Sunday 23 July 2017

Dollar AS Akhir Pekan Anjlok Terendah 1 Tahun; Mingguan Merosot 1,3 Persen | PT Bestprofit

PT Bestprofit (24/7) - Dolar A.S. mencapai level terendah dalam lebih dari satu tahun terhadap sekeranjang mata utama pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (22/07) sehari setelah pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa mengangkat euro, sementara hambatan terhadap agenda kebijakan Presiden AS Donald Trump juga membebani mata uang AS ini.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pada hari Kamis bahwa kondisi pembiayaan tetap mendukung secara luas, dan mencatat bahwa apresiasi euro telah “mendapat beberapa perhatian.” Namun, dia tidak menyebutkan kekuatan itu sebagai masalah.
Analis menyatakan fakta bahwa Draghi tidak selalu berdebat terlalu menentang kekuatan euro, memberi lampu hijau bagi individu untuk ingin memiliki mata uang euro lagi atau benar-benar menambah posisi mereka.
Kekhawatiran Draghi yang kurang memperhatikan tentang menguatnya euro meyakinkan pedagang bahwa bank sentral tetap berada di jalur yang berpotensi mulai merayap pada stimulus pembelian obligasi akhir tahun ini.
Indeks dolar menyentuh 93.952, level terendah sejak Juni tahun lalu, dan terakhir turun 0,38 persen pada 93,94. Euro menyentuh level $ 1,1677, level tertinggi terhadap dolar dalam hampir dua tahun, dan terakhir naik 0,30 persen pada hari di $ 1,1664.
Euro berada di jalur terakhir untuk mendapatkan 1,8 persen dalam sepekan, yang akan menandai kenaikan mingguan kedua berturut-turut terhadap dolar. Indeks dolar turun 1.3 persen untuk menandai penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Terhadap yen, dolar AS menyentuh lebih dari empat minggu rendah 111,02 yen.
Selain ekspektasi pedagang bahwa ECB tetap mengikuti kebijakan pengetatan moneter, investigasi dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan A.S. dan kemungkinan kolusi dengan kampanye Trump dipandang sebagai penghalang agenda pertumbuhan pro-pemerintah dan negatif bagi dolar.
Dolar AS menyentuh level terendahnya terhadap franc Swiss lebih dari satu tahun di 0,9468 franc.
Malam nanti akan dirils data ekonomi AS yang diindikasikan mixed. Data Markit Composite AS Juli diindikasikan naik, namun data Existing Home Sales Juni AS diindikasikan menurun.
Namun jika sore nanti data Markit Composite Zona Eropa Juli terealisir menurun, akan membantu kenaikan dollar AS.
Sumber : Vibiznews

Thursday 20 July 2017

Dollar AS Anjlok Terendah 2 Tahun Pasca Pernyataan Draghi | Bestprofit

Bestprofit (21/7) – Dolar AS jatuh ke level terendah dalam hampir dua tahun terhadap euro pada akhir perdagangan Jumat dinihari (21/07) setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan pembuat kebijakan akan membahas kemungkinan perubahan pada skema pembelian obligasi di musim gugur.
Meskipun Draghi mengatakan tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk membahas perubahan apapun terhadap program tersebut dan bahwa penghitung suku ECB telah sepakat dalam keputusan mereka untuk tidak mengubah panduan mereka mengenai kebijakan moneter, namun para investor menduga bahwa diskusi di musim gugur akan menyebabkan pengetatan moneter tahun depan.
Euro naik setinggi $ 1,1632 terhadap dollar AS setelah pernyataan Draghi, memasangnya sekitar 1,02 persen pada hari itu dan menandai level tertingginya sejak Agustus 2015. Euro terakhir dalam perjalanan untuk kenaikan persentase harian terbesarnya dalam lebih dari tiga minggu di $ 1,1622.
Indeks dolar AS, yang mengukur dollar AS terhadap sekeranjang enam saingan utama, menyentuh sesi rendah di 94.090, menandai tingkat terendah dalam hampir setahun. Itu terakhir kembali ke 94.31.
Analis mengatakan dolar juga tetap melemah mengingat keruntuhannya pada hari Senin terkait perombakan Republikan terhadap sistem kesehatan A.S. Data ekonomi yang lemah juga telah menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga lain dari Federal Reserve akhir tahun ini.
Dolar tidak berubah pada 111,96 yen. Itu tetap sedikit di atas level terendah Rabu tiga minggu terhadap mata uang Jepang 111,53 yen.
Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter stabil pada hari Kamis namun sekali lagi mendorong mundur waktunya untuk mencapai target inflasi yang ambisius. Pandangan bahwa BoJ mempertahankan kebijakan uang mudah memungkinkan dolar untuk tetap agak menguat terhadap yen, demikian pernyataan para analis.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dollar AS akan bergerak datar mengingat belum adanya data fundamental signifikan AS yang dapat menggerakkan dollar AS. Perkembangan ekonomi di Asia, Eropa dan harga minyak mentah akan dicermati untuk pergerakan dollar AS.
Sumber : Vibiznews
Lihat Bestprofit

Wednesday 19 July 2017

Sri Mulyani Bakal Ubah Penerapan Batas Gaji Bebas Pajak | Best Profit

Best Profit (20/7) - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati sedang mengkaji perubahan penerapan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Alasannya dengan batas gaji bebas pajak yang terlampau tinggi justru akan menggerus basis pajak sehingga implikasinya terhadap rasio pajak atau tax ratio Indonesia.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak berkeinginan menjalankan PTKP yang disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang berlaku di daerah.
"Kita melakukan kajian yang sangat teliti mengenai apa yang disebut definisi tax ratio. Ini sudah saya minta supaya kalau kita membandingkan tax ratio antar negara konsisten," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (20/7/2017).
Sebagai contoh, Ia menuturkan, negara lain memasukkan royalti, pajak daerah, dan keamanan sosial di dalam komponen tax ratio. Dengan melihat hal tersebut, Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, bahkan di dunia.
"Sebab isi yang kita bandingkan di dalam tax ratio antara Indonesia dan negara lain berbeda. Jadi saya sudah minta kepada Ditjen Pajak untuk melakukan penelitian apa saja yang masuk dalam komponen tax ratio," ujar dia.
Salah satu perbedaan komponen atau isi dari tax ratio antara Indonesia dan negara lain, Sri Mulyani bilang, bisa dilihat dari kebijakan PTKP. "Semakin tinggi PTKP, maka basis pajak makin sedikit. Apalagi Indonesia sudah menaikkan dua kali PTKP," ucap dia.
Asal tahu, batas gaji bebas pajak yang berlaku saat ini sebesar Rp 54 juta setahun atau Rp 4,5 juta per bulan. Batasan tersebut naik dari semula Rp 3 juta per bulan atau Rp 36 juta setahun.
"Dibanding negara ASEAN, PTKP kita yang paling tinggi, walaupun pendapatan per kapita kita relatif lebih rendah dari Malaysia, Thailand, bahkan dengan Singapura sekalipun. Indonesia menerapkan PTKP yang tinggi," Sri Mulyani menjelaskan.
Di samping itu, Ia menambahkan, mengenai kebijakan pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mempengaruhi tax ratio. Menurut dia, negara lain mampu mengumpulkan penerimaan PPN bisa lebih tinggi meskipun tarifnya rendah.
"Jadi Ditjen Pajak sekarang tetap melakukan perbaikan reformasi, seperti IT sistem, sumber daya manusia, bisnis proses, dan struktur organisasi," ujar dia.
"Namun kita ingin menyakinkan apa yang dilakukan Indonesia bisa dibandingkan secara konsisten dengan negara lain sehingga kita tidak seagresif mengejar pajak, tapi kita ingin penerimaan pajak cukup besar supaya mampu membiayai kebutuhan pembangunan," kata Sri Mulyani.
Untuk diketahui, rasio pajak Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) saat ini baru 10,3 persen. Pemerintah menargetkan rasio pajak bisa menyentuh 16 persen terhadap PDB pada 2019.
Sumber : Liputan6

