Tuesday 8 November 2016

Clinton Berpotensi Menang, Harga Minyak Ditutup Menguat | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (9/11) - Harga minyak ditutup menguat pada perdagangan Selasa (rabu pagi waktu Jakarta) setelah sebelumnya mengalami gejolak yang cukup dalam. Pelaku pasar sangat berhati-hari dalam bertransaksi pada hari pemungutan suara dalam Pemilihan Presiden di Amerika Serikat (AS).
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (9/11/2016), harga minyak mentah berjangka naik 9 sen atau 0,2 persen ke angka US$ 44,98 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan harga dunia turun 11 sen atau 0,24 persen ke angka US$ 46,04 per barel.
Harga minyak terus berayun di dua kutub atau terus bergerak di antara keuntungan dan kerugian sepanjang perdagangan Selasa ini. Para pelaku pasar berharap-harap cemas menunggu hasil dari Pilpres AS.
Mark Waggoner, Presiden Excel Futures, mengatakan bahwa para pelaku pasar banyak menahan aksi beli maupun aksi jual. Pelaku pasar lebih memilih untuk menunggu kepastian dari hasil Pilpres AS untuk mengambil posisi.
"Ini cukup aneh. Perdagangan hari ini cukup tenang. Saya pikir pelaku pasar masih mencoba untuk mencari siapa yang akan menang pada Pilpres AS kali ini," jelas dia.
Di sesi akhir perdagangan, aset-aset yang memiliki risiko cukup tinggi seperti saham dan minyak mulai diburu oleh investor. Hal tersebut membuat Wall Street menguat dan harga minyak terdorong naik.
Hal tersebut terjadi setelah calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton melaju ke depan dalam jajak pendapat. Para investor percaya bahwa kemenangan Clinton akan membawa stabilitas ke pasar keuangan.
Selain masalah Pilpres AS, pelaku pasar juga melihat sentimen lain yaitu kemungkinan dari Organisasi yang menaungi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) bisa menyelesaikan kesepakatan mengenai pembatasan produksi.
Pada September lalu OPEC melakukan pertemuan di Aljazair. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa untuk mengendalikan harga minyak perlu adanya pembatasan produksi.
Mengenai rincian pembatasan setiap negara akan dilakukan pada pertemuan lanjutan yang akan berlangsung pada bulan ini. Sebagian besar pelaku pasar pesimistis bahwa pertemuan kali ini bisa menghasilkan kesepakatan. (Gdn/Ndw)
Sumber : Liputan6

Monday 7 November 2016

Harga Minyak Naik Terdongkrak Pernyataan FBI | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (8/11) – Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen, terpicu pernyataan FBI jika calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Hillary Clinton tidak akan menghadapi tuduhan atas penggunaan email pribadinya.
Meski, kenaikan ini masih dibatasi penguatan dolar seiring peluang kemenangan Clinton yang kembali besar. Penguatan dolar membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Harga minyak juga dipengaruhi keraguan atas pemotongan produksi yang direncanakan OPEC.
Melansir laman Reuters, Selasa (8/11/2016), harga minyak patokan AS West Texas Intermediate (WTI) menetap di posisi US$ 44,89 per barel, naik 82 sen, atau 1,9 persen.
Sementara minyak mentah Brent berakhir naik 57 sen, atau 1,3 persen, ke posisi US$ 46,15 per barel.
Federal Bureau of Investigation (FBI) mengatakan pada hari Minggu pekan lalu, bahwa tidak akan ada tuntutan terhadap Clinton terkait penggunaan email pribadinya.
Pernyataan ini membuat prospek bagi kandidat Partai Republik Donald Trump kembali redup, ditambah sikapnya terhadap kebijakan luar negeri, perdagangan dan imigrasi yang membuat pasar terkesima.
Namun, menurut David Thompson, Wakil Presiden Eksekutif Powerhouse, sebuah perusahaan broker komoditas khusus energi di Washington, harga minyak tidak mungkin meningkat lebih lanjut terkait politik AS ini.
“Apakah akan ada reli besar setelah Clinton terpilih? Saya tidak begitu yakin,” lanjut dia.
Harga WTI berjangka juga naik terdorong penurunan pasokan di hub pengiriman minyak mentah berjangka di Cushing, Oklahoma yang mencapai 442.077 barel, untuk pekan yang berakhir 4 November, menurut pedagang mengutip layanan monitoring energi Genscape.
Namun, analis yang disurvei Reuters memperkirakan jumlah persediaan minyak mentah AS naik 1,1 juta barel pekan lalu setelah mencapai rekor pada minggu sebelumnya.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal OPEC Mohaommed Barkindo menegaskan komitmen negara-negara anggotanya terkait kesepakatan untuk memangkas produksi yang dibuat di Aljazair pada akhir September lalu.
Namun banyak analis meragukan kemampuannya untuk mengkoordinasikan pemotongan yang bertujuan menyeimbangkan pasar tersebut.
“Keyakinan pasar bila OPEC dapat mencapai kesepakatan yang kredibel telah runtuh,” ujar David Hufton, Managing Director PVM Oil Associates, dalam sebuah catatan.
Sumber : Liputan6

