Tuesday 20 August 2019

Best Profit | Kemana Arah Harga Emas Minggu Ini?

Best Profit (21/8) - Kenaikan harga emas masih kuat pada musim panas ini, namun pasar harus siap untuk konsolidasi yang sehat pada minggu ini dengan harga kemungkinan tetap tinggal di dekat level $1,500 per ons, menurut para analis.

Metal kuning naik sekitar 1% dengan basis mingguan pada hari Jumat minggu lalu, menandakan kenaikan selama tiga minggu berturut-turut dengan emas Comex bulan Desember ditradingkan di $1,523.60. Minggu lalu menandakan batu loncatan dengan harga emas memanjat ke ketinggian enam tahun yang baru dan hampir menyentuh $1,545 pada hari Selasa.

Hampir semua di pasar bekerja mendukung emas, termasuk keprihatinan perdagangan AS-Cina, eskalasi protes di Hong Kong, volatilitas pasar saham, membengkaknya secara negatif imbal hasil hutang dan terbaliknya grafik surat berharga Treasury AS 2 tahun dan 10 tahun. best profit

Ross Strachan, ekonom komoditi senior dari Capital Economics memberitahukan Kitco News bahwa meningkatnya imbal hasil hutang secara negatif sangat mengubah dinamika. Banyak investor melihat kurangnya imbal hasil sebagai daya tarik bagi emas, namun sekarang mereka melihat kurangnya imbal hasil sebagai hal yang positip.”

Para analis mengatakan kepada Kitco News bahwa setelah badai minggu lalu, sentimen “risk-on” sewajarnya mulai kembali ke pasar, yang berarti konsolidasi bagi emas. best profit

Analis tehnikal senior di Kitco, Jim Wyckoff mengatakan,”Permintaan safe-haven telah meredup sedikit dengan pasar saham AS dan dunia mengalami rally sampai akhir minggu perdagangan Jumat lalu. Meskipun demikian, dari perspektif tehnikal dan trader, pergerakan harga emas pada hari Jumat lalu adalah hal yang normal.”

Event utama minggu ini adalah kata sambutan dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole Symposium pada hari Jumat.

Daniel Ghali, ahli strategi komoditi dari TD Securities mengatakan,”Powell mendapatkan sorotan pada minggu ini. Setiap global asset manager sedang memperhatikan untuk mendengar suatu signal dari dia mengenai apakah the Fed rela memangkas kembali tingkat suku bunganya setelah apa yang dia sebut sebagai penyesuaian pertengahan siklus sebelumnya.” best profit

Namun, para analis yakin bahwa Powell akan kedengaran “hawkish” dibandingkan dengan apa yang pasar sedang perkirakan disebabkan data makro ekonomi AS yang kuat.

Andrew Hunter, ekonom dari Capital Economics AS mengatakan,”Dengan apa yang terjadi di pasar selama beberapa hari yang lalu, dengan pasti ada tekanan yang memuncak terhadap Powell untuk memberikan signal yang kuat bahwa the Fed sedang merencanakan memangkas tingkat suku bunga kembali pada bulan depan. Ada potensi resiko dimana pasar akan kecewa karena selain kelemahan di pasar saham dan kekuatiran sehubungan dengan kurva imbal hasil yang terbali, kita juga mempelajari bahwa belanja konsumen masih kuat secara luarbiasa dan bahwa inflasi inti mulai naik.” best profit

Skenario yang lainnya adalah Powell bahkan tidak menyebut kebijakan moneter samasekali, yang bisa mengirim signal yang sangat “hawkish” ke pasar, tambah Ghali.

Hunter menambahkan juga penting untuk ditunjukkan bahwa jika the Fed berakhir mengecewakan pasar pada bulan September, reaksi saham itu sendiri yang buruk bisa berakhir dengan memberikan keyakinan kepada the Fed bahwa mereka memang perlu untuk memangkas tingkat suku bunga lebih banyak.

Risalah pertemuan FOMC bulan Juli yang akan keluar pada hari Rabu, bisa kedengaran basi dan berperan di panggung belakang. best profit

Ghali menyatakan,”Risalah FOMC akan sedikit basi. Dan alasannya adalah isinya akan merefleksikan pemikiran dari the Fed sebelum pengumuman Donald Trump mengenai tambahan tarif atas Cina. Mereka akan sedikit bernada hawkish. Namun, pasar akan dengan cepat melewatinya karena mereka akan mengenalinya bahwa itu adalah informasi yang basi.”

Sekarang ini, partisipan pasar memperhitungkan dalam harga kemungkinan 78.8% pemangkasan 25 basis poin pada bulan September dan 21.2% kemungkinan pemangkasan 50 basis poin, menurut CME FedWatch Tool. best profit

Sumber : Vibiznews