Tuesday 18 July 2017

Ekspor Arab Saudi Menurun, Harga Minyak Melambung | PT Bestprofit

PT Bestprofit (19/7) - Harga minyak sedikit menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena permintaan yang kuat dan penurunan ekspor Arab Saudi. Sayangnya keluarnya Ekuador dari kesepakatan organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) menahan penguatan ke level yang lebih tinggi.
Mengutip Reuters, Rabu (19/7/2017), harga minyak Brent yang merupakan patokan harga dunia naik 42 sen menjadi US$ 48,84 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah AS naik 38 sen menjadi US$ 46,40 per barel.
"Ekspor minyak Arab Saudi menurun sehingga membuat pelaku pasar menarik kesimpulan bahwa produksi minyak di negara tersebut juga terus menurun," jelas analis energi CHS Hedging Tony Headrick.
Arab Saudi yang merupakan negara eksportir minyak terbesar yang tergabung dalam OPEC memang tengah berusaha menurunkan produksi guna mendorong kenaikan harga minyak.
Langkah menahan produksi tersebut bukan hanya dilakukan oleh Arab Saudi saja melainkan seluruh anggota OPEC dan beberapa negara lain di luar OPEC seperti Rusia.
Ekspor minyak mentah Arab Saudi pada Mei turun menjadi 6,924 juta barel per hari dari bulan sebelumnya yang tercatat ada di 7,006 juta barel per hari.
Salah satu pejabat Arab Saudi mengatakan bahwa penurunan angka ekspor ini memang sejalan dengan kebijakan dari negara tersebut untuk mengurangi kelebihan pasokan global yang menyebabkan harga minyak terus tertekan.
"Tujuh dari eksportir minyak utama dunia telah menjalankan kebijakan OPEC dan hasilnya sudah mulai terlihat," jelas pejabat tersebut.
Sayangnya, kenaikan harga minyak sedikit tertekan karena Ekuador memilih untuk tidak melanjutkan kesepakatan yang telah dilakukan sejak awal tahun ini. Ekuador sebenarnya masih menjalankan kesepakatan tetapi jumlah pengurangan produksi tidak sebesar yang ditentukan.
Dalam kesepakatan awal, negara tersebut menyanggupi untuk mengurangi produksi minyak mencapai 26 ribu barel per hari. Namun karena masalah keuangan negara maka jumlah pengurangan tidak setinggi kesepakatan.
Menteri Perminyakan Ekuador Carlos Perez menyatakan bahwa negara tersebut hanya akan mengurangi produksi 60 persen dari jumlah kesepakatan.
Sumber : Liputan6


Monday 17 July 2017

Wall Street Berakhir Datar di Tengah Penurunan Saham Kesehatan | Bestprofit

Bestprofit (18/7) - Wall street ditutup mendatar terpicu keuntungan pada utilitas dan saham konsumen yang mengimbangi penurunan saham perusahaan perawatan kesehatan.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 8,02 poin, atau 0,04 persen ke posisi 21.629.72. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 0,13 poin, atau 0,01 persen menjadi 2.459,14 dan Nasdaq Composite bertambah 1,97 poin, atau 0,03 persen ke level 6.314,43 poin.
Pasar dipengaruhi saham sektor kesehatan pada indeks S&P 500 yang tergelincir. Sebagian terbebani keputusan Senat Amerika Serikat (AS) untuk mempertimbangkan penundaan undang-undang kesehatan.
"Saya pikir kita harus melihat beberapa hal terkait kesehatan sebelum Anda dapat membuat taruhan pada industri itu," kata Erick Ormsby, CEO Alcosta Capital Management di San Ramon, California.
Menurut dia, sebagian besar aliran dana akan datang bila telah ada kejelasan tentang RUU kesehatan.
Industri kesehatan pada indeks S&P turun 0,3 persen. Sementara utilitas meraih 0,4 persen dan sektor konsumen naik 0,26 persen.
Adapun saham BlackRock turun 3,1 persen menjadi US$ 424,63 usai perusahaan aset manajer terbesar dunia ini melaporkan perolehan laba kuartalannya di bawah ekspektasi.
Di sisi lain, saham Netflix (NFLX.O) melonjak 8,5 persen menjadi US$ 175,45, atau lebih baik dari harapan pertumbuhan pelanggan. Saham Procter & Gamble (PG.N) naik 0,5 persen menjadi US$ 87,55.
Amazon (AMZN.O) memimpin kenaikan sebesar 0,8 persen menjadi US$ 1.010,04.
Sekitar 5,16 miliar saham berpindah tangan di pasar, dibandingkan 6,51 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Sunday 16 July 2017

Menanti Data Ekonomi China, Bursa Asia Menguat | Best Profit

Bursa saham Asia menguat pada awal pekan ini seiring pelaku pasar menanti rilis data produk domestik bruto atau PDB China pada kuartal II 2017. Selain itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir pekan lalu berimbas ke bursa Asia.

Pada perdagangan saham Senin (17/7/2017), indeks saham MSCI Asia Pacifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,5 persen. Sedangkan indeks saham Australia turun 0,1 persen.

Rilis data ekonomi China menjadi perhatian pelaku pasar. Ekonom mengharapkan ekonomi China tumbuh 6,8 persen. Pertumbuhan ekonomi ini diperkirakan melambat dari kuartal sebelumnya 6,9 persen.

Bila ekonomi China naik secara mengejutkan berdampak dongkrak saham dan harga komoditas secara global. Sebaliknya jika data ekonomi China melemah berdampak ke yuan. Sepanjang tahun ini, yuan sudah naik dua persen terhadap dolar Amerika Serikat.

Selain itu, bursa saham AS menguat pada akhir pekan berimbas positif ke bursa saham Asia. Penguatan bursa AS didorong terjadi usai harga konsumen tidak berubah pada Juni dan data penjualan ritel turun.

Sementara itu, berdasarkan survei, peluang suku bunga bank sentral AS naik pada Desember turun menjadi 43,1 persen usai data ekonomi keluar. Dari pasar uang, indeks dolar AS berada di level terendah dalam 10 bulan. Indeks dolar AS berada di posisi 95,10.

"Rilis data ekonomi AS pada Jumat pekan lalu mendorong aksi jual dolar AS," ujar Stephen Innes, Senior Trader OANDA, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin pekan ini.