Sunday 6 November 2016

Harga Emas Akhir Pekan Stabil Mencermati Pemilihan Presiden AS, Mingguan Naik 2 Persen | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (7/11) – Harga Emas stabil pada akhir perdagangan akhir pekan hari Sabtu dinihari (05/11), menuju kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan September karena kecemasan atas pemilu AS pekan depan mengimbangi laporan payrolls yang mantap yang memperkuat ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS bulan Desember.
Pasar saham global merosot di tengah kekhawatiran investor tentang hasil pemilihan presiden AS Selasa, sementara dolar AS mereda, meskipun laporan pekerjaan AS yang mantap yang mendukung ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan depan.
Harga emas spot LLG naik 0,16 persen pada $ 1,304.40 per ons setelah kenaikan mengejutkan data payrolls.Secara mingguan harga emas naik 2,25 persen.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,1 persen pada $ 1,304.50.
Sebuah penurunan awal dalam harga emas cepat berbalik karena investor tetap hati-hati menjelang pemungutan suara hari Selasa.
Indeks dolar AS berada di jalur untuk penurunan mingguan terbesar sejak Juli setelah Federal Bureau of Investigation mengatakan pekan lalu membuka kembali penyelidikan penggunaan server email pribadi calon Parta Demokrat Hillary Clinton saat ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Harga emas di India berayun ke pemotongan minggu ini sebagai reli harga mengurangi permintaan ritel, saat pembelian di negara konsumen terbesar Tiongkok naik karena pembelian safe-haven. Minat investor tampak kuat, dengan kepemilikan emas terbesar di dunia yang didukung bursa ETF mengumumkan kenaikan 4,4 ton pada Kamis.
Perak naik 0,2 persen pada $ 18,36 per ons di jalur untuk memasukkan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Platinum naik 0,3 persen pada $ 995,74, sementara paladium adalah 1,4 persen lebih tinggi pada $ 624,40, di jalur untuk kinerja mingguan pertama yang positif dalam lima minggu.
Sumber : Vibiznews

Thursday 3 November 2016

Cek dan Antisipasi Rute Demo Siang Nanti | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (4/11) – Sejumlah organisasi masyarakat akan menggelar demonstrasi besar-besaran di Jakarta pada Jumat siang nanti. Aksi digelar untuk menuntut pengusutan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, massa akan berkumpul sekaligus salat Jumat di Masjid Istiqlal. Setelah itu, massa bergerak menuju depan Istana Merdeka.
“Sampai saat ini rencana dari demo, satu di depan Istana start dari Masjid Istiqlal,” ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/11/2016).
Dia menjelaskan, massa akan berjalan kaki dari Masjid Istiqlal melewati Jalan Medan Merdeka Timur. Massa juga akan melintas di depan Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan. Selanjutnya, massa bergerak menuju Istana melalui Jalan Medan Merdeka Barat.
“Nanti rencana perwakilan sekitar 25 orang dari beberapa perwakilan ulama, pimpinan demo, nanti diterima di Istana. Kemudian dari sana menyerahkan petisi,” papar Awi.
Setelah diterima di Istana dan melakukan beberapa orasi, massa kemudian bergerak ke Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Di lokasi ini, massa lanjut berorasi. Bahkan, sejumlah massa dikabarkan akan menginap di gedung anggota Dewan itu.
“Katanya ada yang mau nginep di DPR. Mereka katanya sudah koordinasi dengan DPR. Informasinya demikian, tapi tetap kita update terus,” ucap Awi.
Sejauh ini, polisi belum bisa memastikan berapa jumlah demonstran yang akan turun ke jalan. Apalagi aksi ini juga akan diikuti sejumlah pengunjuk rasa dari luar Jakarta.
“Mereka kan massa cair, jadi kita memantau, kita memonitor. Intelijen kita juga ada di lapangan, memantau itu. Rancana awal kan sekitar 35 hingga 50 ribu, tapi tetap kita update,” kata Awi.
Sementara terkait rekayasa lalu lintas akan bersifat situasional saat demo berlangsung. Polisi akan menerapkan sistem buka tutup di jalur yang dilalui massa demonstran.
“Kalau memang jadi long march ke DPR, titik-titik yang akan dilewati pasti kita lakukan rekayasa (lalu lintas). Massa lewat, kita tutup jalan. Kalau massa sudah selesai lewat, ya kita buka lagi,” ujar Awi.
Sumber : Liputan6

Wednesday 2 November 2016

Harga Emas Naik Setelah The Fed AS Pertahankan Suku Bunga Tetap | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (3/11) - Harga emas naik pada akhir perdagangan Kamis dinihari (03/11), bahkan sempat mencapai level tertinggi di $ 1.309,10 per ons untuk pertama kalinya sejak 4 Oktober setelah Federal Reserve mengumumkan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Setelah dua hari pertemuan November, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, seperti yang sudah secara luas diperkirakan. Pada bulan September, The Fed mengisyaratkan peningkatan pada bulan Desember.
Harga emas spot LLG naik 0,7 persen pada $ 1,297.41 per ons.
Sedangkan harga emas berjangka AS pengiriman Desember ditutup naik 1,6 persen pada $ 1,308.20 per ons.
Kekuatiran investor akan ketidakpastian pemilu Presiden AS terjadi setelah perpanjangan penyelidikan FBI ke email kandidat Parta Demokrat Hillary Clinton menekan pasar saham Eropa mendekati posisi terendah empat bulan dan membuat dolar AS ke level terendah sejak awal Oktober.
Hal ini mendorong harga emas kembali di atas $ 1.305 per ons.
Pedagang mulai untuk mempertimbangkan kembali taruhan mereka dari kemenangan kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton di tengah tanda-tanda kandidat Parta Republik Donald Trump bisa menutup kesenjangan setelah pengumuman FBI untuk penyelidikan email baru pada hari Jumat.
Jajak pendapat Reuters / Ipsos pada hari Senin menunjukkan Clinton unggul lima persen poin atas Trump, tapi jajak pendapat lain menunjukkan kepemimpinan Clinton tergelincir lebih tajam. Real Clear Politics, yang rata-rata memberikan hasil baik dalam jajak pendapat, menunjukkan hal itu telah turun dari 4,6 poin pada hari Jumat untuk 2,5 poin pada hari Senin.
Kepemilikan emas terbesar di dunia yang didukung exchange-traded fund, SPDR Gold Shares New York, melaporkan arus masuk pertama dalam lebih dari seminggu pada hari Selasa, dari 2,7 ton. Bulan lalu dana melaporkan arus keluar bersih lebih dari 5 ton.
Saham Penambang emas naik lebih dari 2 persen, pada kecepatan untuk hari keempat berturut-turut mereka yang membukukan keuntungan untuk pertama kalinya sejak Juli.
Di antara logam mulia lainnya, perak naik 1 persen menjadi $ 18,51 per ons. Di awal sesi, logam mencapai tinggi $ 18,55, tertinggi sejak 4 Oktober. Platinum turun 0,3 persen menjadi $ 987,96 per ons. Paladium turun 0,1 persen menjadi $ 631.
Sumber : Vibiznews

