BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/7) - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah tipis dipicu komentar dari
pimpinan bank sentral AS/The Federal Reserve Janet Yellen. Tekanan
indeks saham juga berasal dari sektor saham energi yang melemah.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham
Dow Jones turun tipis 3,41 poin atau 0,02 persen ke level 18.050,17.
Indeks saham S&P 500 susut 1,54 poin (0,07 persen) ke level
2.107,41. Diikuti indeks saham Nasdaq melemah tipis 5,95 poin (0,12
persen) ke level 5.098,94.
Pernyataan Yellen telah menekan indeks saham acuan. Yellen
mengharapkan, ekonomi AS dapat tumbuh di sisa tahun ini. Hal itu agar
memungkinan The Fed menaikkan suku bunga. Akan tetapi, ia tidak
memberikan petunjuk langsung waktu dan laju kenaikan suku bunga. The Fed
diperkirakan menaikkan suku bunga pada September, dan paling lambat
Desember 2015.
Rilis data ekonomi AS terakhir menunjukkan kalau aktivitas ekonomi AS
terus berkembang dari pertengahan Mei hingga Juni 2015. Harga energi
lebih rendah membantu meningkatkan belanja konsumen, tetapi menghambat
manufaktur.
Selain itu, sektor saham energi menekan laju indeks saham. Sektor
saham energi turun 1,6 persen, dan memimpin penurunan sektor saham
terbesar dari 10 sektor saham S&P. Tekanan sektor saham energi
didorong dari harga minyak melemah di tengah kekhawatiran kenaikan
ekspor minyak dari Iran sehingga menambah pasokan minyak global. Harga
minyak Brent berada di level US$ 57,05. Sedangkan harga minyak mentah
acuan Amerika Serikat (AS) di kisaran US$ 51,41 per barel.
"Bursa saham tertekan menjelang penutupan perdagangan saham. Jika
harga minyak mentah akan turun itu berarti ada asumsi kalau kesepakatan
tidak akan dibatalkan oleh Kongres sehingga ekspor Iran akan membanjiri
pasokan minyak," kata Phil Orlando, Kepala Riset Federated Investors
seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (16/7/2015).
Pelemahan indeks saham terbatas didukung dari penguatan sektor saham
keuangan sebesar 0,7 persen. Kenaikan sektor saham keuangan didukung
oleh saham Bank of America naik 3,2 persen menjadi US$ 17,68. Saham US
Bancorp menguat 3,8 persen ke level US$ 45,53.
Selain itu, saham Celgene naik 7 persen menjadi US$ 131,39 setelah
sentuh rekor tertinggi US$ 135,98. Saham ini menguat setelah menyatakan
akan membeli Receptos. Saham Yum Brands melemah 2,9 persen ke level US$
88,88. Pemilik KFC ini melaporkan kinerja kuartal IV yang melemah, hal
ini menunjukkan perseroan masih berjuang untuk memulihkan penjualan di
China.
Tak hanya itu saja, pelaku pasar juga masih fokus terhadap kondisi
bursa saham China dan dolar AS menguat. Saat ini, perusahaan AS akan
melaporkan kinerjanya, dan diperkirakan penjualan perusahaan turun pada
kuartal II. Sedangkan laba diperkirakan melemah 2,9 persen.
Adapun volume perdagangan di bursa saham AS mencapai 5,8 miliar
saham. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 6,66
miliar saham. (Ahm/Igw)
Sumber : Liputan6