Ia menambahkan, kemungkinan suku bunga bank sentral AS naik kurang dari 50 persen membuat pelaku pasar sudah mengantisipasi. Selain itu, tidak ada pernyataan pejabat bank sentral AS sebelum 26 Juli. "Dolar AS dapat bergejolak," kata dia.

Dolar AS cenderung stabil terhadap yen. Tercatat dolar AS berada di kisaran 112,45 terhadap yen usai turun 0,7 persen pada pekan lalu. Pelemahan dolar AS mendorong penguatan dolar Australia dan dolar Kanada. Sedangkan euro bergerak di kisaran US$ 1,1474.

Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat naik 0,1 persen ke level US$ 46,61 pada awal perdagangan. Harga minyak Brent mendaki 0,15 persen ke level US$ 49. Harga emas berada di kisaran US$ 1.230,70 per ounce.
Sumber : Liputan6

Thursday 13 July 2017

Lebih Dekat dengan Pusaran Gas Raksasa di Wajah Jupiter | PT Bestprofit

PT Bestprofit (14/7) - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Juno akhirnya sukses 'terjun' ke wilayah paling dekat pusaran gas raksasa planet Jupiter. Pesawat luar angkasa NASA itu pun mengabadikan seperti apa suasana di dalam pusaran gas yang berwarna kemerahan ini.
Menurut yang dilansir Inverse, Jumat (14/7/2017), Juno mengabadikan pemandangan pusaran gas Jupiter dalam pendekatan yang dramatis. Diketahui, Juno membidik pusaran tersebut dalam jarak 5.600 mil di atas permukaan dengan kamera JunoCam.
Karena prosesnya berlangsung singkat, kira-kira 12 menit, para ilmuwan NASA tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproses semua foto yang dibidik Juno. Alhasil, mereka merilis foto-foto mentah pusaran gas Jupiter tanpa memilahnya terlebih dulu.
JunoCam mampu mengabadikan pemandangan pusaran gas dalam resolusi hampir dua mil per piksel. Saat mendekati garis khatulistiwa dan kutub Jupiter, ia bahkan bisa mengambil foto dalam 30 mil per piksel. Hasilnya sangat menakjubkan. Pasalnya, belum pernah ada instrumen NASA yang posisinya pernah sedekat itu dengan Jupiter.
Sebelum Juno, foto terbaik Jupiter dibidik dari dua pesawat luar angkasa Voyager yang melewati planet raksasa 40 tahun lalu, tepatnya 1979.
Sayang, ilmuwan NASA belum dapat menjabarkan apa yang ada di dalam pusaran gas tersebut. Untuk saat ini, mereka masih mengkaji ulang foto-foto bidikan Juno untuk kembali memeriksa asal muasal pusaran gas yang terus berputar tanpa henti selama 350 tahun lamanya itu.
Dengan diterbangkannya Juno ke Jupiter, NASA berharap eksplorasi ini dapat mengubah perspektif umat manusia tentang Tata Surya di alam semesta.
Seperti yang sudah disebutkan, Juno juga akan mempelajari lapisan atmosfer Jupiter. Setelah itu, para ilmuwan akan mencoba mempelajari ekosistem Jupiter dan menguak apakah planet ini menyimpan 'rahasia' lain.
Dilansir Tech Insider, Juno merupakan pesawat jenis probe yang ditenagai oleh tiga baling-baling seluas lapangan basket. Ia juga memiliki panel surya sebagai sumber tenaga utamanya. Baling-baling berputar tiga kali setiap menit.
Kemampuan baling-baling Juno mampu membuatnya mengorbit Jupiter lebih cepat. Meski begitu, para astronom sempat khawatir dengan panel solar yang menyokong baling-baling Juno.
Pasalnya, cahaya matahari begitu jauh dari Jupiter dan panel solar tersebut pasti hanya menyerap sedikit cahaya. Ini tentu berbeda kasusnya dengan panel tenaga New Horizons, probe yang mengitari Pluto karena mereka ditenagai oleh plutonium.
Probe ini juga memiliki kamera khusus Juno Cam yang mampu mengambil foto-foto dengan resolusi tinggi. Selain itu, salah satu instrumen milik Juno yang disebut JADE (Jovian Auroral Distributions Experiment) akan mempelajari fenomena aurora Jupiter yang terjadi belum lama ini.
Juno juga akan mencari apa memang Jupiter memiliki kandungan air dari atmosfer planet. Jika sudah selesai dengan misinya, ia akan 'menyelam' ke tengah planet dan akan menghancurkan diri di antara atmosfer Jupiter.
Sumber : Liputan6

Wednesday 12 July 2017

Sentimen The Fed Bikin Wall Street Cetak Rekor | Bestprofit

Bestprofit (13/7) - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat dengan indeks saham Dow Jones catat rekor tertinggi. Penguatan bursa saham AS ini juga didukung dari testimoni pimpinan bank sentral AS atau The Federal Reserve Janet Yellen menuturkan menaikkan suku bunga secara bertahap.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones menguat 123,07 poin atau 0,57 persen ke level 21.532,14. Indeks saham Dow Jones sentuh level tertinggi intraday. Indeks saham S&P 500 menguat 17,72 poin atau 0,73 persen ke level 2.443,25. Indeks saham Nasdaq bertambah 67,87 poin atau 1,1 persen ke level 6.261,17.
Pernyataan pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen mempengaruhi pasar. The Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga bertahap. Demikian juga saat mengurangi neracanya. Tingkat suku bunga pun dinilai tidak akan menghambat aktivitas ekonomi.
Investor merespons positif pernyataan Janet Yellen. Hal itu mengurangi kekhawatiran pasar terhadap penurunan inflasi.
"Orang-orang khawatir tentang pernyataan lebih agresif dari Janet Yellen. Ia mengatakan dengan tepat apa yang diharapkan pasar. Itulah mengapa pasar senang dengan hal itu," ujar Chris Zaccarelli, Direktur Cornerstone Financial Partners, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (13/7/2017).
Sejumlah sektor saham alami penguatan. Indeks saham sektor properti S&P mencatatkan penguatan sekitar 1,3 persen. Didukung indeks saham sektor teknologi yang naik 1,3 persen. Pernyataan the Federal Reserve kurang agresif pun mendorong indeks sektor saham keuangan S&P naik tipis 0,1 persen.
Indeks saham maskapai pun menguat 2,3 persen usai maskapai American Airlines Group Inc melaporkan hasil kinerja yang mengalahkan harapan. saham American Airlines Group Inc menguat 4,2 persen. Saham Delta Air Lines Inc, United Continental Holdings Inc, saham Alaska Air Group Inc, Spirit Airlines Ind dan JetBlue Airways Corp masing-masing menguat satu persen.
Sejumlah perusahaan pun akan merilis kinerja keuangan menjelang akhir pekan ini. Perusahaan itu antara lain JP Morgan Chase, Wells Fargo dan Citigroup.
Sementara itu, laporan the Federal Reserve terbaru yang menunjukkan ekonomi AS tumbuh secara moderat juga menahan kenaikan bursa saham.
Volume perdagangan saham pun tercatat 6,1 miliar saham di wall street. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham selama 20 harian sekitar 6,9 miliar.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Tuesday 11 July 2017