Tuesday 1 November 2016

Minyak Turun ke 1-Bulan Terendah, Mengabaikan Terjadinya Ledakan Pipa Bahan Bakar | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (2/11) – Minyak tergelincir ke level terendah satu bulan karena spekulasi bahwa cadangan minyak mentah AS meningkat pada pekan lalu melebihi dampak dari ledakan pipa bahan bakar.
Minyak mentah turun 0,4 persen di New York. pasokan minyak mentah kemungkinan naik sebesar 2 juta barel, menurut survei Bloomberg sebelum laporan dari Energy Information Administration pada hari Rabu. Minyak berjangka sebelumnya naik karena ledakan pipa minyak di Alabama dan api yang dihasilkan dari ledakan tersebut menutup mainlines dari Colonial Pipeline Co., yang membawa bahan bakar untuk Pelabuhan New York dari kilang minyak di daerah Houston. Harga melemah setelah pemilik pipa ini mengatakan mereka mengharapkan untuk me-restart salah satu jalur layanan pada Sabtu siang waktu setempat.
Minyak telah turun sekitar 6 persen sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada hari Jumat gagal menyepakati kuota negara anggota sebagai bagian dari persetujuan pelaksanaan pemangkasan produksi. Kemungkinan OPEC mencapai kesepakatan pada KTT tanggal 30 November kecil karena perselisihan, menurut Goldman Sachs Group Inc. Ini bukan pandangan dari Francisco Blanch, kepala penelitian komoditas Bank of America Merrill Lynch, yang mengatakan pada Bloomberg televisi bahwa ia mengharapkan adanya kesepakatan.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember turun 19 sen menjadi $ 46,67 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini adalah penutupan terendah sejak 27 September. Harga WTI turun 2,9 persen pada bulan Oktober, penurunan bulanan pertama sejak Juli lalu. Total volume yang diperdagangkan adalah 49 persen di atas rata-rata 100-hari pada pukul 02:42 sore.
Minyak Brent untuk pengiriman Januari turun 47 sen, atau 1 persen, ke $ 48,14 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Penutupan terendah sejak 27 September dan yang pertama di bawah pergerakan rata-rata 100-hari sejak tanggal yang sama. Minyak acuan global ditutup lebih besar 90 sen dari WTI.(frk)
Sumber: Bloomberg

Monday 31 October 2016

OPEC Gagal Mencapai Persetujuan, Minyak Ditutup Turun Ke 1 Bulan Terendah | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (1/11) – Minyak jatuh ke level terendah satu bulan setelah pembicaraan akhir pekan antara OPEC dan produsen utama lainnya gagal menghasilkan rincian konkret dari kesepakatan untuk mengurangi surplus minyak mentah global.
Minyak mentah turun 3,8 persen di New York, penurunan terbesar dalam lima minggu terakhir. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mengakhiri pembicaraan tanpa kesepakatan dengan non-anggota seperti Rusia dan Brasil pada hari Sabtu, kata Sekretaris Minyak dan Gas Brasil Marcio Felix. Sehari sebelumnya, OPEC masih belum terselesaikan bagaimana mengalokasikan pemangkasan produksi antara anggotanya yang diumumkan bulan lalu. Irak telah bergabung Iran, Nigeria dan Libya berusaha untuk dikecualikan dari setiap pembatasan produksi.
Minyak diperdagangkan mendekati $ 50 per barel setelah kesepakatan pertama OPEC untuk mengurangi produksi dalam delapan tahun tercapai di Aljazair pada 28 September yang lalu. Harga jatuh lima dari enam sesi terakhir karena keraguan tentang kemampuan OPEC untuk melaksanakan pemotongan pada pertemuan resmi bulan ini. Dengan pertemuan tersebut dibuka di Wina pekan lalu, Sekretaris Jenderal Mohammed Barkindo memperingatkan konsekuensi jika produsen tidak menindaklanjuti kesepakatan untuk mengurangi produksi. Pemulihan harga telah berlangsung terlalu lama, katanya.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember turun $ 1,84 ke $ 46,86 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini adalah penutupan terendah sejak 27 September. Total volume perdagangan adalah 5,3 persen di bawah rata-rata 100-hari. Harga WTI tergelincir 2,9 persen dalam bulan ini.
Minyak Brent untuk pengiriman Desember, yang berakhir pada hari Senin, turun $ 1,41, atau 2,8 persen, ke $ 48,30 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Ini adalah penutupan terendah sejak 27 September. Minyak Brent tergelincir 1,5 persen pada bulan Oktober. Minyak acuan global yang mengakhiri sesi dengan lebih besar $ 1,44 dari WTI. Kontrak teraktif bulan Januari turun $ 2,07 ke $ 48,61.(frk)
Sumber: Bloomberg

