BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/7) - Setelah ekonominya melambat, China kembali diserang tekanan pada
bursa sahamnya. Perdagangan harga saham anjlok sampai 30 persen dalam
kurun waktu tiga pekan. Kondisi ini jelas merugikan investor China yang
menanamkan modalnya pada portofolio investasi saham.
Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah mengungkapkan, di saat
seluruh dunia fokus pada krisis Yunani, tekanan maraton menimpa
perekonomian dunia. Kali ini, bursa saham China goyah dan semakin
menghantam kesulitan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu.
"Pasar saham China rontok 30 persen. Pemilik saham di China yang
mayoritas kalangan menengah baru harus kehilangan hartanya 30 persen
dalam waktu tiga minggu," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Senin
(13/7/2015).
Lebih jauh Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi pada Pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan, kejatuhan saham di China
sebesar 30 persen mengakibatkan kerugian senilai US$ 3 triliun yang
dialami investor.
"Kerugian investor akibat ambruknya pasar saham China mencapai US$ 3
triliun. Angka ini ekuivalen atau setara dengan Produk Domestik Bruto
(PDB) Yunani. Jadi enggak bisa dianggap remeh atau biasa saja oleh
China," jelas Firmanzah. (Fik/Ndw)
Sumber : Liputan6