Ada Dugaan Rusia Terlibat di Pemilu AS Bikin Wall Street Tertekan | Best Profit

Best Profit (12/7) - Wall Street hanya sedikit berubah pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Sentimen politik menjadi penggerak Wall Street pada perdagangan kali ini.
Mengutip Reuters, Rabu (12/7/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,55 poin menjadi 21,409.07. S&P 500 kehilangan 1,9 poin atau 0,08 persen, menjadi 2.425,53. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 16,91 poin atau 0,27 persen menjadi 6,193.31.
Wall Street tertekan di awal perdagangan Selasa usai adanya berita yang menyatakan bahwa putera laki-laki tertua dari Presiden AS Donald Trump mendapat surat elektronik (email) dukungan dari Rusia untuk memenangkan ayahnya dalam pemilihan Presiden AS melawan Hillary Clinton.
Email tersebut merujuk kepada seorang jaksa dari Pemerintahan Rusia yang menawarkan informasi yang dapat digunakan oleh Tump dalam kampanye melawan Hillary Clinton.
Namun pada perdagangan saham di siang hari, tekanan terhadap Wall Street pulih setelah Pemimpin Senat AS Mitch McConnell menyatakan bahwa ada penundaan masa reses selama dua pekan pada Agustus nanti.
Dengan adanya penundaan masa reses tersebut maka akan memberikan lebih banyak waktu bagi senat untuk menyelesaikan pembahasan beberapa undang-undang yang saat ini sedang berjalan.
"Semula semua berjalan dengan sentimen negatif. Dengan adanya penundaan masa reses ini menjadi sesuatu yang mungkin bisa menggerakkan ke arah positif," jelas chief investment officer Commonwealth Financial, Waltham, Massachusetts, AS, Brad McMillan.
Sebenarnya adanya sentimen politik dari email Trump Jr tersebut masih ada di dalam Wall Street. Namun kekuatannya tidak terlalu besar lagi. "Komitmen dari Senat AS untuk mengubah beberapa kebijakan lebih dilihat oleh pelaku pasar," tambah Brad McMillan. Best Profit
Sumber : Liputan6

Monday 10 July 2017

Harga Minyak Naik di Tengah Kekhawatiran Bertambahnya Pasokan | PT Bestprofit

PT Bestprofit (11/7) - Harga minyak mentah dunia naik di tengah peningkatan aktivitas pengeboran milik Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian pengurangan produksi di Nigeria dan Libya yang mengurangi prospek pasokan minyak di masa depan.
Melansir laman Reuters, Selasa (11/7/2017), harga minyak mentah berjangka AS naik 17 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 44,40 per barel. Sementara minyak mentah berjangka Brent naik 17 sen atau 0,36 persen ke US$ 46,88 per barel.
"Pasar rapuh pada setiap langkah OPEC," kata James Williams, presiden perusahaan konsultan energi WTRG Economics di London, Arkansas.
Organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan beberapa anggota non-OPEC pada Mei, memang setuju untuk mengurangi produksi minyaknya hingga Maret 2018. Namun langkah itu gagal untuk menurunkan membanjirnya pasokan minyak mentah global.
Beberapa menteri kunci anggota OPEC rencananya akan bertemu dengan pejabat non OPEC Rusia pada 24 Juli di St. Petersburg, Rusia, untuk membahas kondisi pasar minyak.
Nigeria dan Libya telah diundang untuk pertemuan tersebut, dengan kemungkinan produksi mereka bisa dibatasi lebih awal dari November.
Namun menteri minyak Nigeria tidak bisa menghadiri pertemuan OPEC karena komitmen sebelumnya, ujar Menteri Perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq.
Libya dikatakan siap untuk melakukan pembicaraan tetapi meminta ada pertimbangan terkait situasi ekonomi dan kemanusiaan politik di negaranya yang harus masuk dalam pembicaraan.
Sementara itu, CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan pada sebuah konferensi di Istanbul jika dirinya berpikir dunia sedang menuju kekurangan pasokan global.
"Volume minyak konvensional ditemukan di seluruh dunia selama empat tahun terakhir memiliki lebih dari setengahnya dibandingkan sebelumnya," kata Nasser.
Namun produksi minyak AS terus tumbuh, meningkat lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016. Perusahaan AS tercatat menambahkan tujuh rig pengeboran minyak pekan lalu.
Sumber : Liputan6

Sunday 9 July 2017

Sebelum Akhir Tahun, Harga Minyak Bisa Capai US$ 60 per Barel | Bestprofit

Bestprofit (10/7) - Harga minyak bisa mencapai level US$ 60 per barel pada tahun ini jika permintaan akan minyak mentah terus meningkat dan pengurangan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terus berjalan.

Dilangsir Reuters Senin (10/7/2017), berdasarkan laporan dari Barron yang mengutip penelitian analis energi senior Citigroup Eric Lee, penurunan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir hingga mencapai kisaran US$ 44 per barel merupakan pelemahan jangka pendek.

Harga minyak akan kembali naik secara perlahan seiring dengan perbaikan perekonomian beberapa negara sehingga meningkatkan permintaan akan minyak mentah. Lee memproyeksikan permintaan akan minyak mentah di kisaran 97,3 juta barel per hari. Angka tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang ada di angka 96 juta barel per hari.

Lee merupakan analis energi yang sebagian besar penelitian selalu mendekati kenyataan. Pada tiga tahun lalu atau saat harga minyak melampaui angka US$ 100 per barel, ia menyatakan bahwa harga minyak akan tertekan dalam karena harga pasar tidak mencerminkan permintaan.

Lee melanjutkan, kenaikan harga minyak saat ini ke level US$ 60 per barel akan didorong oleh permintaan dari negara-negara berkembang seperti China dan India. Seiring dengan itu, pengurangan pasokan oleh OPEC sekitar 0,7 juta barel per hari mendorong harga minyak hingga ke level US$ 60 per barel sebelum akhir kuartal keempat 2017.

Untuk diketahui, pada perdagangan Jumat lalu harga minyak anjlok hingga tiga persen seiring kenaikan produksi minyak Amerika Serikat (AS) dan ekspor OPEC meningkat.

"Kekhawatiran mengenai pasokan berlanjut," ujar Matt Smitch, Direktur Clipperdata. Dia melanjutkan, ekspor OPEC naik 2 juta barel per hari, dan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2016. Angka ini juga di atas dari kesepakatan memangkas produksi minyak di antara negara OPEC mencapai 1,8 juta barel per hari.

"Kami melihat ekspor bulan lalu dari OPEC lebih kuat dari April dan Mei. Kelihatannya hal ini berbeda dengan kesepakatan pemangkasan produksi minyak OPEC," ujar Smith.

Harga minyak Brent turun US$ 1,4 atau 2,9 persen ke level US$ 46,71 per barel, usai sentuh level terendah US$ 46,28. Harga minyak Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) merosot US$ 1,29 atau 2,89 persen ke level US$ 44,23 per barel. Selama sepekan, harga minyak Brent turun 2,5 persen dan harga minyak WTI tergelincir 3,9 persen.