Sunday 30 October 2016

Harga Emas Akhir Pekan Naik Terpicu Investigasi FBI Terhadap Hillary Clinton; Mingguan Naik 1 Persen | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (31/10) – Harga Emas naik 1 persen ke level tertinggi dalam hampir empat minggu pada akhir perdagangan akhir pekan hari Sabtu dinihari (29/10), memperpanjang keuntungan di akhir sesi setelah FBI mengatakan akan menyelidiki lebih jauh penggunaan sistem email pribadi calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
Hanya 11 hari menjelang pemilihan presiden AS, berita mengguncang sekitar kampanye, di mana Clinton adalah masih terdepan dalam jajak pendapat terhadap kandidat Parta Republik Donald Trump.
Harga emas spot LLG berakhir naik 0,8 persen pada $ 1,278.38 per ons, setelah sempat naik 1,3 persen menjadi $ 1,284.14, tertinggi sejak 4 Oktober. Hasil ini membukukan penutupan pekan ini naik 0,9 persen yang sebagian besar didukung meningkatnya permintaan dan melemahnya dollar AS.
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,6 persen pada $ 1,276.80.
Bursa Wall Street dan dolar AS jatuh terhadap sekeranjang enam mata uang utama setelah Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan akan menyelidiki email tambahan yang terkait dengan Clinton saat dia menjadi Menteri Luar Negeri.
Dollar AS sudah lemah, setelah mengabaikan sedikit lebih baik dari perkiraan data GDP kuartal ketiga AS di tengah permintaan yang kuat dari Asia.
Ekonomi AS tumbuh sebesar 2,9 persen pada kuartal ketiga, melampaui konsensus perkiraan analis sebesar 2,5 persen. Data memperkuat alasan untuk menaikkan suku bunga, membuat aset non-menghasilkan seperti emas kurang menarik sementara meningkatkan dolar dan kas AS.
Permintaan emas di India diperkirakan akan meningkat selama festival Dhanteras dan Diwali, ketika emas secara tradisional diberikan sebagai hadiah.
Pada perdagangan logam mulia lainnya, perak naik 1,3 persen pada $ 17,82 per ons dan platinum naik sebanyak 2,6 persen menjadi $ 987, tertinggi sejak 5 Oktober. Perak berada di jalur untuk kenaikan terbesar mingguan dalam lima, sementara platinum menuju minggu terbaik dalam tiga bulan.
Sebuah jajak pendapat Reuters pada hari Jumat menunjukkan harga platinum diperkirakan akan meningkat tahun depan untuk tertinggi sejak rata-rata 2014, tetapi akan tetap di diskon untuk emas. Palladium naik 1,4 persen pada $ 618,35, beralih arah setelah menyentuh level terendah 16-minggu $ 608,47.
Sumber : Vibiznews

Thursday 27 October 2016

Data Ekonomi Inggris Bikin Wall Street Melemah | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (28/10) – Data pertumbuhan Inggris menyebabkan aktivitas penjualan utang pemerintah capai level tertinggi secara harian dan mendorong imbal hasil acuan obligasi dunia lebih tinggi pada Kamis, menyusul ekspektasi mereda bagi Bank of England untuk menurunkan suku bunga.
Wall Street ditutup lebih rendah, tergelincir dalam sesi berombak setelah putaran terbaru dari laporan pendapatan. Kerugian di Comcast dan saham konsumen mengimbangi keuntungan di sektor kesehatan, sementara saham Eropa tergelincir dan dolar AS menguat terhadap mahkota Swedia dan yen Jepang.
Data resmi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris melambat hanya sedikit dalam tiga bulan setelah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa. Tumbuh 0,5 persen antara Juli dan September, sentuhan kurang dari kuartal kedua ini 0,7 persen, cukup untuk memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi langsung menyusul keputusan Brexit.
“Semakin kuat (gross Data domestik) di Inggris telah memberi bobot lebih lanjut untuk spekulasi bahwa BoE tidak akan memberikan stimulus lebih lanjut dalam waktu dekat,” kata Rabobank strategi Richard McGuire dilansir dari reuters, Jumat (28/10/2016).
Dow Jones Industrial Average jatuh 29,65 poin atau 0,16 persen ke level 18.169,68. Sementara S&P500 kehilangan 6,39 poin atau 0,3 persen ke level 2.1333 dan Nasdaq Composite turun 34,29 poin atau 0,65 persen ke level 5.215,97.
Sektor yang sensitif terhadap suku bunga ini juga berusaha di tengah kenaikan obligasi. S&P real estate turun 2,45 persen dan tetap berada di jalur penurunan mereka dalam 5 pekan terakhir.
Sumber : Liputan6

Wednesday 26 October 2016

Harga Minyak Mentah Merosot Hampir 2 Persen Terganjal Keraguan Pemotongan Produksi OPEC | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (27/10) – Harga minyak mentah turun hampir 2 persen pada akhir perdagangan Kamis dinihari (27/10) setelah meningkatnya keraguan OPEC akan memangkas produksi, mengalahkan sentimen positif penurunan persediaan mingguan minyak mentah AS yang dilaporkan pemerintah AS.
Persediaan minyak mentah AS turun 553.000 barel pekan lalu, Administrasi Informasi Energi (EIA) AS mengatakan, bertentangan dengan 1,7 juta barel yang diperkirakan oleh analis Reuters.
Persediaan minyak mentah di produsen minyak terbesar di dunia telah jatuh tak terduga pada tujuh dari delapan minggu terakhir, membalikkan tren yang biasanya terlihat selama musim gugur ketika persediaan meningkat karena kilang masuk ke perawatan. Sebuah laporan awal pada hari Selasa dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok perdagangan, telah melaporkan peiongkatan 4,8 juta barel untuk minggu hingga 21 Oktober.
Harga minyak mentah menahan kerugian setelah data EIA, dengan perdagangan minyak mentah AS sebentar di wilayah positif. Namun rebound terbatas oleh keraguan tentang apakah OPEC yang akan bertemu 30 November di Wina, akan berhasil dalam mengurangi kekenyangan minyak mentah global.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir tueun 78 sen, atau 1,6 persen, ke $ 49,18 per barel, setelah jatuh ke $ 48,87, level terendah sejak 4 Oktober.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 91 sen, atau 1,8 persen, pada $ 49,88 per barel pada, dekat sesi rendah $ 49,65, harga terendah sejak 30 September
Harga minyak mentah tertekan oleh perselisihan lisan produsen dalam penurunan produksi yang direncanakan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak. Irak tidak ingin bergabung dengan produksi yang diusulkan dipotong dengan kelompok tersebut telah mengatakan akan menyetujui pada pertemuan rutin di Wina bulan depan.
Pedagang dan investor tumbuh kurang percaya diri tentang peluang OPEC untuk mengamankan kesepakatan yang efektif untuk mengekang produksi sebagai anggota lainnya mengatakan mereka ingin dikecualikan dari kesepakatan.
Dengan Iran, Nigeria dan Libya sudah diperkirakan akan dikeluarkan, bersama dengan berpotensi Venezuela dan Indonesia, kelompok negara produser minyak itu mengatakan pada hari Selasa untuk menargetkan peningkatan 42 persen dalam produksi tahun depan, pedagang dan investor tumbuh kurang percaya diri dalam peluang untuk kesepakatan yang efektif.
Irak, produsen terbesar kedua dalam OPEC, berpendapat perlu pendapatan minyak untuk melawan Negara Islam.
Pada pertemuan Algiers, Irak mengatakan OPEC telah meremehkan produksi, yang dipatok pada 4,7 juta barel per hari, dibandingkan dengan penilaian kelompok, berdasarkan sumber-sumber sekunder, dari 4,2 juta barel per hari.
Sumber : Vibiznews

