak 27 April lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg

Tuesday 17 May 2016

Membaiknya Data Ekonomi AS Memberi Godaan Bagi Pembeli Dolar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/5) - Dolar menjadi cukup murah untuk menggoda pembeli pascca kerugian selama tiga bulan, menurut Bank of America Corp dan Toronto-Dominion Bank.
Keuntungan bersih investor sebesar 12 persen mendapati bahwa greenback undervalued, terbesar dalam 10 bulan, menurut survei Bank of America bulan ini. Mata uang AS berada di peringkat buy terkuat di Kelompok 10 negara karena prospek peningkatkan ekonomi meningkatkan potensi bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lagi, kata Toronto-Dominion, pemberi pinjaman terbesar kedua di Kanada.
Setelah kerugian selama tiga bulan hingga April, Indeks Bloomberg Dollar Spot telah meningkat selama dua minggu terakhir, pemangkasan kerugian tahun ini sebesar 3,7 persen. Menandai kinerja ekonomi yang lebih kuat menambah bukti yang dapat meyakinkan bank sentral untuk melakukan pengetatan kebijakan. Kenaikan dalam greenback muncul karena inflasi, penjualan ritel dan data kepercayaan konsumen indikasikan ekonomi terbesar di dunia tersebut mencoba keluar pelemahan yang sedang terjadi.
Greenback sedikit berubah di $ 1,1314 per euro dan 109,08 yen pada pukul 14:28 siang di New York. Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, sedikit berubah.(frk)
Sumber: Bloomberg

Sunday 15 May 2016

IHSG Bakal Menguat Menanti Rilis Paket Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/5) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham selama sepekan. Rencana pemerintah untuk merilis paket kebijakan ekonomi jilid 13 akan menjadi motor pergerakan IHSG.

Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, paket kebijakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. "Harus diakui‎ paket itu memberikan dampak," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (16/5/2016).

Dia mengatakan, sentimen lain pendorong pasar ialah laporan keuangan emiten kuartal I 2016 serta kebijakan pemerintah yang mendorong penurunan suku bunga. Dia mengatakan, IHSG bakal bergerak di support 4.785 dan resistance 4.850-4.900.

Sementara itu, A‎nalis PT Waterfront Securities Oktavianus Marbun mengatakan, laju IHSG cenderung mendatar pada pekan ini. Lantaran, belum nampak berita positif yang mendorong pergerakan IHSG.

"Fundamental belum ada perubahan. Pekan depan sideway. Sudah tiga minggu sideway," ujar dia.

Dia mengatakan, saat ini pelaku pasar menunggu sisa laporan keuangan kuartal I. Tak hanya itu, pelaku pasar juga menunggu dampak realisasi paket ekonomi yang telah dirilis oleh pemerintah.

Oktavianus memperkirakan IHSG bergerak pada level support 4.575 dan resistance 4.836-4.844.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan IHSG masih dalam tren pelemahan pada sepekan ini. Dia mengatakan, IHSG belum menjumpai sentimen positif sehingga pelaku pasar cenderung wait and see.

"Pelaku pasar pun cenderung untuk menjauhi pasar dan lebih banyak wait and see. Jika dorongan volume beli belum ada di pekan depan maka laju IHSG dapat kembali confirm melanjutkan pelemahannya," kata dia dalam ulasannya.

Reza bilang pekan ini terdapat beberapa data yang menjadi acuan pelaku pasar. Dari Indonesia, terdapat data neraca perdagangan dan suku bunga acuan. Dari China terdapat house price index, dan MNI business sentiment indikator. Lalu dari Amerika ‎ada data inflasi, produksi industri dan produksi manufaktur.

Dalam sepekan, Reza memprediksi IHSG akan berada di level support 4.720-4.745 dan resistance 4.786-4.835.

Oktavianus merekomendasikan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT).‎‎

Beberapa saham yang menjadi perhatian Reza antara lain, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Indosat Tbk (ISAT).

Sebagai informasi, selama sepekan untuk periode 9-13 Mei, IHSG mengalami penurunan 1,26 persen ke 4.761,71 dibanding pekan sebelumnya 4.822,59. Tercatat, kapitalisasi pasar mencapai Rp 5.055 triliun. Sementara, rata-rata nilai transaksi harian mengalami kenaikan 2,07 persen menjadi Rp 5,46 triliun dari sebelumnya Rp 5,35 trilun.
‎

Sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan jual bersih Rp 429 miliar namun secara tahunan mencatatkan beli bersih Rp 2,46 triliun. (Amd/Ahm)


Sumber : Liputan6

Sunday 10 April 2016

Saham Asia Turun seiring Memerahnya Bursa Jepang terkait Data Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/4) - Saham Asia jatuh, menjelang data Cina pada inflasi dan harga pabrik, seiring penurunan saham Jepang di tengah anjloknya pemesanan mesin. Produsen energi meraih kenaikan seiring penguatan pada minyak AS, menyentuh harga $ 40 per barel.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4 persen ke level 125,83 pada pukul 09:08 pagi waktu Tokyo. Saham global jatuh minggu lalu di tengah kekhawatiran atas potensi usaha stimulus bank sentral dan aksi jual di saham Jepang. Fokus sekarang beralih ke data China pada hari ini dan data pendapatan kuartal pertama di AS
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,1 persen. S & P / ASX 200 Index Australia sedikit berubah dan Selandia Baru S & P / NZX 50 Index bertambah kurang dari 0,1 persen.
Kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,2 persen dan kontrak pada Indeks Hang Seng China Enterprises jatuh 0,3 persen. Indeks FTSE Cina A50 futures naik 0,1 persen di sebagian besar perdagangan terakhir. China dijadwalkan melaporkan data harga konsumen dan produsen hari ini. (sdm)
Sumber: Bloomberg