Sumber : Liputan 6
Lihat Bestprofit

Thursday 6 July 2017

Indonesia-Turki Siap Kembalikan Tren Positif Perdagangan dan Investasi | Best Profit

Best Profit (7/7) - Indonesia dan Turki sepakat untuk berupaya mengembalikan trend positif perdagangan dan investasi, dan meningkatkan kerjasama dalam berbagai bidang, khususnya pertahanan. Dalam pertemuan di ibukota Ankara, pemimpin kedua negara juga membahas beberapa isu global.
Membalas kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Jakarta dua tahun lalu, Presiden Joko Widodo secara khusus singgah di Turki dalam perjalanannya menuju ke Hamburg, Jerman, untuk menghadiri KTT G-20.
Indonesia dan Turki memang sudah memiliki hubungan erat dan kerjasama dalam berbagai bidang selama puluhan tahun, antara lain dalam bidang perdagangan dan investasi, pertahanan, energi, dan penanggulangan terorisme.
Ketika bertemu Presiden Erdogan di Istana Kepresidenan Turki, Kamis (6/7), Presiden Joko Widodo kembali menegaskan upaya untuk mengembalikan trend positif perdagangan dan investasi kedua negara lewat perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki atau IT-CEPA dan mengurangi hambatan perdagangan serta penciptaan iklim investasi yang kondusif.
"Bidang kerjasama lain yang mengalami peningkatan signifikan adalah industri pertahanan. Saya menyambut baik hasil konkret kerja sama industri pertahanan antara lain berupa peluncuran tank kelas menengah 'Kaplan' produksi bersama Indonesia dan Turki. Tadi juga telah kita sepakati untuk menambah kerjasama di bidang pembuata kapal selam dan truk. Ini juga akan segera ditindaklanjuti oleh tim kedua negara," ucapnya.
Selain memproduksi tank bersama, pemerintah Indonesia dan Turki juga sepakat mengembangkan kerjasama kedirgantaraan. Hal ini telah dituangkan dalam nota kesepahaman antara PT. Dirgantara Indonesia dan Turkish Aerospace Industry.
Sejumlah kapal pembangkit listrik atau “power-ship” asal Turki juga dilaporkan telah beroperasi di Medan, Amurang, Bolok dan Ambon untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di wilayah itu.
Selain kerjasama bilateral, Jokowi dan Erdogan juga membahas isu global antara lain soal perselisihan negara-negara Teluk dan upaya melawan terorisme.
“Selain isu bilateral kami juga melakukan pembahasan isu dunia antara lain masalah Qatar yang kita harapkan bisa diselesaikan lewat komunikasi dan dialog yang baik antar negara-negara yang memiliki masalah,” kata Presiden Joko Widodo.
Indonesia dan Turki juga sepakat untuk saling berbagi informasi intelijen dan pembangunan sistem teknologi informasi intelijen yang lebih canggih untuk mempermudah penanganan terorisme global.
“Indonesia dan Turki telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama terutama terkait dengan ‘Foreign Terrorist Fighters’ melalui kerja sama bidang informasi intelijen dan juga pembangunan sistem IT di bidang intelijen sehingga memudahkan kita bekerja sama dalam rangka memberantas terorisme.”
Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah Turki pada pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Dalam kunjungan kerja ini, Presiden Joko Widodo juga mengunjungi Mausoleum Attaturk yang merupakan makam tokoh pendiri dan presiden pertama Turki , Mustafa Kemal Ataturk, dilanjutkan ke Mesjid Kotacepe di pusat kota Ankara dan bertemu dengan sejumlah ulama setempat.
Sumber : VoaIndonesia

Wednesday 5 July 2017

Harga Minyak Bikin Wall Street Bervariasi | PT Bestprofit

PT Bestprofit (6/7) – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi dipengaruhi tekanan harga minyak dan aksi beli di saham-saham teknologi.
Harga minyak melemah mendorong sektor saham energi tertekan. Sedangkan pelaku pasar membeli saham teknologi sehingga mengangkat indeks saham Nasdaq.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 1,1 poin atau 0,01 persen ke level 21.478,17. Indeks saham S&P 500 menguat tipis 3,53 poin atau 0,15 persen ke level 2.432,54. Indeks saham Nasdaq bertambah 40,80 poin atau 0,67 persen ke level 6.150,86.
Harga minyak melemah empat persen didorong penguatan dolar AS. Selain itu, ekspor OPEC juga meningkat.
“Amerika Serikat kini menjadi produsen minyak. Pemerintah pun tidak dapat memutuskan apakah hasil untuk industri domestik meski terus memproduksi atau tidak. Mereka terus produksi minyak selama itu menguntungkan bagi mereka,” ujar Tim Ghriskey, Chief Investment Officer Solaris Asset Management seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (6/7/2017).
Saham produsen minyak pun melemah. Saham Exxon dan Chevron melemah lebih dari 1,5 persen. Kedua saham itu catatkan pelemahan terbesar di indeks saham Dow Jones dan S&P. Indeks saham sektor energi S&P turun 2 persen, dan catatkan performa terburuk dari antara 11 sektor saham lainnya di indeks saham S&P.
Sementara itu, sektor saham teknologi naik 1 persen, dan memimpin penguatan di indeks saham S&P 500. Saham Advanced Micro Devices, Micron, dan Nvidia mencatatkan performa terbaik di antara sektor saham lainnya. Saham teknologi cenderung volatile dalam beberapa minggu ini seiring pelaku pasar fokus terhadap valuasi saham teknologi. Indeks sektor saham teknologi sudah naik 17 persen pada 2017.
Adapun volume perdagangan saham tercatat di wall street mencapai 6,52 miliar saham. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 7,19 miliar saham.
Data ekonomi terakhir dan tingkat inflasi di bawah target 2 persen oleh the Federal Reserve akan berdampak untuk rencana kenaikan suku bunga the Federal Reserve.
Pesanan baru untuk barang buatan AS turun lebih dari yang diperkirakan pada Mei. Akan tetapi, modal pesanan peralatan sedikit lebih kuat dari yang dilaporkan sebelumnya sehingga menunjukkan manufaktur tetap berada tumbuh moderat.
Sisi lain pembuat kebijakan the Fed juga terpecah pada prospek inflasi. Hal itu akan pengaruhi laju kenaikan suku bunga ke depannya. Hal itu berdasarkan risalah pertemuan kebijakan the Fed pada 13-14 Juni 2017.
Risalah itu menunjukkan sejumlah pejabat melihat kalau harga saham sudah tinggi dibandingkan dengan valuasi standar. Padahal pertumbuhan pendapatan menguat.
Sumber : Liputan6