Tuesday 25 October 2016

Kopi Melambung ke Level 20 Bulan Tertinggi terkait Ekspor Brasil | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (26/10) – Kopi arabika, jenis biji kopi dengan rasa ringan yang disukai oleh Starbucks Corp, melonjak ke level tertinggi sejak Februari 2015 setelah produsen terbesar Brasil memangkas estimasi ekspor untuk 2016 di tengah meningkatnya konsumsi domestik dan dampak kekeringan.
Koperasi Cooxupe sekarang melihat pengiriman kopi total sebanyak 4 juta kantong tahun ini, Direktur Komersial Lucio Dias mengatakan Selasa. Itu turun dari proyeksi pada bulan April sebanyak 4,5 juta karung di tengah kuatnya pasokan domestik (satu karung beratnya 60 kilogram, atau 132 pon).
Kopi arabika untuk pengiriman Desember melonjak 4,3 persen di ICE Futures AS, dan menetap di level $ 1,645 per pon pada pukul 13:30 waktu New York. Komoditas ini menuju kenaikan bulanan keenam, atau yang terpanjang sejak 2005. Harga menggambarkan dukungan dari “kekhawatiran berkelanjutan ” atas pasokan jangka panjang dari arabika dari Brasil dan kekhawatiran yang sama untuk biji robusta, pedagang berbasis di Johannesburg I. & M. Smith Ltd mengatakan dalam sebuah laporan.
Pasar kopi telah melihat permintaan melebihi produksi dalam dua tahun yang berakhir 30 September, menurut Organisasi Kopi Internasional di London. Kopi menjadi komoditas dengan kenaikan terbaik kelima sejauh tahun ini di antara bahan baku lainnya data yang dilacak oleh Bloomberg Commodity Index menunjukkan.
Di Vietnam, yang merupakan produsen terbesar robusta, output varietas yang diproyeksikan turun 20 persen, Vietnam Coffee dan Cocoa Association mengatakan pada hari Senin. Di London, robusta untuk pengiriman Januari menyentuh level $ 2.179, yang merupakan level tertinggi sejak Oktober 2014. Premi yang dimiliki arabika terhadap sepupunya yang lebih murah melonjak 9,7 persen menjadi 65,70 sen, tercatat sebagai level tertinggi sejak 21 September. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Monday 24 October 2016

Minyak Turun seiring Irak Berusaha Terbebas dari Pembatasan Produksi OPEC | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (25/10) – Minyak turun menyusul Irak, produsen terbesar kedua OPEC, mengancam untuk menggagalkan rencana kelompok untuk menstabilkan pasar minyak mentah dengan mengatakan bahwa negara itu harus dibebaskan dari rencana pemangkasan produksi.
Futures melemah 0,7 persen di New York. Irak harus dikeluarkan dari perjanjian pembatasan produksi karena negara ini terlibat dalam perang dengan militan Islam, Menteri Perminyakan Jabbar Al-Luaibi mengatakan Minggu di Baghdad. Rusia pada hari Minggu kemarin kembali menolak untuk berkomitmen bergabung OPEC untuk melakukan pemangkasan produksi. Anjungan yang menargetkan minyak mentah di AS naik untuk minggu kedelapan, menurut Baker Hughes Inc.
Minyak berfluktuasi di dekat level $ 50 per barel di tengah ketidakpastian tentang apakah Organisasi Negara Pengekspor Minyak mampu menerapkan kesepakatan untuk mengurangi output di saat anggota berkumpul di KTT resmi pada bulan November. Komite akan bertemu akhir bulan ini untuk mencoba menyelesaikan perbedaan atas berapa banyak masing-masing negara harus melakukan pompaan. Pengebor di AS akan kembali mengebor di daerah shale seiring keuntungan baru-baru dalam minyak memberikan lebih banyak uang untuk meningkatkan produksi.
West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember tergelincir 33 sen untuk ditutup di level $ 50,52 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan yakni 11 persen di atas rata-rata 100-hari pada pukul 02:38 siang waktu New York.
Brent untuk pengiriman Desember turun 32 sen, atau 0,6 persen, ke level $ 51,46 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ditutup dengan premi 94 sen untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Sunday 23 October 2016

Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Naik Dengan Komentar Rusia; Mingguan Naik 1 Persen | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (24/10) - Harga minyak mentah berakhir naik pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (23/10), menjadi kenaikan mingguan kelima berturut-turut, didukung komentar bullish dari Rusia yang mengatasi sentimen penguatan dolar kembali dan kenaikan jumlah kilang minyak.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 22 sen atau 0,43 persen lebih tinggi pada $ 50,85 per barel.

Untuk minggu ini harga minyak mentah WTI naik sekitar 1 persen. Kenaikan sebagian besar didukung oleh persediaan penurunan mingguan minyak mentah AS yang dilaporkan EIA dan optimisme pemotongan produksi OPEC, mengalahkan sentimen penguatan dollar AS, komentar bearish Iran dan profit taking.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan global Brent naik 42 sen menjadi $ 51,80 per barel. Kontrak ini turun sekitar 0,3 persen untuk minggu ini.

Harga mendapat dukungan pada hari Jumat dari komentar Rusia menegaskan komitmennya untuk bergabung dengan produsen untuk pemotongan produksi. Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan dia akan membuat proposal untuk rekannya dari pemimpin OPEC Arab Saudi akhir pekan ini pada langkah-langkah mendukung harga.

Tapi Novak juga mengatakan Rusia akan memproduksi 548 juta ton (11 juta barel per hari) minyak tahun depan, rekor pasca-Soviet.

Sebuah laporan yang diawasi ketat dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes menunjukkan jumlah kilang minyak aktif AS naik 11 minggu ini, minggu ke-17 tanpa penurunan jumlah kilang.

Terakhir kali kilang minyak AS naik 10 atau lebih dua bulan yang lalu, ketika ada 15 tambahan pada minggu hingga 15 Agustus dan 10 pada minggu hingga 19 Agustus. Harga minyak mentah AS kemudian berkisar antara $ 44 dan $ 48.

Beberapa pedagang dan analis telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa pengebor minyak shale AS, bertanggung jawab untuk banyak kekenyangan minyak mentah dunia dari dua tahun terakhir, kemungkinan besar untuk meningkatkan aktivitas dengan WTI kembali di atas $ 50 dari posisi terendah 12-tahun dari sekitar $ 26 di Februari.

Awalnya sebuah reli dollar AS menekan minyak sebagai komoditas berdenominasi dollar AS, termasuk minyak, kurang terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar melonjak ke tertinggi tujuh bulan terhadap sekeranjang mata uang, minggu ketiga berturut-turut dari keuntungan.

Harga minyak naik sekitar 13 persen sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak mengumumkan pada 27 September rencana pemotongan produksi pertama kali sejak 8 tahun untuk mengendalikan banjir global yang menekan harga hingga setengah dari tertinggi pertengahan 2014 di atas $ 100 per barrel.

OPEC akan mengadakan pertemuan pada 30 November untuk menemukan kesamaan pada pembatasan produksi minyak. Kartel ini diharapkan untuk mengetahui bagaimana masing-masing negara anggota akan memberikan kontribusi untuk pembekuan pada pertemuan itu.

Negara penghasil minyak berharap untuk harga minyak mentah yang lebih tinggi untuk meningkatkan ekonomi mereka. Menteri Keuangan Nigeria mengatakan Jumat ia berharap harga minyak akan stabil di kisaran $ 42-50 per barel.

Sumber : Vibiznews

Lihat PT BESTPROFIT FUTURES

Thursday 20 October 2016

Saham Telekomunikasi Bikin Wall Street Melemah | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (21/10) – Wall Street berakhir lebih rendah pada penutupan perdagangan hari ini, seiring investor yang tengah mencerna kinerja perusahaan.
Indeks melemah usai terjadi penurunan tajam pada saham telekomunikasi, meski masih diimbangi keuntungan dalam saham kesehatan.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones industrial average turun 40,27 poin atau 0,22 persen ke posisi 18.162,35.
Sementara indeks S&P 500 kehilangan 2,95 poin, atau 0,14 persen menjadi 2.141,34 poin dan Nasdaq Composite turun 4,58 poin, atau 0,09 persen ke 5.241,83.
Indeks S&P 500 berjuang di sesi terakhir untuk mendaki ke level teknis dari pergerakan rata-rata 100 hari, yang saat ini berdiri di posisi 2.142,60.
Beberapa yang menekan pasar, antara lain Telecoms yang sahamnya tercatat turun 2 persen. Ini merupakan penurunan persentase terbesar dalam lima minggu.
Kemudian Verizon yang kehilangan 2,5 persen sahamnya. Ini setelah perusahaan mencatatkan tambahan pelanggan nirkabel dan pendapatan jauh dari harapan pada kuartal ketiga.
Sektor ini juga tertekan saham AT&T yang memperpanjang kerugian sebelumnya setelah perusahaan melaporkan gagasan merger dengan Time Warner baru-baru ini. Saham AT&T turun 1,9 persen sementara Time Warner naik 4,7 persen.
Namun kenaikan American Express sebesar 10,3 persen turut mengimbangi penurunan, setelah penerbit kartu kredit ini mencatat hasil kuartalan yang kuat. Keuntungan memberi saham perusahaan ke posisi terbaik dalam lebih dari tujuh tahun.
“Faktanya adalah ada banyak perasaan positif, setidaknya dalam jangka pendek, karena musim laporan laba akan sangat baik, keuangan khususnya,” kata JJ Kinahan, Kepala Strategi Pasar TD Ameritrade di Chicago.
Di sisi lain, saham kesehatan naik 0,5 persen. Ini adalah sektor tunggal utama yang berada di wilayah positif, dipimpin kenaikan saham Danaher sebesar 3,9 persen setelah melaporkan hasil kuartalan.
Sekitar 6,12 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan rata-rata harian selama 20 sesi terakhir sebesar 6,42 miliar.
Sumber : Liputan6

Wednesday 19 October 2016

Minyak Mentah Diperdagangkan Dekati Level 15-Bulan Tertinggi | PT BESTPROFIT FUTURES

PT BESTPROFIT FUTURES (20/10)Minyakdiperdagangkan mendekati level 15-bulan tertinggi setelah pemerintah AS melaporkan persediaan minyak mentah turun pada minggu lalu, Menteri Energi Arab Saudi mengatakan banyak negara-negara yang bersedia untuk bergabung untuk mengurangi produksi OPEC.
Kontrak turun 0,3 % di New York setelah naik 2,6 % pada hari Rabu menjadi ditutup pada level tertinggi sejak Juli 2015. Administrasi Informasi Energi melaporkan pada hari Rabu bahwa pasokan minyak mentah nasional merosot 5,25 juta barel ke level terendah sejak Januari. OPEC dapat terus menstabilkan pasar dan negara-negara lain yang telah mengisyaratkan mereka akan bekerja sama, kata Menteri Arab Saudi Energi dan Industri Khalid Al-Falih di London.
Harga minyak mentah berfluktuasi sekitar $ 50 per barel karena ketidakpastian mengenai apakah Organisasi Negara Pengekspor Minyak akan berhasil melaksanakan kesepakatan untuk memangkas produksi pada pertemuan resmi pada bulan November. Sebuah komite OPEC akan bertemu pada akhir bulan ini dalam upaya untuk menyelesaikan perbedaan atas berapa banyak anggotanya yang harus memompa produksinya.
West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, yang berakhir hari Kamis, turun 12 sen ke level $ 51,48 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 10:27 pagi waktu Sydney. Total volume yang diperdagangkan adalah 69 % di bawah 100-hari rata-rata. Kontrak teraktif untuk bulan Desember melemah 10 sen atau 0,2 %, ke level $ 51,72 per barel.
Brent untuk pengiriman Desember menguat 99 sen atau 1,9 %, untuk menetap di level $ 52,67 per barel di ICE Futures Bursa Eropa yang berbasis di London pada hari Rabu. Minyak mentah acuan global ditutup pada hari Rabu di premium 85 sen sampai Desember dibandingkan minyak mentah WTI. (knc)
Sumber : Bloomberg