Tuesday 4 July 2017

Produksi Diperkirakan Turun, Harga Minyak Dekati US$ 50 per Barel | Bestprofit

Bestprofit (5/7) - Harga minyak bergerak di dua arah pada perdagangan Selasa namun kemudian ditutup melemah tipis. Salah satu pendorong kenaikan harga minyak adalah pelaku pasar melihat ada kemungkinan penurunan produksi minyak mentah AS.
Mengutip Reuters, Rabu (5/7/2017), harga minyak Brent yang menjadi patokan harga internasional turun 0,7 persen menjadi US$ 49,61 per barel. Sedangkan harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan naik 1 sen menjadi US$ 47,08 per barel.
Harga minyak AS diperdagangkan lebih rendah di awal sesi karena banyaknya pedagang yang menutup posisi jelang libur Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli. Sementara harga minyak Brent juga mengalami hambatan karena telah mendekati angka US$ 50 per barel.
Prospek harga minyak secara perlahan mulai berubah. Semula, pada akhir Mei hingga Juni pelaku pasar sangat yakin bahwa harga minyak bakal terus tertekan karena meningkatnya jumlah produksi minyak mentah di AS.
Pelaku pasar menyangsikan bahwa usaha pemangkasan produksi yang dilakukan oleh organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan beberapa negara lain di luar OPEC bakal terganggu dengan peningkatan produksi minyak di AS tersebut.
Namun mendekati akhir Juni, pandangan dari pelaku pasar sedikit berubah. Data yang ada menunjukkan bahwa produksi minyak mentah AS mulai mengalami penurunan sehingga mampu mendorong kenaikan harga minyak secara perlahan.
"Fakta bahwa tidak ada banyak tekanan pada akhir bulan menjelaskan bahwa terjadi pergeseran sentimen," jelas laporan Commerzbank.
Hasil survei Reuters menunjukkan bahwa harga minyak mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir meskipun produksi OPEC mencapai level tertinggi di 2017 yaitu di 32,72 juta barel per hari pada Juni lalu.
Upaya beberapa negara OPEC untuk menyeimbangkan harga pasar telah dirusak oleh meningkatnya produksi dari Libya dan Nigeria yang memang tidak masuk atau dibebaskan dari kesepakatan pemotongan produksi.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Monday 3 July 2017

Bursa Eropa Berakhir Naik Terdukung Penguatan Manufaktur dan Minyak Mentah | Best Profit

Best Profit (4/7) - Bursa Eropa ditutup menguat pada hari Senin (03/07), memasuki bulan baru dengan pijakan yang solid setelah pasar membukukan kenaikan untuk paruh pertama tahun ini.
Indeks FTSE berakhir pada 7377.09, naik 64,37 poin atau 0,88%
Indeks DAX berakhir pada 12475.31, naik 150,19 poin atau 1,22%
Indeks CAC berakhir pada 5195.72, naik 75,04 poin atau 1,47%
Indeks IBEX 35 berakhir pada 10604.20, naik 159,70 poin atau 1,53%
Indeks Pan-European Stoxx 600 berakhir lebih dari 1 persen – persentase kenaikan satu hari terbesar dalam dua bulan – dengan hampir semua sektor dan bursa utama di wilayah positif.
Sektor pabrik zona Eropa tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada bulan Juni, meningkat menjadi 57,4 – naik dari 57,0 di bulan Mei. Perusahaan melaporkan kenaikan yang kuat dalam pesanan baru, yang menyebabkan lonjakan aktivitas dan penciptaan lapangan kerja.
Secara lebih luas, Brent bergerak menguat sebesar 1,21 persen pada $ 49,36 per barel sesaat setelah pukul 4.50. Waktu London, sementara minyak mentah A.S. lebih tinggi 1,5 persen lebih tinggi, di $ 46,72.
Sektor minyak dan gas termasuk yang terbaik, naik hampir 2 persen karena investor melihat ke depan ke kesepakatan $ 4,8 miliar terjadwal antara Total dan Iran di Prancis. Kesepakatan tersebut, yang akan melihat sebuah konsorsium yang dipimpin Total mengembangkan Pars Selatan, ladang gas raksasa Iran, adalah yang pertama sejak Uni Eropa mencabut sanksi terhadap Iran pada awal 2016. Total naik 2 persen.
Nets, penyedia pembayaran berbasis di Nordics, melonjak hampir 11 persen lebih tinggi setelah laporan bahwa mereka didekati oleh pembeli potensial. Dorongan tersebut menandai level tertinggi 9 bulan untuk perusahaan yang terdaftar di pasar saham tahun lalu.
Bank juga menjadi pemain kuat Senin, naik lebih dari 2,5 persen. HSBC adalah salah satu yang terbaik di antara mereka, mempertahankan tingkat tertinggi yang terlihat minggu lalu setelah pemberi pinjaman menerima upgrade rating dari Morgan Stanley, yang menyebabkan saham tersebut mencapai level tertinggi empat tahun. Banco Santander, BBVA dan Julius Baer semuanya terlihat naik lebih dari 2,7 persen.
Saham berkinerja terburuk adalah perusahaan satelit Inggris Inmarsat, yang turun hampir 5 persen di tengah tantangan pengadilan dari saingan yang mencari perintah pada perusahaan yang diusulkan dalam rencana penerbangan Wi-Fi.
Senin menandai dimulainya uji coba penipuan ke Barclays dan empat mantan eksekutif yang dituduh meningkatkan modal dari Qatar pada puncak krisis keuangan. Ini adalah pertama kalinya tuduhan diajukan terhadap bank global sehubungan dengan tindakan yang diambil selama krisis keuangan.
Pada saat yang sama, Barclays telah mengumumkan Dublin sebagai pilihan untuk pusat keuangan Brexit-nya, yang memungkinkannya terus melayani klien Eropa setelah Inggris meninggalkan UE. Saham Barclays ditutup naik di atas 2,1 persen.
Sementara itu, di A.S., Indeks Dow Jones dan indeks S & P 500 bergerak lebih tinggi pada hari Senin untuk menandai awal positif sampai kuartal ketiga. Bursa Wall Street dijadwalkan untuk ditutup pada hari Senin menjelang liburan 4 Juli.
Sumber : Vibiznews

Sunday 2 July 2017

Drone Milik Facebook Sukses Mendarat Saat Uji Coba Terbang Kedua | PT Bestprofit

PT Bestprofit (3/7) – Facebook diketahui tengah menguji coba drone (pesawat nirawak) yang bertugas untuk menghubungkan akses internet ke seluruh dunia.
Drone bernama Aquila tersebut akan terbang ke tempat-tempat terpencil yang sulit dijangkau dan tidak terjamah akses internet.
Sebelumnya, penerbangan Aquila dilaporkan tidak berjalan dengan lancar. Aquila jatuh di penerbangan pertamanya pada Juni 2017. Drone itu jatuh akibat kondisi angin yang tidak stabil dalam penerbangan yang berlangsung selama 96 menit.
Dan kini, Facebook kembali menguji Aquila untuk kedua kalinya. Beruntung, penerbangan yang berlangsung pada 22 Mei 2017 itu berjalan dengan lancar. Aquila tercatat terbang selama satu jam 46 menit dan berhasil mendarat tanpa ada masalah.
Menurut informasi yang dikutip Tekno Liputan6.com via Engadget, Minggu (2/7/2017), kru penerbangan Aquila belajar dari kegagalan penerbangan pertamanya. Karena itu, untuk mengantisipasi turbulensi selama penerbangan, mereka memasang komponen baru yang bertugas untuk mengurangi beban saat mendarat.
“Aquila kini juga memiliki ratusan sensor baru untuk mengumpulkan data. Ia dimodifikasi dengan software autopilot, radio baru, dan baling-baling horizontal untuk menyeimbangi proses pendaratan,” tulis Facebook dalam pernyataan resminya.
Aquila mengusung bahan bakar solar (tenaga matahari). Nantinya, ia diharapkan bisa mengelilingi wilayah yang memiliki diameter hingga 60 mil, serta memancarkan konektivitas internet dari ketinggian di atas 60.000 kaki menggunakan laser komunikasi dan sistem gelombang milimeter.
Rencana awal, disebutkan bahwa Aquila terbang hingga tiga bulan lamanya. Secara fisik, drone ini punya sayap yang besar, tetapi memiliki tingkat konsumsi daya yang rendah (hanya 5.000 watt) atau setara dengan daya tiga pengering rambut.
Sumber : Liputan6