Tuesday 18 October 2016

Dolar AS Melemah, Harga Emas Terdongkrak | PT BESTPROFIT FUTURES

PT BESTPROFIT FUTURES (19/10) – Harga emas naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas adalah penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang utama lainnya.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (19/10/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,5 persen ke level US$ 1,262,90 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Pada perdagangan sebelumnya, harga emas juga naik karena sentimen yang sama.
Wall Street Journal Dollar Index yang merupakan indeks yang menghitung nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia baru-baru ini menunjukkan penurunan 0,2 persen ke angka 88,10. Penurunan dolar AS ini menjadi kekuatan bagi emas karena logam mulai tersebut akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain jika dolar melemah.
Sebelumnya, U.S. Consumer Price Index atau data indeks konsumen AS yang membaik memberikan tekanan bagi harga emas. Alasannya, perbaikan data tersebut menunjukkan bahwa perekonomian AS sudah mulai pulih secara perlahan.
Akibatnya, investor pun berspekulasi bahwa perbaikan ekonomi AS akan disusul dengan rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) dalam waktu dekat ini.
Dengan kenaikan suku bunga tersebut harga emas akan tertekan karena logam mulia ini harus bersaing dengan beberapa instrumen investasi lain yang selain memberikan keuntungan dari kenaikan harga juga memberikan keuntungan dengan memberikan bunga seperti obligasi dan lainnya.
Fed fund futures, digunakan untuk melihat arah kebijakan the Fed, menyiratkan 65 persen kemungkinan bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Desember nanti.
“Data kenaikan indeks harga konsumen sebenarnya tidak besar. Namun jika melihat dari data-data sebelumnya maka data tersebut sudah bisa menjadi acuan bagi the Fed untuk menaikkan suku bunga pada Desember,” jelas Analis Senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Melihat bahwa harga emas terus-menerus tertekan pada beberapa bulan terakhir dan kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed, Kepala Investasi Marex Spectron David Govett menyarankan agar investor mengoleksi emas ketika harga jatuh saja. (Gdn/Ndw)
Sumber : Liputan6

Monday 17 October 2016

Harga Emas Naik Setelah Mundurnya Dollar AS | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES MALANG(18/10) – Harga emas naik pada akhir perdagangan hari Selasa dinihari (18/10), sebagian besar terbantu mundurnya dollar AS dan arus stabil dalam exchange-traded funds (ETF).
Harga emas spot llg naik 0,4 persen pada $ 1,256.70 per ons. Logam mulia ini jatuh hampir 0,6 persen pada hari Jumat yang rendah dari $ 1,247.01, terendah sejak 7 Oktober.
Sedangkan harga emas berjangka AS berakhir pada $ 1,256.60 untuk kontrak Desember.
Kenaikan harga emas didukung mundurnya dolar AS dari puncak tujuh bulan yang dicapai sebelumnya pada Senin. Indeks dolar turun 0,1 persen pada 97,956 setelah mencapai tinggi 98,169.
Kenaikan emas juga naik dengan kepemilikan emas terbesar di dunia yang didukung ETF, New York SPDR Gold Trust, naik 0,40 persen pada hari Jumat dari hari Kamis.
Total kepemilikan emas ETF telah mendapatkan 679.335 ons sejauh bulan ini untuk 57.350.000 ons, menurut data Reuters.
Emas spot yang telah menumpahkan sekitar 7 persen selama tiga minggu terakhir, diperkirakan akan stabil setelah banyak spekulan membuang posisi panjang.
Pembelian fisik emas mungkin naik menjelang festival dan musim pernikahan di India dan menjelang tahun baru di Tiongkok.
Permintaan emas dari Tiongkok atas konsumen akan tetap kuat di sekitar 900 sampai 1.000 ton tahun depan, dekat tingkat 2015, meskipun minat yang lebih lemah untuk perhiasan dan perlambatan ekonomi bisa mengekang pembelian, seorang pejabat Dewan Emas Dunia menyatakan kepada Reuters.
Perak naik 0,1 persen menjadi $ 17,36 ons. Platinum turun 0,1 persen menjadi $ 931 per ons. Itu di bawah level terendah tujuh bulan $ 923,50 pada hari Jumat. Palladium turun 1 persen menjadi $ 636, setelah mencapai level terendah tiga bulan dari $ 629,22 pada sesi sebelumnya.
Sumber : Vibiznews

Sunday 16 October 2016

Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Merosot; Migguan Masih Naik 1 Persen | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (17/10) – Harga minyak mentah jatuh pada akhir perdagangan akhir pekan hari Jumat karena penguatan dolar AS menekan pasar dan laporan industri menunjukkan pengebor minyak AS terus meningkatkan aktivitas dengan harga bertahan di atas $ 50 per barel.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir turun 9 sen atau 0,18 persen menjadi $ 50,35 per barel. Secara mingguan harga minyak mentah naik 1,1 persen.
Harga minyak mentah berjangka patokan global Brent turun 6 sen menjadi $ 51,97, setelah naik setinggi $ 52,55 di awal sesi.
Pada pekan ini harga minyak mentah naik banyak terbantu optimisme pemangkasan produksi OPEC setelah negara produsen non OPEC ikut bergabung dalam pemangkasan produksi. Kenaikan harga juga terdukung penurunan produksi mingguan diesel dan bensin AS.
Minyak mentah berjangka AS melihat dukungan yang lebih baik daripada Brent karena pemadaman listrik yang berkepanjangan pada pipa mampu memberikan 450.000 barel per hari minyak mentah ke dalam pengiriman hub Cushing, Oklahoma untuk WTI, kata para pedagang.
Harga sedikit berubah setelah Baker Hughes melaporkan pengebor AS menambahkan empat kilang minyak di pekan lalu, menandai peningkatan 15 di 16 minggu. Jumlah kilang minyak yang beroperasi di bidang AS berdiri di 432, dibandingkan dengan 595 pada saat ini tahun lalu.
Demikian juga rally dollar AS, yang naik hampir 0,5 persen, membebani minyak mentah berdenominasi dollar AS, sehingga lebih mahal untuk pemegang euro dan mata uang lainnya.
Kekhawatiran tentang peningkatan minyak mentah mendekati 5 juta barel yang dilansir EIA pada hari Kamis juga memaksa harga minyak mentah untuk mundur.
“Latar belakang mendasar adalah masih bearish,” kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch. “Setiap peningkatan didorong oleh spekulasi dan optimisme,” daripada pengetatan persediaan sebenarnya.
Harga minyak telah cenderung terus tinggi sejak 27 September, dengan Brent mendapatkan sekitar 13 persen dan mencapai satu tahun tertinggi di atas $ 53, setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak mengumumkan rencana pemotongan produksi pertama kali dalam delapan tahun.
OPEC berencana untuk mengendalikan banjir pasokan global yang memaksa minyak mentah untuk runtuh dari tertinggi pertengahan 2014 di atas $ 100 dan telah meminta produsen utama lainnya, termasuk Rusia, untuk bergabung dalam memotong produksi.
Namun, kurangnya banyak detail dalam perjanjian awal, seperti berapa banyak masing-masing dari 14 anggota dapat memompa dan skala kontribusi dari negara-negara non-OPEC, telah membuat analis skeptis.
OPEC sendiri telah memproduksi di rekor tertinggi sepanjang tahun ini, membuat pedagang dan investor skeptis terhadap target.
“Kami meragukan bahwa upaya OPEC, bahkan jika berhasil dalam mencapai target 32,5 juta barel per hari dalam produksi kolektif, akan terbukti cukup untuk mengubah keseimbangan minyak dunia dan memberikan pengurangan substansial dalam persediaan minyak,” kata BNP Paribas dalam sebuah laporan.
Sumber : Vibiznews

Thursday 13 October 2016

Harga Emas Naik Dipicu Pelemahan Dolar | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (14/10) – Harga emas berjangka naik menyusul pelemahan pada mata uang dolar, sehari setelah pertemuan the Fed yang mengindikasikan ada kenaikan suku bunga.
Emas untuk pengiriman Desember naik US$ 3,80 atau 0,3 persen untuk menetap di level US$ 1.2567,60 per ounce, meraup keuntungan dari akhir perdagangan Rabu, merespons laporan Federal Open Market Committee.
Emas berada di jalur 0,5 persen naik secara mingguan setelah dibatasi ruang geraknya pada perdagangan pekan lalu.
Soal the Fed, beberapa anggota dari komite kebijakan mengatakan bahwa kenaikan suku bunga bisa jadi dibutuhkan segera. Tapi komite memutuskan untuk menunda sampai ada bukti lebih lanjut.
Pertemuan Fed selanjutnya dijadwalkan pada 1 sampai 2 November, tapi ekspektasi untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan itu masih kecil. Pasar sudah memperkirakan kenaikan suku bunga akan terjadi di Desember.
Suku bunga acuan yang tinggi bisa meningkatkan nilai dolar dan mengurangi permintaan untuk komoditas yang didenominasi dolar seperti emas dan perak. Namun dolar menurut Dollar Index, nilai tukarnya terhadap beberapa mata uang lain turun 0,4 persen.
Selain emas, logam lain seperti perak, turun 4,7 persen atau 0,3 persen ke level tepat di bawah US$ 17,64 per ounce. Tembaga pada untuk pengiriman Desember turun 5,4 persen atau 2,5 persen untuk menetap di US$ 2,12 per pound.
Sumber : Liputan6

Wednesday 12 October 2016

Dolar Menguat Diikuti Pelemahan Obligasi Pasca Pertemuan Fed | PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES (13/10) – Dolar naik dan obligasi melemah seiring risalah pertemuan terakhir Federal Reserve mengisyaratkan bank sentral berada di jalur untuk kenaikan suku bunga secara bertahap. Sementara pound menguat.
Greenback menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, sedangkan imbal hasil obligasi tetap dekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir setelah lelang obligasi AS menunjukkan permintaan yang kuat. Saham Amerika rebound diiringi saham Apple Inc. memperpanjang kenaikan beruntun terpanjang dalam 20 bulan terakhir. Pound naik pasca Perdana Menteri Theresa May menerima bahwa Parlemen harus diizinkan untuk mengatakan rencananya untuk mengambil Inggris dari Uni Eropa. Minyak merosot untuk hari kedua.
Gubernur bank sentral AS memperdebatkan manfaat dari kenaikan suku bunga bulan lalu yang dijelaskan pada keputusan tersebut, dengan beberapa mengatakan kenaikan suku bunga diperlukan “relatif segera,” risalah pertemuan bulan September menunjukkan. Investor mempersiapkan untuk inflasi yang lebih cepat dan kenaikan suku bunga The Fed telah mendorong mata uang dolar dalam jangka panjang sedangkan Treasuries menuju penurunan bulanan terbesar dalam lebih dari satu tahun.
Data ekonomi baru-baru ini mengalahkan perkiraan dan komentar pejabat Fed telah memicu spekulasi bahwa bank sentral berada di jalur untuk menaikan suku bunga pada tahun ini. Presiden Fed Bank of New York William Dudley mengatakan pada hari Rabu bahwa para pejabat bisa “cukup bersabar untuk menaikan secara bertahap ” akomodasi kebijakan. Pedagang saat ini menetapkan tentang kesempatan dua hingga tiga kali kenaikan suku bunga pada Desember mendatang berdasarkan harga kontrak berjangka dana federal.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, naik 0,2 % pada pukul 14:08 siang waktu New York. Greenback menguat 0,9 % ke level 104,42 ¥. (knc)
Sumber : Bloomberg