Thursday 29 June 2017

Wall Street Anjlok Terpicu Saham Teknologi | Bestprofit

Bestprofit (30/6) - Wall Street anjlok dengan indeks S&P 500 dan Dow mengalami penurunan persentase harian terburuk dalam enam minggu, seiring menurunnya saham teknologi baru-baru ini dan penguatan saham bank.
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 167,58 poin atau 0,78 persen menjadi 21.287,03. Sementara indeks S&P 500 turun 20,99 poin atau 0,86 persen menjadi 2.419,7 dan Nasdaq Composite turun 90,06 poin atau 1,44 persen menjadi 6.114,35.
Nasdaq ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari untuk pertama kalinya sejak 13 April. Ini berada di bawah tingkat dukungan teknis utama.
Pemicunya antara lain sektor teknologi yang telah memimpin kenaikan 8 persen pada indeks S&P 500 pada tahun ini, ternyata turun 1,8 persen saat ini, dan merupakan kelompok utama dengan kinerja terburuk. Penurunan saham antara kain terjadi pada perusahaan teknologi termasuk Apple (AAPL.O) dan Microsoft (MSFT.O).
Di sisi lain, finansial dan energi menjadi satu-satunya sektor yang berada di wilayah positif.
"Ekuitas AS tetap bertahan, di atau dekat dengan wilayah rekor untuk periode waktu yang lama benar-benar tanpa keyakinan yang besar di pasar," kata Peter Kenny, Ahli Strategi Pasar Senior Global Markets Advisory Group, di New York.
Investor ekuitas turut mengkhawatirkan kenaikan suku bunga secara global, karena banyak komentar hawkish dari bank sentral menandai dimulainya berakhirnya kebijakan moneter yang longgar. Saham Eropa juga mengalami penurunan.
Dengan kuartal kedua yang akan datang, pasar telah mengalami beberapa kondisi yang stabil. Seperti pada hari Rabu, sektor teknologi pada indeks Nasdaq mencatat hari terbaiknya sejak 7 November.
Finansial merupakan titik terang bagi pasar saham, yang naik 0,7 persen. Saham bank menguat setelah Federal Reserve AS menyetujui rencana menaikkan pembayaran dividen dan melakukan pembelian kembali saham berdasarkan program uji stres tahunannya. Saham Wells Fargo (WFC.N) naik 2,7 persen sementara Citigroup (CN) naik 2,8 persen.
Sementara sektor energi beringsut 0,1 persen lebih tinggi. Harga minyak CLc1 naik tipis setelah penurunan produksi minyak mentah AS mengurangi kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.
"Ada sedikit rotasi. Anda melihat sektor-sektor yang berkinerja buruk adalah yang telah melakukan yang terbaik. Saham teknologi merasakan sakit hari ini, tapi ini lebih merupakan pembalikan teknis," ujar Omar Aguilar, Kepala Investasi bidang ekuitas Charles Schwab Investment Management.
Investor khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang hangat karena the Fed menaikkan suku bunga dari tingkat yang sangat rendah.
Data menunjukkan ekonomi AS melambat pada kuartal pertama dari perkiraan semula karena belanja konsumen yang secara tak terduga lebih tinggi dan lonjakan ekspor yang lebih besar.
Sekitar 7,9 miliar saham berpindah tangan di bursa A.S., di atas rata-rata sekitar 7,3 miliar per hari selama 20 sesi terakhir.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Wednesday 28 June 2017

Harga Minyak Naik 1 Persen karena Penurunan Produksi | Best Profit

Best Profit (29/6) - Harga minyak naik lebih dari satu persen pada perdagangan Rabu didorong oleh penurunan produksi AS. Kenaikan harga minyak tersebut mengabaikan data bertambahnya persediaan minyak dunia.
Mengutip Reuters, Kamis (29/6/2017), harga minyak Brent yang merupakan patokan harga dunia naik 66 sen atau 1,4 persen dan berakhir di level US$ 47,31 per barel.
Sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 50 sen atau 1,1 persen dan menetap di level US$ 44,74 per barel.
Harga tersebut merupakan harga penutupan tertinggi sejak 16 Juni. Keduanya naik di atas 5 persen sejak 21 Juni saat Brent turun ke level terendah tujuh bulan di US$ 44,35 per barel dan WTI jatuh ke level terendah 10 bulan di US$ 42,05 per barel.
Kenaikan harga minyak ini didorong oleh data yang dikeluarkan oleh The U.S. Energy Information Administration (EIA) yang menyatakan bahwa stok minyak mentah naik 118 ribu barel pada pekan lalu. Sementara produksi mingguan turun 100 ribu barel per hari menjadi 9,3 juta barel per hari.
Dalam perdagangan Rabu, investor tidak terlalu melihat data stok melainkan lebih memperhatikan data produksi mingguan yang turun tersebut. Alasannya, penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar mingguan sejak Juli 2016.
"Paling menarik adalah produksi minyak mentah turun dan merupakan penurunan yang signifikan mengingat kenaikan pada pekan-pekan sebelumnya," jelas president Lipow Oil Associates, Houston, AS, Andrew Lipow.
Analis lain mencatat bahwa penurunan produksi AS pekan lalu hanya sementara karena adanya gangguan produksi akibat cuaca. Terdapat badai di Teluk Meksiko dan ada beberapa kilang sedang dalam perbaikan di Alaska.
Oleh karena itu, beberapa analis lain melihat bahwa penurunan produksi ini hanya terjadi pada pekan ini saja sehingga akan kembali naik saat gangguan tersebut telah hilang. Dampak selanjutnya adalah harga minyak bakal kembali tertekan.
Sumber : Liputan6

Tuesday 27 June 2017

Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen Terpicu Pelemahan Dollar AS; Laporan Bearish API Berpotensi Menekan | PT Bestprofit

PT Bestprofit (28/6) - Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan Rabu dinihari (28/06) terpicu pelemahan dollar AS.
Harga minyak mentah berjangka ditutup pada $ 44,24, naik 86 sen atau 2 persen.
Harga minyak mentah mentah Brent berjangka naik 33 sen menjadi $ 46,16 pada pukul 4:47. ET (2047 GMT).
Dolar A.S. mencapai level terendah lebih dari sembilan bulan terhadap euro pada hari Selasa setelah kepala Bank Sentral Eropa membuka pintu pada langkah-langkah yang mungkin akan mulai mengurangi stimulus darurat bank sentral terhadap ekonomi.
Berbicara kepada sebuah konferensi di Portugal, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bahwa ECB dapat menyesuaikan alat kebijakannya dengan suku bunga di bawah nol dan pembelian obligasi secara besar-besaran karena prospek ekonomi membaik di Eropa.
Indeks dolar A.S. yang lebih rendah biasanya mendorong pembelian karena harga minyak mentah dihargai dalam dolar. Sebuah turunnya dollar AS membuat minyak mentah lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
OPEC dan eksportir lainnya terus memangkas produksi untuk mengurangi pasokan di antara OECD, sebuah kelompok yang sebagian besar negara kaya. Namun, meningkatnya produksi di Amerika Serikat dan di Libya dan Nigeria, dua anggota OPEC dibebaskan dari pemotongan, telah mengimbangi penurunan produksi.
Delegasi OPEC mengatakan kepada Reuters bahwa kartel tersebut tidak akan terburu-buru membuat pemotongan lebih lanjut dalam produksi minyak atau mengakhiri beberapa pengecualian negara dari batas produksi, meskipun sebuah pertemuan di Rusia bulan depan kemungkinan akan mempertimbangkan langkah lebih lanjut untuk mendukung pasar.
Dinihari tadi telah dirilis data dari The American Petroleum Institute yang melaporkan kenaikan 851.000 barel dalam persediaan minyak mentah A.S. dalam minggu hingga 23 Juni.
Pasokan minyak mentah diperkirakan turun 3,25 juta barel, menurut sebuah survei analis oleh S & P Global Platts. Sebuah survei Reuters menunjukkan analis memperkirakan penurunan 2,5 juta barel.
Pasokan A.S. di Cushing, hub pengiriman Oklahoma untuk kontrak WTI turun 678.000 barel, menurut data API. Pembacaan di Cushing dianggap paling akurat dalam gambar API.
Pasokan A.S. telah jatuh dalam 10 dari 11 minggu terakhir, namun persediaan global tetap tinggi.
Sumber : Vibiznews

Pakai BlackBerry, Obama Akui Tak Bisa Pindah ke Lain Hati | Bestprofit

Bestprofit (27/6) - Ada cerita menarik di balik gadget favorit Barack Obama. Presiden Amerika Serikat ke-44 itu mengaku punya kisah dramatis dengan ponsel kesayangannya, BlackBerry.
Meski sekarang tidak diungkap ponsel apa yang ia pakai, Obama diketahui sempat menggunakan BlackBerry selama ia menjadi Presiden.
Obama mengukuhkan dirinya sebagai pengguna setia BlackBerry. Bahkan, pria kelahiran 4 Agustus 1961 silam itu menggunakan BlackBerry sejak 2008. Waktu itu adalah momen ia memenangkan Pilpres AS untuk pertama kalinya.
Padahal, Obama sempat dilarang menggunakan BlackBerry dengan alasan keamanan. Namun, karena terlalu 'cinta' dengan BlackBerry, ia tetap berjuang untuk menggunakannya.
Lalu, seperti apa kisah Obama dan kecintaannya dengan ponsel pintar besutan vendor asal Kanada ini? Berikut kisahnya:
BlackBerry Obama Diklaim Paling Aman
Meski diperkenankan memakai BlackBerry, nyatanya Obama masih dibatasi menggunakannya. Aturan tersebut sengaja dibuat semata-mata untuk menjaga keamanan suami dari Michelle Obama ini.
"Presiden boleh menggunakan BlackBerry-nya, tapi ada kompromi di mana ia harus dibatasi menggunakan BlackBerry. Ia cuma boleh pakai ponselnya itu untuk berkomunikasi dengan staf senior dan teman-teman dekat," kata Juru Bicara Gedung Putih, Roberts Gibbs.
Bahkan, tim keamanan Gedung Putih juga mengamankan BlackBerry milik Obama. Sampai-sampai, ponselnya diklaim sebagai BlackBerry paling aman di dunia.
BlackBerry versi 8330 milik Obama, tingkat keamanannya sudah dimodifikasi sedemikian rupa dengan solusi keamanan sandi seperti SecurVoice yang dibesut Genesis Key.
Solusi tersebut adalah solusi keamanan ponsel pertama di dunia yang dapat mengamankan suara, data, dan video. Teknologi ini juga sudah memenuhi standar National Security Agency (NSA).
Kendati memiliki standar keamanan tinggi, Obama memberi kebebasan untuk anak-anaknya. Kedua anaknya yang masih remaja, Malia dan Natasha, memiliki ponsel non-BlackBerry dan bisa saling mengirim SMS dengan teman-teman mereka.
"Saya tidak boleh menggunakan ponsel dengan alat perekam di dalamnya. Jadi banyak hal-hal baru demi alasan keamanan, tidak saya gunakan," jelasnya.
Pada 2014, saat ponsel Android menginvasi ranah teknologi, muncul kabar bahwa staf Gedung Putih sedang melakukan uji coba handset bertenaga Android yang akan memisahkan Obama dari BlackBerry-nya.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa produk dari LG dan Samsung kemungkinan akan menggantikan BlackBerry. Jika ponsel bertenaga "robot hijau" ini sukses diuji coba, handset Android lah yang akan dipakai untuk kebutuhan pemerintahan AS.
Akan tetapi, menurut laporan dari Wall Street Journal, penggantian BlackBerry dengan ponsel Android di kalangan staf Gedung Putih masih membutuhkan waktu lama.
Media asal AS itu juga menyebutkan, agak sulit membayangkan Obama melepaskan BlackBerry miliknya dan mengganti dengan ponsel Android atau iPhone.
Pasalnya, Obama sudah sangat lama menggunakan BlackBerry sebagai perangkat komunikasinya. Selain itu, ia dikabarkan juga tetap memakai BlackBerry sepanjang jabatannya sebagai Presiden AS.
Asumsi bahwa Obama masih menggunakan BlackBerry muncul ketika ia hendak melakukan perjalanan ke Las Vegas menggunakan helikopter kepresidenan AS, Marine One.
Para jurnalis sempat kaget ketika Obama tiba-tiba menghentikan langkahnya dan urung menaiki Marine One.
Obama tiba-berkata, "Saya lupa sesuatu." Ia lalu berlari kembali ke dalam ruangan Gedung Putih diiringi ajudan.
Tak seberapa lama ia pun kembali ke luar sembari mengacung-acungkan BlackBerry miliknya kepada para jurnalis dan berteriak, "Apakah kalian pernah terlupakan sesuatu? BlackBerry saya tertinggal!"
Mungkin banyak di antara kita yang bertanya-tanya, kenapa seorang presiden negara Adidaya seperti Obama masih menggunakan BlackBerry? Padahal umumnya, pengguna 'kelas atas' akan lebih memilih menggunakan iPhone.
Obama sudah pernah menjawab langsung pertanyaan seperti itu di acara konferensi pemuda dan kesehatan AS yang berlangsung beberapa tahun lalu. Saat itu ia mengungkapkan, "Karena alasan keamanan, saya tidak diperbolehkan menggunakan iPhone."
Sumber : Liputan6